KESIMPULAN KESIMPULAN dan SARAN

6 Rangsangan nyeri selalu berkaitan dengan adanya stimulus dan reseptor, reseptor yang dimaksud adalah nosiseptor, yaitu ujung-ujung syaraf bebas pada kulit yang berespon secara kuat yang distimulusi oleh nyeri berupa biologis, zat kimia, panas, listrik, dan mekanik Prasetyo, 2010. Mediator nyeri seperti bradikinin, histamin, prostaglandin, dan bermacam-macam asam juga zat yang merangsang ujung syaraf. Spasme otot dapat menimbulkan nyeri karena anoksia, pembengkakan jaringan dapat menimbulkan nyerikarena tekanan pada nosiseptor yang menghubungkan jaringan Lusianah, Indrayani, Suratun, 2010 Pathways Nyeri Proses terjadinya nyeri berawa dari tahap transduksi, ketika noseptor yang terletak bangian perifer tubuh distimulasi oleh stimulus, seperti biologis, mekanik, thermik, radiasi, dan lain-lain. fast pain dicetuskan oleh reseptor tipe mekanis thermal serabut saraf A-Delta, sedangkan slow pain dicetuskan oleh serabut saraf C. Serabur saraf A-Delta mempunyai karakteristik menghantarkan nyeri dengan cepat dan bermelienasi, serabut saraf C tidak bermelienasi, berukuran sangat kecil, bersifat lambat dalam mengantarkan nyeri. Serabut A mengirim sensasi yang tajam, terlokalisasi, dan jelas. Serabut C menyampaikan implus yang tidak terlokalisasi, visceral, dan terus menerus. Tahap selanjutnya adalan transmisi, yakni implus nyeri kemudian ditranmisikan serat afferent A-Delta dan C ke medulla spinalis melalui dorsal horn, disini implus akan bersinapsis di substansia glatinosa. Implus kemudian menyeberang keatas melewati traktus sphinotalamus lateral diteruskan langsung ke thalamus dan singgah di formation retikularis membawa impus fast pain dibagian 7 thalamus dan korteks serebri inilah individu melokalisir, menggambarkan, dan berespon terhadap nyeri. Beberapa implus nyeri ditransmisikan melalui traktus paleospinothalamus pada bangian tengah medulla spinalis. Implus memasuki formation retikularis dan sistem limbik yang mengantar emosi dan kignitif. Slow painakan membangkitkan emosi, sehingga tibul respon terkejut, tekanan darah meningkat, keringat dingin, jantung berdebar-debar Prasetyo, 2010. Teori Pengontrol Nyeri Gate Control Teori ini menyatakan nyeri dan persepsi nyeri dipengaruhi oleh interaksi dua sistem Melzack Wall, 1965 yaitu : substansi glatinosa pada dorsal horn di medulla spinalis dan sistem yang berfungsi sebagai inhibitor penghambat pada batng otak. Serabut A delta berdiameter kecil membawa implus nyeri cepat, sedangkan serabut C membawa dengan lambat. Serabut A-Beta berdiameter lebih lebar membawa implus yang dihasilkan oleh stimulus taktil. Didalam gelatinosa implus ini bertemu pada “ gerbang” yang membuka dan menutup berdasarakan siapa yang lebih mendominasi. Apabila serabut nyeri yang berdiameter kecil melebihi yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta maka ngerbang akan terbuka sehingga nyeri tidak terhalangi, dan sebaliknya apabila serabut taktil lebih mendominasi maka ngerbang akan tertutup, inilah alasan mengapa dengan massase dapat mengurangi durasi dan intensitas nyeri Presetyo, 2010 Disamping itu, endhorpin yang merupakan zat penghalang nyeri yang diproduksi secara alami oleh tubuh penhambat tranmisi nyeri yang bertindak sebagai

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 22 70

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan DasarMobilisasi di Kelurahan Harjosari II Lingkungan XIII Kecamatan Medan Amplas

0 22 44

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut di lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 58 71

Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Prioritas Masalah Nyeri Kronik di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

1 60 68

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut di lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 8

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 7

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 2

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 8