PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
RELASIONAL SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Oleh :
SENDI IRJANSAPUTRA 0905697
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Sendi Irjansaputra, 2013
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
RELASIONAL SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK
Oleh : Sendi Irjansaputra
0905697
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Sendi Irjansaputra 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto copy, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
SENDI IRJANSAPUTRA NIM. 0905697
PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN
RELASIONAL SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK.
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I,
Dr. H. Wawan Setiawan, M.Kom NIP. 196601011991031005
Pembimbing II,
Harsa W. Prabawa, S.Si, M.Pd NIP. 198008102009121003
Mengetahui,
(4)
Sendi Irjansaputra, 2013
Dr. H. Enjang Ali Nurdin, M.Kom NIP. 196711211991011001
(5)
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING
AND LEARNING (CTL) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK
Sendi Irjansaputra, 0905697, 0905697@gmail.com ABSTRAK
Berdasarkan dokumen Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Lampiran Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Tahun 2006 bahwa siswa harus mampun berkompeten, kritis, kreatif dan inovatif. Namun kecenderungan pola pembelajaran saat ini masih bersifat transmisif dan tidak inovatif sehingga kebanyakan siswa merasa pasif dan enggan untuk bertanya. Hal tersebut mengakibatkan materi ajar yang diberikan tidak dapat diserap dengan baik. Dengan demikian mata pelajaran TIK dirasa sulit untuk dipelajari. Hal ini terlihat dari rendahnya pemahaman relasional siswa. Penelitian ini bertujuan untuk 1) untuk mengetahui informasi perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman relasional, 2) untuk mengetahui informasi mengenai kondisi peningkatan kemampuan pemahaman relasional, serta 3) untuk melihat bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model Contextual Teaching
and Learning (CTL). Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Pre-Experimental Design dengan design One-Group Pretest-Postest Design.
Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan instrument tes dan nontes. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh informasi hasil pretes kelompok atas dengan rata-rata nilai sebesar 25,5, kelompok tengah sebesar 18,8 dan kelompok bawah sebesar 19,3. Sedangkan untuk data hasil postes kelompok atas diperoleh rata-rata nilai sebesar 31,5, kelompok sedang sebesar 30,7 dan kelompok bawah sebesar 27,0. Skor ideal untuk pretes dan postes adalah 35.sedangkan untuk indeks gain yang diperoleh kelompok atas adalah sebesar 0,63, untuk kelompok tengah sebesar 0,73 dan untuk kelompok bawah sebesar 0,50. Hal tersebut menunjukkan bahwa model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantu multimedia pembelajaran interaktif dapat meningkatkan kemampuan pemahaman relasional antara setiap kelompoknya dan peningkatan terbaik terletak pada kelompok tengah dibandingkan dengan kelompok lainnya. Pengujian hipotesis yang dilakukan terhadap data postes dan gain menunjukan hasil yang serupa bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan pemahaman relasional pada setiap kelompok setelah diberikan pembelajaran menggunakan metode Contextual Teaching and Learning (CTL).
Kata Kunci : Contextual Teaching and Learning, Multimedia Pembelajaran Interaktif. Pemahaman Relasional
(6)
Sendi Irjansaputra, 2013
IMPLEMENTATION OF CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) APPROACH OF MULTIMEDIA ASSISTED TO INCREASE UNDERSTANDING OF STUDENTS IN RELATIONAL SUBJECT ICT
Sendi Irjansaputra, 0905697, 0905697@gmail.com ABSTRACT
Based Competency Standards document Attachment Rules of Ministry of National Education of 2006 that students have been able to competent, critical, creative and innovative. But the trend is still learning patterns are transmissive and not innovative so that most students feel passive and reluctant to ask. This resulted in a given teaching materials can not be absorbed properly. Thus ICT subjects considered difficult to learn. This is evident from the lack of understanding of relational students. This study aims to 1) to know the difference increased information capabilities of relational understanding, 2) to find out information about the condition of increasing understanding of relational capabilities, and 3) to see how the students respond to learning using a model of Contextual Teaching and Learning. The method used in this study is the method of Pre-Experimental Design with Design One-Group Pretest-posttest design. Research conducted with data collection instrument tests and nontes. Based on the results obtained information on the results of the pretest group with an average value of 25.5, the middle group of 18.8 and bottom the group of 19.3. As for the post-test data from the group obtained an average value of 31.5, the middle group was at 30.7 and the bottom group was 27.0. Ideal score for the pretest and posttest for the index gain is 35. whereas obtained the group is at 0.63, for the middle group by 0.73 and by 0.50 for the lower group. It shows that the Contextual Teaching and Learning approach-assisted multimedia interactive learning can improve the ability of relational understanding between each group and the best improvement lies in the middle of the group compared to other groups. Hypothesis testing is conducted on the posttest and gain showed a similar result that there is no difference in the ability of a relational understanding of each group after a given Contextual Teaching and Learning approach.
Keyword : Contextual Teaching and Learning, Multimedia Interactive Learning, Relational understanding
(7)
vii DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR DIAGRAM ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 4
1.3 Tujuan Penelitian ... 4
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
1.5 Definisi Operasional... 6
1.6 Hipotesis ... 7
BAB 2 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendekatan Pembelajaran ... 8
2.2 Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 10
2.2.1 Pengertian Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 10
2.2.2 Karakteristik Contextual Teaching and Learning (CTL)... 11
2.2.3 Prinsip-prinsip Contextual Teaching and Learning (CTL) ... 13
2.2.4 Perbedaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan pendekatan Konvensional ... 15
2.2.5 Keunggulan dan kelemahan CTL... 16
2.3 Hasil Belajar ... 17
(8)
viii Sendi Irjansaputra, 2013
2.4.1 Pengertian Pemahaman Relasional ... 17
2.4.2 Indikator Pemahaman Relasional ... 19
2.5 Multimedia Interaktif ... 20
2.5.1 Pengertian Multimedia Interaktif ... 20
2.5.2 Kelebihan Multimedia Interaktif Dalam Pembelajaran ... 22
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian... 23
3.2 Desain Penelitian ... 23
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
3.3.1 Populasi ... 24
3.3.2 Sampel ... 24
3.4 Variabel dan Prosedur Penelitian ... 25
3.4.1 Variabel Penelitian ... 25
3.4.2 Prosedur Penelitian... 26
3.5 Instrumen Penelitian... 30
3.5.1 Penyusunan Instrumen Penelitian ... 30
3.5.2 Pengujian instrumen penelitian ... 32
3.6 Data dan Teknik Pengumpulan Data... 38
3.6.1 Data Kuantitatif ... 39
3.6.2 Data Kualitatif ... 39
3.7 Teknik pengolahan data ... 39
3.7.1 Analisis data kuantitatif... 39
