Observasi non partisipasi Observation Non Partisipation Reduksi Data Penyajian Data Penarikan Kesimpulan Atau Verifikasi

a. Wawancara secara mendalam Indepth Interview

Teknik wawancara yang dilakukan secara mendalam ini tidak dilakukan dengan struktur yang ketat dan formal, hal ini dimaksudkan supaya informasi yang dikumpulkan memiliki kedalaman yang cukup. Kelonggaran yang didapat dengan cara ini akan mampu lebih banyak mengorek keterangan tentang apa yang dijadikan kajian dalam penelitian ini hubungan perubahan mata pencaharian dengan nilai sosial budaya masyarakat dan tingkat kejujuran informan. Wawancara dilakukan dengan pedoman panduan wawancara interview guide yang telah dibuat yang berkaitan dengan apa yang dijadikan kajian dalam penelitian ini. Wawancara mendalam ini berlangsung secara simultan, yang merupakan proses yang berkesinambungan atau bersifat interaktif dan siklus. Berkesinambungan maksudnya, peneliti tidak hanya sekali melakukan wawancara tetapi bisa dilakukan lebih dari satu kali guna memperoleh keabsahan data, selain itu dalam pelaksanaanya peneliti juga bisa mengajukan pertanyaan secara berulang-ulang guna mendapatkan keterangan yang sejelas-jelasnya. Peneliti untuk memperoleh data sesuai yang diharapkan mendatangi informan ditempat bekerja maupun dirumah sehingga wawancara dapat dilakukan secara lebih santai.

b. Observasi non partisipasi Observation Non Partisipation

Observasi dalam penelitian ini akan dilakukan secara langsung dengan cara terbuka dan pengamatan tertutup Moleong, 1991:173. Pengamatan tertutup adalah pengamatan dimana pengamat beroperasi tanpa diketahui oleh subyek. Hasil pengamatan tersebut dituangkan dalam lembar observasi yang selanjutnya dijadikan data lapangan.

c. Studi kepustakaan

Penelitian ini juga akan mengunakan studi kepustakaan studi literatur atau dokumentasi yang berasal dari data penelitian terdahulu atau dari data sumber- sumber pustaka yang lain yang relevan dengan masalah yang diteliti sehingga data yang diperoleh sesuai dengan yang diinginkan. H.5. SAMPEL DAN TEHNIK PENGAMBILAN SAMPEL 1. Sampel Pada penelitian kualitatif, sampel yang diambil bukan sesuatu yang mutlak, tetapi menyesuaikan dengan kebutuhan dilapangan. Informan yang akan diambil tidak mewakili populasi, tetapi informan mewakili informasinya. Informan yang dipilih untuk menggali beragam informasi serta menemukan sejauh mungkin berbagai informasi penting. Penentuan sampel yang akan dijadikan informan lebih bersifat selektif dan bagaimana menentukan sampel sevariatif mugkin berdasarkan konsep teoritis yang digunakan, kharakter empiris dan sebagainya dan berikutnya dapat dipilih untuk menambah dan memperkaya informasi yang telah diperoleh.

