BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Migren lebih banyak didapatkan pada perempuan dibandingkan laki-laki, angka kejadian tertinggi pada usia produktif antara 19-34 tahun. Angka kejadian
migren tanpa aura paling tinggi, diikuti migren dengan aura. Aura yang paling banyak ditemukan merupakan aura visual. Distribusi nyeri kepala migren paling
banyak adalah unilateral dengan tipe serangan episodik lebih sering dibandingkan migren kronis. Karakteristik migren yang paling banyak adalah nyeri berdenyut
yang dirasakan menjalar dan dipengaruhi atau diperberat aktivitas. Gejala klinis yang terdapat pada penelitian ini adalah fotofobia, fonofobia,
mual dan atau muntah dan syncope. Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa pasien masih dapat menjalankan aktivitas saar migren, sedangkan beberapa pasien
harus menghentikan aktivitasnya. Pada penelitian ini faktor resiko migren yang paling menonjol adalah jenis
kelamin, dimana migren lebih banyak diderita oleh perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Sedangkan faktor resiko lainnya seperti stres, depresi dan
gangguan cemas lebih sedikit. Faktor komorbid migren dengan jumlah paling banyak adalah hipertensi.
Selain itu terdapat juga dislipidemia, trauma kapitis dan kelainan mata yang lebih sedikit.
6.2. Saran
1. Masyarakat harus berusaha menerapkan prilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari dan diedukasi supaya dapat menyesuaikan diri dan
mengerti cara mengatasi tekanan fisik, mental, emosi ataupun faktor resiko yang dapat menimbulkan migren.
Universitas Sumatera Utara
2. Masyarakat yang mengalami migren harus mengambil tindakan preventif apabila timbul gejala-gejala migren sehingga tingkat keparahannya tidak
berlanjut. 3. Perlunya penelitian lebih lanjut terhadap angka kejadian dan gambaran
karakteristik migren
dengan rancangan
penelitian prospektif,
menggunakan tabel penelitian yang sudah disusun sebelumnya terhadap populasi yang lebih luas. Dengan harapan dapat mempelajari migren
dengan lebih terperinci, dimana seluruh kriteria mengenai tanda gejala klinis, faktor pencetus, faktor resiko terutama faktor genetik dan faktor
komorbid dapat dicantumkan dengan lebih lengkap. Dan dengan penelitian tersebut gambaran profil faktor pencetus migren di Indonesia terutama
kota Medan dapat diteliti dengan lebih baik.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA