ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN PENERBITAN SUKUK IJARAH DAN OBLIGASI KONVENSIONAL TERHADAP REAKSI PASAR
ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN
PENERBITAN SUKUK IJARAH DAN OBLIGASI
KONVENSIONAL TERHADAP REAKSI PASAR
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Efri Kurnia Saputri NIM 7311412016
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
(2)
ii
(3)
(4)
(5)
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Orang-orang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi (Ernest Newman).
Setinggi apapun pangkat yang kamu miliki, anda tetap seorang pegawai. Sekecil apapun usaha yang anda punya, anda adalah bos nya (Bob Sadino).
Persembahan
Skripsi ini saya persembahkan kepada: 1. Orang tua tercinta, ibu Watiyen dan
Bapak Suparmadi serta keluarga yang telah memberikan segala
bentuk do’a dan dukungan kepada
saya.
2. Almamater Universitas Negeri Semarang yang saya banggakan.
(6)
vi
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan judul “ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN
PENERBITAN SUKUK IJARAH DAN OBLIGASI KONVENSIONAL
TERHADAP REAKSI PASAR”
Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan kelulusan sarjana Progam Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, disamping itu untuk mencoba mengaplikasikan apa yang dipelajari selama kuliah melalui penyusunan karya ilmiah ini. Banyak sekali pihak yang terlibat dan telah turut membantu dalam penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
3. Rini Setyo Witiastuti, S.E., M.M., Ketua Jurusan Manajemen Universitas Negeri Semarang dan sekaligus dosen wali yang telah banyak memberi nasehat.
4. Moh. Khoiruddin, S.E., M.Si., dosen pembimbing skripsi yang telah berkenan meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi.
(7)
vii
5. Andhi Wijayanto, S.E., M.M. dan Anindya Ardiansari, S.E., M.M., dosen penguji skripsi yang telah memberikan banyak saran dan masukan. 6. Seluruh dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan ilmu bermanfaat.
7. Pengelola Bidik Misi yang telah memberikan saya kesempatan untuk kuliah di Universitas Negeri Semarang
8. Orang tua dan keluarga tercinta, terima kasih atas semua pengorbanan, doa dan motivasi yang tiada henti.
9. Timbul Hari Kencana, seluruh sahabat dan teman-teman kost yuriz yang selalu memberikan dukungan bantuan dan pencerahan dalam penyusunan ini.
10. Rekan-rekan Manajemen Universitas Negeri Semarang Angkatan 2012 terima kasih atas bantuan dan dukungannya.
11. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungan dan bantuan yang sangat luar biasa.
Akhir kata, penulis berharap semoga Allah SWT membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi seluruh pembaca dan pihak-pihak terkait.
Semarang, 30 Mei 2016
(8)
viii
SARI
Saputri, Efri Kurnia. 2016. “Analisis Pengaruh Pengumuman Penerbitan Sukuk
Ijarah dan Obligasi Konvensional terhadap Reaksi Pasar”. Skripsi. Jurusan Manajemen. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Moh. Khoiruddin, S.E., M.Si.
Kata Kunci: Pengumuman Penerbitan Sukuk Ijarah dan Obligasi Konvensional, Reaksi Pasar, Return, Abnormal Return, Trading Volume Activity.
Pengumuman penerbitan sukuk ijarah dan obligasi konvensional merupakan informasi yang dapat digunakan sebagai pertimbangan investasi, jika investor memanfaatkan informasi pengumuman penerbitan sukuk ijarah dan obligasi konvensional, maka pengumuman tersebut akan menyebabkan perubahan harga saham perusahaan terkait. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pengumuman penerbitan sukuk ijarah dan obligasi konvensional terhadap reaksi pasar yang diproksikan dengan abnormal return dan trading volume activity.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh pengumuman penerbitan sukuk ijarah dan obligasi konvensional pada tahun 2012-2015. Sampel berdasarkan kriteria purposive sampling ada 6 pengumuman penerbitan sukuk ijarah dan 65 pengumuman penerbitan obligasi konvensional. Penelitian ini merupakan event study menggunakan metode market-adjusted model dengan periode jendela selama 21 hari (t-10 sampai t+10). Data dikumpulkan dengan metode dokumentasi. Metode analisis data dalam penelitian adalah uji test dan paired t-test.
Hasil penelitian ini menemukan terdapat pengaruh pengumuman penerbitan sukuk ijarah terhadap abnormal return selama 2 hari, yaitu pada t-7 signifikan 20% dan t+10 dengan tingkat signifikan 20%. Pengumuman penerbitan obligasi konvensional juga menimbulkan abnormal return signifikan selama 6 hari, yaitu pada t-7, t-3 dan t+4 tingkat signifikan 10% dan t-1, t+3 dan t+7 dengan tingkat signifikan 20%. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan sukuk ijarah dengan nilai sig 2-tailed sebesar 0.646 >0.05. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan obligasi konvensional dengan nilai sig 2-tailed sebesar 0.612 >0.05.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar pengumuman penerbitan sukuk ijarah maupun obligasi konvensional. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan trading volume activity sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan sukuk ijarah maupun obligasi konvensional.
(9)
ix
ABSTRACT
Saputri, Efri Kurnia. 2016. "Effect Analysis Announcement Issue of Sukuk Ijarah and Conventional Bonds on Market Reaction". Final Project. Management Department. Economic Faculty. Semarang State University. Advisor Moh. Khoiruddin, S.E., M.Si.
Keywords: Announcement Issue of Sukuk Ijarah and Conventional Bonds, Market Reaction, Abnormal Return, Trading Volume Activity.
The announcement issuance of sukuk ijarah and conventional bonds is information that can be used as an investment consideration, if the investors take advantage of information announcement issuance sukuk ijarah and conventional bonds, then the announcement will lead to the changes in stock prices of related companies. This research aimed to examine the effect of the sukuk ijarah and conventional bonds announcement issuance towards the market reaction that is proxied by abnormal return and trading volume activity.
The population in this research is all of issuance sukuk ijarah and conventional bonds in 2012-2015. The sample selected based on purposive sampling criteria are 6 for announcement of the sukuk ijarah issue and 65 announcement of the conventional bonds issue. This research is an event study research using market-adjusted model with 21 days of window period (t-10 to t+10). Data collected by the documentation method. The analysis method used in this research are t-test and paired t-test.
The results of this research is to find out the effect announcement issue of sukuk ijarah towards the abnormal return for 2 days, on t-7 significant 20% and t+10 with a significant level of 20%. Announcement of the conventional bonds issue also make the significant abnormal returns during the six days, on t-7, t-3 and t + 4 significant level of 10% and t-1, t+3 and t+7 with a significant level of 20%. No significant differences between trading volume activity before and after the announcement issuance of sukuk ijarah with sig 2-tailed 0.646>0.05. No significant differences between trading volume activity before and after the announcement issuance of conventional bonds with sig 2-tailed 0.612>0.05.
The conclusion from this research is there are significant abnormal returns around the announcement of sukuk ijarah and conventional bonds. There were no significant differences in trading volume activity before and after the announcement of sukuk ijarah and conventional bonds.
(10)
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
PRAKATA ... vi
SARI ... viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 11
1.3.Tujuan Penelitian ... 12
1.4.Manfaat Penelitian ... 12
1.4.1. Manfaat Teoritis ... 12
1.4.2. Manfaat Praktis ... 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Pasar Modal ... 14
(11)
xi
2.1.1.Pengertian Pasar Modal ... 14
2.1.2.Karakteristik Pasar Modal ... 15
2.2.Obligasi Konvensional ... 15
2.2.1.Pengertian Obligasi ... 15
2.2.2.Jenis-Jenis Obligasi ... 17
2.2.3.Karakteristik Obligasi ... 18
2.2.4.Tujuan Penerbitan Obligasi ... 20
2.3.Pasar Modal Syariah ... 20
2.4.Obligasi Syariah (Sukuk) ... 21
2.4.1.Pengertian Sukuk ... 21
2.4.2.Karakteristik Sukuk ... 22
2.4.3.Sukuk Ijarah ... 23
2.5.Perbedaan Obligasi Konvensional dan Obligasi Syariah ... 25
2.6.Event Study ... 25
2.6.1.Pengertian Event Study ... 25
2.6.2.Jenis Event Study ... 27
2.6.3.Proses Event Study ... 28
2.7.Efisiensi Pasar ... 29
2.7.1.Pengertian Efisiensi Pasar ... 29
2.7.2.Tingkatan Efisiensi Pasar ... 29
2.7.3.Alasan-Alasan Pasar yang Efisien dan Tidak Efisien ... 30
2.8.Return Saham ... 32
(12)
xii
2.8.2.Macam-Macam Return ... 32
2.8.3.Abnormal Return ... 35
2.9.Trading Volume Activity (TVA) ... 35
2.10. Signaling Theory ... 36
2.11. Penelitian Terdahulu ... 37
2.12. Kerangka Berfikir ... 43
2.13. Hipotesis ... 46
BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis dan Desain Penelitian ... 47
3.2.Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 48
3.2.1.Populasi ... 48
3.2.2.Sampel ... 48
3.3.Variabel Penelitian ... 49
3.3.1.Peristiwa Pengumuman Penerbitan Sukuk Ijarah dan Obligasi Konvensional ... 49
3.3.2.Abnormal Return ... 49
3.3.3.Trading Volume Activity (TVA) ... 51
3.4.Metode Pengumpulan Data ... 51
3.5.Metode Analisis Data ... 52
3.5.1.Analisis Statistik Deskriptif ... 53
3.5.2.Uji Normalitas ... 54
3.5.3.Pengujian Hipotesis ... 54
(13)
xiii
3.5.3.2. Uji Paired T-Test ... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 57
4.1.1.Deskriptif Penelitian ... 57
4.1.2.Analisis Statistik Deskriptif ... 61
4.1.2.1. Deskriptif Abnormal Return Sukuk Ijarah ... 61
4.1.2.2. Deskriptif Abnormal Return Obligasi Konvensional ... 62
4.1.2.3. Deskriptif Trading Volume Acitivity Sukuk Ijarah .. 64
4.1.2.4. Deskriptif Trading Volume Acitivity Obligasi Konvensional ... 65
4.2.Analisis Data ... 65
4.2.1.Uji Normalitas Abnormal Return Sukuk Ijarah ... 65
4.2.2.Uji Normalitas Abnormal Return Obligasi Konvensional ... 66
4.2.3.Uji Normalitas Average Trading Volume Activity Sukuk Ijarah ... 67
4.2.4.Uji Normalitas Average Trading Volume Activity Obligasi Konvensional ... 68
4.3.Uji Hipotesis ... 69
4.3.1.Pengujian Hipotesis 1 ... 69
4.3.2.Pengujian Hipotesis 2 ... 70
4.3.3.Pengujian Hipotesis 3 ... 72
(14)
xiv
4.4.Pembahasan ... 74 4.4.1.Abnormal Return di sekitar Pengumuman Penerbitan
Sukuk Ijarah ... 74 4.4.2. Abnormal Return di sekitar Pengumuman Penerbitan
Obligasi Konvensional ... 77 4.4.3. Perbedaan Trading Volume Activity Sebelum
dan Sesudah Pengumuman Penerbitan Sukuk Ijarah ... 80 4.4.4. Perbedaan Trading Volume Activity Sebelum dan
Sesudah Pengumuman Penerbitan Obligasi Konvensional .... 81
BAB V PENUTUP
5.1.Simpulan ... 82 5.2.Saran ... 83
DAFTAR PUSTAKA ... 84
(15)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perkembangan Perdagangan Obligasi ... 2
Tabel 1.2 Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia ... 3
Tabel 1.3 Ringkasan Research Gap ... 10
Tabel 2.1 Perbedaan Obligasi Konvensional dan Obligasi Syariah ... 25
Tabel 2.2 Ringkasan Penelitian Terdahulu... 41
Tabel 3.1 Kriteria Penentuan Sampel ... 49
Tabel 4.1 Jumlah Sampel yang Memenuhi Kriteria ... 58
Tabel 4.2 Daftar Sampel Sukuk Ijarah ... 58
Tabel 4.3 Daftar Sampel Obligasi Konvensional ... 59
Tabel 4.4 Deskriptif Abnormal Return Sukuk Ijarah ... 61
Tabel 4.5 Deskriptif Abnormal Return Obligasi Konvensional ... 63
Tabel 4.6 Deskriptif Average Trading Volume Activity Sukuk Ijarah . 64 Tabel 4.7 Deskriptif Average Trading Volume Activity Obligasi Konvensional ... 65
Tabel 4.8 Uji Normalitas Abnormal Return Sukuk Ijarah ... 66
Tabel 4.9 Uji Normalitas Abnormal Return Obligasi Konvensional ... 67
Tabel 4.10 Uji Normalitas Average Trading Volume Activity Sukuk Ijarah ... 68
Tabel 4.11 Uji Normalitas Average Trading Volume Activity Obligasi . 68 Tabel 4.12 Hasil Pengujian t-test Sukuk Ijarah ... 69
(16)
xvi
Tabel 4.14 Hasil Uji Paired T-test Sukuk Ijarah ... 72 Tabel 4.15 Hasil Uji Paired T-test Obligasi Konvensional ... 73
(17)
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Perkembangan Sukuk Korporasi ... 5
Gambar 2.1 Skema Sukuk Ijarah ... 24
Gambar 2.2 Kandungan Informasi Suatu Pengumuman ... 26
Gambar 2.3 Kerangka Berfikir ... 45
(18)
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Sampel Sebelum Data Outlier Dihilangkan Lampiran 2 Return Saham Sukuk Ijarah Selama Event Period Lampiran 3 Return Pasar Sukuk Ijarah Selama Event Period Lampiran 4 Abnormal Return Sukuk Ijarah
Lampiran 5 Return Saham Obligasi Konvensional Selama Event Period Lampiran 6 Return Pasar Obligasi Konvensional Selama Event Period Lampiran 7 Abnormal Return Obligasi Konvensional
Lampiran 8 Trading Volume Activity Sukuk Ijarah
Lampiran 9 Trading Volume Activity Obligasi Konvensional Lampiran 10 Normalitas Abnormal Return Sukuk Ijarah
Lampiran 11 Normalitas Abnormal Return Obligasi Konvensional Lampiran 12 Normalitas Average Trading Volume Activity Sukuk Ijarah
(19)
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perkembangan perekonomian di Indonesia yang semakin pesat, sumber-sumber pembiayaan menjadi tulang punggung pengembangan usaha. Pelaku bisnis berusaha untuk mencari sumber dana untuk usahanya. Pasar modal memberikan alternatif solusi pembiayaan jangka panjang, sehingga perusahaan dapat menggunakan dana tersebut untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Pasar modal merupakan pasar yang bersifat abstrak yang aktivitas transaksinya secara fisik dapat dilihat di bursa dan komoditi yang diperjualbelikan adalah surat berharga jangka panjang yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun (Anwar, 2005: 70).
Pasar modal menurut Tandelilin (2010: 26) adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi. Investor yang menanamkan modalnya di pasar modal pasti mengharapkan pendapatan/return di masa yang akan datang. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi (Jogiyanto, 2003: 109). Sekuritas-sekuritas yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki karakteristik yang berbeda-beda, salah satu instrumen yang menguntungkan adalah obligasi karena mempunyai resiko yang rendah. Menurut Jogiyanto (2003: 11) obligasi (bond)
(20)
merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman ditambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati. Obligasi merupakan salah satu bentuk surat berharga yang saat ini banyak beredar dalam kegiatan pasar modal dan minat masyarakat juga tinggi, dilihat dari tingginya permintaan atas obligasi pada setiap pelaksanaan emisi (Srianingsih dan Khoiruddin, 2015). Berikut perkembangan perdagangan obligasi yang dapat dilihat pada Tabel 1.1:
Tabel 1.1
Perkembangan Perdagangan Obligasi
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan (2016)
Tabel di atas menunjukkan bahwa sejak tahun 2011 sampai dengan November 2015 nilai obligasi korporasi outstanding selalu mengalami peningkatan. Begitu pula dengan volume perdagangan dari obligasi korporasi yang terus meningkat dari tahun ketahun walaupun sempat mengalami penurunan tipis di tahun 2014. Rata- rata total emisi penerbitan obligasi korporasi selama 5 tahun terakhir yaitu dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 sebesar 54.8 trilyun (Statistik Pasar Modal, OJK). Pemodal biasanya lebih memilih membeli obligasi karena memberikan pendapatan yang tetap, dengan menyimpan obligasi
(21)
mereka mengharapkan mendapat pembayaran bunga yang telah ditetapkan secara teratur hingga obligasi tersebut jatuh tempo dan ketika jatuh tempo mereka mendapat kembali pokok pinjaman (Anwar, 2005: 100).
Kondisi pasar di Indonesia yang mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam membuat pasar modal syariah semakin berkembang. Pasar modal berbasis syariah secara resmi diluncurkan di Indonesia pada tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam-LK dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Pasar modal syariah menurut Sutedi (2011: 29) adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Instrumen-instrumen pasar modal berbasis syariah antara lain saham syariah, obligasi syariah, reksadana syariah dan surat berharga lainnya yang berprinsip syariah. Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip syariah apabila telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah secara tertulis dari Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Berikut data perkembangan produk syariah di Indonesia:
Tabel 1.2
Perkembangan Produk Syariah di Indonesia
(22)
Instrumen pasar modal syariah yang sedang trend yaitu obligasi syariah (sukuk). Penerbitan obligasi syariah menjadi salah satu alternatif pendanaan perusahaan. Pengertian sukuk merujuk pada Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI No: 32/DSN-MUI/IX/2002 adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan oleh emiten kepada investor (pemegang obligasi) yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada investor berupa bagi hasil/marjin/fee serta membayar kembali dana investasi pada saat jatuh tempo. Perbedaan sukuk dengan obligasi konvensional dapat dilihat dari adanya unsur bunga pada obligasi konvensional. Banyak ulama menganggap bahwa bunga dalam obligasi adalah riba, maka instrumen-instrumen yang mempunyai komponen bunga dianggap tidak halal untuk dijadikan sarana investasi. Sukuk adalah instrumen tanpa unsur bunga, bebas riba, bebas dari unsur haram, gharar (risiko/kerugian), dan masyir /judi (Srianingsih dan Khoiruddin, 2015).
Perkembangan sukuk di dunia diawali dengan penerbitan sovereign sukuk menggunakan struktur ijarah pada September 2001 yang diterbitkan oleh pemerintah Bahrain (Central Bank of Bahrain) sebesar USD 100 juta (Fatimatuzzahra dan Herlambang, 2014). Penerbitan obligasi syariah di Indonesia dipelopori oleh Indosat dengan menerbitkan obligasi syariah Mudharabah Indosat senilai Rp 100 miliar pada Oktober 2002. Obligasi ini mengalami oversubribed dua kali lipat sehingga Indosat menambah jumlah obligasi yang ditawarkan menjadi Rp 175 miliar. Langkah Indosat ini diikuti Bank Muamalat dan Bank
(23)
Syariah Mandiri (Sutedi, 2011: 56). Perkembangan sukuk di Indonesia lebih terperinci dapat dilihat dari Gambar 1.1 berikut:
Gambar 1.1 Perkembangan Sukuk Korporasi Sumber : Otoritas Jasa Keuangan (2016)
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan yang tercermin pada tabel di atas menunjukkan bahwa penerbitan sukuk korporasi di Indonesia terus meningkat dari tahun 2010 sampai dengan Oktober 2015. Tahun 2010 nilai akumulasi penerbitan sukuk korporasi mencapai 7.815 miliar, tahun 2011 mencapai 7.915,4 miliar dan terus meningkat dari tahun ketahun mencapai 14.483,4 miliar sampai dengan bulan Oktober 2015. Jumlah sukuk outstanding hanya mengalami selisih tipis dari tahun ketahun. Tahun 2010 total nilai sukuk outstanding sebanyak 6.121 miliar, di tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 5.876 miliar tetapi mengalami kenaikan di tahun-tahun berikutnya mencapai 8.284 miliar sampai dengan Oktober 2015. Selama 5 tahun terakhir yaitu tahun 2011 sampai dengan 2015 rata-rata total emisi penerbitan sukuk korporasi sebesar 1.6 trilyun (Statistik Pasar Modal, OJK).
Minat investor sukuk ijarah pada saat krisis lebih tinggi dari pada sukuk musyarakah dan mudharabah. Hal ini tampak dari penelitian Standard & Poor’s
(24)
dan Moody’s yang menghitung, 45% sukuk yang terbit di tahun 2008 adalah
sukuk ijarah (Sari, 2014). Obligasi syariah (sukuk) ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diketahui/diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan (Sutedi, 2011: 5). Obligasi syariah (sukuk) ijarah baru diperkenalkan tahun 2004 setelah dikeluarkannya Fatwa DSN-MUI No. 33/DSN-MUI/III/2004 tentang obligasi syariah ijarah. Namun kenyataannya berinvestasi dengan sukuk ijarah lebih diminati dibandingkan dengan sukuk berakad mudharabah (Putri dan Herlambang, 2015). Menurut investor sukuk dengan skema ijarah (sewa) dinilai cukup prospektif bagi emiten yang berniat menerbitkan obligasi syariah, skema ini dalam beberapa hal lebih menguntungkan daripada obligasi syariah mudharabah (bagi hasil). Menurut Yuliana (2010) dalam Melati (2013) return yang digunakan pada obligasi syariah mudharabah menggunakan expected return bersifat mengambang dan bagi hasil tergantung pada kinerja pendapatan, sedangkan sukuk ijarah menggunakan akad sewa, sehingga besarnya return yang diberikan bersifat tetap selama obligasi tersebut berlaku. Berinvestasi menggunakan akad ijarah dengan return tetap lebih menarik investor.
Menurut Fatimatuzzahra dan Herlambang (2014) investor di pasar modal akan mendasarkan keputusan investasinya pada informasi-informasi yang didapatnya. Pengambilan keputusan berinvestasi oleh investor perlu memperhatikan informasi-informasi yang berhubungan dengan industri bersangkutan dan mendasarkan pada sinyal-sinyal yang diberikan oleh perusahaan, salah satunya informasi yang terkandung dari adanya pengumuman
(25)
penerbitan obligasi baik obligasi syariah (sukuk) maupun obligasi konvensional. Informasi dari pengumuman penerbitan obligasi syariah (sukuk) maupun obligasi konvensional memberikan sinyal bagi para investor dalam pengambilan keputusan investasi dan akan berpengaruh terhadap kondisi di pasar modal. Saat informasi diumumkan kepada publik dan semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, maka terlebih dahulu para pelaku pasar menganalisis kandungan informasi tersebut sebagai sinyal baik (good news) atau sinyal buruk (bad news) (Ningsih dan Cahyaningdyah, 2014).
Informasi ini akan direaksi oleh investor yang secara metodologis disebut sebagai event study yaitu studi yang menganalisis reaksi pasar terhadap suatu peristiwa yang informasinya diumumkan kepada public (Khajar, 2010). Pengumuman yang mengandung informasi (information content), diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Jogiyanto (2003: 410-411) menjelaskan bahwa reaksi pasar ditunjukkan dari adanya perubahan harga dari sekuritas bersangkutan. Reaksi ini dapat diukur dengan menggunakan return sebagai nilai perubahan harga atau menggunakan abnormal return.Apabila terjadi abnormal return yang positif dapat memberikan keuntungan di atas normal pada investor dan sebaliknya jika terdapat abnormal return yang negatif mnunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh dibawah normal (Hernoyo, 2013). Selain dari harga saham dan abnormal return, sebagian besar studi empirik reaksi pasar sering menggunakan pengaruh likuiditas saham dengan menggunakan volume perdagangan saham perusahaan terkait (Hermawan & Wijayanto, 2015). Trading volume activity (TVA) merupakan suatu instrumen
(26)
yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar (Suryawijaya, 1998: 42; dalam Pratiwi, 2015). Reaksi pasar yang terjadi dapat juga menunjukkan apakah efisiensi pasar merupakan bentuk setengah kuat atau belum.
Perbedaan hasil penelitian-penelitian sebelumnya juga menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian ini. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Pratiwi (2015) menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada variabel cumulative abnormal return ditunjukkan dengan sig-2 tailed > 0.05. Variabel trading volume activity (TVA) tidak mempunyai perbedaan yang signifikan yang ditunjukkan sig-2 tailed > 0.05. Fatimatuzzahra dan Herlambang (2014) melakukan uji one sample t-test average abnormal return ada beberapa hari perdagangan baik sebelum ataupun setelah penerbitan obligasi syariah menghasilkan nilai probabilitas lebih kecil dari tingkat signifikasi 5% sehingga kesimpulannya terdapat average abnormal return yang terjadi signifikan secara nyata pada hari-hari tersebut. Uji paired t-test pada average abnormal trading volume activity (AATVA) menjelaskan bahwa terdapat perbedaan average abnormal trading volume activity yang signifikan pada sebelum dan setelah penerbitan sukuk.
Penelitian Sari (2014), dari hasil uji one sample t-test menunjukkan bahwa nilai yang tidak signifikan pada masing-masing hari di sekitar peristiwa pengumuman penerbitan obligasi syariah karena tingkat signifikasi yang semuannya lebih dari 5%. Penelitian oleh Ghoniyah, dkk (2008) untuk uji
(27)
one-sample t-test memberikan hasil bahwa tidak terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman penerbitan obligasi syariah sedangkan untuk trading volume activity menunjukkan ada beberapa hari di sekitar pengumuman yang positif signifikan. Uji paired t-test menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan tetapi tidak signifikan trading volume activity sebelum dan sesudah penerbitan.
Penelitian oleh Godlewski, dkk (2011) dengan variabel independen dalam penelitian tersebut yaitu pengumuman sukuk dan obligasi, dan variabel dependen reaksi pasar (cummulative average abnormal return). Penelitian tersebut memberikan kesimpulan bahwa pasar bereaksi berbeda terhadap pengumuman dari keduanya. Reaksi pasar tidak signifikan terhadap pengumuman obligasi konvensional tetapi reaksi pasar saham negatif signifikan terhadap pengumuman penerbitan sukuk. Penelitian lainnya oleh Wanjiku (2014) menggunakan data sekunder yang diambil dari NSE Daily stock dan NSE handbook dari tahun 2009-2013 dan dianalisis menggunakan Microsoft Excel dengan membandingkan nilai t-value dengan nilai t-tabel dan dipresentasikan menggunakan tabel dan grafik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerbitan obligasi berpengaruh positif signifikan terhadap harga saham. Maringka (2008) menyatakan bahwa, selama 21 hari pengamatan diperoleh 11 hari abnormal return positif dan 10 hari abnormal return negatif. Pengujian terhadap variabel volume perdagangan menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang positif dan signifikan pada level 5 % sebelum adanya penawaran umum perdana (IPO) obligasi.
(28)
Tabel 1.3
Ringkasan Research Gap
Abnormal Return (AR) Obligasi Konvensional Sukuk
Godlewski, dkk (2011 Terdapat AR signifikan
Ghoniyah, dkk (2008) Tidak terdapat AR
siginifikan Fatimatuzzahra dan
Herlambang (2014)
Terdapat AR signifikan
Sari (2014) Tidak terdapat AR
signifikan Wanjiku (2014) Reaksi pasar positif signifikan
Godlewski, dkk (2011) Tidak terdapat AR signifikan Trading Volume
Activity (TVA)
Sebelum dan Sesudah Penerbitan Obligasi
Konvensional
Sebelum dan Sesudah Penerbitan Sukuk
Ghoniyah, dkk (2008) Tidak berbeda signifikan
Fatimatuzzahra dan Herlambang (2014)
Berbeda signifikan Pratiwi (2015) Tidak berbeda signifikan
Maringka (2008) Positif signifikan Sumber: Penelitian terdahulu (2016)
Penelitian ini sangatlah penting, dikarenakan hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mendasari keputusan investasi. Belum terlalu banyak penelitian sejenis, karena penelitian sebelumnya lebih didominasi tentang pengaruh pengumuman penerbitan obligasi syariah terhadap reaksi pasar, sehingga perlu adanya pengembangan penelitian. Pengembangan yang dilakukan penulis yaitu melakukan analisis pengaruh pengumuman penerbitan obligasi syariah (sukuk) khususnya sukuk ijarah dan pengumuman penerbitan obligasi konvensional terhadap reaksi pasar yang diproksikan dengan abnormal return dan trading volume activity. Pengumuman penerbitan sukuk ijarah lebih dipilih karena investor di Indonesia lebih minat untuk berinvestasi dengan akad ijarah yaitu adanya tingkat return yang tetap daripada sukuk dengan akad mudharabah. Data
(29)
dalam penelitian ini yaitu peristiwa penerbitan sukuk ijarah maupun obligasi konvensional yang diumumkan secara resmi oleh Bursa Efek Indonesia periode 2012-2015. Peneliti memilih periode tersebut dikarenakan penerbitan sukuk ijarah dan obligasi konvensional yang cukup berkembang pada tahun-tahun tersebut. Periode window dalam penelitian ini adalah 21 hari. Peneliti memilih periode jendela 21 hari karena sesuai dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Srianingsih dan Khoiruddin (2015) dan Primadani (2013) yang menggunakan event period selama 21 hari. Adanya penelitian ini diharapkan dapat diketahui adakah pengaruh pengumuman penerbitan obligasi syariah (sukuk) ijarah dan obligasi konvensional terhadap reaksi pasar (abnormal return) di sekitar pengumuman dan perbedaan trading volume activity sebelum dan sesudah penerbitan sukuk ijarah atau obligasi konvensional.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul yaitu
“ANALISIS PENGARUH PENGUMUMAN PENERBITAN SUKUK IJARAH
DAN OBLIGASI KONVENSIONAL TERHADAP REAKSI PASAR”. 1.2. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar pengumuman penerbitan sukuk ijarah?
2. Apakah terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar pengumuman penerbitan obligasi konvensional?
(30)
3. Apakah terdapat perbedaan trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan sukuk ijarah?
4. Apakah terdapat perbedaan trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan obligasi konvensional?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return yang signifikan di
sekitar pengumuman penerbitan sukuk ijarah.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar pengumuman penerbitan obligasi konvensional.
3. Untuk mengetahui perbedaan trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan sukuk ijarah.
4. Untuk mengetahui perbedaan trading volume activity yang signifikan sebelum dan sesudah pengumuman penerbitan obligasi konvensional.
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1.4.1. Manfaat Teoritis
Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi peneliti-peneliti lain untuk menambah pengetahuan dalam rangka mengembangkan penelitian selanjutnya yaitu mengenai pengaruh pengumuman penerbitan sukuk ijarah dan obligasi konvensional terhadap reaksi pasar.
(31)
1.4.2. Manfaat Praktis
a. Bagi Investor
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada investor dalam menginterpretasikan kandungan informasi dari setiap peristiwa pengumuman yang dipublikasikan salah satunya penerbitan sukuk ijarah dan obligasi konvensional sebagai dasar pengambilan keputusan investasi.
b. Bagi Perusahaan (Emiten)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai bagaimana dampak yang ditimbulkan dari kebijakan perusahaan dalam melakukan penerbitan sukuk ijarah maupun obligasi konvensional sebagai sumber pendanaan perusahaan.
(32)
14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pasar Modal
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal menurut Tandelilin (2010: 26) adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal merupakan pasar yang bersifat abstrak yang aktivitas transaksinya secara fisik dapat dilihat di bursa dan komoditi yang diperjualbelikan adalah surat-surat berharga jangka panjang yang keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Menurut Siamat (2005:487) pasar modal dalam arti sempit adalah suatu tempat yang terorganisasi di mana efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa Efek atau stock exchange adalah suatu sistem yang terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya. Fungsi Bursa Efek ini antara lain adalah menjaga kontinuitas pasar dan menciptakan harga efek yang wajar melalui mekanisme permintaan dan penawaran (Siamat, 2005: 487). Jadi, dapat disimpulkan pasar modal merupakan tempat mempertemukan pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana yang aktivitas transaksinya secara fisik dapat dilihat di bursa dan komoditi yang diperdagangkan berupa surat berharga jangka panjang/ lebih dari satu tahun.
(33)
2.1.2. Karakteristik Pasar Modal
Pasar modal merupakan lembaga yang terorganisir yang menyediakan sarana transaksi sekuritas (mempertemukan investor jual dengan investor beli melalui Wakil Perantara Efek). Pasar modal memiliki karakteristik antara lain (Hadi, 2013: 15-16): Membeli prospek yang akan datang, hal itu ditunjukkan dengan karakter investasi yang mana memberikan prospek keuntungan di masa depan (expected return). Semua investor yang memegang sekuritas didasarkan pengharapan di masa datang baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. a. Mempunyai harapan keuntungan yang tinggi, tapi juga mengandung risiko
yang tinggi pula.
b. Mengutamakan kemampuan analisis. Instrumen pasar modal yang berarti berinvestasi diatas prospek masa depan adalah keharusan untuk memaksimalkan kemampuan analisis (teknikal maupun fundamental). c. Mengandung unsur spekulasi. Investasi di pasar modal memiliki nilai
spekulasi tinggi, terlepas apakah telah dilakukan analisis mendalam dengan maksud untuk mengurangi ketidakpastian masa depan investasi atau belum. Nilai spekulatif semakin nampak terutama bagi investor jangka pendek yang mengejar capital gain.
2.2. Obligasi Konvensional 2.2.1. Pengertian Obligasi
Pengertian obligasi menurut Sutedi (2009: 1) adalah suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi dan janji untuk membayar kembali pokok utang beserta kupon bunga pada saat jatuh tempo. Menurut pasal 1
(34)
butir 34 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1548/KMK.013/1990 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1199/KMK.010/1991, obligasi adalah bukti utang dari emiten yang mengandung janji pembayaran bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang dilakukan pada tanggal jatuh tempo, sekurang-kurangnya 3 (tiga) tahun sejak tanggal emisi. Dilihat dari sudut pandang perusahaan, obligasi perusahaan atau obligasi korporasi (corporate bond) merupakan sekuritas yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang menjanjikan kepada pemegangnya pembayaran sejumlah uang tetap pada suatu tanggal jatuh tempo di masa mendatang disertai dengan pembayaran bunga secara periodik (Tandelilin, 2010: 245). Jadi, obligasi konvensional merupakan surat pengakuan hutang dimana pihak yang menerbitkan hutang berjanji untuk melunasi pokok obligasi kepada investor pada saat jatuh tempo dan membayarkan kupon bunga secara periodik.
Menurut Titah (2008); dalam Pratiwi (2015) menjelaskan bahwa penerbitan obligasi akan menyebabkan terjadi peningkatan leverage perusahaan. Peningkatan leverage akan membawa keuntungan bagi perusahaan berupa tax shield dimana perusahaan dapat mengurangi bagian dari pendapatan yang harus dibayarkan untuk membayar pajak sehingga perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dan memberikan keuntungan bagi pemegang saham. Namun pada titik tersebut biaya kebangkrutan dan biaya bunga yang ditimbulkan bisa saja melebihi penghematan pajak dari adanya hutang tersebut sehingga dapat menurunkan harga saham.
(35)
2.2.2. Jenis- Jenis Obligasi
Menurut Tandelilin (2010: 247-249) ada beberapa jenis obligasi perusahaan dengan masing-masing karakteristiknya yang berbeda, antara lain:
a. Obligasi dengan jaminan (mortgage bonds) adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dengan menggunakan jaminan suatu aset real, sehingga jika perusahaan gagal memenuhi kewajibannya maka pemegang obligasi berhak untuk mengambil alih aset tersebut.
b. Obligasi tanpa jaminan (debentures atau unsecured bond) adalah obligasi yang diterbitkan tanpa menggunakan suatu jaminan aset real tertentu. Sama halnya dengan mortgage bond, perusahaan juga bisa menerbitkan obligasi tanpa jaminan lagi setelah obligasi tanpa jaminan diterbitkan atau disebut sebagai subordinated (yunior) debentures.
c. Obligasi konversi merupakan obligasi yang memberikan hak pemegangnya untuk mengkonversikan obligasi tersebut dengan sejumlah saham perusahaan pada harga yang telah ditetapkan.
d. Obligasi yang disertai warrant. Pemegang obligasi mempunyai hak untuk membeli saham perusahaan pada harga yang telah ditentukan. Sama halnya dengan obligasi konversi, pemegang obligasi dengan warrant akan mempunyai kesempatan untuk mendapatkan capital gain jika harga saham mengalami kenaikan. Emiten juga akan memperoleh keuntungan dengan memberikan tingkat kupon yang lebih rendah, karena obligasi dengan warrant dan obligasi konversi umumnya memberikan tingkat kupon yang lebih rendah dibandingkan dengan obligasi biasa.