3.7.2 Analisis data kualitatif... 44
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahap Persiapan Penelitian ... 47
4.1.1 Studi Pendahuluan ... 47
4.1.2 Penyusunan Instrumen ... 47
4.1.3 Melakukan Judgment Instrumen ... 54
(9)
ix
4.1.5 Analisis Hasil Uji Coba ... 55
4.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian ... 60
4.2.1 Pelaksanaan Pretes ... 60
4.2.2 Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran ... 61
4.2.3 Pelaksanaan Postes ... 65
4.2.4 Penyebaran angket ... 66
4.2.5 Melakukan wawancara ... 67
4.3 Tahap Analisis Data Hasil Penelitian ... 67
4.3.1 Analisis data kuantitatif... 67
4.4 Uji Hipotesis Menggunakan ANOVA 1 Jalur ... 72
4.5 Analisis N-Gain ... 74
4.3.2 Analisis Data Kualitatif ... 79
4.6 Pembahasan hasil penelitian ... 89
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 100
5.2 Saran ... 101
DAFTAR PUSTAKA ...102 LAMPIRAN
(10)
x Sendi Irjansaputra, 2013
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Metode CTL Dengan Konvensional... 15
Tabel 3.1 Kriteria Koefisien Korelasi Validitas ... 33
Tabel 3.2 Kriteria Koefisien Korelasi Reliabilitas ... 36
Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Kesukaran ... 37
Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda ... 38
Tabel 3.5 Kriteria Indeks Gain ... 42
Tabel 3.6 Kategori Jawaban Angket ... 45
Tabel 3.7 Rata-rata Skor Jawaban Angket ... 45
Tabel 4.1 Hasil Uji Instrumen Soal Pilihan Ganda ... 59
Tabel 4.2 Hasil Uji Instrumen Soal Essay ... 60
Tabel 4.3 Kadar Keterlaksanaan Aspek CTL ... 61
Tabel 4.4 Kadar Keterlaksanaan Aspek CTL ... 64
Tabel 4.5 Korelasi Indikator Pemahaman Relasional Dengan Materi Ajar ... 66
Tabel 4.6 Tabel Bantu Untuk Membagi Kelompok ... 68
Tabel 4.7 Deskripsi Umum Data ... 68
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ... 70
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 72
Tabel 4.10 Hasil Uji ANOVA 1 Jalur ... 73
Tabel 4.11 Gain Ternormalisasi ... 75
Tabel 4.12 Data Hasil Angket ... 79
Tabel 4.13 Data Hasil Observasi ... 83
Tabel 4.14 Hasil Wawancara Kelompok Bawah ... 85
Tabel 4.15 Hasil Wawancara Kelompok Tengah ... 87
(11)
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 One Group Pretest-Postest Design ... 23
Gambar 3.2 Alur Penelitian Bagian A ... 28
Gambar 3.3 Alur Penelitian Bagian B... 29
Gambar 3.4 Interval Interprestasi Kategori Perolehan Angket ... 45
Gambar 4.1 Flowchart Multimedia ... 52
Gambar 4.2 Storyboard Multimedia ... 53
Gambar 4.3 Layout Multimedia ... 54
(12)
xii Sendi Irjansaputra, 2013
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 4.1 Gain Ternormalisasi Soal Pilihan Ganda ... 75
Diagram 4.2 Gain Ternormalisasi Soal Uraian ... 76
Diagram 4.3 Gain Skor Total (PG & Uraian) ... 77
Diagram 4.4 Perbandingan Gain PG, Uraian dan Skor Total ... 78
Diagram 4.5 Hasil Angket... 81
Diagram 4.6 Perbandingan Rerata Pretes dan Postes ... 90
Diagram 4.7 Jawaban Siswa Terhadap Soal Pretes ... 91
Diagram 4.8 Jawaban Siswa Terhadap Soal Postes ... 92
Diagram 4.9 Peningkatan Keseluruhan Indikator Pemahaman Relasional ... 93
Diagram 4.10 Perbedaan Peningkatan Pada Indikator Pemahaman Relasional ... 94
Diagram 4.11 Perbedaan Peningkatan Pemahaman Relasional Pada Soal PG ... 95
(13)
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
A. LAMPIRAN A : Multimedia
1. Storyboard
2. Interface Multimedia
B. LAMPIRAN B : Instrumen Penelitian
1. Silabus 2. RPP
3. Kisi-kisi Instrumen Tes (Soal) 4. Rubrik Skoring
5. Soal pretes 6. Soal postes
7. Lembar Judgement Soal 8. Judgement Soal
9. Wawancara + Kisi-kisi angket 10. Lembar Angket
11. Lembar Judgment Angket 12. Lembar Observasi
13. Judgment Lembar Observasi 14. Lembar Judgement Multimedia 15. Judgement Multimedia
C. LAMPIRAN C : Analisa Hasil Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas 2. Uji Reliabilitas
3. Uji Tingkat Kesukaran 4. Uji Daya Pembeda
D. LAMPIRAN D : Analisa Hasil Penelitian
1. Nilai Murni Siswa
2. Pembagian Kelompok Berdasarkan Varians 3. Pembagian Kelompok Belajar
(14)
xiv Sendi Irjansaputra, 2013
4. Uji Normalitas 5. Uji Homogenitas 6. Uji Anova Satu Jalur
7. Analisis Soal Berdasarkan Indikator 8. Hasil Observasi
9. Hasil Penilaian Lembar Observasi 10. Hasil Angket
E. LAMPIRAN E : Jawaban Siswa 1. Jawaban Siswa Hasil Uji Instrumen 2. Jawaban Siswa Hasil Penelitian 3. Jawaban Siswa Terhadap Angket 4. Jawaban Lembar Kerja Kelompok 5. Resume Siswa
F. LAMPIRAN F : Dokumentasi 1. Surat Izin Penelitian
2. Surat Balasan Penelitian 3. Dokumentasi Penelitian
(15)
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi saat ini, memberikan pengaruh yang tidak sedikit terhadap dunia pendidikan. Salah satunya adalah proses pembelajaran lebih bervariatif dengan menggabungkan antara metode pembelajaran dengan multimedia atau perangkat elektronik lainnya untuk menciptakan suasana belajar yang baik. Pemanfaatan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas serta sederajatnya sudah diterapkan dengan adanya mata pelajaran TIK yang membahas tentang penerapan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk diterapkan pada kehidupan nyata. Dalam Dokumen Standar Kompetensi Lulusan Nomor 23 Tahun 2006 dijelaskan bahwa standar kompotensi lulusan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk SMA dan sederajat diharapkan dapat berkompeten, kritis, kreatif, inovatif, menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah. Siswa harus mampu menggunakan perangkat teknologi informasi dan komunikasi secara tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja, dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, memecahkan masalah dan dapat beradaptasi dengan perkembangan yang baru. Untuk dapat memecahkan suatu masalah siswa harus mengerti terlebih dahulu terhadap masalah yang dihadapinya, sehingga dibutuhkan suatu pemahaman terhadap konsep-konsep yang digunakan untuk memecahkan masalah salah satunya pemahaman relasional.
Pemahaman relasional adalah kemampuan seseorang menggunakan suatu konsep/prosedur yang berasal dari hasil menghubungkan berbagai konsep/prosedur yang relevan dalam menyelesaikan suatu masalah dan mengetahui mengapa konsep/prosedur tersebut dapat digunakan (knowing
(16)
2
Sendi Irjansaputra, 2013
what to do and why) (Skemp, 1989 : 2). Observasi yang dilakukan oleh
Wijayanti (2011) di SMP Negeri 26 Kota Bandung diperoleh hasil yang menyatakan bahwa nilai rata-rata siswa masih kurang memuaskan, hal tersebut terjadi karena siswa yang masih belum paham dengan materi yang diajarkan. Kondisi yang menarik untuk diamati adalah munculnya kecenderungan kurangnya pemahaman relasional siswa, seperti hasil penelitian Ekawati (2010) menyatakan bahwa pemahaman relasional siswa masih rendah. Dari pengalaman penulis saat melakukan praktik lapangan (PPL) ada beberapa faktor yang menyebabkan kurangnya pemahaman relasional siswa, diantaranya keterbatasan sarana dan prasarana yang tersedia mengakibatkan masih banyak siswa yang tidak memahami materi secara keseluruhan, sehingga ketika diberikan suatu permasalahan berupa soal-soal yang berkaitan dengan materi, siswa tersebut mengalami kesulitan untuk menyelesaikan soal tersebut. Namun tenaga pengajar pun dapat menjadi faktor penyebab kurangnya pemahaman relasional. Karena biasanya pada saat proses pembelajaran, masih menggunakan pendekatan konvensional yang
bersifat “teacher oriented” yang bukan berpusat kepada siswa sehingga biasanya siswa menjadi jenuh mengikuti pembelajaran tersebut yang mengakibatkan minat dan keterserapan dari materi yang diajarkan menjadi sedikit.
