Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data Keadaan Pariwisata Kota Parapat Sebagai Daerah Tujuan Wisata

41

3.6. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan penyebaran kuesioner kepada wisatawan, stakeholder pemangku kepentingan yaitu tokoh masyarakat, dan aparat pemerintahan setempat. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Simalungun, juga dari Kecamatan Girsang Sipangan Bolon.

3.7. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan pengumpulan data primer yaitu sejumlah jawaban dari kuesioner daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden yang telah dipilih, juga diperoleh dari metode kepustakaan library research yang berasal berbagai sumber penelitian terdahulu berupa jurnal-jurnal, skripsi penelitian sebelumnya, dan berbagai buku yang berkaitan dengan judul penelitian ini.

3.8. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis SWOT yaitu singkatan dari strength kekuatan, weakness kelemahan, opportunity peluang, dan threat tantangan. Analisis ini akan mengidentifikasi faktor internal dalam pengembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat itu sendiri, dan faktor eksternal yang muncul dari luar Kota Parapat. Jadi, dengan menggunakan analisis SWOT akan diperoleh suatu strategi yang tepat dan cocok dalam pengembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat, yaitu dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang yang ada, serta dengan meminimalisir kelemahan dan ancaman. Universitas Sumatera Utara 42

1. Mengidentifikasi Faktor Internal dan Eksternal

Sebelum melakukan analisis terhadap lingkungan usaha faktor - faktor eksternal dan kondisi susmber daya faktor - faktor internal perlu diperhatikan sifat telaah faktor eksternal dan internal. Faktor Eksternal Faktor Internal  Mengembangkan daftar peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang perlu dihindarkan.  Tidak bertujuan mengembangkan daftar panjang dan lengkap semua faktor eksternal yang berpengaruh terhadap pencapaian misi dan visi.  Mengenali faktor - faktor kunci saja dan menawarkan respons yang mungkin dilakukan.  Semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan, tidak satupun yang kuat atau lemah di segala bidang.  Tidak mungkin melakukan peninjauan semua bidang fungsional organisasi pemasaran, keuangan, akunting, manajemen, sistem akuntansi komputer, produksi dan operasi dan sub – bidang secara mendalam.  Mengenali faktor – faktor kunci saja dan menawarkan respons yang mungkin dilakukan.  Faktor Internal Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan Kekuatan strength adalah segala sesuatu yang bagus yang dapat diperbuat oleh perusahaan, atau suatu karakteristik yang memiliki kapabilitas penting. Kekuatan ini dapat berupa keahlian skill, keunggulan kompetensi inti core competence, sumber daya, kemampuan bersaing, teknologi superior, dan lain - lain. Kelemahan weakness adalah segala sesuatu yang merupakan Universitas Sumatera Utara 43 kekurangan perusahaan, atau suatu kondisi yang tidak menguntungkan perusahaan. Perusahaan harus dapat menggunakan kekuatannya untuk memenangkan persaingan. Sedangkan kelemahan yang ada, harus diperbaiki. Strategi dibangun berdasarkan kekuatan perusahaan dan apa yang terbaik yang dapat diperbuat oleh perusahaan, serta berusaha menghindari kelemahan dan kekurangmampuan perusahaan.  Faktor Eksternal Identifikasi Peluang dan Tantangan Peluang pasar merupakan faktor terbesar yang membentuk strategi perusahaan. Peluang industri berbeda dengan peluang perusahaan. Tidak semua perusahaan bisa memanfaatkan peluang industri. Hal ini tergantung dengan posisi dan kemampuan perusahaan dalam mengejar peluang yang ada. Peluang dan tantangan tidak hanya mempengaruhi daya tarik dari suatu situasi perusahaan, tetapi intinya diperlukan untuk pelaksanaan suatu strategi. Untuk bisa cocok dan sesuai dengan situasi perusahaan, strategi harus ditujukan untuk mencapai peluang dan sesuai dengan kapabilitas perusahaan. Pentingnya analisis SWOT menyangkut evaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan, serta menggambarkan kesimpulan mengenai daya tarik situasi perusahaan untuk pelaksanaan suatu strategi strategic action.