(36)
e. Obligasi tanpa kupon (zero coupon bond) adalah obligasi yang tidak memberikan pembayaran bunga.
f. Obligasi dengan tingkat bunga mengambang (floating rate bond) adalah obligasi yang memberikan tingkat bunga yang besarnya disesuaikan dengan fluktuasi tingkat suku bunga pasar yang berlaku.
g. Putable bond adalah obligasi yang memberikan hak kepada pemegang obligasi untuk menerima pelunasan obligasi sesuai dengan nilai par sebelum waktu jatuh tempo. Putable bond melindungi pemegang obligasi terhadap fluktuasi tingkat bunga, jika tingkat bunga pasar mengalami kenaikan dan harga obligasi mengalami penurunan maka pemegang obligasi mempunyai hak untuk meminta pelunasan perusahaan, sehingga pemegang obligasi tersebut dapat menginvestasikan kembali dananya pada tingkat bunga yang sesuai dengan tingkat bunga pasar yang berlaku.
h. Junk bond adalah obligasi yang memberikan tingkat keuntungan/kupon yang tinggi, tetapi juga mengandung risiko yang sangat tinggi pula. Junk bond biasanya diterbitkan oleh perusahaan yang beresiko tinggi atau oleh perusahaan yang ingin membiayai suatu rencana merger atau akuisisi. i. Sovereign Bonds adalah obligasi yang diterbitkan suatu negara dalam mata
uangnya sendiri tetapi dijual di negara lain dalam mata uang negara tersebut.
2.2.3. Karakteristik Obligasi
Secara umum obligasi merupakan pengembangan dari surat utang jangka panjang, adapun karakteristik umum obligasi tidak jauh berbeda dengan karakteristik pinjaman utang pada umumnya yaitu meliputi (Rahardjo, 2003: 9):
(37)
1. Nilai Penerbitan Obligasi (Jumlah Pinjaman Dana)
Penerbitan obligasi pihak emiten akan dengan jelas menyatakan berapa jumlah dana yang dibutuhkan melalui penjualan obligasi. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan kemampuan aliran kas perusahaan serta kinerja bisnisnya.
2. Jangka Waktu Obligasi
Jangka waktu jatuh tempo obligasi, kebanyakan berjangka waktu 5 tahun. Semakin pendek jangka waktu obligasi maka akan semakin diminati investor karena dianggap risikonya semakin kecil. Saat jatuh tempo pihak penerbit berkewajiban melunasi pembayaran pokok obligasi.
3. Tingkat Suku Bunga
Obligasi diberikan insentif suku bunga berbentuk tingkat suku bunga yang menarik misalnya 17% atau 18% per tahunnya. Penentuan tingkat suku bunga ditentukan dengan membandingkan tingkat suku bunga perbankan pada umumnya.
4. Jadwal Pembayaran Suku Bunga
Kewajiban pembayaran kupon dilakukan secara periodik sesuai kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulanan atau semesteran.
5. Jaminan
Obligasi yang memberikan jaminan berbentuk aset perusahaan akan lebih mempunyai daya tarik bagi calon pembeli obligasi tersebut. Penerbitan obligasi tidak harus penyediaan jaminan, apabila memberikan jaminan
(38)
berbentuk aset perusahaan ataupun tagihan piutang perusahaan dapat menjadi alternatif yang menarik investor.
2.2.4. Tujuan Penerbitan Obligasi
Perusahaan yang menerbitkan obligasi memiliki tujuan penting diantaranya (Rahardjo, 2003: 10):
1. Mendapatkan Jumlah Dana Tambahan yang Lebih Fleksibel
Jumlah kecilnya dana obligasi disesuaikan dengan kinerja keuangan perusahaan bersangkutan misalnya jumlah aliran kas, jumlah utang, kemampuan pembayaran bunga obligasi, kemampuan pelunasan pokok obligasi pada saat jatuh tempo dan disesuaikan dengan prospek industri di masa yang akan mendatang.
2. Mendapatkan Pinjaman dengan Tingkat Suku Bunga Fleksibel
Perusahaan penerbit obligasi akan mendapatkan dana dengan tingkat suku bunga yang lebih fleksibel. Proses penentuan tingkat suku bunga obligasi ditentukan berdasarkan kemampuan keuangan perusahaan serta memperhatikan kondisi tingkat suku bunga di perbankan.
3. Mendapatkan Alternatif Pembiayaan Melalui Pasar Modal
Perusahaan yang kesulitan melakukan pinjaman melalui perbankan bisa mencari alternatif pendanaan melalui pasar modal dengan menerbitkan obligasi sejumlah dana yang dibutuhkan.
2.3. Pasar Modal Syariah
Pasar modal syariah di Indonesia secara resmi diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003 bersamaan dengan penandatanganan MOU antara Bapepam-LK
(39)
dengan Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI). Pasar modal syariah menurut Sutedi (2011: 29) adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip-prinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syariat Islam. Instrumen-instrumen pasar modal berbasis syariah antara lain saham syariah, obligasi syariah, reksadana syariah dan surat berharga lainnya yang berprinsip syariah.
2.4. Obligasi Syariah (Sukuk) 2.4.1. Pengertian Sukuk
Sukuk merupakan bentuk jamak dari kata sakk yang memiliki arti yang sama dengan sertifikat atau bukti kepemilikan. Arti sukuk menurut Sutedi (2009: 96) adalah obligasi yang ditawarkan dengan ketentuan yang mewajibkan emiten membayar kepada pemegang obligasi syariah sejumlah pendapatan bagi hasil dan membayar kembali dana obligasi syariah pada saat jatuh tempo atau tanggal pembayaran kembali dana obligasi syariah.
Pengertian obligasi syariah menurut Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam fatwa No. 32/DSN-MUI/IX/2002 adalah sebagai berikut:
“…suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah yang dikeluarkan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasil/margin/fee serta membayarkan kembali dana obligasi pada
(40)
Jadi, sukuk merupakan obligasi dengan prinsip syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar kembali dana obligasi tersebut pada saat jatuh tempo beserta dengan sejumlah pendapatan bagi hasil yang dibayarkan secara periodik.
Pendapatan bagi hasil dibayarkan setiap periode tertentu (3 bulan, 6 bulan atau satu tahun). Besarnya pendapatan bagi hasil dihitung berdasarkan perkalian antara nisbah pemegang obligasi syariah dengan pendapatan yang dibagihasilkan, yang besarnya tercantum dalam laporan keuangan konsolidasi emiten triwulanan terakhir diterbitkan sebelum tanggal pembayaran pendapatan bagi hasil yang bersangkutan. Pembayaran pendapatan bagi hasil kepada masing-masing pemegang obligasi syariah akan dilakukan secara proporsional sesuai dengan porsi kepemilikan obligasi syariah yang dimiliki dibandingkan dengan jumlah dana obligasi syariah yang belum dibayar kembali (Sutedi, 2009: 126).
2.4.2. Karakteristik Sukuk
Menurut Sutedi (2009: 127-128) obligasi syariah memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
a. Obligasi syariah menekankan pendapatan investasi bukan berdasar kepada tingkat bunga (kupon) yang telah ditentukan sebelumnya. Tingkat pendapatan dalam obligasi syariah berdasarkan kepada tingkat rasio bagi hasil (nisbah) yang besarannya telah disepakati oleh pihak emiten dan investor.
b. Sistem pengawasan sukuk oleh pihak Wali Amanat dan Dewan Pengawas Syariah (di bawah Majelis Ulama Indonesia) sejak dari penerbitan obligasi sampai akhir dari masa penerbitan obligasi. Adanya sistem ini maka prinsip
(41)
kehati-hatian dan perlindungan kepada investor sukuk diharapkan bisa lebih terjamin.
c. Jenis industri yang dikelola oleh emiten serta hasil pendapatan perusahaan penerbit obligasi harus terhindar dari unsur non halal. Lembaga Profesi Pasar Modal yang terkait dengan penerbitan sukuk masih sama seperti obligasi biasanya yaitu emiten, penjamin emisi, wali amanat, penanggung, lembaga kliring, akuntan publik, dan konsultan hukum.
2.4.3. Sukuk Ijarah
Sukuk ijarah pertama kali diterbitkan pada tahun 2004 setelah dikeluarkannya fatwa tentang obligasi syariah ijarah. Menurut Sutedi (2011: 112) sukuk ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan. Pihak-pihak yang terlibat yaitu originator atau penerima ijarah sukuk, Special Purpose Vehicle (SPV) sebagai penerbit sukuk ijarah dan investor (sukukholders). Pengambil inisiatif membentuk SPV yang merupakan lembaga yang bebas dan kepadanya akan dijual aset, dengan pengertian lembaga ini sebagai pengambil inisiatif untuk menyewakan aset tersebut dengan nilai sewa yang disepakati. Kemudian SPV mensecuritikan aset dimaksud dengan menggunakan kontrak ijarah dan menjualnya kepada investor. Proses penjualan sukuk dimaksudkan untuk mendapatkan dana bagi SPV yang akan dibayarkan kepada pemilik aset (originator). Selanjutnya aset disewa kembali oleh originator, maka SPV berkewajiban mengumpulkan sewa dari originator untuk diserahkan kepada investor (Wahid, 2010: 118). Berikut ini skema sukuk ijarah
(42)
dimana originator menunjuk SPV sebagai wakil dan menyerahkan asset kepadanya untuk dijadikan underlying assets bagi pengeluaran sukuk menurut Wahid (2010: 122):
Gambar 2.1. Skema Sukuk Ijarah Sumber : Wahid (2010: 122)
Keterangan:
1. Originator menyerahkan aset kepada SPV yang bertindak sebagai wakilnya untuk mengeluarkan sukuk.
2. SPV mengeluarkan serifikat sukuk ijarah dan menjualnya kepada investor pada harga diskon
3. Investor membeli sukuk sertifikat dan membayar tunai kepada SPV dengan harga diskon.
4. SPV menyerahkan dana harga sertifikat sukuk kepada originator.
5. SPV menyewakan semula aset kepada originator dengan kadar sewa tetap. 6. Originator membayar sewa aset kepada SPV
S P V Originator
Originator
Sukuk
Investor
4
5
6
7
8 3
9
(43)
7. SPV menagihkan sewa aset kepada investor sesuai kadar sukuk yang dipegang.
8. Pada masa sewa berakhir, investor menebus sukuk pada kadar harga nominal melalui SPV kepada originator.
9. Originator membayar semula modal investor melalui SPV dengan bayaran cash sesuai harga nominal.
2.5. Perbedaan Obligasi Konvensional dan Obligasi Syariah
Perbedaan obligasi konvensional dan obligasi syariah dapat dilihat dari beberapa karakteristik yaitu: sifat kepemilikan, pembayaran pendapatan, underlying asset, penggunaan hasil penerbitan dan penghasilan. Rincian perbedaan dapat dilihat dalam Tabel 2.1 dibawah ini:
Tabel 2.1.
