18 hot plate
FISONS, tanur Naberthem dan Inductively Coupled Plasma Optical Emission Spectrometry
Varian 715 ES.
3.4.Identifikasi Sampel
Identifikasi sampel dilakukan oleh bagian Herbarium Bogoriense Bidang Botani Pusat Penelitian Biologi-LIPI, Bogor.
3.5. Pembuatan Pereaksi
3.5.1. Larutan HNO
3
1:1
Sebanyak 500 mL larutan HNO
3
65 bv diencerkan dengan 500 mL akua demineralisata Helrich, 1990.
3.6.Prosedur Penelitian 3.6.1. Pengambilan sampel
Metode pengambilan sampel dilakukan dengan cara sampling purposif yang dikenal juga sebagai sampling pertimbangan. Metode sampling ini
ditentukan atas dasar pertimbangan bahwa sampel yang diambil dapat mewakili
populasi Budiarto, 2004. 3.6.2. Penyiapan sampel
Kangkung sebanyak ± 1 kg dicuci bersih dengan air mengalir dan dibilas dengan akua demineralisata, kemudian ditiriskan sampai air cuciannya kering.
Sampel dipotong-potong dan diblender sampai halus.
3.6.3. Proses destruksi kering
Sampel yang telah dihaluskan dengan cara diblender, ditimbang masing- masing sebanyak 7 dan 10 gram dalam krus porselen, diarangkan di atas hot plate,
lalu diabukan dalam tanur dengan temperatur awal 100ºC dan perlahan-lahan
Universitas Sumatera Utara
19 temperatur dinaikkan hingga suhu 500ºC dengan interval 25ºC setiap 5 menit.
Pengabuan dilakukan selama 48 jam dihitung saat suhu sudah 500ºC, lalu setelah suhu tanur ± 27ºC, krus porselen dikeluarkan dan dibiarkan hingga dingin
pada desikator. Abu ditambahkan 5 ml HNO
3
1:1, kemudian diuapkan pada hot plate
dengan suhu 100-120ºC sampai kering. Krus porselen dimasukkan kembali ke dalam tanur dengan temperatur awal 100ºC dan perlahan-lahan temperatur
dinaikkan hingga 500ºC dengan interval 25ºC setiap 5 menit. Pengabuan dilakukan selama 1 jam dan dibiarkan hingga dingin pada desikator Isaac, 1990.
Bagan alir proses dekstruksi kering dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4, halaman 36 dan 37.
3.6.4. Pembuatan larutan sampel
Hasil dekstruksi yang telah dingin dilarutkan dalam 5 ml HNO
3
1:1, lalu dipindahkan ke dalam labu ukur 50 mL, dibilas krus porselen dengan akua
demineralisata sebanyak 3 kali dan dicukupkan dengan akua demineralisata hingga garis tanda, kemudian disaring dengan kertas saring Whatman No. 42
dimana 5 mL filtrat pertama dibuang kemudian filtrat selanjutnya ditampung ke dalam botol. Larutan ini digunakan untuk analisis kuantitatif terhadap logam
kobalt, molibdenum, kalium dan natrium yang terkandung di dalamnya. Perlakuan yang sama diulang sebanyak 6 kali untuk masing-masing sampel. Bagan alir
pembuatan larutan sampel dapat dilihat pada Lampiran 5, halaman 38.
Universitas Sumatera Utara
20
3.7. Analisis Kuantitatif 3.7.1. Analisis kuantitatif kobalt, molibdenum, kalium dan natrium