Prosedur Penelitian Proses Emosi dan Strategi Regulasi Emosi Remaja Terhadap Peristiwa Percobaan Bunuh Diri Orang Tua

pengecek checklist mengenai aspek-aspek yang relevan yang telah dibahas atau ditanyakan Poerwandari, 2007. Peneliti juga menggunakan pedoman observasi, hal ini bertujuan untuk memungkinkan peneliti memperoleh data mengenai hal-hal atau sebab yang tidak diungkapkan oleh subjek peneliti secara terbuka dalam wawancara Poerwandari, 2007. Pedoman observasi membantu peneliti untuk mendeskripsikan secara akurat terhadap fenomena yang muncul pada subjek dan juga bermanfaat untuk melihat kenyaman subjek terhadap proses wawancara serta rapport yang dibangun oleh peneliti.

F. Prosedur Penelitian

1. Tahap Persiapan Penelitian

Pada tahap persiapan penelitian, peneliti melakukan beberapa hal yang diperlukan untuk melaksanakan penelitian, yaitu sebagai berikut. a. Mengumpulkan data Peneliti mengumpulkan berbagai informasi dan teori yang berhubungan dengan regulasi emosi pada remaja dan percobaan bunuh diri, baik dari buku, jurnal, dan artikel-artikel. b. Menyusun pedoman wawancara Pedoman wawancara disusun berdasarkan teori yang telah diperoleh yang digunakan untuk mengarahkan peneliti dalam wawancara dan membuat pertanyaan yang sesuai dengan topik yang ingin diteliti. Pedoman wawancara dimulai dengan menyusun landasan teori mengenai regulasi emosi, proses emosi yang kemudian memunculkan Universitas Sumatera Utara strategi regulasi emosi. Landasan teori tersebut kemudian disusun menjadi sejumlah pertanyaan yang menjadi pedoman wawancara untuk membantu peneliti mengumpulkan data. c. Mempersiapkan alat-alat penelitian Alat-alat yang dipersiapkan agar mendukung proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kertas yang berisi pedoman wawancara, perekam suara tape recordesmartphone dan alat tulis. d. Persiapan untuk mengumpulkan data Peneliti menghubungi calon subjek penelitian untuk menjelaskan tentang penelitian yang dilakukan dan menanyakan kesediaannya untuk berpartisipasi dalam penelitian informed consent. Peneliti mencari subjek penelitian dengan cara mengunjungi beberapa sekolah yang peneliti ketahui di sekitar kota Medan. Selanjutnya, peneliti mencari guru Bimbingan Konseling BK di sekolah-sekolah tersebut dan menjelaskan keperluan peneliti. Guru BK di sekolah tersebut kemudian memberikan informasi mengenai calon subjek yang sesuai dengan kriteria penelitian. Setelah mendapatkan informasi dari guru BK tersebut, peneliti kemudian menemui subjek dan mencoba untuk menjelaskan maksud dan tujuan dari peneliti. Selanjutnya peneliti berusaha untuk mendapatkan kesediaan subjek agar dapat berpatisipasi dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara e. Membangun rapport dan menentukan jadwal wawancara Setelah memperoleh kesediaan dari subjek penelitian informed consent, peneliti dan subjek menentukan dan menyepakati waktu dan lokasi bertemu selanjutnya untuk melakukan wawancara penelitian.

2. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Pada tahap pelaksanaan penelitian, peneliti pertama sekali membangun rapport dengan subjek dan memastikan kesediaan subjek untuk ikut dalam penelitian. Peneliti melakukan rapport dengan mengetahui kegiatan serta sosial media yang dimiliki subjek. Peneliti berusaha untuk mendekatkan diri dan mulai untuk berteman dengan baik kepada subjek. Hal ini dilakukan agar subjek merasa aman dan percaya kepada peneliti. Setelah rapport antara peneliti dan subjek telah terbangun dengan baik, dilanjutkan dengan proses pengambilan data dengan melakukan wawancara dan observasi. Percakapan pada proses wawancara berlangsung akan direkam menggunakan tape recorder mulai dari awal sampai akhir percakapan dan tambahan dari hasil pencatatan oleh peneliti. Sebelum melakukan proses wawancara, peneliti membuat jadwal pertemuan yang telah disepakati bersama dengan subjek. Wawancara subjek I Wawancara subjek I pertama kali dilaksanakan pada hari Selasa, 5 April 2016, pukul 10.00-11.46 WIB. Wawancara dilaksanakan di salah satu cafe yang berada di dekat rumah subjek. Wawancara kedua Universitas Sumatera Utara dilaksanakan pada hari Rabu, 6 April 2016, pukul 17.14-18.00 WIB. Wawancara dilaksanakan di taman kota yang berada di Kota Medan. Wawancara ketiga dilaksanakan di salah satu cafe di Kota Medan pada hari Sabtu, 9 April 2016 pukul 13.06-15.07 WIB. Selanjutnya, wawancara terakhir dilaksanakan pada hari Selasa 19 April 2016, pukul 17.11-17.58 WIB di salah satu cafe yang letaknya tidak jauh dari rumah subjek. Wawancara Subjek II Wawancara subjek II pertama kali dilakukan pada hari Kamis, 14 April 2016, pukul 10.49-12.45 WIB. Wawancara dilaksanakan di salah satu cafe di Kota Medan. Wawancara kedua dilaksanakan pada hari Sabtu, 16 April 2016, pukul 16.50-18.22 WIB di salah satu cafe terdekat di daerah rumah subjek. Wawancara ketiga dilaksanakan pada hari Senin, 18 April 2016 dimulai pukul 14.14-15.25 WIB di tempat yang sama pada wawancara kedua yaitu di cafe tedekat daerah rumah subjek. Wawancara keempat dilaksanakan pada hari Jumat, 22 April 2016 pukul 17-04-18.00 WIB. Lokasi wawancara masih sama pada wawancara kedua dan ketiga yaitu salah satu cafe terdekat di daerah rumah subjek. Wawancara Subjek III Wawancara subjek III yang pertama dilaksanakan pada hari Minggu, 24 April 2016 dimulai pukul 11.40-13.00 WIB di salah satu cafe Kota Medan. Wawancara kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 26 April Universitas Sumatera Utara 2016 pukul 15.46-16.58 WIB di salah satu cafe Kota Medan. Wawancara ketiga dilaksanakan pada hari Jumat, 6 Mei 2016 pukul 16.35-18.00 WIB di salah cafe di Kota Medan. Wawancara terakhir dilakasanakan pada hari Minggu, 8 Mei 2016 dimulai pukul 15.04- 16.00 WIB. Lokasi wawancara keempat dilaksanakan di salah satu taman kota Medan.

3. Tahap Pencatatan Data

Pada tahap pencatatan data, peneliti menggunakan alat perekam suara dan alat tulis untuk memudahkan peneliti mencatat dan menyimpan data yang diperoleh secara lebih akurat dan dipertanggungjawabkan. Hasil rekaman suara kemudian data akan ditanskipkan secara verbatim dan dianalisa. Trankip adalah salinan dari hasil wawancara dalam bentuk suara yang kemudian dipindahkan ke dalam bentuk verbatim. Setelah peneliti selesai melakukan pencatatan data, selanjutnya peneliti membuat koding berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil koding akan membantu peneliti untuk menganalisa dan mengintrepretasi data yang telah diperoleh. Berikut contoh kode yang digunakan: S1.W2.06042016 dan A.B108.H5. S1 adalah subjek 1; W2 berarti wawancara kedua; 06042016 adalah kode tanggal pelaksanaan wawancara; A berarti kode untuk tema yang berasal dari teori penelitian; B108 menunjukkan kutipan danri baris ke 108; H5 yaitu halamam ke lima. Universitas Sumatera Utara

G. Kredibilitas Penelitian