Perbedaan Obligasi Konvensional dan Obligasi Syariah
Karakteristik Obligasi Konvensional Obligasi Syariah
Sifat kepemilikan Surat Utang Investasi
Pembayaran pendapatan Tetap Variabel dan tetap
Underlying asset Tidak ada Ada
Penggunaan hasil penerbitan Bebas Sesuai syariah Penghasilan Bunga/kupon, capital gain Imbalan, bagi hasil,
margin Sumber: diolah dari berbagai sumber (2016)
2.6. Event Study
2.6.1. Pengertian Event Study
Menurut Tandelilin (2010: 565) studi peristiwa (event study) menyelidiki respons pasar terhadap kandungan informasi dari suatu pengumuman atau publikasi peristiwa tertentu. Kandungan informasi bisa berupa kabar baik (good news) atau berita buruk (bad news). Hipotesis pasar efisien memprediksikan
(44)
bahwa pasar akan memberi respons pasar positif untuk berita baik, dan respons negatif untuk berita buruk. Reaksi pasar tersebut tercermin dari return tak normal positif (berita baik) dan return tak normal negatif (berita buruk).
Menurut Jogiyanto (2003: 410) studi peristiwa ( event study ) merupakan studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji efisensi pasar bentuk setengah kuat. Pengumuman yang mempunyai kandungan informasi akan memberikan abnormal return kepada pasar. Sebaliknya yang tidak mengandung informasi tidak memberikan abnormal return kepada pasar seperti tampak di Gambar 2.2 berikut :
Gambar 2.2. Kandungan Informasi Suatu Pengumuman Sumber : Jogiyanto, 2003: 411
Pengumuman Peristiwa
Ada Abnormal
Return
Tidak Ada Abnormal Return
Ada Kandungan Informasi
Tidak Ada Kandungan
(45)
2.6.2. Jenis Event Study
Event study menurut Tandelilin (2010: 566) dapat dikelompokkan dalam beberapa jenis, antara lain:
a. Studi Peristiwa Konvensional
Studi peristiwa konvensional mempelajari respons pasar terhadap peristiwa-peristiwa yang seringkali terjadi dan diumumkan secara terbuka oleh emiten di pasar modal. Dampak peristiwa yang bersifat konvensional pada umumnya mudah diantisipasi oleh pelaku pasar.
b. Studi Peristiwa Kluster
Studi ini yaitu kelompok yang mempelajari respon pasar terhadap peristiwa yang diumumkan secara terbuka yang terjadi pada waktu yang sama dan berdampak pada sekelompok perusahaan (kluster perusahaan) tertentu. Peristiwa kluster ini memiliki bentuk yang beragam. Contoh peristiwa kluster adalah pengumuman pemerintah yang membuat regulasi pada industri tertentu sehingga diperkirakan berdampak pada aliran kas perusahaan dalam industri yang bersangkutan. Respons pasar dalam studi peristiwa kluster cenderung lebih sulit diprediksi, dikarenakan peristiwa kluster bukan peristiwa yang sering terjadi sehingga investor mungkin belum memahami kandungan informasinya.
c. Studi Peristiwa Tak Terduga
Studi peristiwa tak terduga (unanticipated event) merupakan varian dari studi peristiwa kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap suatu peristiwa yang tidak terduga (unanticipated event). Karakteristik utama dari
(46)
studi ini adalah peristiwa yang terjadi bersifat tak terduga. Penelitian tentang peristiwa tak terduga relatif belum banyak dilakukan, selain karena sifat peristiwa sangat jarang terjadi, tidak semua peristiwa tak terduga relevan dengan studi peristiwa yang terkait dengan pasar modal.
d. Studi Peristiwa Berurutan (Sequential Events)
Studi peristiwa berurutan merupakan varian dari studi peristiwa kluster. Studi ini mempelajari respons pasar terhadap serangkaian peristiwa-peristiwa yang terjadi secara berurutan dalam situasi ketidakpastian yang tinggi. Kecepatan dan ketepatan informasi menjadi kunci dari respons pasar.
2.6.3. Proses Event Study
Menurut Jogiyanto (2010: 30) tahapan-tahapan studi peristiwa adalah sebagai berikut:
a. Menentukan peristiwa yang akan diteliti yang akan dilihat reaksi pasarnya b. Mengidentifikasi peristiwa dan tanggal terjadinya peristiwa
c. Menentukan panjang jendela
d. Mengeluarkan peristiwa-peristiwa pengganggu e. Menentukan model return normal
f. Menentukan panjang periode estimasi
g. Menghitung return tak normal, rata-rata return tak normal dan rata-rata kumulatif return tak normal
(47)
2.7. Efisiensi Pasar
2.7.1. Pengertian Efisiensi Pasar
Menurut Tandelilin (2010: 219) pasar modal yang efisien adalah pasar dimana harga semua sekuritas yang diperdagangkan telah mencerminkan semua informasi yang tersedia. Definisi pasar efisien menurut Fama (1970) dalam Jogiyanto (2003: 382) adalah suatu pasar sekuritas dikatakan efisien jika
harga-harga sekuritas “mencerminkan secara penuh” informasi yang tersedia (a security market is efficient if security prices “fully reflect” the information available).
2.7.2. Tingkatan Efisiensi Pasar
Fama (1970) dalam Jogiyanto (2003: 371-375) menyajikan tiga macam bentuk utama dari efisiensi pasar yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang sedang dipublikasikan dan informasi privat sebagai berikut:
1. Efisiensi pasar bentuk lemah (weak form), dapat dikatakan efisien dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu merupakan informasi yang sudah terjadi. Bentuk efisiensi pasar ini berkaitan dengan teori langkah acak (random walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak berhubungan dengan nilai sekarang maka nilai-nilai masa lalu tidak dapat digunakan untuk memprediksi harga sekarang.
2. Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (semistrong form), dapat dikatakan efisiensi pasar setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all
(48)
publicly available information) termasuk informasi yang berada di laporan-laporan keuangan perusahaan emiten.
3. Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form), dapat dikatakan efisiensi pasar bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi yang privat. Jika pasar efisien bentuk ini maka tidak ada individual investor atau grup dari investor yang dapat memperoleh keuntungan tidak normal (abnormal return) karena mempunyai informasi privat.
2.7.3. Alasan –Alasan Pasar yang Efisien dan Tidak Efisien
Menurut Jogiyanto (2003: 393-394) terdapat alasan yang menyebabkan pasar menjadi efisien dikarenakan peristiwa-peristiwa sebagai berikut:
1. Investor adalah penerima harga (price takers), yang berarti bahwa sebagai pelaku pasar, investor seorang diri tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu sekuritas. Harga dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak investor yang menentukan demand dan supply. Hal seperti ini dapat terjadi jika pelaku terdiri dari sejumlah besar institusi dan individual rasional yang mampu mengartikan dan menginterpretasikan informasi dengan baik. 2. Informasi tersedia secara luas kepada seluruh pelaku pasar pada saat yang
bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut murah.
3. Informasi yang dihasilkan secara acak (random) dan tiap-tiap pengumuman informasi sifatnya random satu dengan yang lainnya. Informasi yang dihasilkan secara random mempunyai arti bahwa investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan mengumumkan informasi yang baru.
(49)
4. Investor bereaksi dengan menggunakan informasi secara penuh dan cepat, sehingga harga dari sekuritas berubah dengan semestinya mencerminkan informasi tersebut untuk mencapai keseimbangan yang baru.
Jika kondisi-kondisi di atas tidak dapat terpenuhi, kemungkinan pasar tidak efisien dapat terjadi. Pasar dapat menjadi tidak efisien jika kondisi-kondisi berikut ini terjadi (Jogiyanto, 2003: 394-395):
1. Terdapat sejumlah kecil pelaku pasar dapat mempengaruhi harga dari sekuritas.
2. Harga dari informasi adalah mahal dan terdapat akses yang tidak seragam antara pelaku pasar satu dengan yang lainnya terhadap informasi yang sama. Kondisi ini terjadi jika penyebaran informasi tidak merata sehingga ada sebagian pasar yang menerima informasi tepat waktunya, sebagian lagi terlambat menerima informasi dan sisanya mungkin tidak mendapatkan informasi sama sekali.
3. Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian pelaku pasar.
