Tegangan Putus Ultimate Stress Tegangan Leleh Yielding Stress Sifat – Sifat Mekanis Lainnya

15 Sifat-sifat mekanik bahan merefleksikan hubungan antara pembebanan yang diterima suatu bahan dengan reaksi yang diberikan atau deformasi yang akan terjadi . Sifat-sifat ini didapat dengan melakukan uji laboratorium yang didesain secara teliti yang dapat merepresentasikan sedekat mungkin kondisi nyatanya.

2.1.6.1. Tegangan Putus Ultimate Stress

Tegangan putus ultimate stress adalah nilai tegangan yang terjadi disaat baja telah mencapai kekuatan maksimum ambang batas yang bisa mengakibatkan baja terputus. Tegangan putus untuk perencanaan Fu tidak boleh diambil melebihi nilai yang ditetapkan oleh tabel 2.1

2.1.6.2. Tegangan Leleh Yielding Stress

Tegangan leleh yield stress adalah nilai tegangan yang terjadi saat melampaui tegangan dasar atau masuk ke daerah inelastis gambar 2.2, maka material akan meregang dengan sangat cepat. Tegangan Leleh untuk perencanaan Fy tidak boleh diambil melebihi nilai yang ditetapkan oleh tabel 2.1 Jenis Baja Tegangan putus minimum, fu MPa Tegangan leleh minimum, fy MPa Peregangan minimum BJ 34 340 210 22 BJ 37 370 240 20 BJ 41 410 250 18 BJ 50 500 290 16 BJ 55 550 410 13 Tabel 2.1 Sifat Mekanis Baja Struktural Sumber: SNI 03 – 1729 – 2002 Universitas Sumatera Utara 16

2.1.6.3. Sifat – Sifat Mekanis Lainnya

Sifat – sifat mekanis lain baja struktural untuk maksud perencanaan ditetapkan oleh bapak M.Vable dari buku Mechanic of material sebagai berikut :  Modulus Elastisitas : E = 200.000 Mpa Pada umumnya bahan struktural berperilaku elastis dan linear saat mulai dibebani sampai titik tertentu maka akan berubah kurvanya seperti pada gambar 2.3. Sehingga nilai modulus elastisitas didapat dari kemirinagn kurva tegangan regangan dengan bantuan hukum hooke. Dengan � adalah tegangan aksial, � adalah regangan aksial, dan E adalah modulus elastisitas. � = . � …..persamaan 2.1 Gambar 2.3. hubungan modulus elastisitas dengan tegangan - regangan Sumber: mechanics of material second edition, M. Vable Universitas Sumatera Utara 17  Modulus Geser : G = 80.000 Mpa Jika pada modulus elastisitas adalah berhubungan dengan tegangan maka modulus geser memiliki hubungan dengan torsi. Dengan bantuan hokum hooke maka didapatkan persamaanamaan berikut dimana, � adalah tegangan geser, � adalah regangan geser, dan G adalah modulus geser. � = . � …..persamaan 2.2 Khusus untuk kasus tarik pada modulus elastisitas dapat dihubungkan dengan kasus geser dengan persamaanamaa berikut: = + …..persamaan 2.3 Dimana adalah poisson ratio. Dikarenakan poisson ratio pada bahan biasa bernilai antara nol dan setengah, maka dapat disimpulkan bahwa nilai modulus geser memiliki nilai hampir sepertiga atau setengah dari nilai modulus elastisitas.  Poisson Ratio : = 0.25 – 0.35 Poisson ratio adalah perbandingan antara perpanjangan arah lateral dengan arah longitudinal. Dengan kata lai dapat dismpulkan persamaanamaaan poisson ratio adalah = � � � � …..persamaan2.4 Dengan ketentuan saat mengalami tarik regangan bernilai positif dan sebaliknya. Untuk bahan isotropic utuk bahan seperti meral memiliki nilai poisson ratio antara 0,25 sampai 0,35. Untuk bahan seperti gabus maka memiliki nilai poisson sebesar 0. Pada beton didapatkan nilai poisson sebesar 0,1 sampai 0,2. Poisson ratio memiliki Universitas Sumatera Utara 18 nilai limit atau batas sebesar 0,5 salah satu bahan yang kita kenal memiliki nilai poisson tersebut adalah karet.  Koefisien Pemuaian : α = 12 x 10 -6 ºC Pemuaian adalah perubahan suatu benda yang bisa menjadi bertambah panjang, lebar, luas, atau berubah volumenya karena terkena panas kalor. Singkat cerita pemuaian adalah perubahan ukuran benda jika terkena suhu. Koefisien pemuaian adalah bilangan yang menyatakan pertambahan panjang tiap satuan panjang zat per tingkatan suhu o C. tabel koefisien muai panjang adalah sebagai berikut: No Jenis Zat : koefisien muai panjang o C 1 Alumunium 0,000026 2 Tembaga 0,000017 3 Besi 0,000012 4 Baja 0,000011 5 Platina 0,000009 Tabel 2.2. nilai koefisien muai logam Struktural Sumber: mekanika bahan jilid 1, Gere dan Timoshenko Universitas Sumatera Utara 19

2.1.7. Baja Struktural yang Umum Digunakan