5. Jenis Larutan sodium hipoklorit
6. Konsentrasi larutan 0,5
7. Jumlah larutan 3 ml
8. Lama perendaman 10 menit pada setiap frekuensi
9. Waktu kuring
10. Ukuran sampel 12 x 12 x 3 mm
3.5.4 Variabel Tidak Terkendali
1. Kecepatan pengadukan gips
2. Kecepatan pengadukan akrilik
3.6. Defenisi Operasional
1. Kekasaran permukaan adalah karakteristik suatu permukaan benda yang
bergelombang tidak teratur, satuannya μm.
2. Larutan pembersih gigi tiruan sodium hipoklorit 0,5 adalah larutan
halogen yang mampu membunuh mikroorganisme yang melekat pada gigi tiruan.
3. Resin akrilik polimerisasi panas adalah bahan basis gigi tiruan yang terdiri
dari bubuk yang mengandung polimer dan cairan yang mengandung monomer yang polimerisasinya dengan pemanasan.
3.7 Alat dan Bahan Penelitian 3.7.1 Alat Penelitian
1. Master cast yang terbuat dari logam dengan ukuran 12 x 12 x 3 mm.
2. Alat uji kekasaran SURFTEST SJ 201 PM Mitutoyo, Jepang
3. Rubber bowl dan spatula pengaduk
4. Pot akrlik
5. Wadah perendaman bahan resin akrilik terbuat dari plastik.
6. Hidrolik press
7. Kuvet
Universitas Sumatera Utara
8. Stopwatch
9. Mesin poles Mitutoyo
10. Waterbath Merek Schutzart DIN 40050 – IP 20, Jerman
11. Lecron
12. Plastik selopan
a b
c
d e
f
g
Gambar 2. a. Master cast, b. Alat uji kekasaran, c. Rubber bowl dan spatula pengaduk, d. Pot akrilik, e. Hidrolic press, f. Kuvet,
g. waterbath.
Universitas Sumatera Utara
3.7.2 Bahan Penelitian
1. Resin akrilik polimerisasi panas QC 20
®
, England 2.
Larutan pembersih gigi tiruan sodium hipoklorit 0,5 3.
Vaselin 4.
Gips tipe 2 5.
Could mould seal 6.
Kertas pasir no. 600, 800, 1000 7.
Emery
a b
c
d e
Gambar 3. a. Resin akrilik polimerisasi panas, b. Larutan sodium hipoklorit 0,5, c. Vaselin, d. Gips tipe 2, e. Could mould
seal.
Universitas Sumatera Utara
3.8 Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan prosedur kerja sebagai berikut:
3.8.1 Pembuatan Sampel Sampel dibuat dengan ukuran 12 x 12 x 3 mm sebanyak 10 buah.
3.8.1.1 Pembuatan Mold
a. Membuat adonan gips dengan air sesuai petunjuk pabrik. Perbandingan
adonan gips dan air adalah 200 gr : 100 ml. b.
Adonan gips diaduk dengan spatula selama 60 detik hingga homogen. c.
Adonan gips dimasukkan ke dalam kuvet bawah. d.
Master cast yang telah diolesi vaselin diletakkan pada adonan dalam kuvet sampai permukaan master cast dan gips rata.
Gambar 4. Master cast dimasukkan kedalam adonan
e. Setelah agak mengeras lalu gips dirapikan dan didiamkan sampai mengeras
selama 60 menit. f.
Permukaan gips pada kuvet atas dan bawah diolesi dengan vaselin dan kuvet atas ditangkupkan dengan kuvet bawah lalu diisi adonan gips.
Universitas Sumatera Utara
g. Setelah mengeras, pisahkan kuvet atas dan bawah.
Gambar 5. Kuvet atas dan bawah dipisahkan
h. Keluarkan master cast dari dalam kuvet dengan perlahan, jangan sampai
gips tersebut pecah. i.
Permukaan gips pada kuvet atas dan bawah disiramkan dengan air mendidih.
j. Permukaan gips pada kuvet bawah dan kuvet dibiarkan hingga kering lalu
diolesi dengan could mould seal.
3.8.1.2 Pengisian Akrilik pada Mold
a. Polimer dicampur kedalam monomer dengan perbandingan polimer dan
monomer 2 gr : 1 ml dan disiapkan di dalam pot akrilik, lalu diaduk perlahan-lahan, dilakukan pada suhu kamar.
b. Setelah adonan akrilik mencapai fase dough kemudian adonan dimasukkan
ke dalam mold. c.
Resin akrilik ditutup dengan plastik selopan, lalu kuvet ditutup, dan ditekan perlahan-lahan dengan hidrolik press, kuvet dibuka kembali,
kelebihan akrilik dipotong dengan lecron dan plastik selopan dilepas.