2. Matriks Evaluasi Faktor Internal EFI dan Evaluasi Faktor Eksternal

EFE A. Melakukan pembobotan terhadap faktor internal Universitas Sumatera Utara 44 Evaluasi faktor - faktor internal untuk diidentifikasi, apakah faktor - faktor tersebut merupakan kekuatan atau kelemahan dan untuk kemudian diberi bobot dan peringkat, melalui langkah - langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi faktor - faktor kunci internal mana saja yang merupakan kekuatan dan beri tanda “v” pada kolom kekuatan apabila faktor tersebut menjadi kekuatan, dan beri tanda “v” pada kolom kelemahan apabila faktor tersebut menjadi kelemahan dalam usaha pengembangan wisata. Tabel 3.1. Analisis Faktor Internal No. Faktor Internal Kekuatan Kelemahan 1. ... ... 9. Retribusi biaya masuk ke Kota Parapat 2. Tentukan nilai rating terhadap faktor internal kekuatan dan kelemahan dalam pengembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat. Penentuan nilai rating berdasarkan pada keterangan berikut: Identitas Kepentingan Pengertian nilai 4 3 2 1 Jika faktor tersebut berpengaruh sangat besarkekuatan dalam pengembangan wisata Danau Toba Jika faktor tersebut berpengaruh besarkekuatan kecil dalam pengembangan wisata Danau Toba Jika faktor tersebut kurang berpengaruhkelemahan kecil dalam pengembangan wisata Danau Toba Jika faktor tersebut tidak berpengaruhkelemahan dalam pengembangan wisata Danau Toba Universitas Sumatera Utara 45 Tabel 3.2. Nilai peringkat Rating Faktor Internal No. Faktor Internal Rating 1. ... ... 9. Retribusi biaya masuk ke Kota Parapat 3. Beri bobot untuk setiap faktor dengan menggunakan skala 1,2,dan 3. Pemberian nilai skala dilakukan pada perbandingan berpasangan antar 2 faktor secara relatif berdasarkan kepentingan dan pengaruh terhadap perkembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah: 1 = jika indikator horisontal kurang penting dari pada indikator vertikal. 2 = jika indikator horisontal sama pentingnya dengan indikator vertikal. 3 = jika indikator horisontal lebih penting indikator vertikal. Tabel 3.3. Matriks Faktor Internal No. Faktor Internal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Retribusi biaya masuk ke Kota Parapat 2. Sifat ramah dan keterbukaan dari warga setempat ... 9. Universitas Sumatera Utara 46 4. Setelah semua faktor - faktor kunci internal diberi nilai rating, nilai tersebut dijumlah, dan bobot untuk suatu faktor kunci internal adalah nilai skala yang diberikan kepada faktor dibagi dengan jumlah nilai skala semua faktor. Dan apabila semua bobot faktor - faktor kunci internal dijumlahkan, akan diperoleh nilai 1. Faktor - faktor yang diberi nilai lebih besar daripada nol hendaknya faktor yang benar - benar mempunyai pengaruh yang signifikan. 5. Hasil identifikasi faktor - faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel matriks evaluasi faktor internal EFI untuk diberi skor: bobot x rating. Skor faktor - faktor internal yang merupakan kekuatan dan yang merupakan kelemahan, masing - masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan.