4. Investor adalah individual-individual yang lugas (naive investors) dan tidak canggih (unsophisticated investors). Pasar yang tidak efisien, masih banyak investor yang bereaksi terhadap informasi secara lugas (naive investors) karena memiliki kemampuan yang terbatas dalam mengartikan dan menginterpretasikan informasi, karena mereka tidak canggih maka seringkali melakukan keputusan yang salah dan akibatnya sekuritas yang bersangkutan dinilai secara tidak tepat.
(50)
2.8. Return Saham
2.8.1. Pengertian Return Saham
Menurut Jogiyanto (2003: 109) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yaitu return yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang. Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi. Return total terdiri dari yield dan capital gain (loss). Yield merupakan persentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu suatu investasi. Yield untuk saham adalah persentase dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Yield untuk obligasi yaitu persentase bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya. Capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan selisih untung (rugi) dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. Capital gain (loss) dapat juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas (Jogiyanto, 2003: 110). Jadi, hasil yang diperoleh dari investasi/ return dapat berupa return realisasi (yang sudah terjadi) dan return ekspektasi (return yang belum terjadi tetapi diharapkan terjadi di masa mendatang, sedangkan return total merupakan keseluruhan dari suatu investasi berupa yield dan capital gain/loss.
2.8.2. Macam- Macam Return
Return dapat dibagi menjadi dua yaitu return realisasi dan return ekspektasi (Jogiyanto, 2003: 109).
a. Return realisasi merupakan return yang sesungguhnya terjadi. Mengukur return realisasi dengan berdasarkan data historis. Return histori ini berguna
(51)
untuk dasar penentuan return ekspektasi dan risiko di masa yang akan datang.
b. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting dibandingkan dengan return historis karena return ekspektasi merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan. Menurut Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2003: 434-446) untuk mengestimasi return ekspektasi menggunakan 3 (tiga) model estimasi, antara lain:
1. Mean-Adjusted Model
Model disesuaikan rata-rata (mean-adjusted model) ini menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return realisasi sebelumnya selama periode estimasi (estimation period), sebagai berikut:
E ( � ) = ∑
Keterangan:
E � = return ekspektasi sekuritas ke-i pada periode peristiwa ke-t Ri,j = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j
= lamanya periode estimasi, yaitu dari t1 sampai dengan t2 2. Market Model
Perhitungan return ekspektasi dengan model pasar (market model) ini dilakukan dengan dua tahap, yaitu membentuk model ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan
(52)
menggunakan model ekspektasi ini untuk mengestimasi return ekspektasi di periode jendela. Model ekspektasi dapat dibentuk menggunakan teknik regresi OLS (Ordinary Least Square) dengan persamaan :
� = � + �. + �
Keterangan:
� = return realisasi sekuritas ke-i pada periode estimasi ke-j � = intercept untuk sekuritas ke-i
� = koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas ke-i
= return indeks pasar pada periode estimasi ke-j yang dapat dengan rumus (IHSGj + IHSGj-1)/IHSGj-1 dengan IHSG
adalah Indeks Harga Saham Gabungan.
� = kesalahan residual sekuritas ke-1 pada periode estimasi ke-j 3. Market-Adjusted Model
Model disesuaikan pasar (market-adjusted model) menganggap bahwa penduga yang terbaik mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada saat tersebut. Perhitungan return ekspektasi dengan model ini dilakukan dengan rumus:
E ( � ) =
Keterangan:
(53)
= IHSG pada hari ke-t = IHSG pada hari ke-t-1 2.8.3. Abnormal Return
Pengertian abnormal return menurut Jogiyanto (2003: 433-434) merupakan kelebihan dari return yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan investor). Menurut Samsul (2006: 275) abnormal return adalah selisih antara actual return dan return yang diharapkan yang dapat terjadi sebelum informasi resmi diterbitkan, atau telah terjadi kebocoran informasi sesudah informasi resmi diterbitkan. Abnormal return digunakan dalam penelitian event study untuk menganalisis apakah suatu peristiwa mempunyai kandungan informasi atau tidak. Jadi, return tidak normal (abnormal return) adalah selisih antara return yang sesungguhnya terjadi dengan return ekspektasi. Return sesungguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan selisih harga sekarang relatip terhadap harga sebelumnya.
2.9. Trading Volume Activity (TVA)
Trading volume activity merupakan salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu kejadian atau peristiwa yang mengandung informasi. Trading volume activity (TVA) merupakan suatu instrumen untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar (Suryawijaya, 1998: 42; dalam Pratiwi, 2015). Volume perdagangan saham dapat digunakan oleh investor untuk melihat apakah saham yang dibeli tersebut
(54)
merupakan saham yang aktif diperdagangkan, jika saham tersebut aktif perdagangannya pasti memiliki volume perdagangan yang besar dan akan menghasilkan return saham yang tinggi.
Volume perdagangan saham adalah tingkat permintaan dan penawaran terhadap saham suatu perusahaan. Meningkatnya daya tarik investor atas suatu investasi maka akan berimbas dengan meningkatnya return saham dan volume perdagangan saham perusahaan terkait. TVA merupakan perbandingan antara jumlah saham yang diperdagangkan pada waktu tertentu dengan jumlah saham perusahaan yang beredar pada periode tertentu (Fatimatuzzahra dan Herlambang, 2014).
2.10. Signaling Theory
Signaling theory merupakan sinyal informasi yang dibutuhkan investor untuk menentukan apakah investor tersebut akan menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut atau tidak. Signaling theory menekankan kepada pentingnya informasi yang dipublikasikan suatu perusahaan terhadap keputusan investasi pihak diluar perusahaan (Sari: 2014). Signaling theory menjelaskan masalah asimetris informasi dalam pasar. Menurut Atmaja (2008: 13) asymmetric information adalah kondisi dimana suatu pihak memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya, pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal. Asymmetric information dapat menggangu fungsi pasar finansial sehingga harus dikurangi (Atmaja, 2008: 14). Teori signaling menunjukkan bagaimana asimetris informasi ini dapat dikurangi dengan memberikan lebih banyak sinyal informasi
(55)
kepada investor. Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Pengumuman yang mengandung informasi (information content), maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar (Jogiyanto, 2003: 410). Perusahaan sebisa mungkin meyakinkan publik bahwa informasi yang disampaikan adalah benar. Signaling theory dalam penelitian ini yaitu perusahaan dengan menerbitkan sukuk ijarah maupun obligasi konvensional akan dianggap sebagai sinyal positif yaitu keadaan kinerja perusahaan yang bagus dan memiliki prospek yang baik di masa yang akan datang.
2.11. Penelitian terdahulu
Penelitian terdahulu berfungsi untuk menjelaskan keterkaitan atau kesamaan masalah penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Penelitian oleh Ghoniyah, dkk (2008) untuk uji one-sample t-test memberikan hasil bahwa tidak terdapat abnormal return yang signifikan di sekitar tanggal pengumuman penerbitan obligasi syariah sedangkan untuk trading volume activity menunjukkan ada beberapa hari di sekitar pengumuman yang positif signifikan. Uji paired t-test menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman tetapi tidak signifikan dan terdapat perbedaan tetapi tidak signifikan trading volume activity sebelum dan sesudah penerbitan.