Akibat dari pemahaman relasional yang kurang adalah kurangnya pemahaman terhadap konsep-konsep tentang ilmu yang dipelajarinya sehingga kesulitan dalam memecahkan suatu masalah akan dialami oleh siswa yang berimbas kepada hasil belajar siswa yang kurang sesuai dengan standar yang ditetapkan. selain itu persaingan di dunia nyata memiliki peran penting terhadap produktivitas siswa karena seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi maka standar kompetensi lulusan (SKL) yang dirumuskan pada kurikulum akan semakin tinggi.
Untuk meningkatkan kemampuan pemahaman relasional siswa dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang bersifat “student centered”,
(17)
3
yaitu pendekatan yang lebih berpusat kepada siswa agar siswa dapat memaknai setiap ilmu yang didapat dari manapun baik dari guru atau media lain yang mendukung terjadinya proses pembelajaran dan juga siswa dapat mengaplikasikan langsung ilmu yang didapatnya pada kehidupan nyata. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan yaitu pendekatan Contextual Teaching
and Learning.
Pendekatan Contextual Teaching and Learning merupakan salah satu pendekatan yang dalam pelaksanaannya berpusat pada siswa. Menurut Sanjaya (2008:109) Contextual Teaching and Learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Berdasarkan hasil penelitian Wahyanti (2012:82) menerangkan bahwa pendekatan
Contextual Teaching and Learning dapat meningkatkan hasil belajar dilihat
dari skor rata-rata gain ternormalisasi meningkat dengan kategori tinggi.
Implementasi dari pendekatan pembelajaran tersebut dapat
dilakukan/dikombinasikan dengan menggunakan pemanfaatan multimedia interaktif sehingga pembelajaran yang berlangsung akan lebih menarik. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Putri (2008:45) didapatkan data sebanyak 81% siswa menyatakan bahwa penggunaan multimedia interaktif didalam proses pembelajaran memudahkan siswa dalam menerima pelajaran. Sebanyak 86% siswa menyatakan bahwa penggunaan multimedia interaktif didalam pembelajaran membantu meningkatkan minat belajar. Hasil dari penelitian tersebut menunjukan bahwa pemanfaatan multimedia interaktif dalam proses pembelajaran, selain memudahkan siswa dalam memahami materi, siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan multimedia pembelajaran interaktif akan termotivasi untuk mengikuti pembelajaran dengan sungguh – sungguh.
(18)
4
Sendi Irjansaputra, 2013
Berdasarkan hal tersebut, penulis bertujuan untuk melakukan
penelitian mengenai “PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL
TEACHING AND LEARNING (CTL) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK
MENINGKATKAN PEMAHAMAN RELASIONAL SISWA PADA MATA
PELAJARAN TIK”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman
relasional siswa antara kelompok atas ,kelompok tengah, dan kelompok bawah setelah diterapkan pendekatan Contextual
Teaching and Learning (CTL)?
2. Bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman relasional siswa
antara kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah?
3. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantu multimedia interaktif?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman
konsep relasional antara kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah setelah diterapkan pendekatan Contextual teaching
and Learning (CTL).
2. Untuk mengetahui dan menganalisa peningkatan kemampuan
pemahaman relasional siswa antara kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah.
3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) berbantu multimedia interaktif.
(19)
5
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: a. Manfaat teoritis
1. Bagi Peneliti
Dengan diadakannya penelitian ini penulis berharap akan mendapatkan pengetahuan tentang pendekatan Contextual Teaching and Learning yang mana dapat di terapkan di kegiatan belajar mengajar pada mata pelajaran yang berhubungan dengan TIK.
2. Bagi Guru
Melalui penelitian ini guru dapat mendapatkan metode yang bervariatif dan masih jarang diterapkan di dunia pendidikan sehingga guru tidak lagi menggunakan metode konvensional contohnya: metode ceramah yang cenderung membuat siswa pasif di depan kelas. Dengan menggunakan pendekatan CTL akan terjadi interaksi aktif antara siswa dengan guru dan juga antar siswa dengan siswa. Dan penelitian ini dapat sebagai bahan ajar untuk guru dan sebagai salah satu alternatife model pembelajaran.
3. Bagi Siswa
Siswa dituntut untuk aktif dalam mencari materi yang didapat berdasarkan dari masalah didunia nyata serta dapat diaplikasikan terhadap dunia nyata sehingga terjadi peningkatan kemampuan pemahaman siswa selain itu hal ini pun akan menumbuhkan kreatifitas siswa dalam mempelajari bahan ajar.
b. Manfaat praktis
1. Bagi Siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa untuk menemukan pengetahuan dan mengembangkan wawasan serta meningkatkan pemahaman relasional siswa.
2. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan memberikan masukan yang berarti tentang seberapa besar peningkatan pemahaman relasional siswa agar dapat menjadi tolak ukur kesuksesan dari keberhasilan suatu proses pembelajaran.
(20)
6
Sendi Irjansaputra, 2013 3. Bagi peneliti lain
Penelitian ini bisa digunakan untuk penelitian lanjutan tentang peningkatan kemampuan relasional siswa.
1.5 Definisi Operasional
Di dalam penelitian ini ada beberapa istilah yang umum digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) yaitu pembelajaran aktif yang menuntut siswa untuk aktif terhadap semua tahapan pada proses pembelajarannya dalam hal mencari materi dan juga melakukan keterkaitan dengan dunia nyata sehingga menuntut siswa untuk mengaplikasikannya pada kehidupannya. Pendekatan CTL ini memiliki beberapa langkah dalam proses pembelajarannya sebagai berikut:
1. Konstruktivisme (Construktivism).
Proses membangun atau menyusun pengetahuan baru dalam struktur kognitif siswa berdasarkan pengalaman.
2. Inkuiri
Proses pembelajaran didasarkan pada pencarian dan penemuan melalui proses berfikir secara sistematis.
3. Bertanya (Questioning)
Bertanya dapat dipandang sebagai refleksi dari keingintahuan setiap individu.
4. Masyarakat belajar (Learning community)
CTL menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh melalui kerja sama dengan orang lain.
5. Pemodelan (Modeling)
Proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.
(21)
7
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya.
7. Penilaian nyata (Authentic assessment)
Proses yang dilakukan guru untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan belajar yang dilakukan siswa.
b. Pemahaman Relasional yaitu kemampuan seseorang untuk memahami konsep berdasarkan konsep-konsep yang telah dipelajarinya untuk memecahkan suatu permasalahan dan juga mengetahui mengapa konsep tersebut dapat digunakan untuk memecahkan masalah. Pemahaman relasional yang dimaksud memiliki beberapa indikator diantaranya adalah :
1. Kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari
2. Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma
3. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematik.
c. Multimedia adalah gabungan dari beberapa unsur yaitu teks, grafis, suara,vidio dan animasi yang menghasilan presentasi yang menarik. multimedia interaktif yaitu mulimedia yang dapat berinteraksi dengan penggunanya sehingga terjadi hubungan komunikasi dua arah.
