Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik Disposisi Implementor

“Standar dan prosedur pelayanan yang berlaku di lingkungan Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu sesuai dengan Keputusan Kepala BPN Nomor 1 Tahun 2005 tentang Standar Prosedur Operasional Pengaturan dan Pelayanan SOPP. hasil wawancara 28 September2015 Selain itu Bagian Pengukuran sekaligus Operator IT menambahkan bahwa : “Dalam pelaksanaan SIMTANAS ini kami melaksanakannya sesuai dengan Standar Prosedur yang berlaku. Setiap pelayanan pertanahan memilki standar pelayanan masing-masing yang sudah ditetapkan ”. hasil wawancara 01 Oktober 2015 Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan SIMTANAS ini sudah sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan.

5. Kondisi Sosial, Ekonomi dan Politik

Hal yang perlu juga diperhatikan dalam menilai kinerja impelementasi kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan kebijakan publik. Kondisi sosial, ekonomi dan politik yang kondusif sangat menentukan keberhasilan kinerja implementasi kebijakan. Berdasarkan hasil wawancara yang penulis lakukukan dengan Kepala Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan mengenai pengaruh kelompok kepentingan dalam implemetasi kebijakan bahwa : “Kebijakan SIMTANAS ini tidak ada dipengaruhi oleh pihak lain yang mempunyai kepentingan tertentu. Karena SIMTANAS ini sifatnya terukur jadi tidak bisa di intervensi oleh siapapun dan pihak manapun. Kita saja Universitas Sumatera Utara didalamnya tidak bisa mengubahnya, apalagi pihak lain yang mau mempengaruhi dalam pengimplementasian SIMTANAS pasti tidak bisa ” hasil wawancara 28 September 2015 Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan juga menambahkan bahwa : “Tidak ada pihak yang dapat mengintervensi kebijakan SIMTANAS. Pada umumnya baik masyarakat dan staff yang ada mendukung program SIMTANAS ini karena sangat membantu baik bagi penerima program yaitu masy arakat dan pelaksana program”. hasil wawancara 29 September 2015 Dari pernyataan di atas dapat diketahui bahwa SIMTANAS dalam implementasinya sudah diatur oleh sistem yang sudah ada dan sifatnya terukur dan tranparan, sehingga tidak ada satu pihak pun yang dapat mempengaruhinya. Selain itu semua pihak mendukung kebijakan ini baik masyarakat maupun pemerintah atau pelaksana kebijakan.