Universitas Sumatera Utara
Kemudian kuvet ditutup dan lakukan penekanan dengan hidrolik press kembali. Baut kuvet dipasang untuk mempertahankan kuvet atas dan
bawah rapat.
Gambar 6. Kuvet ditekan menggunakan hidrolik press
3.8.1.3 Proses Polimerisasi
Penggodokan dilakukan dengan cara memasukkan flask kuvet kedalam alat kuring unit waterbath. Alat kuring unit waterbath diisi dengan air, kemudian suhu
dan waktu diatur. Pemanasan dimulai pada suhu kamar dan dinaikkan terus hingga suhu 70
o
C selama 30 menit, lalu suhu 70
o
C dipertahankan selama 60 menit, kemudian suhu dinaikkan menjadi 100
o
C dan dipertahankan selama 60 menit, setelah itu suhu pelan-pelan diturunkan hingga sama dengan suhu ruangan.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 7. Kuvet dimasukkan ke dalam waterbath
3.8.1.4 Penyelesaian
Spesimen resin akrilik dikeluarkan dari kuvet, lalu kelebihan di tepi resin akrilik yang tajam dibuang dengan mesin poles, lalu dihaluskan dengan kertas pasir
ukuran 1000, 800 dan 600 menggunakan mesin poles . Setelah itu, diperoleh sampel yang halus sebanyak 10 buah tanpa poreus.
Gambar 8. Sampel tanpa poreus
Universitas Sumatera Utara
3.8.2 Pengukuran Kekasaran Permukaan Tiap Sampel Sebelum Perendaman Dalam Larutan Sodium Hipoklorit 0,5
Sebelum melakukan perendaman dalam larutan sodium hipoklorit 0,5, dilakukan pengukuran ke 10 sampel dengan mesin uji kekasaran permukaan
SURFTEST SJ 201 PM dengan satuan mikrometer untuk mengetahui besarnya nilai kekasaran yang didapat pada seluruh sampel yang telah dipoles. Pengukuran
dilakukan dengan cara: 1.
Setiap sampel dibuat 3 titik pengukuran ± 1mm dari tepi sampel dengan menggunakan spidol
2. Sampel diletakkan dibidang datar, dan operator meletakkan stylus pada
titik pertama di permukaan sampel. 3.
Alat diaktifkan, stylus bergerak menelusuri satu garis lurus horizontal sepanjang permukaan sampai ± 1mm dari tepi sampel.
4. Pengukuran dilakukan tiga kali pada masing-masing titik yang telah
ditandai sebelumnya. 5.
Ketiga hasil yang didapatkan akan dirata-ratakan.
Gambar 9. Skema daerah yang akan diukur
3.8.3 Perendaman Sampel Dalam Larutan Sodium Hipoklorit 0,5
1. Dengan menggunakan 10 buah sampel yang telah dipoles dengan baik dan
telah diukur kekasarannya, kemudian sampel direndam dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 selama 10 menit dalam wadah perendaman
dengan cara sampel digantung agar permukaan yang akan diukur tidak
Universitas Sumatera Utara
menyentuh dasar wadah perendaman. Setelah 10 menit, sampel dikeringkan dengan cara meletakkan di atas kertas tissue lalu sampel
diukur kekasaran permukaannya dengan menggunakan alat SURFTEST SJ 201 PM. Cara pengukuran sama dengan pengukuran sampel kelompok
sebelum perendaman. 2.
Selanjutnya 10 buah sampel tersebut direndam kembali dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 selama 10 menit dalam wadah perendaman
dengan cara sampel digantung agar permukaan yang akan diukur tidak menyentuh dasar wadah perendaman. Setelah 10 menit, sampel
dikeringkan dengan cara meletakkan di atas kertas tissue lalu sampel diukur kekasaran permukaannya kembali dengan menggunakan alat
SURFTEST SJ 201 PM. Cara pengukuran sama dengan pengukuran sampel kelompok sebelum perendaman.
3. Selanjutnya 10 buah sampel tersebut direndam kembali dalam larutan
sodium hipoklorit 0,5 selama 10 menit dalam wadah perendaman dengan cara sampel digantung agar permukaan yang akan diukur tidak
menyentuh dasar wadah perendaman. Setelah 10 menit, sampel dikeringkan dengan cara meletakkan di atas kertas tissue lalu sampel
diukur kekasaran permukaannya kembali dengan menggunakan alat SURFTEST SJ 201 PM. Cara pengukuran sama dengan pengukuran
sampel kelompok sebelum perendaman. 4.
Selanjutnya 10 buah sampel tersebut direndam kembali dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 selama 10 menit dalam wadah perendaman
dengan cara sampel digantung agar permukaan yang akan diukur tidak menyentuh dasar wadah perendaman. Setelah 10 menit, sampel
dikeringkan dengan cara meletakkan di atas kertas tissue lalu sampel diukur kekasaran permukaannya kembali dengan menggunakan alat
SURFTEST SJ 201 PM. Cara pengukuran sama dengan pengukuran sampel kelompok sebelum perendaman.
