Profil Baja T tee Baja T

23 Sinaga 2005 memperkuat profil C pada sayap yang terbuka dengan baja tulangan arah vertikal, dengan berbagai variasi jarak. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini ialah profil C mengalami kenaikan kemampuan lentur antara 69,26 sampai 153,34 sesuai dengan jarak perkuatan. Semakin dekat jarak perkuatan semakin besar penambahan kekuatan yang diperoleh.

2.1.7.4. Profil Baja T tee Baja T

atau sering disebut juga balok tee adalah sebuah profil baja yang berbentuk T yang bisa juga diambil dari profil IWF yang dibelah menjadi 2 bagian. Bagian atas profil T yang berbentuk melebar adalah bagian untuk menahan gay tekan sedangkan bagian vertical atau bagian bawah digunakan untuk menahan gaya geser ataupun untuk mengurangi gaya puntir yang akan terjadi pada baja T. Jika kita membandingkan antara baja T dengan baja IWF maka baja T memiliki kelemahan yaitu tidak adanya flens 1 bagian sehingga ada 1 bagian antara tegangan tarik bawah atau tegangan tekan bagian atas tidak akan diperhitungkan. Sehingga jika untuk menahan tekan balok T pada umumnta digunakan pada slab lantai agar balok T bisa menahan gaya tekan gambar 2.9 a. Sedangkan jika dibalik seperti gambar 2.9 b maka gaya tarik pada flens la yang akan kita gunakan pada bab 4 sebagai penahan tarik dan lentur pada bridge beam hoist crane. Gambar 2.9. Profil I yang dibelah menjadi 2 Universitas Sumatera Utara 24

2.2. Metode Perencanaan Konstruksi Baja

Terdapat 2 metode perencanaan konstruksi baja pada SNI baja 2015, yaitu:  Metode ASD Allowable Stress Design  Metode LRFD Load Resistance Factor Design

2.2.1. Metode ASD Allowable Stress Design

Metode ASD Allowable Stress Design merupakan metode yang paling konvensional dalam perencanaan konstruksi. Metode ini menggunakan beban servis sebagai beban yang harus dapat ditahan oleh material konstruksi. Agar konstruksi aman maka harus direncanakan bentuk dan kekuatan bahan yang mampu menahan beban tersebut. Tegangan maksimum yang diizinkan terjadi pada suatu konstruksi saat beban servis bekerja harus lebih kecil atau sama dengan tegangan leleh σy. Untuk memastikan bahwa tegangan yang terjadi tidak melebihi tegangan leleh σy maka diberikan faktor keamanan terhadap tegangan izin yang boleh terjadi. �′ � …..persamaan2.5 �� � � …..persamaan2.6 � = �,� ∅ …..persamaan2.7 Dimana : � = Tegangan Terjadi MPa �′ = Tegangan Izin MPa � = Safety Factor �� = Tegangan Leleh Baja Mpa ∅ = Faktor tahanan Besaran faktor keamanan pada persamaan 2.7 yang diberikan lebih kurang sama dengan 1,5 faktor reduksi ∅ ; nilai factor reduksi ∅ sebesar 0,9 Universitas Sumatera Utara