58
Tabel 4.5. Objek – objek Wisata di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon
Sumber: Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya kabupaten Simalungun 2013
4.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Wisata Danau toba
di Kota Parapat
Faktor pendukung dan penghambat dalam pengembangan wisata Danau Toba dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor internal adalah faktor yang
bersumber dari dalam kawasan wisata Danau Toba di Kota Parapatnya dan faktor eksternal adalah faktor yang bersumber dari luar wilayah kawasan wisata Danau
Toba di Kota Parapat. Proses pengkajian faktor internal dan eksternal yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pengembangan wisata Danau Toba di
Kota Parapat adalah menggunakan analisis SWOT Strength, Weakness, Oportunity, Threat. Analisis SWOT dimaksudkan untuk memperjelas semua
kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal yang dapat diidentifikasi guna memberikan suatu rekomendasi ataupun strategi
pengembangan berdasarkan potensi - potensi yang tersedia.
No. Kelurahan Nagori
Nama Objek Wisata Jenis Objek
Wisata Jarak dari Ibukota
Kabupaten km 1. Sipangan
Bolon Tanaman Nenas
Wisata Agro 54
Dolok Sae Sae Wisata Alam
54
2. Girsang Liang Majontik
Wisata Alam 54
Liang Bolon Wisata Alam
54 Mual Bolon
Wisata Alam 54
Air terjun Halimbingan
Wisata Alam 54
3. Parapat Danau toba
Wisata Alam 48
4. Tigaraja Danau toba
Wisata Alam 48
5. Sibaganding Batu Gantung
Wisata Alam 46
Huta Sibatu Loting Parherekan
Wisata Alam 47
Batu Lubang Wisata Alam
47
Universitas Sumatera Utara
59
Dalam mengidentifikasi faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan maka penelitian ini mencoba meminta persepsi dari responden yaitu para
wisatawan berdasarkan keadaan dan kondisi yang mereka alami selama berwisata di Kota Parapat.
Adapun yang menjadi faktor internal yaitu: 1.
Retribusi biaya masuk ke Kota Parapat 2.
Perilaku ramah dan sopan dari warga setempat dan pengelola wisata. 3.
Sarana prasarana seperti jalan, transportasi, wc umum, dan ATM. 4.
Pemandangan keindahan alam Danau Toba. 5.
Pelayanan akomodasi yaitu hotel, motel, rumah makan restoran, money changer, dan lembaga kesehatan.
6. Harga produk komoditas pariwisata
7. Kebersihan dan keasrian lingkungan
8. Adanya budaya, adat - istiadat, acara tradisional, dan kesenian rakyat.
9. Usaha promosi wisata Danau Toba oleh pemerintah daerah.
10. Keamanan dan kenyamanan Kota Parapat.
Melihat faktor - faktor internal diatas, maka persepsi wisatawan terhadap kondisi kesepuluh faktor internal di atas yaitu:
Universitas Sumatera Utara
60
Tabel 4.6. Persepsi Wisatawan Terhadap Kondisi Internal Wisata Danau Toba di Kota Parapat
Sumber: Data Diolah
Berdasarkan tabel 4.3 mengenai persepsi wisatawan terhadap kondisi internal wisata Danau Toba di Kota Parapat maka ditemukan faktor internal yang
menjadi pendukung dan penghambat. Dalam analisis SWOT maka yang menjadi faktor pendukung adalah kekuatan strength dan yang menjadi penghambat
adalah kelemahan weakness yang kedua - duanya berasal dari dalam Kota Parapat. Adapun yang menjadi kekuatan ialah:
1. Retribusi biaya masuk ke Kota Parapat.
2. Pemandangan keindahan alam Danau Toba.
No. Faktor Internal
Kriteria Sangat
Setuju Setuju
Kurang Setuju
Tidak Setuju
1.
Retribusibiaya masuk ke Kota Parapat sudah terjangkau tergolong murah bagi wisatawan
yang datang berwisata ke Kota Parapat. 35
65
2.
Perilaku warga setempat dan pengelola wisata Danau Toba sudah ramah dan sopan.
45 55
3.
Sarana prasarana seperti jalan, transportasi, wc umum, ATM telah memadai tersedia.
30 55
15
4.
Danau toba dan objek wisata lainnya di sekitar Kota Parapat memberikan pemandangan dan
keindahan alam yang memberi daya tarik bagi wisatawan.
60 30
10
5.
Pelayanan akomodasi seperti hotel, motel, restoran rumah makan, money changer, lembaga
kesehatan telah tersedia dan memberikan kepuasan.
10 30
60
6.
Harga produkkomoditas pariwisata terjangkau tergolong murah.
10 75
15
7.
Lingkungan di sekitar wisata Danau Toba terjaga dengan bersih dan asri.
10 20
55 15
8.
Budaya, adat - istiadat, acara tradisional dan kesenian rakyat di Kota Parapat memberikan daya
tarik pendukung bagi wisatawan untuk berwisata berkunjung.
25 60
15
9.
Kegiatan usaha promosi wisata Danau Toba oleh pemerintah daerah telah dilakukan dengan baik
dan tersebar secara luas. 30
70
10.
