xxxiii menarik, kreatif, dan menyenangkan. Sebaliknya, jika pembelajaran sastra
disajikan oleh guru yang salah, bukan mustahil situasi pembelajaran akan terjebak pada suasana kaku, monoton, dan membosankan. Imbasnya, gema pembelajaran
sastra siswa tidak akan pernah bergeser dari situasi yang terpuruk dan terabaikan. Dalam pembelajaran drama guru dapat berperan menjadi sutradara
ataupun sebagai pengarah saja. Guru dapat berperan sebagai pengarah dan pengamat, untuk selebihnya siswa diminta untuk kreatif dan menjalin
kekompakan dengan timnya masing-masing.
d. Manfaat Mengapresiasi Sastra
Pembelajaran apresiasi sastra merupakan bagian dari pembelajaran apresiasi sastra. Rahmanto 1988: 16-25 mengungkapkan bahwa pembelajaran
apresiasi sastra dapat membantu pendidikan secara utuh apabila cakupannya meliputi 4 manfaat, yaitu: a membantu keterampilan berbahasa, b
meningkatkan pengetahuan budaya, c mengembangkan cipta dan rasa, dan d menunjang pembentukan watak.
a Membantu keterampilan berbahasa
Dengan pengajaran apresiasi sastra, siswa dapat melatih keterampilan menyimak dengan mendengarkan suatu karya sastra yang dibacakan oleh
guru, teman, atau lewat pita rekaman. Siswa dapat melatih keterampilan berbicara dengan ikut berperan dalam suatu drama. Siswa dapat juga
meningkatkan keterampilan membaca dengan membacakan puisi atau prosa cerita. Dan karena sastra itu menarik, siswa dapat mendiskusikannya dan
kemudian menuliskan hasilnya sebagai latihan keterampilan menulis. b
Meningkatkan pengetahuan budaya Setiap sistem pendidikan kiranya perlu disertai usaha untuk menanamkan
wawasan pemahaman budaya bagi setiap anak didik. Salah satu tugas yang utama pengajaran adalah memperkenalkan anak didik dengan sederetan
kemajuan yang dicapai manusia di seluruh dunia tanpa merusak kebanggaan atas kebudayaan yang mereka miliki sendiri. Begitu pula dengan pengajaran
apresiasi sastra, jika dilaksanakan dengan bijaksana, dapat mengantar anak
xxxiv didik berkenalan dengan pribadi-pribadi dan pemikir-pemikir besar di dunia
serta pemikir-pemikir besar di dunia serta pemikiran-pemikiran utama dari zaman ke zaman.
c Mengembangkan cipta dan rasa
Dalam pengajaran sastra, kecakapan yang perlu dikembangkan adalah kecakapan yang bersifat indra, yang bersifat penalaran, yang bersifat afektif,
yang bersifat sosial, dan yang bersifat religius. Pengajaran sastra dapat digunakan untuk memperluas pengungkapan apa
yang diterima oleh panca indra seperti penglihatan, indra pendengaran, indra pencecapan, dan indra peraba. Dengan mengikuti tafsiran serta makna kata-
kata yang diungkapkan pengarang melalui karya-karyanya, siswa akan diantar untuk mengenali berbagai pengertian dan mampu membedakan satu hal
dengan yang lain, misalnya: kuning dengan keemasan, bising dengan menggemparkan, harum dengan busuk, serta masih banyak lagi.
Pengajaran sastra jika diarahkan secara tepat akan sangat membantu siswa untuk berlatih memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan berpikir
logis. Sejak awal para guru sastra hendaknya melatih siswa untuk dapat memahami fakta-fakta, membedakan mana yang pasti dan mana yang dugaan,
memberikan bukti tentang suatu pendapat, serta mengenal metode argumentasi yang betul dan yang salah, dan sebagainya.
Sastra dapat digunakan sebagai sarana untuk menumbuhkan kesadaran pemahaman terhadap orang lain. Para penulis kreatif biasanya memiliki daya
imajinasi dan kesanggupan yang luar biasa untuk mengidentifikasikan dirinya dengan orang lain. Oleh karena itu, seorang guru sastra hendaknya bijaksana
dalam memilih bahan pengajarannya dengan tepat sehingga dapat membantu siswa memahami dirinya dalam rangka memahami orang lain.
d Menunjang pembentukan watak
Dalam nilai pengajaran sastra ada dua tuntutan yang dapat diungkapkan sehubungan dengan watak ini. Pertama, pengajaran sastra hendaknya mampu
membina perasaan yang lebih tajam. Seseorang yang telah banyak mendalami berbagai karya sastra biasanya mempunyai perasaan yang lebih peka untuk
xxxv menunjuk hal mana yang bernilai dan mana yang tak bernilai. Tuntutan
kedua, bahwa pengajaran sastra hendaknya dapat memberikan bantuan dalam usaha mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa yang antara lain
meliputi ketekunan, kepandaian, pengimajian, dan penciptaan. Pembelajaran apresiasi sastra diharapkan juga dapat memberikan
sumbangan secara nyata dalam pendidikan mentalitas murid. Moody dalam Andayani 2008:2 menjelaskan bahwa:
Ada 4 hal sumbangan dalam pendidikan yang dapat diambil dari pembelajaran sastra, antara lain;
pembelajaran sastra hendaknya mampu menunjang keterampilan
berbahasa murid skill;
pembelajaran sastra hendaknya mampu meningkatkan pengetahuan sosial budaya knowledge;
pembelajaran sastra hendaknya mampu mengembangkan rasa karsa
development;
pembelajaran sastra hendaknya mampu membentuk watak budi luhur murid character.
Pembelajaran sastra dapat membekali murid, sehingga murid memiliki keterampilan berbahasa yang meliputi menyimak, membaca, berbicara, dan
menulis. Murid juga akan bertambah wawasan dan pengetahuan sosial budaya melalui membaca dan mengapresiasi karya sastra.
2. Hakikat Bermain Peran