B. Regulasi Emosi 1.
Definisi Regulasi Emosi
Thompson 1994 mendefinisikan regulasi emosi sebagai kemampuan individu untuk memonitor, mengevaluasi dan memodifikasi reaksi
emosional untuk mencapai tujuan. Menurut Gross 2007, regulasi emosi merujuk untuk membentuk salah satu atau lebih emosi dan mengungkapkan
emosi tersebut, regulasi emosi terkait dengan cara emosi dapat diregulasidikontrol. Selanjutnya Gross menambahkan, regulasi emosi
dlakukan pada saat proses emosi tertentu yaitu terjadi sebelum atau sesudah munculnya respon emosi
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan, regulasi emosi adalah kemampuan individu untuk memonitor, mengevaluasi dan memodifikasi
reaksi emosional untuk membentuk salah satu atau lebih emosi dan mengungkap emosi tersebut yang terjadi sebelum atau sesudah munculnya
respon emosi.
2. Aspek Regulasi Emosi
Menurut Thompson 1994, ada tiga aspek regulasi emosi yaitu; a Kemampuan memonitor emosi emotions monitoring yaitu kemampuan
untuk menyadari dan memahami dari keseluruhan proses yang terjadi dalam diri, pikiran dan latar belakang dari tindakan individu.
b Kemampuan mengevaluasi
emosi emotions
evaluating yaitu
kemampuan untuk mengelola dan menyeimbangkan emosi-emosi yang dialami individu. Kemampuan untuk mengelola emosi negatif seperti
Universitas Sumatera Utara
kemarahan, kesedihan, kecewa, dendam dan benci akan membuat individu tidak terbawa dan terpengaruh secara mendalam yang dapat
mengakibatkan individu tidak dapat berfikir secara rasional. c Kemampuan memodifikasi emosi emotions modification yaitu
kemampuan untuk merubah emosi sehingga mampu memotivasi diri terutama ketika individu berada dalam putus asa, cemas dan marah.
Kemampuan ini membuat individu mampu bertahan dalam masalah yang sedang dihadapinya.
3. Strategi Regulasi Emosi
Menurut Gross 2014, strategi regulasi emosi didasarkan oleh proses emosi atau the modal model of emotion. Berdasarkan dari modal
model of emotion, Gross membentuk 5 kelompok strategi regulasi emosi sehingga individu dapat melakukan regulasi emosi mereka yang kemudian
disebut dengan process model of emotion regulation. Adapun strategi regulasi emosi tersebut adalah:
1. Pemilihan Situasi Situation Selection Situation selection meliputi tindakan yang menentukan individu
mendapatkan situasi yang diharapkan, sehingga menyebabkan emosi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan. Strategi ini terkait
dengan tindakan mendekati atau menghindari orang lain hubungan interpersonal atau situasi berdasarkan dampak emosional yang
muncul. Contohnya menghindar dari kemarahan orang lain, mencari tempat untuk menangis
Universitas Sumatera Utara
2. Modifikasi Situasi Situation Modification Situation modification mengacu pada usaha untuk mengubah situasi
secara langsung untuk mengubah dampak emosional atau teralihkan. Situation modificaton
berhubungan dengan proses modifikasi lingkungan external dan fisik. Contohnya mengubah lingkungan yang
menyebabkan munculnya emosi negatif. 3. Penyebaran Perhatian Attentional Deployment
Attentional deployment yaitu mengarahkan perhatian dalam situasi tertentu untuk mempengaruhi dan mengatur emosi yang muncul.
Salah satu bentuk umum dari attentional deployment adalah distraksi dan konsentrasi. Distraksi yaitu cara dengan memfokuskan perhatian
pada aspek-aspek lain dari situasi secara bersamaan. Contohnya individu mengalihkan pada ingatan yang menyenangkan ketika
menghadapi keadaan emosi yang negatif. Berbeda dengan distraksi, konsentrasi yaitu
menarik perhatian pada aspek-aspek yang berhubungan dengan situasi. Contohnya individu memfokuskan atau
melibatkan ingatannya mengenai suatu situasi yang memunculkan emosi.
