1.  Migren tanpa aura 2.  Migren dengan aura
•  Migren dengan aura yang khas •  Migren dengan aura yang diperpanjang
•  Migren dengan lumpuh separuh badan familial hemiflegic migraine •  Migren dengan basilaris
•  Migren aura tanpa nyeri kepala •  Migren dengan awitan aura akut
3.  Migren oftalmoplegik 4.  Migren retinal
5.  Migren yang berhubungan dengan gangguan intrakranial 6.  Migren dengan komplikasi
Status migren serangan migren dengan sakit kepala lebih dari 72 jam •  Tanpa lebihan penggunaan obat
•  Kelebihan penggunaaan obat untuk migren Infark migren 7.  Gangguan seperti migren yang tidak terklasifikasikan
Dahulu  dikenal  adanya  classic  migraine  dan  common  migraine.Classic migraine didahului atau disertai dengan fenomena defisit neurologik fokal,
misalnya gangguan penglihatan, sensorik, atau wicara.Sedangkan common migraine  tidak  didahului  atau  disertai  dengan  fenomena  defisit
neurologikfokal.  Oleh  Ad  Hoc  Comittee  of  the  International  Headache Society  diajukan  perubahan  nama  atau  sebutan  untuk  keduanya  menjadi
migren  dengan  aura  untuk  classic  migraine  dan  migren  tanpa  aura  untuk common migraine.
2.4 Patofisiologi migren
Patofisiologi  migren  masih  belum  jelas,  namun  ada  tiga  teori  yang  dapat menjelaskan  mekanisme  terjadinya  migren.  Teori  pertama  adalah  teori  vaskular
Universitas Sumatera Utara
yang menyebutkan bahwa pada serangan migren terjadi vasodilatasi arteri ekstra kranial.  Teori  kedua  adalah  teori  neurologi  yang  menyebutkan  bahwa  migren
adalah  akibat  perubahan  neuronal  yang  terjadi  di  area  otak  yang  berbeda  dan dimediasi  perubahan  sistem  neurotransmisi.  Teori  ini  fokus  pada  fenomena
depolarisasi  kortikal  yang  menyebar  yang  menyebabkan  munculnya  aura.  Teori ketiga  menyebutkan  tentang  perubahan  vaskular  akibat  disfungsi  neuronal
sehingga terjadi vasodilatasi meningeal Charles and Brennan, 2011. Berdasarkan  gejala  klinis  migren,  terdapat  tiga  fase  terjadinya  migren
yaitu  pencetus,  aura  dan  nyeri  kepala.  Beberapa  penelitian  menyebutkan  bahwa pencetus  melibatkan  batang  otak  sebagai  pembangkit  migren  dan  mungkin
berhubungan  dengan  channelopathy  familial.  Setelah  itu,  aliran  darah  otak regional  berkurang  yang  diikuti  depresi  gelombang  penyebaran  kortikal.  Pada
penderita dengan aliran darah otak yang menurun, maka aura akan muncul. Aliran darah  otak  yang  berkurang  ini  akan  diikuti  oleh  vasodilatasi  selama  munculnya
nyeri  kepala,  yang  mungkin  akibat  dari  perubahan  aktivitas  neuron  yang mensarafi  arteri  kranial.  Penelitian  imunohisto  kimiawi  mendapatkan  adanya
neurotransmiter selain noradrenalin dan asetilkolin yang bersifat vasodilator yaitu 5-HT,  vasoactive  intestinal  peptide  VIP,  nitric  oxide  NO,  substansi  P,
neurokinin  A  dan  CGRP.  Vasodilatasi  kranial  menyebabkan  aliran  darah  yang meningkat  setiap  kali  jantung  berdetak  sehingga  terjadi  pulsasi  pada  pembuluh
darah  yang  terlibat.  Pulsasi  tersebut  akan  dirasakan  oleh  reseptor  regangan  pada dinding  vaskular  dan  menyebabkan  peningkatan  sensorik  saraf  perivaskular
trigeminus  sehingga  terjadi  nyeri  kepala  dan  gejala  lain  Noseda  and  Burstein, 2013.  Rangsangan  trigeminal  ini  akan  mengeluarkan  neuropeptida  sehingga
vasodilatasi dan aktivitas saraf perivaskular bertambah.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Mekanisme Migren dikutip dari : Charles and Brennan, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3. Patofisiologi migren dikutip dari : Shankar, 2009
2.5 Manifestasi Klinis Migren