lix Indri Purwaningsih 2009 dengan judul Peningkatan Keterampilan
Bermain Peran dengan Media Film Animasi pada Siswa Kelas VIII C SMP Negeri 2 Jaten Tahun Pelajaran 20082009. Tujuan penelitian tersebut adalah
untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran bermain peran, yang berupa kemampuan siswa dalam bermain peran.
Hasil penelitian diketahui bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran bermain peran baik kualitas proses maupun hasil. Peningkatan kualitas proses
pembelajaran bermain peran ditandai dengan meningkatnya skor nilai hasil belajar siswa. Skor nilai rata-rata kemampuan siswa dalam bermain peran meningkat,
dapat dilihat pada siklus I sebesar 62,4, pada siklus II 69,9, dan pada siklus III sebesar 76.
Berdasarkan hasil telaah dari penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa penggunaan media dalam pembelajaran drama terbukti mampu meningkatkan
proses maupun hasil pembelajaran drama. Hasil penelitiannya dapat menjadi poineer bagi peneliti dalam penelitian ini. Penelitian Indri Purwaningsih hampir
sama dengan penelitian Yahya Muchlis. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada jika penelitian Indri Purwaningsih bermain peran menjadi variabel
masalahnya, sedangkan pada penelitian ini bermain peran menjadi solusi untuk mengatasi masalah dalam pembelajaran bermain drama. Peneliti mencoba
menerapkan metode bermain peran untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menghayati tokoh dalam drama. Melalui penerapan metode bermain peran
diharapkan siswa mampu memahami tokoh-tokoh yang diperankan yang belum pernah mereka peroleh sebelumnya. Dengan memahami tokoh dalam drama
diharapkan kualitas proses dan hasil pembelajaran penghayatan tokoh dalam drama siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kartasura meningkat.
C. Kerangka Berpikir
Apresiasi drama merupakan bentuk kegiatan untuk melatih siswa agar kreatif dan mempunyai kepekaan tinggi terhadap fenomena yang terjadi di
lx lingkungan sekitarnya. Akan tetapi sampai saat ini, kegiatan apresiasi drama
belum dapat berjalan dengan baik dan memenuhi tujuan yang seharusnya. Banyak faktor yang mempengaruhi, salah satunya mengenai minat siswa yang kurang
karena metode pembelajaran yang seadanya dan monoton yang berimbas pasa hasil belajar yang rendah.
Berangkat dari kondisi tersebut, muncul inisiatif untuk mengupayakan perbaikan, yaitu bagaimana menumbuhkan kreativitas guru dan siswa dalam
pembelajaran apresiasi drama. Maka muncullah metode bermain peran. Dalam bermain peran dibutuhkan pemikiran yang inovatif untuk memunculkan tema
yang menarik. Untuk lebih jelasnya dapat dipahami melalui bagan berikut;
Gambar 1. Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Penerapan metode bermain peran membantu meningkatkan kualitas proses dan hasil penghayatan tokoh dalam pembelajaran apresiasi drama, sehingga
Pembelajaran apresiasi drama kurang menarik sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran
Pembelajaran apresiasi drama yang monoton
Rendahnya hasil pembelajaran apresiasi drama
Pembelajaran apresiasi drama dengan penghayatan peran melalui metode bermain peran
Proses pembelajaran apresiasi drama berlangsung menarik dan meningkatkan antusias siswa
Hasil pembelajaran siswa dalam apresiasi drama meningkat
lxi penerapan metode bermain peran dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
apresiasi drama pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kartasura. Dengan demikian, dapat dirumuskan hipotesis bahwa penerapan metode bermain peran
dapat; 1 meningkatkan kualitas proses pembelajaran penghayatan tokoh apresiasi drama siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kartasura; 2 meningkatkan
kualitas hasil pembelajaran penghayatan tokoh apresiasi drama siswa kelas XI IPS 1 SMA Negeri 1 Kartasura.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kartasura, yang beralamatkan di Jalan Solo-Jogja Kartasura. Kelas yang dijadikan objek penelitian
adalah kelas XI IPS 1. Alasan pemilihan sekolah dan kelas XI IPS 1 ini sebagai tempat penelitian adalah karena pertama, kemampuan apresiasi drama di kelas XI
IPS 1 lebih rendah dibandingkan dengan kelas-kelas lain. Kedua, peneliti sudah cukup mengenal karakteristik guru dan cara mengajarnya. Ketiga, sekolah
tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian sejenis sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Keempat, peneliti sudah memiliki
hubungan yang cukup baik dengan guru-guru di SMA Negeri 1 Kartasura. Lama penelitian lima bulan, mulai dari pengumpulan data sampai pada pelaporan hasil
penenlitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2009 sampai dengan Maret 2010.
Tabel 5. Rincian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian No
Kegiatan Bulan
Des Jan
Feb Maret
April 1
Persiapan survei awal sampai
penyusunan xxxx