1.6 Hipotesis
Hipotesis yaitu dugaan sementara terhadap permasalahan dalam suatu penelitian. Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
H0 : “Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan kemampuan pemahaman relasional pada siswa kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah setelah diterapkan pendekatan
Contextual Teaching and Learning(CTL)”.
H1 : “Terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan kemampuan pemahaman relasional pada siswa kelompok atas,
(22)
8
Sendi Irjansaputra, 2013
kelompok tengah, dan kelompok bawah setelah diterapkan pendekatan
(23)
23 BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Menurut Arikunto(1997:136), Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya.
Setiap penelitian mempunyai tujuan tertentu, adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh PendekatanContextual Teaching and Learning (CTL) berbantu multimedia interaktif terhadap peningkatan kemampuan pemahaman relasional siswa pada mata pelajaran TIK.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian
Pre-Eksperimental Design. Menurut Sugiyono (2012:109) pre-eksperimen masih
dipengaruhi variabel luar (eksternal) terhadap terbentuknya variabel dependen, jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini terjadi karena tidak adanya variabel kontrol, dan sampel tidak dipilih secara random.
3.2 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah One group
pretest-postest designyang merupakan bentuk desain penelitian dalam metode
pre-eksperimen.Menurut Sugiyono (2012:110), pada desain ini diberikan pretest terlebih dahulu sebelum diberikan perlakuan, dengan demikian hasil perlakuan dapat diketahui secara akurat karena dapat membandingkan antara kondisi awal dengan kondisi setelah diberikan perlakuan. Desain ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1. One group pretest-postest design Keterangan :
(24)
24
Sendi Irjansaputra, 2013
O1: Pretest (Tes sebelum diberi perlakuan) O2 : Postest (Tes setelah diberi perlakuan)
X : Perlakuan yang diberikan dengan menggunakan pendekatanContextual Teaching and Learning (CTL)
Dengan desain One Group Pretest-postest hanya menggunakan satu kelas eksperimen yang diberikan perlakuan. Dalam hal ini perlakuan yang diberikan terhadap kelas tersebut yaitu dengan menerapkan PendekatanContextual Teaching
and Learning(CTL) dalam proses pembelajaran. O1 merupakan pemberian tes awal/pretest yang tujuannya untuk mengetahui pemahaman awal siswa. Setelah diberikan tes awal maka siswa diberikan perlakuan berupa pelajaran dengan menggunakan pendekatan CTL dinyatakan dengan X, sedangkan O2adalah tes yang diberikan kepada siswa setelah mendapatkan perlakuan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi
Populasi adalah sekumpulan objek/subjek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Menurut Sudjana (2005:5) Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil menghitung maupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif dari karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang dibatasi oleh suatu kriteria atau pembatasan tertentu, sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi.Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA LABORATORIUM
PERCONTOHAN UPI (Labschool UPI). 3.3.2 Sampel
Sampel merupakan bagian yang mewakili dari populasi Salah satusyaratdalampenarikansampeladalahbahwasampelituharusbersifatrepresenta
tive, artinyasampel yang ditetapkanharus mewakilipopulasi.
(25)
25
penelitian ini diambil menggunakan teknik Non Probability samplingyaitu menggunakan Purposive Sampling. Menurut Sugiyono (2012:119) Non
Probability sampling merupakan teknik pengambilan sampel ini tidak
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi sedangkan
Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
tertentu.
Sampel dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 3 SMA LABORATORIUM PERCONTOHAN UPI (Labschool UPI). Pertimbangan penulis menggunakan kelas tersebut sebagai sampel penelitian adalah rekomendasi dari guru TIK SMA Labschool karena kelas ini dinilai cukup representatif dilihat dari sebaran nilai siswa yang merata serta pokok bahasan yang di jadikan bahan ajar dalam penelitian ini baru akan dipelajari.Selain itu pokok bahasan yang dijadikan bahan ajar dalam penelitian ini adalah materi kelas XI semester genap. Serta siswa kelas XI telah memiliki materi prasyarat yang cukup terhadap materi yang diberikan
3.4 Variabel dan Prosedur Penelitian 3.4.1 Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat variabel tersebut adalah sebagai berikut :
1) Variabel bebas (independent variabel)
Menurut (Sugiyono 2011:61) Variabel bebas merupakan variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penerapan metode Contextual Teaching and Learning (CTL).
2) Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat dari adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah peningkatan kemampuan pemahaman relasional siswa dalam mata pelajaran TIK.
(26)
26
Sendi Irjansaputra, 2013
Hasil pengukuran dari variabel terikat berupa tingkat kemampuan pemahaman relasional pada mata pelajaran TIK yang dibandingkan pada tiap kelompok siswa (kelompok atas, kelompok tengah, kelompok bawah) untuk melihat pengaruh dari penerapan pendekatanContextual Teaching and
Learning (CTL) yang merupakan variabel bebas. Dalam hal ini pembagian
kelompok siswa menjadi 3 sub kelompok yaitu kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah dibagi berdasarkan dari nilai murni yang didapatkan sebelumnya dari guru TIK SMA Labschool.
3.4.2 Prosedur Penelitian
Prosedur dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan, yang pertama tahapan Perencanaan, yang kedua tahap Pelaksanaan dan yang ketiga tahap Analisis data, proses yang dilakukan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut :
1. Tahap Perencanaan
a. Mempelajari kurikulum dan silabus TIK SMA, untuk menentukan
materi pembelajaran yang akan menjadi bahan ajar dalam penelitian.
b. Marumuskan masalah
c. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian setelah disesuaikan dengan materi yang akan di ajarkan.
d. Observasi untuk melihat pembelajaran dikelas yang biasa
dilaksanakan.
e. Menentukan waktu penelitian sesuai dengan silabus TIK SMA.
f. Melakukan studi literatur terhadap buku, jurnal, dan media online mengenai pendekatanContextual Teaching and Learning (CTL) dan kemampuan pemahaman relasional.
g. Menyusun instrumen penelitian berupa soal pretes dan postes serta membuat multimedia interaktif sebagai pembantu dalam proses pembelajaran.
(27)
27
i. Melakukan revisi dan perbaikan instrumen penelitian.
j. Melakukan uji coba instrumen penelitian untuk mengetahui
validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan indeks kesukaran kepada 35 siswa kelas XII di SMA PGRI 1 Bandung sebagai subjek uji coba.
k. Menganalisis hasil uji instrumen penelitian, dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji indeks kesukaran dan uji daya pembeda soal terhadap instumen soal penelitian.
l. Melakukan perbaikan terhadap soal yang telah diujikan
berdasarkan dari hasil analisis uji instrumen sehingga instumen benar-benar siap digunakan.
m. Menyusun RPP untuk proses pembelajaran.
n. Membuat surat izin penelitian.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan penelitian dilakukan di SMA Labschool UPI dengan tahapan sebagai berikut :
a. Menentukan sampel penelitian, yaitu satu kelas yang akan dijadikan kelas eksperimen.
b. Melakukan tes awal (pretes) untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
c. Memberikan perlakuan yaitu penerapan pendekatanContextual
Teaching and Learning (CTL) berbantu multimedia interaktif
terhadap kelas eksperimen.
d. Melakukan tes akhir (postest) untuk mengetahui kemampuan akhir
siswa setelah mendapatkan perlakuan pada setiap proses pembelajarannya.
