Maras Taun Tari Campak

Oleh karena itu yang berorientasi pada popularitas dan karya masih sedikit, hanya dikalangan kelas menengah ke atas Tahyudin, 2000:26. Pola stratifikasi sosial masyarakat Membalong bersifat terbuka yang meliputi bidang ekonomi, politik, dan ilmu pengetahuan. Setiap individu mempunyai peluang yang sama untuk mencapai puncak strata. Di bidang politik misalnya, tidak menutup peluang bagi warga masyarakat pendatang ataupun etnis lain selain melayu untuk menjadi aparat desa atau RTRW. Apalagi pada sektor ekonomi yang sangat terbuka luas Tahyudin, 2000:26. Mobilitas sosial masyarakat Mambalong baik yang secara vertikal maupun yang horizontal relatif terbuka luas. Hanya saja akses untuk mencapainya yang sering menemukan kendala, seperti adanya daerah yang masih terpencil Tahyudin, 2000:26. Adat istiadat yang masih berlaku dan dipercayai masyarakat desa Membalong pada umumnya berkaitan dengan siklus hidup dan upacara bercocok tanam. Yang berkaitan dengan siklus hidup meliputi upacara kelahiran, pernikahan, dan kematian. Sedangkan yang berkaitan dengan bercocok tanam yaitu Maras Taun, Tari Campak, Lesong Panjang, Beripat Beregong, dan Nirok Nanggok. Adapun pengertian dari acara adat masyarakat Membalong yang dijelaskan oleh Dinas Pariwisata Belitung yang berkaitan dengan bercocok-tanam adalah sebagai berikut:

a. Maras Taun

Selamatan Tahun Sebagai tanda bersyukur atas hasil panen, salah satunya diadakan permainan “ngemping” atau “nutok lesong panjang”, yang biasanya diadakan dalam maras taun. Dalam upacara maras taun terdapat tarian Sepen yang bersifat menghibur. Tari sepen ini bila diurutkan ke dalam bentuk penyajian pada Upacara maras taun meliputi doa awal, tari sepen dan doa penutup. Setelah itu ada acara yang disebut berbalas pantun antar perempuan dan laki-laki. Acara ini tidak mesti dilakukan, bagian ini hanya untuk bersuka cita, biasanya digunakan untuk mencari jodoh. Kata Maras taun, maras berarti selamatan dan taun berarti tahun. Jadi merupakan cara selamatan tahun yang penyelenggaraannya setahun sekali biasanya pada waktu panen padi. Untuk mengucapkan rasa syukur yang ditujukan kepada Dewi Sri dewi kesuburan, sekaligus untuk selamatan kampung. Intinya disini antara nama dan peristiwa sangat berhubungan. Padi disini digunakan sebagai simbol atau sarana untuk mengucapkan rasa syukur, supaya tahun berikutnya mendapat keselamatan, sebab di Belitung ini panen hanya dilakukan satu kali dalam setahun, dikarenakan juga hanya sedikit orang yang bermata pencaharian sebagai petani. Biasanya untuk melaksanakan maras taun, warga sesama bermusyawarah terlebih dahulu antara beberapa tetua adat dari setiap desa yang terpilih maka orang tersebut diwajibkan untuk memimpin jalannya upacara biasanya dilakukan pada saat bulan purnama, tempat pelaksanaan terbuka dan sekarang biasanya dipimpin oleh dukun kampung.

b. Tari Campak

Jenis Tarian Konon tarian ini berasal dari Lingga di Kepulauan Riau yang masuk Belitung melalui pulau Seliu sekitar abad ke-18, dibawa oleh seorang penari yang bernama Nek Campak. Lalu berkembang menjadi tari pergaulan yang mengasikkan. Tarian ini dilakukan secara berpasang-pasangan pria dan wanita sambil berbalas pantun, para penari pria yang merasa kalah dalam berpantun akan memberikan sejumlah uang kepada penari wanita. Sebagai alat pengiring tari campak berupa gong dan piul biola.

c. Lesong Panjang