70
meminimalkan kelemahan weakness dengan memanfaatkan peluang opportunity. Adapun strategi WO tersebut adalah sebagai berikut:
a. Berusaha menjaga kesopanan dan keramahan warga setempat dan
pengelola wisata. b.
Melengkapi sarana prasarana di Kota Parapat serta meningkatkan kualitas pelayanan akomodasi.
c. Meningkatkan promosi wisata Danau Toba menggunakan teknologi
informasi masa kini. d.
Menyeimbangkan harga produk komoditas pariwisata sesuai dengan harga konstan pada umumnya.
e. Meningkatkan kebersihan lingkungan dan keasrian lingkungan Kota
Parapat.
5.2. Saran
1. Untuk membuat kebijakan dalam usaha mengembangkan wisata, pemerintah
daerah khususnya pengelola masih harus perlu melihat dan meninjau lebih dekat lagi dan secara langsung mendengar pendapat dan tanggapan dari
seluruh subjek pariwisata baik itu dari warga setempat, pengusaha, dan wisatawan agar kebijakan atau strategi yang dibuat bersifat menyeluruh dan
memiliki guna bagi setiap subjek pariwisata. 2.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hal yang perlu difokuskan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Kota Parapat adalah yaitu agar
pemerintah daerah bekerjasama dengan warga setempat untuk lebih menjaga dan menunjukkan local wisdom kearifan lokal yang ada di Kota Parapat,
Universitas Sumatera Utara
71
baik itu dilihat dari sisi kesenian rakyat, unsur budaya dari suku yang ada, ataupun unsur - unsur kedaerahan yang bisa menjadi daya tarik bagi
wisatawan untuk berkunjung ke Kota Parapat.
Universitas Sumatera Utara
10
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan ± 18.110 pulau yang dimilikinya dengan garis pantai sepanjang 108.000 km.
Negara Indonesia memiliki potensi alam, keanekaragaman flora dan fauna, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, serta seni dan budaya yang
semuanya itu merupakan sumber daya dan modal yang besar artinya bagi usaha pengembangan dan peningkatan kepariwisataan. Setiap daerah di
Indonesia memiliki potensi khas di bidang kepariwisataan. Keragaman budaya dan geografis merupakan daya tarik pariwisata yang juga amat beragam dan
sangat menarik. Modal tersebut harus dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang secara umum bertujuan untuk
meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan rakyat. Perkembangan kepariwisataan akan berpengaruh ganda terhadap sektor
ekonomi dan pembangunan lainnya. Kenyataan bahwa sektor pariwisata menempati peran yang tak dapat
diabaikan dalam perekonomian nasional maupun daerah dapat dilihat dari jumlah wisatawan dan belanja wisatawan selama berpariwisata. Misalnya: sebelum krisis
ekonomi 1998, Indonesia merancang kunjungan wisatawan pada tahun 2000 sebanyak 6,5 juta. Berdasarkan data statistik, para wisatawan membelanjakan rata
- rata sebanyak US 1.375kunjungan. Devisa yang diperkirakan akan diraih adalah US 8.937,7 juta Tabel 1.1, maka sektor kepariwisataan ditempatkan
Universitas Sumatera Utara
11
pada posisi keempat diantara komoditas ekspor penghasil devisa setelah minyak bumi, gas alam, dan tekstil.
Tabel 1.1 Devisa dari Wisatawan Mancanegara
Sumber:Spillane, 1989, 57
Pada tahun 1980, devisa yang diterima Indonesia hanya ± US 300 juta, dan pada tahun 2000 penerimaan devisa dari sektor pariwisata meningkat menjadi
US 8.937,7 juta, menunjukkan betapa besar peran sektor pariwisata dalam perekonomian nasional. Analog dengan kenyataan ini, maka peranan sektor
kepariwisataan bagi perekonomian daerah pun dapat dipastikan cukup berarti, apalagi bagi daerah tempat wisata yang bersangkutan. Oleh sebab itu
pengembangan sektor pariwisata merupakan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pendapatan nasional.