3. Tahap Analisis Data
a. Melakukan analisis data yang dihasilkan dari pretes, postes, angket dan hasil observasi.
(28)
28
Sendi Irjansaputra, 2013
c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil dari uji hipotesis.
Adapun prosedur penelitian di atas digambarkan dalam bagan dibawah ini :
(29)
29
Mempelajari kurikulum
Menentukan sekolah tempat penelitian
Merumuskan masalah
Studi literatur tentang contextual teaching and learning dan pemahaman relasional
Membuat instrumen penelitian
Soal Angket dan lembar
observasi Multimedia
Rancangan pembelajaran (RPP)
Judgment
Uji coba instrumen
Penentuan sampel
Tes awal (pretes)
Pembelajaran menggunakan Contextual Teaching and Learning
Tes akhir (postes)
Angket Revisi
Ya Ya
Tidak
Fase Analisis
Fase Design
Fase Pengembangan
Fase Implementasi
Fase Penelitian
B
*
* pada tahap ini terdapat penerapan fase implementasi dari multimedia pembelajaran
Gambar 3.2. Alur PenelitianBagian A
Tahap perencanaan
(30)
30
Sendi Irjansaputra, 2013
Pengolahan Data
Dokumentasi hasil dan temuan (Pembahasan & Temuan)
Kesimpulan B
Analisis data kuantitatif
Analisis data kualitatif
Uji Normalitas Uji Homogenitas Uji Rerata Gain Ternormalisasi
Analisis angket siswa Analisis lembar observasi
Gambar 3.3. Alur penelitian bagian B
(31)
31
3.5 Instrumen Penelitian
3.5.1 Penyusunan Instrumen Penelitian
Instumen merupakan alat yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian untuk mendapatkan data-data dan informasi yang diperlukan. Dalam penelitian ini penulis membuat seperangkat instrumen penelitian sebagai berikut :
a. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2009:150). Dalam penelitian ini terdapat dua jenis tes, yang pertama adalah pretes atau tes awal yang tujuannya untuk mengetahui kemampuan pemahaman relasional siswa sebelum dilakukan
perlakuan/pembelajaran yaitu dengan menggunakan
pendekatanContextual Teaching and Learning(CTL), kemudian yang kedua adalah postest atau tes akhir yang tujuannya mengetahui
kemampuan pemahaman relasional siswa setelah diberikan
perlakuan/pembelajaran dengan menggunakan pendekatanContextual
Teaching and Learning(CTL). Adapun bentuk (soal pretes dan soal
postes) berbentuk soal pilihan ganda dan uraian yang mengandung beberapa indikator kemampuan relasional yaitu :
1. Kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari
2. Kemampuan menerapkan konsep secara algoritma
3. Kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematik.
(32)
32
Sendi Irjansaputra, 2013 b. Observasi
Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra (Arikunto, 2009:156). Pedoman observasi ini digunakan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan proses belajar mengajar dikelas yang dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pendekatanContextual Teaching and Learning (CTL). Adapun yang menjadi observer pada penelitian ini :
1. Fajar Robyana elnoor (mahasiswa pendidikan ilmu komputer
2009)
2. Fajar Amufatullah, S.pd. (guru TIK SMA Labschool UPI)
Format instrumen observasiterlampir dalam lampiran B.12
c. Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2009:151). Penggunaan angket pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon dan minat siswa terhadap pembelajaran TIK dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and
Learning (CTL).
Format instrumen angketterlampir dalam lampiran B.10
d. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui penyebab-penyebab yang terjadi selama penelitian. Hasil dari wawancara terhadap siswa dijadikan sumber data yang digunakan dalam pembahasan penelitian sebagai penguat atas keputusan yang diambil.
(33)
33
e. Multimedia Interaktif
Terdapat beberapa tahapan dalam perancangan multimedia interaktif yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran yang menggunakan PendekatanContextual Teaching and Learning(CTL). Adapun tahapan dalam pembuatan multimedia interaktif menurut Munir (2012:107) adalah :
a. Fase analisis
Fase ini menetapkan keperluan pengembangan software dengan melibatkan tujuan pembelajaran, pendidik, dan lingkungan. Kerjasama guru dan pembuat software meneliti kurikulum berdasarkan tujuan yang ingin dicapai.
b. Fase desain
Fase ini meliputi unsur-unsur yang perlu dimuat didalam software yang akan dikembangkan berdasarkan model pembelajaran yang digunakan.
c. Fase pengembangan
Fase ini berasaskan model yang disediakan dengan tujuan merealisasikan sebuah prototip software pembelajaran.
d. Fase Implementasi
Fase ini membuat pengujian unit-unit yang telah dikembangkan dalam proses pembelajaran dan juga prototipyang telah siap.
e. Fase penilaian
Fase ini untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan softwareyang dikembangkan.
Screen shoot dari multimedia interaktif yang digunakan terlampir pada lampiran A.2
3.5.2 Pengujian instrumen penelitian
Pengujian instrumen dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas, reliabilitas serta tingkat kesukaran dari setiap soal yang akan digunakan
(34)
34
Sendi Irjansaputra, 2013
sebagai instrumen penelitian. Terdapat 30 butir soal pilihan ganda dan 4 soal essay yang nantinya akan dibagi menjadi soal pretes dan postes sesuai indikator yang sama. Soal-soal tersebut dikembangkan berdasarkan indikator kemampuan pemahaman relasional yang telah ditetapkan. Adapun beberapa pengujian yang dilakukan untuk menguji instrumen penelitian yaitu :
a. Uji Validitas Soal
Sebelum melakukan suatu tes, hendaknya guru mengukur terlebih dahulu derajat validitasnya berdasarkan kriteria tertentu. Validitas suatu tes erat kaitannya dengan tujuan penggunaan tes tersebut. Artinya jika suatu tes dapat memberikan informasi yang sesuai dan dapat digunakan untuk mencapai tujuan tertentu, maka tes itu valid untuk tujuan tersebut. Uji validitas dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi product
moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson
(Suherman dan kusumah, 1990:154) dengan formula sebagai berikut: rxy =
√ Keterangan :
rxy :Korelasi Product Moment Person
N : Jumlah subjek
X : Jumlah skor item
y : Jumlah skor total tiap butir soalMenurut Suherman (2003: 75), untuk mengadakan interpretasi
besarnya koefisien korelasi, digunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.1.
Klasifikasi Koefisien Korelasi Validitas
Besarnya rxy Interpretasi
(35)
35
0,60 <rxy≤ 0,80 Validitas tinggi (baik)
0,40 <rxy≤ 0,60 Validitas sedang (cukup)
0,20 < rxy≤ 0,40 Validitasrendah (kurang)
0,00 <rxy≤ 0,20 Validitas sangat rendah
rxy≤ 0,00 Tidak Valid
(Guilford dalam Suherman dan Kusumah, 1990:147)
Menurut Sugiyono (2012:116) Bilahargakorelasi di bawah 0,30, makadapatdisimpulkanbahwabutirinstrumentersebuttidakvalid,
sehinggaharusdiperbaikiataudibuang. b. Uji Reliabilitas Soal
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan terhadap instrumen penelitian yang digunakan sebagai alat pengumpul data. Reliabel artinya dapat dipercaya. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Uji Flanagan (Suherman dan Kusumah, 1990:182) untuk mencari tingkat reliabilitas dari butir soal pilihan ganda.