B. Melakukan Pembobotan Terhadap Faktor Eksternal

Evaluasi faktor - faktor eksternal diidentifikasi apakah faktor - faktor tersebut merupakan peluang atau ancaman dan untuk kemudian diberi nilai rating dan nilai bobot, melalui langkah - langkah sebagai berikut: 1. Identifikasi faktor - faktor eksternal mana saja yang merupakan peluang dan ancaman dan beri tanda “v” pada kolom peluang apabila faktor tersebut menjadi peluang, dan beri tanda “v” pada kolom ancaman apabila faktor tersebut menjadi ancaman dalam usaha pengembangan wisata. Tabel 3.4. Analisis Faktor Eksternal No. Faktor Eksternal Peluang Ancaman 1. ... ... Perkembangan teknologi dan informasi Universitas Sumatera Utara 47 9. 2. Tentukan nilai rating terhadap faktor eksternal peluang dan ancaman dalam pengembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat. Penentuan nilai rating berdasarkan pada keterangan berikut: Identitas Kepentingan Pengertian nilai 4 3 2 1 Jika faktor tersebut berpengaruh sangat baik Jika faktor tersebut berpengaruh baik Jika faktor tersebut berpengaruh sedang Jika faktor tersebut kurang berpengaruh Tabel 3.5. Nilai Peringkat Rating Faktor Eksternal No. Faktor Eksternal Rating 1. ... ... 9. Perkembangan teknologi dan informasi 3. Beri bobot untuk setiap faktor dengan menggunakan skala 1,2,dan 3. Pemberian nilai skala dilakukan pada perbandingan berpasangan antar 2 faktor secara relatif berdasarkan kepentingan dan pengaruh terhadap perkembangan wisata Danau Toba di Kota Parapat. Skala yang digunakan untuk pengisian kolom adalah: 1 = jika indikator horisontal kurang penting dari pada indikator vertikal. 2 = jika indikator horisontal sama pentingnya dengan indikator vertikal. Universitas Sumatera Utara 48 3 = jika indikator horisontal lebih penting indikator vertikal. Tabel 3.6. Matriks Faktor Eksternal No. Faktor Eksternal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1. Perkembangan teknologi dan informasi 2. Aksesibilitas ... 9. 4. Setelah semua faktor - faktor kunci eksternal diberi nilai rating, nilai tersebut dijumlah, dan bobot untuk suatu faktor eksternal adalah nilai skala yang diberikan kepada faktor dibagi dengan jumlah nilai skala semua faktor. Dan apabila semua bobot faktor – faktor eksternal dijumlahkan, akan diperoleh nilai 1. Faktor - faktor yang diberi nilai lebih besar daripada nol hendaknya faktor yang benar - benar mempunyai pengaruh yang signifikan. 5. Hasil identifikasi faktor - faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel matriks evaluasi faktor eksternal EFE untuk diberi skor: bobot x rating. Skor faktor - faktor eksternal yang merupakan peluang dan yang merupakan ancaman, masing - masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan.

6. Matriks Evaluasi Faktor Internal EFI dan Evaluasi Faktor

Eksternal EFE Hasil identifikasi faktor - faktor internal yang merupakan kekuatan dan kelemahan, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Universitas Sumatera Utara 49 Internal EFI untuk diberi skor: bobot x rating. Skor faktor – faktor kunci internal yang merupakan kekuatan dan yang merupakan kelemahan masing - masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan, sedangkan hasil identifikasi faktor - faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman, pembobotan dan rating dipindahkan ke tabel Matriks Evaluasi Faktor Eksternal EFE untuk diberi skor: bobot x rating. Skor faktor - faktor kunci eksternal yang merupakan peluang dan ancaman masing - masing dijumlah dan kemudian diperbandingkan. Berikut ditampilkan model hasil evaluasi faktor internal EFI dan evaluasi faktor eksternal EFE: Tabel 3.7. Model Hasil Evaluasi Faktor Internal EFI Faktor Internal Bobot Rating Bobot x Rating Kekuatan Strength 1. ... 6. Total skor kekuatan Kelemahan Weakness 1. ... 3. Total skor kelemahan Kekuatan - Kelemahan selisih Universitas Sumatera Utara 50 Tabel 3.8. Model Hasil Evaluasi Faktor Eksternal EFE Faktor Eksternal Bobot Rating Bobot x Rating Peluang Opportunity 1. ... 6. Total skor peluang Ancaman Threat 1. ... 3. Total skor ancaman Peluang - Ancaman selisih Tabel 3.9. Matriks SWOT IFAS EFAS Strength S Tentukan faktor - faktor kekuatan internal Weakness W Tentukan faktor - faktor kelemahan internal Opportunity O Tentukan faktor - faktor peluang eksternal Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi WO Ciptakan strategi ysng meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Threat T Tentukan faktor - faktor ancaman eksternal Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman Strategi WT Ciptakan strategi yanag meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman  IFAS: Internal Strategic Factors Analysis Summary  EFAS: External Strategic factors Analysis Summary Universitas Sumatera Utara 51 BAB IV PEMBAHASAN

