Simpangan baku relatif Batas deteksi dan batas kuantitasi

29 recovery sebelum dan setelah penambahan masing-masing larutan baku dapat dilihat pada Lampiran 16 dan 17, halaman 61 sampai 64. Persen perolehan kembali recovery kadar mineral kobalt, molibdenum, kalium dan natrium dalam sampel dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Persen uji perolehan kembali Recovery kobalt, molibdenum, kalium dan natrium dalam sampel No. Mineral Persen perolehan kembali Syarat rentang persen recovery 1. Kobalt 99,4590 80 – 120 2. Molibdenum 97,3533 3 Kalium 98,3599 4 Natrium 96,9918 Berdasarkan Tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa rata-rata hasil uji perolehan kembali recovery kobalt adalah 99,4590, molibdenum adalah 97,3533, kalium adalah 98,3599 dan natrium adalah 96,9918. Persen perolehan kembali recovery tersebut menunjukkan kecermatan kerja yang memuaskan pada saat pemeriksaan kadar kobalt, molibdenum, kalium dan natrium dalam sampel. Hasil yang diperoleh dari uji perolehan kembali memberikan ketepatan pada pemeriksaan kadar mineral dalam sampel. Menurut Ermer dan Miller 2005, suatu metode dikatakan teliti jika nilai perolehan kembalinya antara 80-120.

4.3.2. Simpangan baku relatif

Nilai simpangan baku dan simpangan baku relatif untuk kobalt, molibdenum, kalium dan natrium pada kangkung dapat dilihat pada Tabel 4.3, untuk perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 19, halaman 70 sampai dengan halaman 73. Universitas Sumatera Utara 30 Tabel 4.3 Nilai simpangan baku dan simpangan baku relatif kobalt, molibdenum, kalium dan natrium dalam sampel No. Mineral Simpangan Baku Simpangan Baku Relatif 1. Kobalt 5,5436 5,5737 2. Molibdenum 6,4080 6,5822 3 Kalium 1,4613 1,4857 4 Natrium 5,2341 5,3965 Berdasarkan Tabel 4.3 di atas, dapat dilihat nilai simpangan baku SD mineral kobalt 5,5436 ; molibdenum 2,6160 ; kalium 1,4613 dan natrium 5,2341. Dan nilai simpangan baku relatif RSD yang diperoleh kobalt 5,5737 ; molibdenum 2,8045 ; kalium 1,4857 dan natrium 5,3965. Menurut Harmita 2004, nilai simpangan baku relatif RSD untuk analit dengan kadar part per million ppm adalah tidak lebih dari 16 dan untuk analit dengan kadar part per billion ppb RSD nya adalah tidak lebih dari 32. Dari hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa metode yang dilakukan memiliki ketelitian yang baik.

4.3.3. Batas deteksi dan batas kuantitasi

Berdasarkan data kurva kalibrasi kobalt, molibdenum, kalium dan natrium diperoleh batas deteksi dan batas kuantitasi untuk keempat mineral tersebut. Batas deteksi dan batas kuantitasi kobalt, molibdenum, kalium dan natrium dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Batas deteksi dan batas kuantitasi kobalt, molibdenum, kalium dan natrium No. Mineral Batas Deteksi µgmL Batas Kuantitasi µgmL 1. Kobalt 0,08121 0,2707 2. Molibdenum 0,0366 0,1221 3. Kalium 1,6876 5,6253 4. Natrium 2,2040 7,3468 Universitas Sumatera Utara 31 Dari hasil perhitungan diperoleh batas deteksi untuk pengukuran kobalt 0,08121 μgmL, molibdenum 0,0366μgmL, kalium 1,6876μgmL dan natrium 2,2040 μgmL, sedangkan batas kuantitasinya kobalt 0,2707μgmL, molibdenum 0,1221 μgmL, kalium 5,6253 μgmL dan natrium 7,3468μgmL. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa semua hasil yang diperoleh pada pengukuran sampel berada di atas batas deteksi dan batas kuantitasi. Hal ini menunjukkan bahwa data yang diperoleh dari hasil pengukuran memenuhi kriteria cermat dan seksama. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dilihat pada Lampiran 20, halaman 74 sampai halaman 78. Universitas Sumatera Utara 32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1.Kesimpulan a. Berdasarkan hasil pemeriksaan kobalt, molibdenum, kalium dan natrium secara Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry menunjukkan bahwa kobalt, molibdenum, kalium dan natrium dapat diukur intensitasnya pada panjang gelombang 240,7 nm untuk kobalt, 313,3 nm untuk molibdenum, 766,5 nm dan 589 nm untuk kalium. b. Hasil penetapan kadar kobalt, molibdenum, kalium dan natrium secara Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry pada kangkung memiliki kadar kobalt 0,084205 ± 0,00285 mg100g; kadar molibdenum 0,086046 ± 0,0095 mg100g; kadar kalium 134,8503 ± 5,3155 mg100g dan kadar natrium 25,5782 ± 0,7068 mg100g. 5.2.Saran a. Disarankan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi kangkung dataran tinggi sebagai asupan mineral bagi kesehatan tubuh. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Besi, Seng, Tembaga dan Mangan pada Kangkung Desa Semangat Gunung dengan Alat Inductively Coupled Plasma (ICP)

6 102 91

Penetapan Kadar Kalsium, Kalium, Dan Natrium Pada Kangkung (Ipomoea Aquatica Forssk.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 15

Penetapan Kadar Kalsium, Kalium, Dan Natrium Pada Kangkung (Ipomoea Aquatica Forssk.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

0 0 2

Penetapan Kadar Kalsium, Kalium, Dan Natrium Pada Kangkung (Ipomoea Aquatica Forssk.) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

2 4 4

Penetapan Kadar Kobalt, Molibdenum, Kalium dan Natrium Pada Kangkung (Ipomoea aquatica Forssk.) Dataran Tinggi dengan Menggunakan Alat Inductively Coupled Plasma (ICP)

0 0 16

Penetapan Kadar Kobalt, Molibdenum, Kalium dan Natrium Pada Kangkung (Ipomoea aquatica Forssk.) Dataran Tinggi dengan Menggunakan Alat Inductively Coupled Plasma (ICP)

0 0 2

Penetapan Kadar Kobalt, Molibdenum, Kalium dan Natrium Pada Kangkung (Ipomoea aquatica Forssk.) Dataran Tinggi dengan Menggunakan Alat Inductively Coupled Plasma (ICP)

0 0 4

Penetapan Kadar Kobalt, Molibdenum, Kalium dan Natrium Pada Kangkung (Ipomoea aquatica Forssk.) Dataran Tinggi dengan Menggunakan Alat Inductively Coupled Plasma (ICP)

0 0 12

Penetapan Kadar Kobalt, Molibdenum, Kalium dan Natrium Pada Kangkung (Ipomoea aquatica Forssk.) Dataran Tinggi dengan Menggunakan Alat Inductively Coupled Plasma (ICP)

0 0 2

Penetapan Kadar Kobalt, Molibdenum, Kalium dan Natrium Pada Kangkung (Ipomoea aquatica Forssk.) Dataran Tinggi dengan Menggunakan Alat Inductively Coupled Plasma (ICP)

0 0 46