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen = varians belahan pertama = varians belahan kedua = varians skor total
Namun sebelum melakukan perhitungan realibilitas menggunakan rumus Flanagan, terlebih dahulu harus membuat analisis terhadap butir soal, dari analisis ini skor-skor dikelompokan menjadi 2 bagian soal. Skor nomor butir ganjil sebagai belahan pertama dan skor butir genap sebagai belahan kedua yang kemudian dicari variansinya.
(36)
36
Sendi Irjansaputra, 2013
Adapun rumus untuk menghitung varians belahan pertama dan skor belahan kedua yaitu :
(Arikunto, 2010 : 230) Keterangan:
V= Varians
X= Skor siswa pada butir soal
N = Jumlah Siswa
untuk butir soal essay digunakan rumus uji alpha (Arikunto 2010:239)Rumus alpha digunkan untuk mencari realibilas instrumen yang penyekorannya merupakan rentaang antara beberapa nilai, misalnya 0-10, contoh instrumen yang penyekorannya menggunakan rentang nilai adalah angket atau uraiandengan rumus sebagai berikut :
( )
(Arikunto, 2010 : 239) Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan = jumlah varians butir = varians total
Selanjutnya koefisien reliabilitas yang diperoleh dari hasil uji coba diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi koefisien reliabilitas sebagai berikut:
(37)
37
Tabel 3.2
Klasifikasi Koefisien Korelasi Reliabilitas
Koefisien Realibilitas Klasifikasi
0,90<r11≤1 Derajat reliabilitas sangat tinggi
0,70<r11≤0,90 Derajat reliabilitas tinggi
0,40<r11≤0,70 Derajat reliabilitas sedang
0,20<r11≤0,40 Derajat reliabilitas rendah
0,00<r11≤0,20 Derajat reliabilitas sangat rendah (Arikunto, 2002)
c. Uji Indeks Kesukaran Soal
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar. Derajat kesukaran tiap butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran (Arikunto, 2009:208). Suherman dan Kusumah (1990:201) mengungkapkan bahwa derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang disebut indeks kesukaran. Bilangan tersebut adalah bilangan real pada interval 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.
Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks kesukaran instrumen soal penelitian adalah sebagai berikut :
(38)
38
Sendi Irjansaputra, 2013
(Suherman dan Kusumah, 1990:201)
Keterangan :
JBa = Jumlah jawaban benar pada kelompok atas
JBb = Jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
JSa = 27% jumlah dari kelompok bawah
JSb = 27% jumlah dari kelompok atas
Data yang diperoleh dari hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan tabel kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.3.
Kriteris Indeks Kesukaran
Indeks Kesukaran (IK) Interpretasi
IK = 0,00 Soal terlalu sukar
0,00<IK ≤ 0,30 Soal sukar
0,30 <IK ≤ 0,70 Soal sedang
0,70 <IK ≤ 1,00 Soal mudah
IK = 1,00 Soal terlalu mudah
(Suherman dan Kusumah, 1990:213)
d. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah) (Arikunto, 2010). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Bila
(39)
39
suatu soal memiliki daya pembeda yang baik maka soal tersebut dapat membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks diskriminasi adalah:
Keterangan :
DP = Daya pembeda
SA = Jumlah skor kelompok atas SB = Jumlah skor kelompok bawah JA = Jumlah skor ideal kelompok atas
Data yang diperoleh dari hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan tabel kriteria sebagai berikut :
Tabel 3.4.
Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda (DP) Klasifikasi
DP ≤ 0,00 Sangat jelek
0,00<DP ≤ 0,20 Jelek
0,20 <DP ≤ 0,40 Cukup
0,40 <DP ≤ 0,70 Baik
0,70 < DP ≤ 1,00 Sangat baik
(Suherman dan Kusumah, 1990:202)
3.6 Data dan Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat 2 jenis data yaitu daya yang berjenis kuantitatif dan data kualitatif pengumpulan data tersebut dijelaskan sebagai berikut :
(40)
40
Sendi Irjansaputra, 2013 3.6.1 Data Kuantitatif
Data Kuantitatif pada penelitian ini didapatkan dari hasil pretes dan postes yang dilakukan pada siswa. Pengumpulan data tersebut dilakukan pada saat pertemuan pertama saat diadakan pretes sebelum dilakukan perlakuan dengan PendekatanContextual Teaching and Learning(CTL), dan juga dari postes yang dilakukan pada pertemuan terakhir (minggu ke-4) setelah dilakukan perlakuan/pembelajaran dengan PendekatanContextual Teahing and
Learning (CTL).
3.6.2 Data Kualitatif
Data kualitatif pada penelitian ini didapatkan dari hasil lembar observasi dari setiap proses pembelajaran yang diamati oleh para 2 orang observer. Selain itu data kualitatif didapat dari angket yang diisi oleh setiap siswa.
3.7 Teknik pengolahan data 3.7.1 Analisis data kuantitatif
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat bahwa data yang diperoleh tersebar secara normal. Uji normalitas ini diperlukan untuk
menentukan langkah statistik selanjutnya. Uji normalitas ini
menggunakan rumus uji kenormalan Liliefors sebagai berikut : 1. Menghitung rata-rata hitung
Penghitungan rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari Sudjana (2002) yaitu sebagai berikut:
̅
Keterangan: ̅ = Rata-rata
= Jumlah Total Nilai Data n = Jumlah Sampel
(41)
41
2. Menentukan simpangan baku dengan menggunakan rumus dari
Sudjana(2002),yaitu:
√ ̅
Keterangan :
S = Simpangan Baku n = Jumlah Sampel
̅ = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
3. Melakukan uji normalisasi, dengan menggunakan rumus uji
kenormalan Liliefors. Prosedur yang digunakan (Sudjana dalam Rahmah 2011:53) yaitu:
a. Pengamatan X1, X2, … Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2, ..., Zn dengan menggunakan rumus:
̅
( ̅ dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel).
b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Z1) = P(Z Z1).
c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2, … ZnZi. Jika proporsi ini dinyatakan S(Zi), maka:
d. Menghitungselisih F (Zi) - S (Zi)
kemudiantentukanhargamutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Untuk menolak atau menerima hipotesis, kita bandingkan Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari daftar tabel statistik Lilifors untuk taraf nyata yang dipilih. Kriterianya adalah: bila Lo< dari L yang diambil dari daftar tabel tersebut
(42)
42
Sendi Irjansaputra, 2013
maka distribusi data tersebut normal. Namun bila bila Lo> dari L tabel maka distribusi data tersebut tidak normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini menggunakan rumus Uji Bartlet dengan rumus sebagai berikut (Purwanto , 2011:180) :
{ }
Langkah – langkah pengujiannya sebagai berikut (purwanto, 2011:181)
1. Menghitung standar deviasi dan variansi. Menentukan
simpangan baku dengan menggunakan rumus dari
Sudjana(2002),yaitu:
√
̅ Keterangan :S = Simpangan Baku n = Jumlah Sampel
̅ = Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata
Dengan varianse adalah kuadrat dari simpangan baku (S)
2. Menghitung variansi gabungan
Keterangan :
= nilai variansi selutuh kelompok
n = jumlah siswa dalam kelompok
= variansi
3. Menghitung harga B
(43)
43
4. Menghitung
{ }
Keterangan :
Ln10 = logaritma asli bilangan 10 = 2,303
5. Membandingkan dengan tabel statistika
Bila hitung < dari tabel dengan taraf signifikansi yang digunakan adalah 0,05 maka variansi setiap kelompok homogen.
c. Uji Gain
Uji gain ini dilakukan untuk melihat efektivitas dari Pendekatan pembelajaran Contextual Teaching and Learning(CTL) dalam mata pelajaran TIK. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Meltzer dalam Nuraeni 2011:41):
Hasil perhitungan diinterpretasikan dengan menggunakan indeks
gain (g) dengan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel 3.5. KriteriaIndeks Gain
Indeks Gain Interpretasi
g ≥ 0,70 Tinggi
0,7 > g ≥ 0,30 Sedang
g < 0,30 Rendah
(Meltzer dalam Nuraeni 2011:55) d. Uji ANOVA
Uji anova dilakukan untuk menguji hipotesis yang digunakan pada penelitian sebelum ditariknya kesimpulan dari hasil penelitian dilihat dari perbedaan rerata dari data yang diperoleh yaitu hasil dari pretes dan postes, hipotesis yang digunakan pada penelitian ini sebagai berikut :
(44)
44
Sendi Irjansaputra, 2013
H0 = Tidak terjadi peningkatan kemampuan pemahaman relasional
secara signifikan pada siswa setelah diterapkan
PendekatanContextual Teaching and Learning (CTL).