2. Tehnik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampelnya mengunakan teknik Purposive Sampling. Dalam hal ini peneliti memilih informan dari keseluruhan masyarakat yang ada, yang dianggap mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap sehingga kemungkinan pilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan dan kemantapan peneliti memperoleh data Sutopo, 2002:56. Pada cara ini siapa yang diambil sebagai anggota sampel diserahkan pada pertimbangan pengumpulan data yang didasarkan atas kesesuaian dengan tujuan dan maksud peneliti. Beberapa pedoman yang dipertimbangkan dalam mempergunakan cara ini: a. Pengambilan sampel disesuaikan dengan tujuan penelitian. b. Jumlah dan ukuran sampel tidak dipersoalkan. c. Unit sampel yang dihubungi disesuaikan dengan kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian Sukandar Rumidi, 2002:65. Pada penelitian ini, komunitas yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang mengalami perubahan mata pencaharian di desa Membalong dari sektor perkebunan sebagai petani lada ke sektor pertambangan sebagai penambang timah di Tambang Inkonvensional TI baik yang memiliki ijin legal maupun yang tidak memiliki ijin ilegal. Informan yang diambil sebagai sampel dapat diidentifikasikan sebagai berikut, yaitu: 1. Pemilik dan juga sebagai penambang timah di Tambang Inkonvensional TI. 2. Penambang timah di Tambang Inkonvensional TI. Selain ke-dua jenis informan tersebut, juga digunakan beberapa informan lain sebagai pelengkap yang menunjang informasi dan sekaligus untuk keperluan triangulasi data. Antara lain dari pihak tokoh masyarakat di desa Membalong. H.6. VALIDITAS DATA Dalam penelitian ini untuk mencari validitas data, digunakan metode triangulasi data. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan data dan sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik triangulasi data yang paling banyak dilakukan adalah pemeriksaan melalui sumber lain Moleong, 1991:178. Dalam hal ini metode triangulasi yang digunakan adalah triangulasi data dengan menggunakan beberapa sumber untuk mengumpulkan data yang sama yaitu melakukan kroscek dengan beberapa sumber yang berkaitan dengan penelitian ini. Dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda, baik kelompok sumber sejenis maupun sumber yang berbeda jenis Sutopo, 2002: 79. H.7. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisa adalah analis data model interaktif, dengan teknik ini setelah data terkumpul dilakukan analisa melalui tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan dengan verifikasinya. Ketiga komponen ini saling berinteraksi dan berkaitan satu sama lain sehingga tidak dapat dipisahkan dari kegiatan pengumpulan data, oleh karenanya analisa data dapat dilakukan sebelum, selama dan setelah proses pengumpulan data di lapangan. Untuk lebih jelasnya masing-masing dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan Miles dan Huberman, 1992:15. Reduksi data sudah dimulai sejak peneliti memutuskan kerangka konseptual, tentang pemilihan kasus, pertanyaan yang diajukan dan tentang tata cara pengumpulan data yang dipakai. Reduksi data berlangsung secara terus-menerus selama penelitian kualitatif berlangsung dan merupakan bagian dari analisis.

b. Penyajian Data

Yaitu sekumpulan informasi secara tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan Miles dan Huberman, 1992:17 Informasi disini sudah termasuk di dalamnya matrik, skema, tabel dan jaringan kerja berkaitan dengan kegiatan. Dengan penyajian data peneliti akan mengerti apa yang terjadi dan dapat mengerjakan sesuatu pada analisis data ataupun langkah-langkah lain berdasarkan pengertian tersebut.

c. Penarikan Kesimpulan Atau Verifikasi

Yaitu mencari makna, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang memungkinkan alur sebab akibat dan proporsi Miles dan Huberman, 1992:18. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Singkatnya, makna yang muncul dari data harus diuji kebenarannya, kekokohannya, kecocokannya yaitu yang merupakan validitasnya. Untuk lebih jelasnya, proses analisis data dengan model interaktif ini dapat digambarkan sebagai berikut : Bagan 1.2 Model Analisis Interaktif Sutupo; 2002: 96 Pengumpulan data Reduksi Data Sajian Data Penarikan Kesimpulan

BAB II DESKRIPSI LOKASI

A. KONDISI UMUM MEMBALONG

Membalong adalah nama sebuah kecamatan di Barat Daya pulau Belitung, dimana Desa Membalong adalah nama ibu kota kecamatannya. Secara administratif Kecamatan Membalong masuk ke dalam wilayah Kabupaten Belitung. Kecamatan Membalong menjadi kecamatan terjauh dari pusat pemerintahan kabupaten Belitung dengan jarak 55 km. Kecamatan Membalong mempunyai luas wilayah sekitar 909,550 km 2 dan merupakan daerah terluas di kabupaten Belitung. Daerah ini juga dinamakan Belantu, sebuah daerah dengan dialek bahasa sedikit berbeda dengan wilayah lain di Belitung. Belantu menjadi berbeda karena dearah ini dulunya bukan wilayah penambangan timah. Hal ini mengakibatkan pembangunan wilayah ini sedikit tertinggal dibandingkan wilayah lainnya di Belitung. Tetapi, setelah kenaikan harga komoditas lada di penghujung tahun 1990, diikuti dengan pembukaan perkebunan kelapa sawit dan kelahiran kembali usaha penambangan timah di awal tahun 2000-an, standar kehidupan dari banyak keluarga menjadi lebih baik dan seimbang dengan daerah lain di Belitung. Membalong merupakan daerah pedesaan yang dari dulu mayoritas penduduknya bermata pencaharian dalam bidang perkebunan. Komoditas yang sangat diandalkan dan menjadi penopang hidup sebagian besar masyarakat Membalong adalah lada. Hal tersebut dapat kita lihat dari tabel berikut: Tabel 1.1 Luas Areal Perkebunan Rakyat Kecamatan Membalong