4.1. Keadaan Pariwisata Kota Parapat Sebagai Daerah Tujuan Wisata

Danau Toba 4.1.1. Kondisi Demografis Parapat adalah suatu wilayah bagian dari Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, sehingga untuk mengetahui keadaan geografis Kota Parapat, uraiannya akan dipadukan bersamaan dengan penjelasan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon. Secara geografis Kecamatan Girsang Sipangan Bolon terletak di antara 02°69 Lintang Utara dan 98°92 Bujur Timur. Wilayah kecamatan ini berada pada ketinggian 920 meter dpl di atas permukaan laut dengan suhu udara rata - rata mencapai 24,93°C, dan rata - rata curah hujan 238 mm per tahun. Luas wilayah Kecamatan Girsang Sipangan Bolon adalah 129 km2, terdiri dari 3 kelurahan dan 3 desa nagori. Parapat sendiri merupakan suatu kelurahan di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon dengan luas wilayah sebesar 14,52 km2 yang memiliki rasio 12,06 dari luas kecamatan. Parapat memliki batas – batas wilayah sebagai berikut:  Sebelah Utara berbatasan dengan Nagori Sibaganding  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Ajibata Kab. Toba Samosir  Sebelah Timur berbatasan dengan Kelurahan Girsang  Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Toba dan Kelurahan Tigaraja. Universitas Sumatera Utara 52 Melihat uraian di atas, maka dilihat bahwa sebelah Barat Kota Parapat berbatasan dengan Danau Toba. Danau Toba sendiri memiliki batas wilayah yaitu:  Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Dairi  Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Girsang Sipangan Bolon dan Kabupaten Toba Samosir  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Humbang Hasundutan  Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Simalungun dan Kabupaten Karo Jumlah penduduk Kota Parapat sebanyak 6.969 jiwa dengan penduduk laki - laki sebesar 3.487 jiwa dan penduduk perempuan sebesar 3.482 jiwa. Jumlah usaha yang ada dan jumlah tenaga kerja menurut lapangan usaha Kelurahan Parapat adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Jumlah Usaha dan Jumlah Tenaga Kerja Menurut Lapangan Usaha Kelurahan Parapat Tahun 2006 No. Lapangan Usaha Jumlah Usaha Jumlah Tenaga Kerja 1. Industri pengolahan 3 9 2. Listrik, gas, dan air 2 20 3. Perdagangan besar dan eceran 205 342 4. Akomodasi dan makan – minum 195 689 5. Transportasi, penggudangan, dan komunikasi 143 183 6. Perantara keuangan 5 27 7. Real estate dan usaha persewaan 8 17 8. Jasa pendidikan 13 191 9. Jasa kesehatan dan kegiatan sosial 6 28 10. Jasa kemasyarakatan sosial budaya, hiburan, dan perorangan lainnya 51 124 11. Jasa perorangan yang melayani rumah tangga 7 7 Total 638 1.637 Sumber: BPS Kab. Simalungun Hasil Sensus Ekonomi 2006 Universitas Sumatera Utara 53 Berdasarkan tabel 4.1, dapat dijelaskan bahwa penduduk Kota Parapat kebanyakan membuka usaha di lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebanyak 205 jumlah usaha, kemudian disusul dengan lapangan usaha akomodasi dan makan - minum sebanyak 195 jumlah usaha. Berbeda dengan jumlah tenaga kerja, penduduk Kota Parapat kebanyakan bekerja di lapangan usaha akomodasi dan makan - minum dengan jumlah 689 tenaga kerja, kemudian disusul dengan bekerja di lapangan usaha perdagangan besar dan eceran sebanyak 342 tenaga kerja.

4.1.2. Sarana - Prasarana dan Akomodasi Pariwisata di Kota Parapat

Kota Parapat dikenal dengan Daerah Tujuan Wisata DTW dengan kawasan Danau Toba sebagai andalan objek wisata. Oleh karena itu, untuk mendukung kegiatan pariwisata di Kota Parapat, maka terdapat sarana - prasarana dan akomodasi pariwisata di Kota Parapat berupa: Tabel 4.2. Sarana Prasarana dan Akomodasi Pariwisata di Kota Parapat Akomodasi Sarana Prasarana Jumlah Hotel berbintang 5 Hotel tanda bunga amelati 30 Bungalow wisma 28 Restoran 5 Rumah makan 13 Souvenir shop 29 Panti pijat 2 Diskotik 1 Warung telepon 7 Agen perjalanan travel 4 Sumber: Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Simalungun 2013 Universitas Sumatera Utara 54 Gambar 4.1. Diagram Sarana – Prasarana dan Akomodasi Pariwisata di Kota Parapat Sumber: Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Simalungun 2013 Selain daripada sarana - prasarana dan akomodasi di Kota Parapat, terdapat pula sarana angkutan air di Danau Toba berupa kapal ferry sebanyak 2 buah; kapal tourist sebanyak 56 buah; speed boat sebanyak 40 buah; scooter air sebanyak 31 buah; sepeda air sebanyak 235 buah; solu bolon sebanyak 1 buah; dan power boat sebanyak 1 buah.