H1 = Terjadi peningkatan kemampuan pemahaman relasional secara signifikan pada siswa setelah diterapkan pendekatanContextual
Teaching and Learning (CTL).
Sebelum melakukan perhitungan dengan uji ANOVA data yang didapat dibagi kedalam 3 kelompok yaitu kelompok 1 (kelompok atas), kelompok 2 (kelompok rengah), kelompok 3 (kelompok bawah). Pengelompokan yang dilakukan berdasarkan nilai murni nilai TIK siswa (nilai UTS tahun ajat 2013/2014) dengan kriteria sebagai berikut.
1. Kelompok 1 (kelompok atas) adalah kelompok siswa yang
memiliki nilai murni lebih besar dari : ̅
2. Kelompok 2 (kelompok tengah) adalah kelompok siswa yang memiliki nilai murni diantara : ̅ dan ̅
3. Kelompok 3 (kelompok bawah) adalah kelompok siswa yang memiliki nilai murni lebih kecil dari : ̅
Jenis ANOVA yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji ANOVA satu jalur, karena hanya memperhatikan satu peubah yaitu peningkatan kemampuan relasional siswa. Perbedaan rerata dengan uji ANOVA dapat ditulis sebagai berikut :
(Arikunto, 2009 : 263-264) Keterangan :
RJKa = Variansi antar kelompok (rerata jumlah kuadrat akar) RJKi = Variansi kekeliruan pemilihan sampel (rerata jumlah
(45)
(46)
46
Sendi Irjansaputra, 2013 Dimana ∑ ∑
∑
∑ ∑ ∑
Keterangan :
J = Jumlah seluruh data
N = Banyak data
k = Banyak kelompok
nj = Banyak anggota kelompok-j
Jj = Jumlah data dalam kelompok-j
3.7.2 Analisis data kualitatif
Pengolahan data kualitatif yang diperoleh dari angket dan lembar observasi sebagai berikut :
a. Angket
Data yang diperoleh dari siswa kelas eksperimen setelah proses penelitian selesai (pengisian dilakukan setelah selesai proses postes) kemudian diolah dengan menggunakan perhitungan Skala Likert yang terdiri dari empat pilihan yaitu sangat setuju, setuju, tidak setuju serta sangat tidak setuju.
Setiap point (pertanyaan/pernyataan) pada angket diberikan bobot, dan pembobotan yang dipakai menurut Suherman (1990, 236) sebagai berikut :
(47)
47
Tabel 3.6.
Kategori Jawaban Angket Jenis
Pernyataan
Skor
SS S TS STS
Positif 5 4 2 1
Negatif 1 2 4 5
setelah skor semua siswa didapatkan kemudian dilakukan perhitungan untuk mencari rata-rata skor siswa. Perhitungan rata-rata skor pernyataan angket dengan skala likert, menurut russeffendi adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7.
Rata-rata skor jawaban angket
Nilai (%) Kategori
S ≤ 20 Sangatkurang
21 ≤ S ≤ 40 Kurang
41 ≤ S ≤ 60 Cukup
61 ≤ S ≤ 80 Baik
81 ≤ S ≤ 100 SangatBaik
Setelah diketahui presentase dari hasil angket. Secara kontinum dapat dibuat kategori dengan intrval sebagai berikut (Sugiyono, 2011) :
Sangat tidak setuju Kurang setuju Ragu Setuju Sangat setuju
|1/5 skor ideal| |2/5 skor ideal| |3/5 skor ideal||4/5 skor ideal| |skor ideal|
Gambar 3.4
(48)
48
Sendi Irjansaputra, 2013
b. Lembar observasi
Data hasil obsevasi didapat dari analisis terhadap hasil pengamatan selama pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Pembelajaran
Contextual Teaching and Learning (CTL). Lembar observasi berisikan
uraian-uraian deskriptif dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer. Hasil dari observasi tersebut menjadi bahan evaluasi serta bahan analisis apabila terdapat faktor-faktor diluar pembelajaran yang mempengaruhi terhadap kemampuan pemahaman relasional siswa.
(49)
100 BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil dari analisis data yang diperoleh dari nilai pretes, postes, angket, dan lembar observasi yang dilaksanakan pada saat penelitian di kelas IPA 3SMA LABORATORIUM UPI (Lab School), diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat perbedaan dalam peningkatan kemampuan pemahaman
relasional siswa antara kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah yang dalam proses pembelajarannya menggunakan model
Contextual Teaching and Learning berbantu multimedia interaktif.
2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman relasional.
Secara umum, soal dengan indikator kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematik, memiliki peningkatan lebih baik apabila dibandingkan dengan soal tipeindikator kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari dan soal tipe indikator kemampuan menerapkan konsep secara algoritma.Karena dari hasil lembar observasi pada proses pemodelan nilainya mengalami peningkatan dari pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3 karena pada pertemuan 2 dan 3 pemahaman siswa lebih dikuatkan oleh proses praktik aplikasi dari rumus sehingga siswa terbiasa mengaplikasikan rumus. 3. Hasil dari angket memperoleh rata-rata 70,5% yang termasuk dalam
kriteria “baik” menunjukan bahwa respon yang diberikan siswa selama
mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Contextual
Teaching and Learning berbantu multimedia mendapatkan respon yang
(50)
101
Sendi Irjansaputra, 2013 5.2 Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut :
1. Apabila guru akan mengunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dalam proses pembelajaran, hendaknya diperhatikan
waktu yang akan diajarkan mengingat pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) membutuhkan waktu yang cukup panjang.
2. Dalam penelitian ini, penggunaan multimedia interaktif hanya sebagai alat bantu dalam penyampaian materi ajar. Untuk peneliti selanjutnya yang akan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning berbantu multimedia interaktif disarankan dapat mengembangkan multimediasehingga seluruh tahapan dalam model Contextual Teaching
(51)
102
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Erik Dwi. (2010). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis
Masalah Dengan Metode Course Review HORAY. Skripsi pada FPMIPA
UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi
Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:Jakarta.
Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Radja Grapindo Persada.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Permendiknas RI No.23 Tahun 2006
Tentang Standar Kompetensi Lulus Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Didik (2008). Multimedia Pembelajaran Interaktif. [online]. Tersedia : http://didikwirasamodra.wordpress.com/2008/09/05/multimedia%C2%A0 pembelajaran%C2%A0interaktif/, Diakses tanggal : 11 April 2013.
Ekawati, Mia. (2010). Penerapan Model Pembelajaran M-APOS Dalam
Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Relasional Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Johnson, Elaine, B. (2007). Contextual Teaching and Learning. Bandung : Mizan Media Utama.