Menurut Soekadijo 2000, tujuan pengembangan wisata adalah untuk: a meningkatkan pendapatan devisa negara serta pendapatan masyarakat;
memperluas kesempatan kerja serta lapangan kerja; mendorong kegiatan industri - industri penunjang dan industri sampingan lainnya; b memperkenalkan dan
mendayagunakan keindahan alam dan kebudayaan Indonesia; c meningkatkan persaudaraan dan persahabatan nasional dan internasional. Kegiatan
pengembangan sektor pariwisata tidak mungkin seluruhnya berada di tangan Tahun
Indonesia Jumlah Wisatawan
Devisa US juta 1969 86.067
10,8 1979 501.430
188,7 1980
561.178 224,0 - 336,0
2000 6.500.000 8.937,7
Universitas Sumatera Utara
12
pemerintah. Banyak ragam kegiatan, khususnya jasa, yang tidak perlu ditangani langsung oleh pemerintah kecuali pengaturannya, karena berkaitan dengan
kepentingan masyarakat keseluruhan. Dengan demikian, pengembangan kegiatan pariwisata akan melibatkan oleh seluruh masyarakat baik itu pihak swasta,
perorangan, dan sektor informal. Demikian halnya terhadap Provinsi Sumatera Utara memiliki potensi
wisata yang baik dalam pemberian kontribusi bagi peningkatan gerak ekonomi masyarakat, di samping adanya sektor - sektor pembangunan lainnya. Pemerintah
pusat juga telah menetapkan Provinsi Sumatera Utara sebagai salah satu Provinsi yang menjadi Daerah Tujuan Wisata DTW ketiga di Indonesia. Secara
geografis wilayah Provinsi Sumatera Utara terletak pada 1-4° Lintang Utara dan 98°-100° Bujur Timur dengan luas daratan 71.680 Km².
Provinsi Sumatera Utara memiliki beragam objek wisata eksotis dan bahkan bernilai sejarah yang layak dikunjungi. Salah satunya adalah Kota Parapat.
Di kota inilah terbentang keindahan Danau Toba. Secara administratif, Parapat,
atau yang sering juga disebut Prapat, adalah sebuah kelurahan di tepi teluk Danau Toba, kecamatan Girsang Sipanganbolon, Kabupaten Simalungun, Sumatera
Utara. Lebih dari 90 persen penduduknya merupakan etnis Batak Toba, Karo, Simalungun, dan Pakpak. Di kota ini juga terdapat beberapa etnis pendatang
seperti Jawa, Sunda, Padang, dan China. Kota Parapat terletak di sisi Danau Toba adalah kota wisata sebagai salah satu lokasi wisata Sumatera Utara yang terbesar.
Kawasan Danau Toba merupakan ikon pariwisata Sumatera Utara yang dapat diandalkan untuk mendatangkan wisatawan – wisatawan dalam negeri
Universitas Sumatera Utara
13
maupun mancanegara. Seperti yang kita ketahui bahwa Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia. Keberadaan objek wisata Danau Toba merupakan
potensi ekonomi yang bila dimanfaatkan dengan tepat akan mendatangkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitarnya, terkhusus masyarakat Kota Parapat.
Perkembangan kunjungan wisatawan memberikan kontribusi besar dalam perkembangan pariwisata. Kehadiran wisatawan ke Kota Parapat
mengalami kenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun. Berikut disajikan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Parapat dari tahun 2010 hingga tahun 2013:
Tabel 1.2 Jumlah Kunjungan Wisatawan Ke Kota Parapat Tahun 2010 - 2013
Sumber: Dinas Pariwisata, Seni, dan Budaya Kabupaten Simalungun 2013
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa wisatawan yang berkunjung ke Kota Parapat dalam kurun waktu 2010 - 2013 mengalami kenaikan. Dengan
melihat data tersebut menunjukkan bahwa ada potensi pariwisata yang dimiliki Kota Parapat sebagai salah satu kota yang berbatasan dengan Danau Toba.
Melihat kondisi Kota Parapat yang memiliki potensi dalam pengembangan sektor kepariwisataan, maka dibutuhkan pula strategi - strategi
pengembangan kepariwisataan yang tepat dengan mengkaji keadaan Kota Parapat sebagai daerah tujuan wisata serta keberadaan faktor - faktor pendukung dan
penghambat yang terdapat di Kota Parapat itu sendiri, dimana strategi ini dijaring melalui persepsi wisatawan, tokoh masyarakat dan aparat pemerintahan daerah
Tahun Jumlah Wisatawan
2010 90598
2011 95122 2012 125583
2013 127155
Universitas Sumatera Utara
14
setempat. Sehingga dengan demikian, strategi ini nantinya dapat menjadi pertimbangan untuk pelaksanaan pengembangan wisata Danau Toba di Kota
Parapat guna peningkatan kesejahteraan perekonomian masyarakat Kota Parapat.
1.2. Perumusan Masalah