62
b. Diharapkan dapat dipakai sebagai acuan bagi pengembangan metodologi pengajaran di pendidikan Keperawatan
c. Diharapkan dapat memberikan informasi pada institusi pendidikanpendidik khususnya keperawatan mengenai penerapan metode CTL dalam peningkatan
kemampuan mahasiswa dalam mendiagnosis masalah keperawatan. d. Diharapkan dapat digunakan sebagai data untuk menyusun rencana
pengembangan program pembelajaran di pendidikan tinggi keperawatan. e. Diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk meningkatkan kemampuan
berpikir kritis khususnya dalam pengambilan keputusan klinik di bidang keperawatan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang
berbudaya modern. Dalam teori konstruktivis menyatakan bahwa peserta didik harus menemukan sendiri dan mentrasformasikan informasi kompleks, mengecek
63
informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisikanya apabila aturan tidak lagi sesuai. Slavi, 2000; Nur, 2000; Trianto, 2002.
Dalam teori konstuktivisme terdapat prinsip yang penting bahwa dosen atau pendidik tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan saja, namun peserta
didikmahasiswa juga harus membangun sendiri pengetahuan didalam dirinya, dan peran dosen dapat memberikan kemudahan dalam proses ini dengan cara
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan mendidik mahasiswa agar menjadi sadar dengan
menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar, sehingga dosen dapat memberikan pemahaman kepada mahasiswa yang lebih tinggi Nur, 2002.
2. Metode Pengajaran John Dewey
Teori belajar menurut John Dewey dengan metode pengajarannya dengan metode reflektif yang digunakan dalam proses pemecahan masalah, metode
tersebut merupakan cara proses berpikir aktif, hati-hati kearah kesimpulan dengan menggunakan lima langkah, yaitu pertama, masalah yang berasal dari
luar diri peserta didik, kedua, menyelidiki, menganalisa kesulitan dan menentukan masalah yang dihadapi, ketiga, menghubungkan uraian-uraian hasil analisisnya
dan mengumpulkan berbagai kemungkinan guna memecahkan masalah, keempat, menimbang kemungkinan jawaban atau hipotesis dan kelima, mencoba
mempraktikan salah satu kemungkinan pemecahan masalah Trianto, 2008. Menurut Dewey bahwa langkah tersebut tidak harus berurutan secara kaku,
namun dapat berubah sesuai dengan pengalamam mahasiswa. Dewey pun
64
menganjurkan agar dalam pembelajaran hendaknya dimulai dari pengalaman mahasiwa dan berakhir pada pola struktur mata kuliah Trianto, 2008
3. Teori Pemrosesan Informasi