Tugas, Wewenang Dan Kewajiban PPNS Perpajakan Dan Penyidik Polri

69 Dalam pasal 5 instruksi menteri dalam negeri dan Panglima Angkatan Kepolisian No. 4 Tahun 1969 dan Pol 25InstrPangdak1969 tentang kerjasama politik Polisi dicantumkan sebagaiberikut “Dalam hal bantuan angkatan kepolisian diminta oleh kepala daerah, maka permintaan bantuan ini diajukan kepada Panglima komando-komando daerah angkatan kepolisian setingkat di daerah dengan menyebutkan a alasan-alasan, b bentuk bantuan yang diharapkan. Dengan demikian, dalam prakteknya kepala wiayah tidak begitu saja dapat menggunakan kepolisian negara, tetapi sebelum dapat menggunakannya, kepala daerah harus dapat melalui prosedur tertentu. Tahun 1984 oleh Menteri Kehakiman dikeluarkan Keputusan Menteri Kehakiman RI No. M-04-PW.07.03 tahun 1984 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengusulan dan Pengangkatan dan Pemberhentian PPNS. Untuk menindaklanjuti Keputusan Menteri Kehakiman tersebut, diterbitkan Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 23 Tahun 1986 tentang Kedudukan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Pemerintahan Daerah yang mengatur mengenai kedudukan, dan tugas, syarat-syarat untuk diangkat, pengusulan, penunjukan dan pengangkatan, mutasi dan pemberhentian, dan bidang penyidikan PPNS di daerah. Keputusan Menteri inilah yang menjadi landasan hukum dibentuknya PPNS di lingkungan pemerintah daerah sehingga keberadaan PPNS dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai penyidik terhadap pelanggaran-pelanggaran peraturan daerah terus berkembang sampai dengan sekarang.

