Landasan Konsepsi Kerangka Teori dan Landasan Konsepsi 1. Kerangka Teori

18 Demikian halnya dengan peran Polri sebagai koordinator bagi PPNS, apabila Polri tidak melaksanakan fungsi sebagai koordinator sebagaimana mestinya, maka penindakan terhadap tindak pidana pajak oleh PPNS cenderung menyimpang dari konsep dan rencana yang dicanangkan oleh Polri dan mereka akan berupaya mencapai sasarannya sendiri dengan ukuran dan kriterianya sendiri pula. Fenomena itulah yang kemudian mengindikasikan munculnya pelanggaran kewenangan hukum dalam penindakan tindak pidana pajak. Pengertian pengawasan Polri terhadap PPNS yang dimuat dalam Nota Kesepakatan Bersama tanggal 24 Februari 1999 tidak mengandung aspek penindakan, namun menyangkut penyusunan pelaporan, pelaporan berkala dalam penyidikan, evaluasi hasil pelaporan serta evaluasi pelaksanaan tugas penyidikan. Pengertian pengawasan secara umum dikemukakan oleh Sujamto, bahwa pengawasan adalah: “Segala usaha atau kegiatan untuk mengetahui dan menilai kenyataan yang sebenarnya mengenai pelaksanaan atau kegiatan, apakah sesuai dengan yang semestinya atau tidak” 31 Salah satu peran Polri terhadap PPNS untuk melakukan pengawasan, maka dalam hal ini Polri berwenang melakukan pengamatan, pemantauan serta penilaian terhadap kegiatan PPNS, termasuk dalam aktivitas penindakan terhadap tindak pidana pajak.

2. Landasan Konsepsi

Konsep adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Konsepsi adalah pendapat, pangakalan pendapat; Konsepsi diterjemahkan sebagai usaha membawa sesuatu dari abstrak menjadi suatu yang konkrit, yang disebut dengan operational 31 Sujamto, Beberapa Pengertian Dibidang Pengawasan, Jakarta: Galia Indonesia, 1993, hal. 17. Universitas Sumatera Utara 19 definition. 32 Pentingnya definisi operasional adalah untuk menghindarkan perbedaan pengertian atau penafsiran mendua dubius dari suatu istilah yang dipakai. Guna menghindari kesalahpahaman atas berbagai istilah yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka berikut akan dijelaskan maksud dari istilah-istilah sebagai berikut: a. Tindak pidana Istilah tindak pidana berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum pidana Belanda yaitu “strafbaar feit”. Walaupun istilah ini terdapat dalam Wet Boek van Strafrecht voor Nederlands Indie, akan tetapi tidak ada penjelasan resmi tentang apa yang dimaksud dengan strafbaar feit tersebut. Karena itu para ahli hukum berusaha memberi arti dari istilah tersebut walau sampai saat ini belum ada keseragaman pendapat. 33 Moeljatno, memakai istilah “perbuatan pidana” untuk menggambarkan isi pengertian strafbaar feit dan beliau mendefinisikannya sebagai suatu perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut. Beliau tidak setuju dengan istilah “tindak pidana” karena menurut beliau “tindak” lebih pendek daripada perbuatan, “tindak” tidak menunjukkan kepada hal yang abstrak seperti perbuatan, tetapi hanya menyatakan keadaan konkrit. 34 32 Tan Kamello, Perkembangan Lembaga Jaminan Fiducia: Suatu Tinjauan Putusan Pengadilan dan Perjanjian di Sumatera Utara, Disertasi, Medan: PPs USU, hal. 35. 33 Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hal 67. 34 Leden Marpaung, Unsur-unsur Perbuatan yang dapat Dihukum, Jakarta: Sinar Grafika, 1991, hal. 3 Universitas Sumatera Utara 20 b. Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. 35 c. Penyidik Pegawai Negeri Sipil adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang berdasarkan peraturan perundang-undangan ditunjuk selaku penyidik dan mempunyai wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana dalam lingkup undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing. 36 d. Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 37 e. Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. 38 f. Peranan adalah serangkaian tingkah laku yang dihubungkan dengan suatu posisi tertentu. 39 Di dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil PPNS Perpajakan dan penyidik POLRI adalah serangkaian tindakan oleh PPNS dan penyidik POLRI sesuai dengan fungsi dan wewenangnya untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana bidang perpajakan yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. 35 Erly Suandy, Hukum Pajak, Yogyakarta: PT. Salemba Empat, 2005, hal. 5. 36 Undang-Undang No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RI, Pasal 1 angka 11 37 Ibid, Pasal 1 angka 1 38 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana, Pasal 1 angka 2. 39 Indria Samego, Reformasi Berkelanjutan: Institusi Kepolisian Republik Indonesia, Bidang Sumber Daya Manusia, Kemitraan, Jakarta: LMUI dan Kepolisian Negara RI, 2006, hal. 7. Universitas Sumatera Utara 21

G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Dokumen yang terkait

Peranan Penyidik Polri Dalam Penanganan Tindak Pidana Narkoba Di Sumatra Utara

8 135 161

KOORDINASI FUNGSIONAL ANTARA PENYIDIK POLRI DENGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KELAUTAN DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENCURIAN IKAN DI LAUT (ILLEGAL FISHING) (Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri Padang).

0 0 7

FUNGSI PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) BEA DAN CUKAI DALAM PROSES PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMALSUAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU.

1 5 91

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan T1 312015707 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan T1 312015707 BAB II

1 3 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan

0 0 17

Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perpajakan dan Penyidik POLRI dalam Penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perpajakan dan Penyidik POLRI dalam Penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

0 0 23

PERANAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PERPAJAKAN DAN PENYIDIK POLRI DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

0 1 12

KINERJA PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KOTA TANGERANG

0 15 166