6. Disposisi Implementor

Menurut pendapat Van Meter dan Van Horn, sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan sangat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan publik. Hal ini sangat mungkin terjadi kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil formulasi warga setempat mengenal betul permasalahan dan persoalan yang mereka rasakan. Tetapi, kebijakan publik biasanya bersifat top down yang sangat mungkin para pengambil keputusan tidak mengetahui bahkan tidak mampu menyentuh kebutuhan, keinginan atau permasalahan yang harus diselesaikan. Universitas Sumatera Utara Sikap implementor yang demikian mungkin dipengaruhi oleh pandangannya terhadap suatu kebijakan dan cara melihat pengaruh kebijakan itu terhadap kepentingan-kepentingan organisasinya dan kepentingan-kepentingan pribadinya. Van Meter dan Van Horn menjelaskan disposisi bahwa implementasi kebijakan diawali penyaringan lebih dahulu melalui persepsi dari pelaksana dalam batas mana kebijakan itu dilaksanakan. Dalam implementasi kebijakan sikap atau disposisi implementor ini dibedakan menjadi tiga hal, yaitu; a respon implementor terhadap kebijakan, yang terkait dengan kemauan implementor untuk melaksanakan kebijakan publik; b kondisi, yakni pemahaman terhadap kebijakan yang telah ditetapkan; dan c intens disposisi implementor, yakni prefensi nilai yang dimiliki tersebut. Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standar dan tujuan kebijakan adalah penting. Karena, bagaimanapun juga implementasi kebijakan yang berhasil, bisa jadi gagal ketika para pelaksana tidak sepenuhnya menyadari terhadap standar dan tujuan kebijakan. Arah disposisi pelaksana terhadap standar dan tujuan kebijakan juga merupakan hal yang krusial. Implementor mungkin bisa jadi gagal dalam melaksanakan kebijakan, dikarenakan mereka menolak apa yang menjadi tujuan suatu kebijakan. Sebaliknya penerimaan yang menyebar dan mendalam terhadap standar dan tujuan kebijakan di antara mereka yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan tersebut adalah merupakan suatu potensi yang besar terhadap keberhasilan implementasi kebijakan. Pada akhirnya, intensitas disposisi para pelaksana dapat mempengaruhi pelaksana kebijakan. Kurangnya atau terbatasnya intensitas disposisi ini akan bisa menyebabkan gagalnya implementasi kebijakan. Universitas Sumatera Utara a. Respon dan Pemahaman Implementor Terhadap Kebijakan Pemahaman akan kebijakan sangatlah penting begitu pula dengan respon dari implementor yang pastinya sangatlah berpengaruh terhadap pelaksanaan dari kebijakan tersebut. Hal ini dinyatakan oleh Kepala Seksi Pengendalian dan Pembedayaan bahwa : ”Respon dari semua staff yang terlibat dalam pelaksanaan SIMTANAS ini sangat baik, karena selain memberikan manfaat kepada masyarakat juga memberikan kemudahan kepada kami dalam melaksanakan pekerjaan dalam pelayanan pertanahan melalui program- program yang diciptakan”. hasil wawancara 29 September 2015 Hal ini juga ditambahkan oleh Kepala Subseksi Sengketa dan Konflik Pertanahan bahwa : “SIMTANAS ini secara umum merupakan pelayanan pertanahan berbasis komputer atau disebut dengan Komputerisasi Kantor Pertanahan KKP, jadi dalam pelaksanaannya setiap loket dalam pelayanan SIMTANAS ini sudah disediakan minimal satu orang yang mengerti dan memahami program-program SIMTANAS ini, disamping itu juga diadakan pelatihan bagi staff yang terlibat langsung dengan kebijakan SIMTANAS ini”. hasil wawancara 28 September 2015 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa respon dan pemahaman akan kebijakan oleh implementor dapat dikatakan sudah sangat baik. Hal ini dilihat dari sikap mereka yang mendukung SIMTANAS dan keseriusan dalam memperbaiki dan meningkatkan pelayanan SIMTANAS melalui pelatihan- pelatihan staff yang terlibat langsung dengan SIMTANAS. Universitas Sumatera Utara b. Intensitas Disposisi Intensitas terhadap kebijakan yakni sampai sejauh mana para implementor melakukan kontrol terhadap kebijakan ataupun program yang dilaksanakan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Seksi Pengendalian dan Pemberdayaan bahwa : “Sejauh ini jika kita menemui kendala dalam pelaskanaan SIMTANAS ini kita akan membicarakannya bersama dan mencari solusinya melalui rapat yang internal, selain itu informasi-informasi terbaru mengenai SIMTANAS juga selalu kita komunikasikan supaya semua staaff yang terlibat didalamnya dapat mengetahui”. hasil wawancara 29 September 2015 Hal serupa juga ditambahkan oleh Operator IT dan Bagian Pengukuran bahwa : “Kita selalu membuat laporan sejauh mana target pekerjaan yang sudah selesai. Seperti sekarang ini masih banyak target yang belum tercapai, jadi kita harus lebih mengoptimalkan pencapaian”. hasil wawancara 01 Oktober 2015 Dari hasil wawancara yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa disposisi oleh implementor dapat dikatakan sudah cukup baik. Dapat dilihat bahwa implementor melakukan pengawasan dan pengontrolan terhadap pelaksanaan SIMTANAS. Universitas Sumatera Utara BAB VI ANALISIS DATA Dalam bab ini akan dianalisis semua data yang diperoleh dari hasil penelitian seperti yang disajikan pada bab sebelumnya. Analisis data yang dialukan adalah teknik analisis kualitatif deskriptif dengan tetap mengacu pada hasil data dan informasi dilapangan sesuai rumusan masalah penelitian. Dari hasil penelitian yang dilakukan, seperti yang tertera pada bab sebelumnya maka secara umum program SIMTANAS Sistem Informasi dan Manajemen Pertanahan di Kantor Pertanahan Kabupaten Labuhanbatu secara umum dapat dibahas sebagai berikut :

A. Standar dan Sasaran Kebijakan