2.2 Sistem Adhesif
Semua restorasi langsung yang menggunakan resin komposit memerlukan sistem adhesif. Sistem adhesif telah mengalami perkembangan dalam hal unsur -
unsur kimiawi, aplikasi, mekanisme, teknik dan efektivitasnya seiring dengan perkembangan bahan
– bahan restorasi estetik dan bertambahnya permintaan pasien terhadap restorasi estetis khususnya resin komposit. Secara terminologi, adhesi adalah
proses perlekatan dari suatu substansi ke substansi lainnya. Permukaan atau substansi yang berlekatan disebut adherend. Adhesif adalah bahan yang biasanya berupa zat
cair kental yang menggabungkan dua substansi hingga mengeras dan mampu memindahkan suatu kekuatan dari satu permukaan ke permukaan lainnya.
27,28
Seluruh sistem adhesif terdiri dari tiga langkah yaitu etsa, primer dan bonding. Etsa adalah larutan asam yang menghasilkan proses demineralisasi pada permukaan
enamel atau dentin yang meningkatkan energi bebas permukaan. Primer terdiri dari campuran monomer hidrofilik dan pelarut yang bertujuan untuk menghasilkan
kemampuan pembasahan permukaan gigi. Bonding mengandung bagian hidrofobik yang menghasilkan penggabungan dengan bahan restorasi berbasis resin. Bahan
perekat atau adhesif atau bonding agentadhesive system adalah bahan yang bila diaplikasikan pada permukaan suatu benda dapat melekat, dapat bertahan dari
pemisahan dan dapat menyebarluaskan beban melalui perlekatannya.
27,28
2.2.1 Perlekatan Resin terhadap Enamel
Perkembangan bahan adhesif dimulai sekitar 50 tahun yang lalu sejak Buonocore 1955 menemukan bahwa etsa asam pada enamel dapat menambah
kekuatan perlekatan resin terhadap enamel. Etsa asam membuat permukaan enamel yang halus menjadi tidak beraturan dan menambah energi bebas pada permukaannya.
Asam yang diaplikasikan pada enamel akan membentuk suatu mikroporositas. Ketika cairan berbasis resin diaplikasikan pada permukaan tidak beraturan yang sudah dietsa,
resin akan berpenetrasi dan melekat pada mikroporositas enamel melalui mekanisme micromechanical interlock.
27,28
Asam akan mempengaruhi enamel melalui beberapa cara yaitu membuang pelikel
– pelikel agar terbuka komponen - komponen kristal inorganik enamel,
Universitas Sumatera Utara
membentuk lapisan berporus sehingga ketika resin viskositas rendah diaplikasikan akan mengalir kedalam mikroporositas dan berpolimerisasi membentuk resin tags,
menambah kemampuan membasahi dan menambah area permukaan substrat enamel untuk bonding serta meningkatkan energi permukaan enamel. Gambar 5
25,28,29
.
Gambar 5. Arah panah menunjukkan hasil Scanning Electron Microscopy SEM
enamel tags yang terbentuk setelah pengetsaan pada permukaan enamel yang akan diisi
oleh resin sehingga membentuk resin tags.
28
Resin tags yang terbentuk di sekitar enamel rods yakni diantara prisma
– prisma enamel disebut dengan macrotags. Jaringan halus dari beberapa small tags
terbentuk di tiap – tiap ujung rod di tempat larutnya kristal hidroksiapatit dan dikenal
sebagai microtags. Microtags menjadi sangat penting karena jumlahnya sangat banyak dan juga memberikan kontak area permukaan yang sangat besar.
Pembentukan resin micro dan macro tags pada permukaan enamel merupakan mekanisme dasar perlekatan micromechanical pada enamel Gambar 6.
25,29
Universitas Sumatera Utara
Gambar 6. Scanning electron microscopy pandangan cross-sectional interface antara agen bonding enamel dengan enamel microtags diantara
macrotags A. Gambar skematik pandangan cross-sectional
macrotags dan microtags B.
29
2.2.2 Perlekatan Resin terhadap Dentin