4. Perubahan Kognitif Cognitive Change Cognitive change mengacu pada cara individu menilai situasi tertentu
sehingga dapat mengubah makna emosional, baik itu dengan mengubah cara berpikir mengenai situasi atau kemampuan seseorang
untuk mengelola atau mengatur tuntutan. Salah satu bentuk sangat
Universitas Sumatera Utara
baik yang dipelajari dari cognitive change adalah reappraisal, bentuk cognitive change sering digunakan untuk mengurangi emosi negatif
tetapi dapat juga untuk meningkatkan atau menurunkan emosi positif dan negatif.
5. Perubahan Respon Response Modulation Response modulation terjadi diakhir proses emosi yaitu setelah
kecenderungan respon dimulai atau sudah terjadi dan mempengaruhi secara
langsung experiential,
behavioral, atau
komponen physiological respon emosi. Salah satu contoh dari response
modulation adalah expressive suppression, yaitu individu mencoba untuk mencegah secara terus-menerus perilaku emotion-expressive
negatif atau positif. Model strategi regulasi emosi tersebut dapat dibagi menjadi dua
kelompok strategi yaitu antecedent-focused strategies dan response-focused strategies.
Antecendent-focused strategies
digunakan untuk proses mempersiapkan kecenderungan respon sebelum sebelumnya diaktifkan,
tipe yang termasuk antecedent-focused strategies adalah situatian selection, situation modification, attentional deployment dan coginitive change.
Sedangkan response-focused strategies digunakan untuk penggerakan respon emosi yang sebenarnya ketika emosi sedang berlangsung, tipe untuk
response-focused strategies yaitu response modulation.
Universitas Sumatera Utara
Bagan 3. Process Model Of Emotion Regulation 4.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Regulasi Emosi
Menurut Sheppes dalam Gross, 2014, terdapat tiga faktor penentu utama yang mempengaruhi individu memilih strategi regulasi emosi, yaitu;
1. Intensitas emosional merupakan dimensi utama variasi di konteks emosional. Pada situasi dengan intensi rendah dan emosi yang
negatif, individu akan lebih memilih untuk melakukan penilaian kembali. Sedangkan individu dalam situasi intensitas tinggi dengan
emosi negatif cenderung memilih untuk memblokir informasi emosional atau dengan menghindar situasi yang menimbulkan
emosi sebelum mengumpulkan kekuatan untuk menghadapi situasi. 2. Kompleksitas kognitif dapat menghasilkan sebuah strategi regulasi
emosi. Hal ini dapat dilihat dengan melibatkan proses kognitif yang berurutan yaitu generasi, implementasi dan pemeliharaan. Generasi
melibatan untuk menemukan opsi pengaturan yang memadai sehingga dapat menggantikan pegolahan infomasi emosional.
Implementasi melibatkan untuk mengaktifkan strategi regulasi
Universitas Sumatera Utara
emosi dan pemeliharaan memegang peran dalam mempertahankan regulasi emosi selama yang diperlukan
3. Tujuan motivasi yaitu mengevaluasi stimulus emosional akan ditemui dalam sekali atau beberapa kali. Stimulus emosional yang
dihadapi beberapa kali dapat lebih baik dalam melakukan regulasi emosi.
Selain faktor pemilihan strategi regulasi emosi, menurut Riediger Klipker dalam Gross, 2014 bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi
kemampuan individu terutama pada usia remaja dalam melakukan regulasi emosi yaitu familial context. Faktor familial context mempengaruhi cukup
penting dalam memfasilitasi atau menghambat keterampilan regulasi emosi. Familial context mempengaruhi perkembangan regulasi emosi selama masa
kanak-kanak dan remaja dalam tiga cara yaitu; melalui observasi pembelajaran, melalui pola pengasuhan orang tua dan melalui iklim
emosional dalam keluarga.
C. Percobaan Bunuh Diri Suicide Attempt 1.