Kota Parapat cukup aman dan nyaman. 5
65 30
Universitas Sumatera Utara
61
3. Adanya budaya, adat - istiadat, acara tradisional, dan kesenian rakyat.
4. Keamanan dan kenyamanan Kota Parapat.
Sedangkan yang menjadi kelemahan ialah: 1.
Perilaku ramah dan sopan dari warga setempat dan pengelola wisata. 2.
Sarana prasarana seperti jalan, transportasi, wc umum, dan ATM. 3.
Pelayanan akomodasi yaitu hotel, motel, rumah makan restoran, money changer, dan lembaga kesehatan.
4. Harga produk komoditas pariwisata.
5. Kebersihan dan keasrian lingkungan.
6. Usaha promosi wisata Danau Toba oleh pemerintah daerah.
Analisis faktor – faktor eksternal meliputi peluang dan ancaman. Dalam penentuan faktor – faktor eksternal yang datang dari luar Kota Parapat, maka
peneltian meminta persepsi dari responden yaitu stakeholder aparat pemerintah daerah setempat, dan pengelola pariwisata. Adapun yang menjadi faktor
eksternal dalam usaha pengembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat berdasarkan persepsi responden yaitu:
1. Perkembangan teknologi dan informasi masa kini.
2. Aksesibilitas rute perjalanan menuju Kota Parapat.
3. Adanya regulasi dan peraturan daerah tentang kepariwisataan.
4. Potensi dan minat wisatawan.
5. Keberadaan sarana transportasi pendukung seperti stasiun, pelabuhan, dan
bandara. 6.
Adanya daerah tujuan wisata di kawasan daerah lain.
Universitas Sumatera Utara
62
7. Kehadiran pihak swasta investor.
8. Interupsi budaya asing ke masyarakat.
9. Kondisi perekonomian Indonesia.
10. Perubahan iklim dan bencana tanah longsor.
Berdasarkan faktor – faktor eksternal di atas, maka persepsi responden yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.7. Persepsi Aparat Pemerintah Daerah Setempat dan pengelola Pariwisata Terhadap Kondisi Eksternal Wisata Danau Toba di Kota Parapat
No. Faktor eksternal
Kategori Sangat
Setuju Setuju Kurang
Setuju Tidak
Setuju
1. Perkembangan teknologi dan informasi pada masa kini dapat
menjadi peluang dalam pengembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat.
60 40
2. Terdapat aksesibilitas seperti rute perjalanan yang berbeda - beda
menuju ke Kota Parapat. 40
60
3. Adanya regulasi yaitu peraturan daerah dan perundang -
undangan yang jelas tentang kepariwisataan membantu usaha pengembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat.
80 20
4. Potensi dan minat wisatawan yang besar untuk berwisata ke Kota
Parapat. 100
5. Keberadaan sarana transportasi pendukung seperti stasiun kereta
api, Bandara Kualanamu dan Pelabuhan Ajibata menjadi akses yang membantu wisatawan untuk lebih mudah berwisata ke Kota
Parapat. 100
6. Adanya daerah tujuan wisata di kawasan daerah lain membuat
berkurangnya minat wisatawan untuk berwisata ke Kota Parapat. 60
40
7. Kehadiran pihak swasta investor yang membuka lahan baru
untuk pembangunan usaha bisnis seperti perhotelan, manufaktur dan lainnya dapat membantu pengembangan wisata Danau Toba
di Kota Parapat. 80
20
8. Interupsi budaya asing ke masyarakat seperti gaya berpakaian,
gaya bicara dan bergaul dapat menghilangkan budaya dan tata krama kesopanan masyarakat setempat.
60 40
9. Kondisi perekonomian Indonesia saat ini memiliki peluang dalam
usaha pengembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat. 40
60
Universitas Sumatera Utara
63 10.
Perubahan iklim dan bencana tanah longsor menjadi salah satu ancaman yang dapat menghambat berkembangnya wisata Danau
Toba di Kota Parapat. 20 60 20
Sumber: Data diolah
Hasil persepsi dari responden di atas yaitu dari aparat pemerintah dan pengelola pariwisata, selanjutnya akan diidentifikasi faktor mana yang menjadi
peluang opportunity dalam pengembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat dan faktor mana yang menjadi ancaman atau tantangan threat dalam
pengembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat. Berdasarkan hasil persepsi responden, maka yang menjadi peluang dalam pengembangan wisata Danau Toba
di Kota Parapat yaitu: 1.
Perkembangan teknologi dan informasi masa kini. 2.
Adanya regulasi dan peraturan daerah tentang kepariwisataan. 3.
Keberadaan sarana transportasi pendukung seperti stasiun, pelabuhan, dan bandara.
4. Adanya daerah tujuan wisata di kawasan daerah lain.
5. Kehadiran pihak swasta investor.
6. Kondisi perekonomian Indonesia.
Sedangkan yang menjadi ancaman ataupun tantangan dalam pengembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat, yaitu:
1. Aksesibilitas rute perjalanan menuju Kota Parapat.
2. Potensi dan minat wisatawan.
3. Interupsi budaya asing ke masyarakat.
4. Perubahan iklim dan bencana tanah longsor.
Universitas Sumatera Utara
64
4.3. Strategi Pengembangan yang Tepat Dalam Pengembangan Wisata