C. Tugas, Wewenang Dan Kewajiban PPNS Perpajakan Dan Penyidik Polri

Dari beberapa peraturan perundang-undangan yang menyebut tentang PPNS seperti KUHAP, Pedoman Pelaksanaan KUHAP, Undang-Undang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Kepolisian pada dasarnya merumuskan pengertian PPNS dengan unsur- unsur sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 70 1. PPNS adalah pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-undang 2. Wewenang khusus tersebut adalah wewenang untuk melakukan penyidikan tindak pidana 3. Tindak pidana yang dimaksud adalah tindak pidana tertentu yang menjadi lingkup tugas suatu departemen atau instansi 4. PPNS harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain serendah-rendahnya pangkat Pengatur Muda Tingkat I Gol II b dan berijazah SLTA 5. PPNS diangkat oleh Menteri Kehakiman setelah mendapat pertimbangan dari Kapolri dan Jaksa Agung 6. Dalam pelaksanaan tugasnya penyidikan, PPNS berada di bawah koordinasi dan pengawasan korwas penyidik POLRI Selanjutnya mengenai tugas dan wewenang PPNS meliputi sebagai berikut: 1. Melaksanakan penyidikan terhadap pelanggaran undnag-undang atau tindak pidana di bidang masing-masing 2. PPNS mempunyai wewenang penyidikan sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya 3. Dalam melakukan tugas sebagaimana dimaksud di atas, PPNS tidak berwenang melakukan penangkapan dan atau penahanan Penyidikan tindak pidana dibidang perpajakan pada dasarnya memang merupakan tindakan penegakan hukum yang dianggap perlu,karena dengan dilakukan penyidikan yg bermuara pada tuntutan hukum dengan ancaman pidana di harapkan akan memberi pengaruh detterent effect terhadap kepatuhan wajib pajak. Penyidikan adalah upaya akhir ultimatun remedium dalam rangka upaya penegakan hukum pajak jika upaya lain sebelumnya tidak Universitas Sumatera Utara 71 cukup memadai untuk diterapkan. 83 Dalam penanganan kasus perpajakan ada 2 sanksi perpajakan yang dikenakan yaitu sanksi pidana dan sanksi perdata. Sanksi pidana perpajakan diatur sebagai berikut : 1. Barang siapa karena kealpaannya a Tidak mengembalikanmenyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak kepada Direktorat Jendral Pajak. b Menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan atau melampirkan keterangan yang tidak benar. Sehingga menimbulkan kerugian pada negara ,dipidana dengan pidana kurungan selama- lamanya 6enambulan atau denda setinggi-tingginya sebesar 2dua kali pajak yang terhutang 2. Barang siapa dengan sengaja a Tidak mengembalikan menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak kepada Direktorat Jendral Pajak. b Menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak tetapi isinya tidak benar atau tidak lengkap dan atau melampirkan keterangan yang tidak benar c Memperlihatkan surat palsu atau dipalsukan atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar. d Tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan surat atau dokumen lainnya. e Tidak menunjukan data atau tidak menyampaikan keterangan yang diperlukan. Sehingga menimbulkan kerugian pada Negara ,dipidana dengan pidana penjara selama- lamanya 2dua tahun atau denda setinggi-tingginya sebesar 5lima kali pajak yang terutang. 83 Devano Sony, Perpajakan:Konsep,Teori,dan Isu Jakarta: Kencana,2006, hal. 136. Universitas Sumatera Utara 72 3. Terhadap bukan Wajib Pajak yang bersangkutan yang melakukan tindakan sebagaimana dimaksud pada angka 2 huruf “d”dan”e”, dipidana dengan pidana kurungan selama- lamanya 1 satu tahun atau dneda setinggi-tingginya Rp.2.000.000,00 dua juta rupiah. Pengertian bukan Wajib Pajak diatas adalah pejabat yang bertugas dan perkerjaannya berkaitan dan perkerjaannya berkatian langsung atau ada hubungannya dengan objek pajak atau pihak lainnya.ancaman pidana pada angka 2 dilipatkan dua apabila seseorang melakukan lagi tindak pidana dibidang perpajakan sebelum lewat 1 satu tahun, terhitung sejak selesainya menjalanin sebagian atau seluruh pidana penajra yang dijatuhkan atau sejak dibayarnya denda, Selanjutnya tindak pidana tidak dapat dituntut setelah lampau 10sepuluh tahun sejak berakhirnya tahun pajak yang bersangkutan . 84 Agar suatu peradilan dapat merupakan suatu peradilan administrasi, maka disamping unsur-unsur tersebut dipenuhi, harus ada unsur-unsur lainnya, yakni; a. Bahwa salah satu pihak yang berselisih harus administrasi yang menjadi terikat karena perbuatan salah seorang pejabat dalam batas wewenangnya; b. Diberlakukannya “Hukum Publik” atau Hukum Administrasi terhadap persoalan yang diajukan. 85 Landasan hukum mengenai sanksi administrasi diatur dalam masing-masing pasal UU KUP, diatur dengan tegas mengenai hak dan kewajiban wajib pajak dan hak dan kewajiban fiskus, dalam rangka penegakan hukum pajak tax law enforcement. Sanksi administrasi dapat dijatuhkan apabila wajib pajak melakukan pelanggaran , terutama atas kewajiban yang ditentukan dalam UU KUP dapat berupa sanksi administrasi bunga, denda, 84 Waluyo, Perpajakan Indonesia, Jakarta: Salemba Empat, 2002, hal.424. 85 Mustafa Bachasan, Pokok-pokok Hukum Administrasi Negara, Bandung:Alumni, 1979, hal 114. Universitas Sumatera Utara 73 kenaikan. Sedangkan sanksi pidana bisa berupa hukuman kurungan dan berupa hukuman penjara. 86 Sanksi administrasi perpajakan diatur dalam UU KUP sebagai berikut: a. Sanksi Berupa Denda 1. Pasal 7, denda administrasi sebesar Rp.50.000 dan Rp.100.000 terlambat lapor menyampaikan SPT masa dan SPT tahunan. 2. Pasal 8 ayat3, denda sebanyak 2 kali 200 jumlah pajak kurang di bayar membetulkan SPT telah dilakukan tindakan pemeriksaan oleh fiskus tapi belum dilakukan penyelidikan mengenai adanya ketidakbenaran yang dilakukan wajib pajak sesuai yang dimaksud dalam pasal 38. b. Sanksi Berupa Bunga 1. Pasal 8 ayat2, membetulkan SPT atas kemauan sendiri masih dalam jangka waktu 24 bulan belum dilakukan tindakan pemeriksaan oleh fiskus. Besarnya bunga 2 sebulan atas jumlah pajak yang kurang dibayar, dihitung sejak saat penyampaian SPT berakhir sampai tanggal pembayaran. 2. Pasal 14 ayat1 huruf b, SPT yang telah disampaikan telah diteliti oleh fiskus terdapat salah tulis salah hitung. Kekurangan tersebut dikenakan sanksi bunga 2 sebulan untuk selama-lamanya 24 bulan, dihitung dari terkurangnya pajak atau bagian tahun atau tahun pajak. 