(52)
103
Sendi Irjansaputra, 2013
Joyce, B. and Weill, M. (2004). Models of Teaching. Boston : Allyn & Bacon. Kementerian Negara Riset dan Teknologi. (2006). Buku Putih. Penelitian
Pengembangan dan Penerapan IPTEK Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Negara Riset dan
Teknologi.
Kesuma, Dharma & Hermana, Dody & Supardan, Dadang & dan Undang, Gunawan. (2010). Contextual Teaching And Learning. Bandung : Rahayasa Research and Training.
Meltzer. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gain in Physics : A Posible “Hidden Variable in
Diagnostic Pretes Scores”. American Journal Physics. 70(12), 1259 - 1268
Munir. (2012). Multimedia, Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan.
Alfabeta :Bandung.
Nining (2012) Pengertian Multimedia Interaktif . [online]. Tersedia : http://nining.dosen.narotama.ac.id/2012/02/06/pengertian-multimedia-interaktif/, Diakses tanggal : 21 Mei 2013.
Purwanto. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Putri, Retno Astrini. (2008). Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif
Berbasis Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Dalam Pembelajaran TIK. Skripsi jurusan Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI. Tidak dipublikasikan.
Russefendi. (1998).Statistika Dasar. UPIPress: Bandung.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran : Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
(53)
104
Skemp, Richard R. (1989). Relational Understanding and Instrumental
Understanding. Department of Education, University of Warwick.
Sudijono, Anas. (2003). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana. (2002). Metode Statistik. Bandung : Tarsito. Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono.(2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suherman, S & Kusuma,Ys. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijayakusuma.
Susanti, Reni. (2013). Penerapan Model Pengajaran Langsung Berbantuan
Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung :
tidak diterbitkan.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Wahyanti, Mega. (2012). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Skripsi
(54)
105
Sendi Irjansaputra, 2013
Wijayanti, Rafika. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In
Science (Clis) Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Pada PembelajaranTIK. Skripsi Jurusan
(1)
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil dari analisis data yang diperoleh dari nilai pretes, postes, angket, dan lembar observasi yang dilaksanakan pada saat penelitian di kelas IPA 3SMA LABORATORIUM UPI (Lab School), diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Tidak terdapat perbedaan dalam peningkatan kemampuan pemahaman relasional siswa antara kelompok atas, kelompok tengah, dan kelompok bawah yang dalam proses pembelajarannya menggunakan model
Contextual Teaching and Learning berbantu multimedia interaktif.
2. Terdapat perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman relasional. Secara umum, soal dengan indikator kemampuan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematik, memiliki peningkatan lebih baik apabila dibandingkan dengan soal tipeindikator kemampuan menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari dan soal tipe indikator kemampuan menerapkan konsep secara algoritma.Karena dari hasil lembar observasi pada proses pemodelan nilainya mengalami peningkatan dari pertemuan 1, pertemuan 2 dan pertemuan 3 karena pada pertemuan 2 dan 3 pemahaman siswa lebih dikuatkan oleh proses praktik aplikasi dari rumus sehingga siswa terbiasa mengaplikasikan rumus. 3. Hasil dari angket memperoleh rata-rata 70,5% yang termasuk dalam
kriteria “baik” menunjukan bahwa respon yang diberikan siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model Contextual
Teaching and Learning berbantu multimedia mendapatkan respon yang
(2)
101
Sendi Irjansaputra, 2013
5.2 Saran
Adapun saran yang disampaikan oleh penulis berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut :
1. Apabila guru akan mengunakan pendekatan Contextual Teaching and
Learning (CTL) dalam proses pembelajaran, hendaknya diperhatikan
waktu yang akan diajarkan mengingat pendekatan Contextual Teaching
and Learning (CTL) membutuhkan waktu yang cukup panjang.
2. Dalam penelitian ini, penggunaan multimedia interaktif hanya sebagai alat bantu dalam penyampaian materi ajar. Untuk peneliti selanjutnya yang akan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning berbantu multimedia interaktif disarankan dapat mengembangkan multimediasehingga seluruh tahapan dalam model Contextual Teaching
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Anggara, Erik Dwi. (2010). Pengaruh Penerapan Pembelajaran Berbasis
Masalah Dengan Metode Course Review HORAY. Skripsi pada FPMIPA
UPI Bandung : tidak diterbitkan.
Arikunto, Suharsimi. (1996). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta:Jakarta.
Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Radja Grapindo Persada.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Permendiknas RI No.23 Tahun 2006
Tentang Standar Kompetensi Lulus Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Didik (2008). Multimedia Pembelajaran Interaktif. [online]. Tersedia : http://didikwirasamodra.wordpress.com/2008/09/05/multimedia%C2%A0 pembelajaran%C2%A0interaktif/, Diakses tanggal : 11 April 2013.
Ekawati, Mia. (2010). Penerapan Model Pembelajaran M-APOS Dalam
Pembelajaran Matematika Untuk Meningkatkan Pemahaman Relasional Siswa. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung : tidak diterbitkan.
(4)
103
Sendi Irjansaputra, 2013
Joyce, B. and Weill, M. (2004). Models of Teaching. Boston : Allyn & Bacon. Kementerian Negara Riset dan Teknologi. (2006). Buku Putih. Penelitian
Pengembangan dan Penerapan IPTEK Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi Tahun 2005-2025. Jakarta: Kementerian Negara Riset dan
Teknologi.
Kesuma, Dharma & Hermana, Dody & Supardan, Dadang & dan Undang, Gunawan. (2010). Contextual Teaching And Learning. Bandung : Rahayasa Research and Training.
Meltzer. (2002). The Relationship Between Mathematics Preparation and
Conceptual Learning Gain in Physics : A Posible “Hidden Variable in
Diagnostic Pretes Scores”. American Journal Physics. 70(12), 1259 - 1268
Munir. (2012). Multimedia, Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan.
Alfabeta :Bandung.
Nining (2012) Pengertian Multimedia Interaktif . [online]. Tersedia : http://nining.dosen.narotama.ac.id/2012/02/06/pengertian-multimedia-interaktif/, Diakses tanggal : 21 Mei 2013.
Purwanto. (2011). Statistika Untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Putri, Retno Astrini. (2008). Efektivitas Penggunaan Multimedia Interaktif
Berbasis Peta Konsep Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Dalam Pembelajaran TIK. Skripsi jurusan Pendidikan Ilmu Komputer
FPMIPA UPI. Tidak dipublikasikan.
Russefendi. (1998).Statistika Dasar. UPIPress: Bandung.
Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran : Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
(5)
Skemp, Richard R. (1989). Relational Understanding and Instrumental
Understanding. Department of Education, University of Warwick.
Sudijono, Anas. (2003). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sudjana. (2002). Metode Statistik. Bandung : Tarsito.
Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono.(2012). Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta
Suherman, S & Kusuma,Ys. (1990). Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan
Evaluasi Pendidikan Matematika. Bandung : Wijayakusuma.
Susanti, Reni. (2013). Penerapan Model Pengajaran Langsung Berbantuan
Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi (KKPI). Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung :
tidak diterbitkan.
Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif : Konsep, Landasan, dan Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Wahyanti, Mega. (2012). Penerapan Pendekatan Pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Skripsi
(6)
105
Sendi Irjansaputra, 2013
Wijayanti, Rafika. (2011). Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In
Science (Clis) Dengan Menggunakan Media Pembelajaran Untuk Meningkatkan Pemahaman Pada PembelajaranTIK. Skripsi Jurusan