4.1.3. Aksesibilitas Wisata Danau Toba

Untuk mendukung kelancaran aksesibilitas wisatawan melalui jalur transportasi darat, di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon yang mencakup Kota Parapat juga terdapat prasarana jalan sepanjang 46,79 km dengan perincian kondisi jalan sebagai berikut: Hotel berbintang 4 Hotel tanda bunga amelati 24 Bungalow wisma 23 Restoran 4 Rumah makan 10 Souvenir shop 23 Panti pijat 2 Diskotik 1 Warung telepon 6 Agen perjalanan travel 3 Universitas Sumatera Utara 55 Tabel 4.3. Kondisi Jalan di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Kondisi Jalan Panjang Jalan km Baik 5,91 Sedang 21,51 Buruk 14,38 Sangat Buruk 4,99 Sumber: Dinas PU Bina Marga Kabupaten Simalungun Tahun 2012 Gambar 4.2. Diagram Kondisi Jalan di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Sumber: Dinas PU Bina Marga Kabupaten Simalungun Tahun 2012 Adapun perincian panjang jalan berdasarkan jenis jalan adalah sebagai berikut: Tabel 4.4. Jenis Jalan di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Jenis Jalan Panjang Jalan km Aspal 19,88 Lapen 11,92 Kerikil 13,29 Tanah 1,7 Sumber: Dinas PU Bina Marga Kabupaten Simalungun 2012 Baik 12 Sedang 46 Buruk 31 Sangat Buruk 11 Universitas Sumatera Utara 56 Gambar 4.3 Diagram Jenis Jalan di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Sumber: Dinas PU Bina Marga kabupaten Simalungun 2012 Berdasarkan diagram 4.2 dan 4.3, menunjukkan bahwa kondisi jalan sedang adalah kondisi jalan yang menunjukkan persentasi terbesar yaitu sebesar 46 dan jenis jalan yang terbesar adalah jenis jalan beraspal dengan persentase 43, sehingga melihat kondisi tersebut masih diperlukan perbaikan - perbaikan jalan guna mendukung kelancaran aksesibilitas wisata Danau Toba di Kota Parapat khususnya.

4.1.4. Wisata Danau toba dan Objek Wisata Pendukung Lainnya

Danau Toba merupakan kawasan objek wisata yang relatif tinggi jumlah pengunjungnya di Provinsi Sumatera Utara. Kawasan Danau Toba berada diantara 6 Kabupaten, yaitu Kabupaten Simalungun Parapat, Sipolha, dan Haranggaol; Kabupaten Karo Tongging; Kabupaten Dairi Silalahi; Kabupaten Toba Samosir; Kabupaten Samosir Tuktuk dan Pangururan; dan Kabupaten Humbang Aspal 43 Lapen 25 Kerikil 28 Tanah 4 Universitas Sumatera Utara 57 Hasundutan. Masing - masing Kabupaten ini memiliki hak pengelolaan dan potensi pariwisata. Dalam konsep struktur Tata Ruang Kawasan Danau Toba telah ditetapkan bahwa pusat pengembangan parsial WPP ditetapkan di Pematangsiantar dan wilayah ini dibagi menjadi 13 SKP Satuan Kawasan Pengembangan yang tersebar di enam kabupaten terkait. Dari konsep struktur di atas maka keenam kabupaten secara bersama – sama memiliki wilayah kawasan Danau Toba, memiliki arahan yang sama dalam kaitannya dengan pengembangan kawasan Danau Toba. Keterkaitan program tersebut diwujudkan melalui sasaran - sasaran yang harus ditempuh antara lain: 1. Melaksanakan program Danau Toba bersih 2. Melakukan pelestarian hutan di kawasan Danau Toba sesuai Daerah Tangkapan Air DTA bagi Danau Toba. 3. Menumbuhkan industri pariwisata seperti souvenir dan tenunan spesifik budaya batak. 4. Meningkatkan transportasi danau guna menghubungkan kota - kota yang terdapat di sekitar Danau Toba pada masing - masing Kabupaten terkait. Selain wisata Danau Toba, terdapat juga objek wisata lainnya di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon yang dapat menjadi daya tarik pendukung para wisatawan untuk berwisata dan singgah ke Kota Parapat yaitu: Universitas Sumatera Utara 58 Tabel 4.5. Objek – objek Wisata di Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Sumber: Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya kabupaten Simalungun 2013

4.2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pengembangan Wisata Danau toba