3. Pasal 19 ayat3 wajib pajak yang diperoleh menujukan permohonan perpanjangan SPT, dan dikanulkan ternyata perhitungan sementara pajak yang terhutang terdapat selisih pajak yang kurang dibayar. Atas kekurangannya dikenakan bunga 2 sebulan yang dihitung dari saat 86 Devano Sony,Kurnia Rahayu Siti, Perpajakan: Konsep Teori Dan Isu, Jakarta: Kencana, 2006, hal198. Universitas Sumatera Utara 74 berakhirnya kewajiban menyampaikan SPT sampai dengan hari dibayarkannya kekurangan pembayaran tersebut. c. Sanksi Brupa Kenaikan 1. Pasal 8 ayat4 dan 5, membetulkan SPT telah lebih dari 24 bulan, fiskus belum menerbitkan SKP, wajib pajak mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT dengan laporan sendiri yang mengakibatkan: a Pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar b Rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil c Jumlah harta menjadi lebih besar d Jumlah modal menjadi lebih besar Pajak yang kurang dibayar yang timbul akibat pembetulan SPT harus dilunasi ditambah sanksi administrasi kenaikan sebesar 50 dari pajak yang kurang dibayar. 2. Pasal 13 ayat1 huruf b, SPT tahunan yang tidak disampaikan dalam waktu yang ditentukan, setelah ditegur secara tertulis tetapi tidak disampaikan. Ditetapkan secara jabatan SKPKB ditambah sanksi kenaikan 50 untuk PPh badanatau PPh orang pribadi. Sedang untuk PPh potongan pungutan dikenakan sanksi kenaikan 100 dari pajak yang kurang dibayar. 87 Wewenang penyidik perpajakan diatur dalam UU KUP No.28 tahun 2007 Pasal 44 Ayat2 yaitu: wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat1 adalah : 87 Devano Sony, Perpajakan:Konsep,Teori,dan Isu Jakarta: Kencana,2006, hal. 155. Universitas Sumatera Utara 75 b. Menerima, mencari, mengumpulkan, dan meneliti keterangan atau laporan berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; c. Meneliti, mencari dan mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan; d. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana di bidang perpajakan; e. Memeriksa buku, catatan, dan dokumen lain berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan; f. Melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain, serta melakukan penyitaan terhadap bahan bukti tersebut; g. Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyelidikan tindak pidana di bidangperpajakan; h. Menyuruh berhenti danatau melarang seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang, benda, danatau dokumen yang dibawa; i. Memotret sewseorang yang berkaitan dengan tindak pidana di bidang perpajakan; j. Memanggil orang untuk didengar keterangannya dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi; k. Menghentikan penyidikan; danatau Universitas Sumatera Utara 76 l. Melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan menurut ketentuan peraturan perundang-undangan. 88 Tugas penyidik pajak merupakan tugas khusus di sektor bisnis karena mencari data yang memberi petunjuk apakah seseorang wajib pajak sudah membayar pajak secara penuh atau belum. Penyidik dalam menjalankan tugasnya dapat melaksanakannya dengan baik secara formal maupun secara informal. Penyidikan secara formal dilakukan melalui penelitian-penelitian pembukuan dan dokumen-dokumen sedangkan penyidikan secara informal dilakukan dengan meneliti informasi-informasi yang masuk pada kantor pajak, termasuk informasi yang diberikan masyarakat dan mass media. 89 Sebaliknya para penyidik dapat dikenakan sanksi pidana jika diketahui melakukan pelanggaran-pelanggaran dalam melaksanakan tugasnya. 90 Ancaman pidana juga dapat ditujukan terhadap seorang pegawai negeri juru sita yang dengan melampaui batas wewenangannya telah memaksa dengan jalan mendobrak pintu rumah Wajib PajakPenanggung Pajak yang dalam keadaan tertentu dan lain-lain tindakan yang dapat dikategorikan sebagai kejahatan dan jabatan Pasal 429 KUHP. Ancaman pidananya terhadap pegawai negeri juru sita adalah satu tahun empat bulan penjara. Pasal 429 KUHP: 1 Seorang pejabat yang melampaui batas kekuasaannya atau tempat mengindahkan cara-cara yang ditentukan dalam peraturan umum,masuk ke dalam rumah atau ke dalam ruangan atau perkarangan tertutup yang akan dipakai oleh orang lain, atau jika 88 Undang-Undang No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan 89 Bohari, Penghantar Hukum Pajak Jakarta: Raja Grafindo, 2004, hal. 194. 90 Ketentuan Menteri Keuangan R.I. pada waktu Pelantikan Pegawai Penyidik Pajak di lingkungan Departemen Keuangan, Harian Pedoman Rakyat, edisi Sulawesi Selatan, tanggal 9 Juli 1985. Universitas Sumatera Utara 77 berada di situ secara melawan hukum, tidak segera pergi atas permintaan yang berhak atas nama orang itu, diancam dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana dendapaling tinggi empat ribu lima ratus rupiah. 2 Diancam dengan pidana yang sama, seorang pejabat pada waktu menggeledah rumah, dengan melampaui kekuasaanna atau tanpa mengindahkan cara-cara yang ditentukan dalam peraturan umum, memeriksa atau merampas surat-surat, buku-buku atau kertas-kertas. 91 Dalam ilmu hukum dikenal adanya prinsip lex specialis derogat lex generalis, Undang-Undang No.16 tahun 2000 ini berlaku sebagai hukum khusus menyampingkan hukum umum, dalam hal ini hukum acara pidana KUHAP. Penyidik perpajakan hanya diberikan wewenang untuk memasuki segala tempat untuk melakukan pemeriksaan dalam mencari data dan bukti bukti tentang adanya tindak pidana. 92 Dalam hal ini peran penyidik polri dalam penanganan tindak pidana perpajakan adalah sebagai berikut: 1 Sebagai koordinator dan pengawas Hal ini diatur dalam pasal 7 ayat2 KUHAP: penyidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 6 ayat1 huruf b mempunyai wewenang sesuai dengan undang-undang yang menjadi dasar hukumnya masing-masing dan dalam pelaksanaan tugasnya berada di bawah koordinasi dan pegawasan penyidik tersebut dalam pasal 6 ayat1 huruf a. 93 Dalam pasal 44 ayat3 Undang-Undang No.28 Tahun 2007: penyidik sebagaimana dimaksud ayat1 memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikanhasil 91 Hadi Moeljo, Dasar-Dasar Penagihan Pajak Negara Jakarta: Raja Grafindo, 1995, hal. 138. 92 Soemitro Rochmat, Pajak Penghasilan Bandung: Eresco, 1984, hal. 195. 93 Soerodibroto,Sunarto,KitabUundang-Undang Hukum Pidana dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana Jakarta: Rajawali Pers, 2012, hal 366. Universitas Sumatera Utara 78 penyidikannya kepada penuuntut umum melalui penyidik pejabat Polisi Negara republik Indonesia sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Hukum Acara Pidana. 94 2 Bantuan penyidikan Hal ini diatur dalam pasal 107 ayat1 KUHAP: Untuk kepentingan penyidikan, penyidik tersebut pada pasal 6 ayat1 huruf a memberikan petunjuk pada penyidik tersebut pada pasal 6 ayat1 huruf b dan memberikan bantuan penyidikan yang diperlukan. 95 Pejabat pajak yang ditunjukdiangkat sebagai penyidik diberi wewenang khusus untuk melakukan penyidikan tindak pidana yang dilakukan di bidang perpajakan, sebagaimana dimaksud dalam undang-undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana KUHAP. Berdasarkan ketentuan pasal 7 ayat2 KUHAP penyidik pegawai negeri sipil dalam pelaksanaan tugasnya berada dibawah koordinasi dan pengawasan penyidik pejabat polisi. 96 94 Ibid.,63 95 Ibid.,405 96 Soemitro Rochmat, Asas dan Dasar PerpajakanBandung: Eresco, 1991, hal. 57. Universitas Sumatera Utara 79

