2.8. Reaksi Pasar Saham
Menurut Jogiyanto 2003:369, bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk mencapai harga keseimbangan yang baru merupakan hal
yang penting. Jika pasar bereaksi dengan cepat dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan baru yang sepenuhnya mencerminkan informasi yang tersedia,
maka kondisi pasar seperti ini disebut dengan pasar efisien. Efisiensi pasar seperti ini disebut dengan efisiensi pasar secara informasi informationally efficient
market yaitu bagaimana pasar bereaksi terhadap informasi yang tersedia. Menurut Tandelilin 2010:219, bahwa reaksi-reaksi pasar saham dapat
berupa adanya suatu proses penyesuain harga sekuritas menuju harga keseimbangan yang baru, sebagai respon atas informasi baru yang masuk ke
pasar. Pada waktu tertentu pasar bisa overadjusted atau underadjusted ketika bereaksi terhadap informasi baru, sehingga harga baru yang terbentuk tersebut
bisa jadi tidak mencerminkan nilai intrinsik dari sekuritas tersebut. Adanya perubahan harga saham sebagai bentuk reaksi pasar saham dalam
menanggapi informasi yang masuk ke dalam pasar saham yang kemudian akan menyebabkan terjadinya return tak normal, yang artinya adanya selisih antara
return aktual dan return yang diharapkan setelah suatu informasi diumumkan.
Universitas Sumatera Utara
2.9. Efisiensi Pasar Saham
Menurut Tandelilin 2010:219, pasar yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi
yang tersedia. Beberapa kondisi tercapainya kondisi pasar yang efisien adalah
sebagai berikut :
1. Ada banyak investor yang rasional dan berusaha untuk memaksimalkan profit. Investor-investor tersebut secara aktif berpartisipasi di pasar dengan
menganalisis, menilai, dan melakukan perdagangan saham. 2. Semua pelaku pasar dapat memperoleh informasi pada saat yang sama dengan
cara yang murah dan mudah. 3. Informasi yang terjadi bersifat random.
4. Investor bereaksi secara cepat terhadap informasi baru, sehingga harga sekuritas akan berubah sesuai dengan perubahan nilai sebenarnya akibat
informasi tersebut. Secara umum, dapat dikatakan bahwa setiap informasi yang dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja saham akan tercermin dalam harga saham. Akan tetapi, jika saham seketika ditawar pada harga wajar, dengan seluruh
informasi yang tersedia, maka kenaikan atau penurunan tersebut adalah tanggapan terhadap informasi baru. Hal tersebut menunjukkan bahwa harga saham akan
mengikuti sebuah pergerakan acak random walk, yaitu bahwa perubahan harga bersifat acak dan secara tidak dapat diprediksi. Sebuah pergerakan acak
merupakan hasil alami dari harga yang selalu mencerminkan seluruh pengetahuan terbaru.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Bodie et al. 2006:479, pernyataan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh informasi yang tersedia disebut juga hipotesis pasar efisien
Efficient market hypothesis-EMH yang dibagi menjadi 3 tiga bagian, yaitu: 1. Hipotesis Bentuk Lemah weak-form
Hipotesis bentuk lemah menyebutkan bahwa harga saham telah mencerminkan seluruh informasi yang dapat diturunkan dengan menguji data perdagangan
pasar berupa harga historis, volume perdagangan, dan bunga pinjaman. 2. Hipotesis Bentuk Semikuat semistrong-form
Hipotesis bentuk semikuat menyebutkan bahwa seluruh informasi yang tersedia untuk publik tentang prospek suatu perusahaan seharusnya tercermin
pada harga pasar saham. Informasi tersebut meliputi, selain harga masa lalu, data fundamental tentang lini produk perusahaan, kualitas manajemen,
komposisi neraca, hak paten yang dipegang, prediksi laba, serta praktik akuntansi.
3. Hipotesis Bentuk Kuat strong-form
Hipotesis bentuk kuat ini cukup ekstrem. Sebagian akan berargumen dengan proposisi bahwa pejabat korporat mempunyai akses untuk berhubungan dengan
informasi cukup lama sebelum publik yang memungkinkan mereka mendapatkan laba dari perdagangan menggunakan informasi tersebut.
Kemudian, banyak sekali aktivitas securities and exchange commision yang ditujukan untuk mencegah orang-orang dalam mendapatkan laba dengan
memanfaatkan situasi khusus tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.10. Studi Peristiwa Event Study