Universitas Sumatera Utara
5. Selanjutnya 10 buah sampel tersebut direndam kembali dalam larutan
sodium hipoklorit 0,5 selama 10 menit dalam wadah perendaman dengan cara sampel digantung agar permukaan yang akan diukur tidak
menyentuh dasar wadah perendaman. Setelah 10 menit, sampel dikeringkan dengan cara meletakkan di atas kertas tissue lalu sampel
diukur kekasaran permukaannya kembali dengan menggunakan alat SURFTEST SJ 201 PM. Cara pengukuran sama dengan pengukuran
sampel kelompok sebelum perendaman. 6.
Selanjutnya 10 buah sampel tersebut direndam kembali dalam larutan sodium hipoklorit 0,5 selama 10 menit dalam wadah perendaman
dengan cara sampel digantung agar permukaan yang akan diukur tidak menyentuh dasar wadah perendaman. Setelah 10 menit, sampel
dikeringkan dengan cara meletakkan di atas kertas tissue lalu sampel diukur kekasaran permukaannya kembali dengan menggunakan alat
SURFTEST SJ 201 PM. Cara pengukuran sama dengan pengukuran sampel kelompok sebelum perendaman.
7. Selanjutnya 10 buah sampel tersebut direndam kembali dalam larutan
sodium hipoklorit 0,5 selama 10 menit dalam wadah perendaman dengan cara sampel digantung agar permukaan yang akan diukur tidak
menyentuh dasar wadah perendaman. Setelah 10 menit, sampel dikeringkan dengan cara meletakkan di atas kertas tissue lalu sampel
diukur kekasaran permukaannya kembali dengan menggunakan alat SURFTEST SJ 201 PM. Cara pengukuran sama dengan pengukuran
sampel kelompok sebelum perendaman.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 10. Perendaman sampel dalam larutan sodium hipoklorit
Gambar 11. Pengukuran kekasaran permukaan sampel
Universitas Sumatera Utara
3.9 Analisis Data
Untuk melihat apakah ada perubahan kekasaran permukaan resin akrilik antar kelompok perlakuan maka dilakukan uji Repeated Anova dengan tingkat kemaknaan
α=0,05 pada masing-masing kelompok perendaman dengan frekuensi 1,2,3,4,5,6,7 kali.
Universitas Sumatera Utara
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS
4.1 Hasil Penelitian
Besar sampel pada penelitian ini 10 buah untuk setiap perlakuan. Hasil pengukuran kekasaran permukaan sebelum dan sesudah direndam dalam larutan
sodium hipoklorit 0,5 pada seluruh sampel resin akrilik dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Hasil Pengukuran Kekasaran Permukaan Resin Akrilik
μm Sebelum dan Sesudah Direndam Dalam Larutan Sodium Hipoklorit 0.5
No
Kekasaran permukaan resin akrilik polimerisasi panas μm
0 menit 10 menit
20 menit 30 menit 40 menit
50 menit 60 menit
70 menit 1
0.16 0.2
0.22 0.23
0.23 0.25
0.25 0.3
2 0.17
0.17 0.18
0.22 0.23
0.24 0.25
0.28 3
0.16 0.17
0.18 0.22
0.23 0.24
0.28 0.3
4 0.17
0.19 0.21
0.23 0.24
0.25 0.26
0.29 5
0.17 0.21
0.24 0.25
0.26 0.29
0.35 0.37
6 0.16
0.17 0.22
0.24 0.25
0.26 0.29
0.31 7
0.13 0.15
0.18 0.19
0.19 0.21
0.29 0.33
8 0.18
0.22 0.23
0.24 0.25
0.26 0.32
0.36 9
0.18 0.22
0.23 0.24
0.25 0.26
0.27 0.27
10 0.19
0.23 0.25
0.27 0.3
0.36 0.4
0.43
x 0.1647
0.1933 0.2117
0.2313 0.2423
0.2563 0.2990
0.3417 SD
0.01841 0.03018
0.02825 0.02256
0.02876 0.02687
0.04792 0.06360
Dari hasil penelitian, diperoleh nilai rerata ± standar deviasi kekasaran permukaan resin akrilik polimerisasi panas pada setiap menit yaitu Menit 0 0.1647 ±
0.01841, Menit 10 0.1933 ± 0.03018, Menit 20 0.2117 ± 0.02825, Menit 30 0.2313 ± 0.02256, Menit 40 0.2423 ± 0.02876, Menit 50 0.2563 ± 0.02687,
Menit 60 0.2990 ± 0.04792, Menit 70 0.3417 ± 0.06360.
Universitas Sumatera Utara