BAB IV HUBUNGAN HUKUM ANTARA PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

Dokumen yang terkait

Peranan Penyidik Polri Dalam Penanganan Tindak Pidana Narkoba Di Sumatra Utara

8 135 161

KOORDINASI FUNGSIONAL ANTARA PENYIDIK POLRI DENGAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KELAUTAN DALAM PENYELESAIAN TINDAK PIDANA PENCURIAN IKAN DI LAUT (ILLEGAL FISHING) (Studi Kasus Pada Pengadilan Negeri Padang).

0 0 7

FUNGSI PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) BEA DAN CUKAI DALAM PROSES PENANGANAN TINDAK PIDANA PEMALSUAN PITA CUKAI HASIL TEMBAKAU.

1 5 91

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan T1 312015707 BAB I

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan T1 312015707 BAB II

1 3 32

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Koordinasi Kewenangan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Kehutanan dan Penyidik Polri dalam Penyidikan Tindak Pidana Kehutanan

0 0 17

Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perpajakan dan Penyidik POLRI dalam Penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

0 0 29

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Peranan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Perpajakan dan Penyidik POLRI dalam Penanganan Tindak Pidana Perpajakan.

0 0 23

PERANAN PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) PERPAJAKAN DAN PENYIDIK POLRI DALAM PENANGANAN TINDAK PIDANA PERPAJAKAN

0 1 12

KINERJA PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) KOTA TANGERANG

0 15 166