SARAN KESIMPULAN dan SARAN

7 thalamus dan korteks serebri inilah individu melokalisir, menggambarkan, dan berespon terhadap nyeri. Beberapa implus nyeri ditransmisikan melalui traktus paleospinothalamus pada bangian tengah medulla spinalis. Implus memasuki formation retikularis dan sistem limbik yang mengantar emosi dan kignitif. Slow painakan membangkitkan emosi, sehingga tibul respon terkejut, tekanan darah meningkat, keringat dingin, jantung berdebar-debar Prasetyo, 2010. Teori Pengontrol Nyeri Gate Control Teori ini menyatakan nyeri dan persepsi nyeri dipengaruhi oleh interaksi dua sistem Melzack Wall, 1965 yaitu : substansi glatinosa pada dorsal horn di medulla spinalis dan sistem yang berfungsi sebagai inhibitor penghambat pada batng otak. Serabut A delta berdiameter kecil membawa implus nyeri cepat, sedangkan serabut C membawa dengan lambat. Serabut A-Beta berdiameter lebih lebar membawa implus yang dihasilkan oleh stimulus taktil. Didalam gelatinosa implus ini bertemu pada “ gerbang” yang membuka dan menutup berdasarakan siapa yang lebih mendominasi. Apabila serabut nyeri yang berdiameter kecil melebihi yang dibawa oleh serabut taktil A-Beta maka ngerbang akan terbuka sehingga nyeri tidak terhalangi, dan sebaliknya apabila serabut taktil lebih mendominasi maka ngerbang akan tertutup, inilah alasan mengapa dengan massase dapat mengurangi durasi dan intensitas nyeri Presetyo, 2010 Disamping itu, endhorpin yang merupakan zat penghalang nyeri yang diproduksi secara alami oleh tubuh penhambat tranmisi nyeri yang bertindak sebagai 8 neurotranmitter. Kadar endhorpin berbeda pada setiap orang inilah yang menyebabkan mengapa rasa nyeri setiap orang itu berbeda Lusiananh Suratun, 2012. Klasifikasi nyeri Berdasarkan lama serangannya A. Nyeri Akut Nyeri akut awitannya tiba-tiba dan umumnya berkaitan dengan cidera spesifik . Nyeri akut mengidentifikasikan kerusakan atau cedera telah terjadi. Nyeri ini umumnyaterjadi kurang dari enam bulan. Nyeri akut dapat dijelaskan sebagai nyeri yang berlangsung dari beberapa detik hingga enam bulan Smelzer Bare, 2002. Adapun respon otonom yang muncul yaitu frekuensi jantung yang meningkat, volume sekuncup meningkat, tekanan darah meningkat, tegangan otot meningkat, dilatasi pupil meningkat, motilitas gastrointestinal menurun, aliran saliva menurun dan anxietas. Respon yang muncul mengerang, waspada, mengerutkan dahi, menyeringai dan mengeluh sakit Prasetyo, 2010. B. Nyeri Kronik

Dokumen yang terkait

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 22 70

Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Prioritas Masalah Kebutuhan DasarMobilisasi di Kelurahan Harjosari II Lingkungan XIII Kecamatan Medan Amplas

0 22 44

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut di lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 58 71

Asuhan Keperawatan pada Ny.N dengan Prioritas Masalah Nyeri Kronik di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

1 60 68

Asuhan Keperawatan pada Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman: Nyeri Akut di lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 8

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 7

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 4

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 2

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 1

Asuhan Keperawatan Ny. N dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Rasa Nyaman (Nyeri) di Lingkungan IX Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas

0 0 8