Penelitian lain dilakukan oleh Maringka (2008) menyatakan bahwa pengumuman penawaran umum (IPO) obligasi yang diisukan oleh perusahaan memiliki kandungan informasi dan menyebabkan pasar bereaksi serta abnormal
(1)
Lanjutan
31 4-Jul-13 PT Batavia Prosperindo Finance Tbk 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
32 5-Jul-13 PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 0.00023 0.00010 0.00040 0.00042 0.00014 0.00010 0.00009 0.00009 0.00188 0.00005 0.00001 0.00004 0.00003 0.00006 0.00005 0.00009 0.00002 0.00007 0.00004 0.00004 0.00004
33 8-Jul-13 PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk 0.00064 0.00047 0.00091 0.00009 0.00056 0.00022 0.00041 0.00030 0.00053 0.00032 0.00095 0.00025 0.00055 0.00028 0.00040 0.00010 0.00010 0.00017 0.00024 0.00017 0.00010
34 8-Jul-13 PT MNC Kapital Indonesia Tbk 0.00010 0.00027 0.00012 0.00015 0.00002 0.00002 0.00001 0.00007 0.00001 0.00006 0.00000 0.00009 0.00008 0.00098 0.00009 0.00001 0.00041 0.00021 0.00026 0.00017 0.00002
35 10-Jul-13 PT Intiland Development Tbk 0.00130 0.00058 0.00199 0.00042 0.00039 0.00033 0.00009 0.00014 0.00138 0.00079 0.00155 0.00300 0.00052 0.00082 0.00142 0.00220 0.00065 0.00022 0.00085 0.00135 0.00055
36 10-Jul-13 PT Panorama Sentrawisata Tbk 0.00003 0.00003 0.00004 0.00004 0.00000 0.00010 0.00010 0.00003 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00003 0.00003 0.00003 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
37 30-Sep-13 PT Jasa Marga (Persero) Tbk 0.00105 0.00120 0.00063 0.00368 0.00242 0.00180 0.00068 0.00111 0.00097 0.00106 0.00172 0.00121 0.00074 0.00095 0.00084 0.00069 0.00039 0.00064 0.00053 0.00145 0.00115
38 9-Oct-13 PT Duta Anggada Realty Tbk 0.00000 0.00004 0.00000 0.00000 0.00002 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00004 0.00004 0.00004 0.00002 0.00002 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00007 0.00002 0.00000
39 25-Oct-13 PT Adira Dinamika Multifinance Tbk 0.00000 0.00000 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00001 0.00001 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00052 0.00004 0.00004 0.00004 0.00000 0.00000 0.00000
40 21-Nov-13 PT CIMB Niaga Tbk 0.00001 0.00006 0.00002 0.00004 0.00006 0.00000 0.00001 0.00000 0.00002 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00004 0.00001 0.00009 0.00000 0.00000 0.00000 0.00002 0.00002
41 13-Dec-13 PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 0.00069 0.00042 0.00020 0.00011 0.00047 0.00049 0.00064 0.00117 0.00184 0.00056 0.00064 0.00091 0.00076 0.00022 0.00043 0.00068 0.00074 0.00010 0.00024 0.00027 0.00031
42 27-Dec-13 PT Bank Permata Tbk 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00001 0.00000 0.00021 0.00000 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00001 0.00000 0.00001 0.00000 0.00003 0.00001 0.00009 0.00001
43 21-Feb-14 PT Mitra Adiperkasa Tbk. 0.00120 0.00090 0.00043 0.00023 0.00005 0.00027 0.00302 0.00228 0.00200 0.00102 0.00206 0.00104 0.00077 0.00061 0.00033 0.00128 0.00219 0.00033 0.00021 0.00106 0.00049
44 10-Mar-14 PT BFI Finance Indonesia Tbk. 0.00000 0.00101 0.00006 0.00089 0.00000 0.00006 0.00000 0.00000 0.00000 0.00001 0.00006 0.00026 0.00000 0.00006 0.00011 0.00001 0.00035 0.00000 0.00000 0.00003 0.00010
45 4-Jun-14 PT Mandala Multifinance Tbk. 0.00013 0.00005 0.00006 0.00002 0.00000 0.00002 0.00000 0.00001 0.00006 0.00001 0.00022 0.00005 0.00000 0.00001 0.00028 0.00035 0.00011 0.00000 0.00001 0.00001 0.00000
46 9-Jun-14 PT Agung Podomoro Land Tbk. 0.00068 0.00056 0.00047 0.00038 0.00051 0.00094 0.00066 0.00049 0.00053 0.00045 0.00105 0.00056 0.00065 0.00113 0.00178 0.00163 0.00102 0.00119 0.00116 0.00070 0.00043
47 16-Jun-14 PT Indofood Sukses Makmur Tbk. 0.00115 0.00112 0.00085 0.00094 0.00106 0.00073 0.00130 0.00088 0.00068 0.00062 0.00085 0.00052 0.00096 0.00105 0.00116 0.00021 0.00067 0.00074 0.00087 0.00078 0.00195
48 27-Jun-14 PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 0.00001 0.00004 0.00003 0.00007 0.00014 0.00006 0.00017 0.00006 0.00007 0.00002 0.00003 0.00003 0.00001 0.00001 0.00001 0.00001 0.00000 0.00001 0.00008 0.00014 0.00008
49 22-Sep-14 PT Jasa Marga (Persero) Tbk. 0.00065 0.00103 0.00135 0.00088 0.00074 0.00063 0.00045 0.00112 0.00058 0.00105 0.00064 0.00042 0.00064 0.00030 0.00073 0.00044 0.00074 0.00094 0.00121 0.00120 0.00033
50 22-Sep-14 PT Mitra Adiperkasa Tbk. 0.00091 0.00083 0.00126 0.00140 0.00094 0.00018 0.00022 0.00157 0.00072 0.00021 0.00006 0.00031 0.00027 0.00303 0.00034 0.00043 0.00228 0.00032 0.00092 0.00126 0.00064
51 27-Oct-14 PT Bank Permata Tbk. 0.00001 0.00000 0.00001 0.00000 0.00001 0.00001 0.00000 0.00006 0.00017 0.00002 0.00001 0.00011 0.00000 0.00000 0.00000 0.00002 0.00005 0.00000 0.00001 0.00001 0.00001
52 19-Nov-14 PT Waskita Karya (Persero) Tbk. 0.00225 0.00175 0.00277 0.00191 0.00785 0.00904 0.00407 0.00409 0.00595 0.01216 0.00615 0.00438 0.00469 0.00596 0.00256 0.00252 0.00105 0.00253 0.01267 0.00840 0.00733
53 18-Dec-14 PT Bank Mayapada Internasional Tbk. 0.00000 0.00000 0.00058 0.00037 0.00000 0.00000 0.00001 0.00035 0.00000 0.00000 0.00000 0.00034 0.00000 0.00001 0.00036 0.00008 0.00001 0.00030 0.00000 0.00001 0.00000
54 14-Jan-15 PT Bank Capital Indonesia Tbk. 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00001 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00002 0.00020 0.00015 0.00000 0.00001 0.00003
55 15-Jan-15 PT Greenwood Sejahtera Tbk. 0.00001 0.00000 0.00013 0.00007 0.00008 0.00003 0.00009 0.00002 0.00004 0.00004 0.00000 0.00002 0.00003 0.00004 0.00004 0.00003 0.00002 0.00002 0.00003 0.00002 0.00000
56 11-Feb-15 PT Bank OCBC Nisp Tbk. 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00092 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000
57 25-Feb-15 PT PP (Persero) Tbk. 0.00228 0.00157 0.00094 0.00124 0.00200 0.00162 0.00209 0.00290 0.00546 0.00160 0.00150 0.00152 0.00214 0.00119 0.00247 0.00295 0.00112 0.00086 0.00302 0.00330 0.00769
58 19-Mar-15 PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. 0.00027 0.00033 0.00047 0.00046 0.00168 0.00059 0.00016 0.00021 0.00059 0.00033 0.00043 0.00152 0.00085 0.00051 0.00063 0.00055 0.00041 0.00109 0.00076 0.00172 0.00026
59 20-Mar-15 PT BFI Finance Indonesia Tbk. 0.00000 0.00001 0.00001 0.00023 0.00000 0.00001 0.00000 0.00000 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00027 0.00000 0.00000 0.00000 0.00021
60 26-Mar-15 PT Agung Podomoro Land Tbk. 0.00100 0.00063 0.00059 0.00246 0.00119 0.00160 0.00259 0.00204 0.00135 0.00107 0.00283 0.00145 0.00136 0.00204 0.00102 0.00060 0.00052 0.00221 0.00190 0.00111 0.00062
61 6-Apr-15 PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk. 0.00026 0.00000 0.00007 0.00001 0.00001 0.00001 0.00000 0.00004 0.00000 0.00000 0.00000 0.00327 0.00051 0.00027 0.00042 0.00010 0.00008 0.00002 0.00001 0.00001 0.00000
62 11-May-15 PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. 0.00001 0.00100 0.00088 0.00065 0.00007 0.00004 0.00004 0.00004 0.00009 0.00001 0.00000 0.00000 0.00000 0.00000 0.00020 0.00005 0.00003 0.00004 0.00008 0.00006 0.00005
(2)
Lampiran 10
Normalitas
Abnormal Return
Sukuk
Ijarah
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MIN_10
MIN_9
MIN_8
MIN_7
N
6
6
6
6
Normal Parameters
a,bMean
.0179267
.0058533
.0105633
-.0078533
Std. Deviation
.05248763 .01861290 .02643091
.01269743
Most Extreme Differences
Absolute
.271
.307
.176
.231
Positive
.271
.307
.162
.231
Negative
-.226
-.174
-.176
-.130
Kolmogorov-Smirnov Z
.664
.753
.432
.567
Asymp. Sig. (2-tailed)
.770
.623
.992
.905
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MIN_6
MIN_5
MIN_4
MIN_3
N
6
6
6
6
Normal Parameters
a,bMean
-.0082767
.0089700
.0084700
-.0057167
Std. Deviation
.02263869 .03633462 .02726613
.01755198
Most Extreme Differences
Absolute
.167
.304
.229
.186
Positive
.144
.304
.229
.168
Negative
-.167
-.174
-.162
-.186
Kolmogorov-Smirnov Z
.409
.745
.560
.455
Asymp. Sig. (2-tailed)
.996
.636
.912
.986
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MIN_2
MIN_1
O
PLUS_1
N
6
6
6
6
Normal Parameters
a,bMean
.0019650
.0006450 -.0048133
-.0025133
Std. Deviation
.01634727 .01251270 .02663074
.02562632
Most Extreme Differences
Absolute
.286
.265
.321
.287
Positive
.286
.146
.241
.212
Negative
-.151
-.265
-.321
-.287
Kolmogorov-Smirnov Z
.702
.650
.786
.704
(3)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PLUS_2
PLUS_3
PLUS_4
PLUS_5
N
6
6
6
6
Normal Parameters
a,bMean
-.0022717
.0128533 -.0042183
.0058767
Std. Deviation
.02789861 .03064551 .02699277
.01636384
Most Extreme Differences
Absolute
.241
.307
.259
.175
Positive
.241
.307
.259
.158
Negative
-.177
-.237
-.169
-.175
Kolmogorov-Smirnov Z
.590
.752
.634
.429
Asymp. Sig. (2-tailed)
.878
.624
.817
.993
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PLUS_6
PLUS_7
PLUS_8
PLUS_9
N
6
6
6
6
Normal Parameters
a,bMean
.0002233 -.0024600 -.0025383
.0005850
Std. Deviation
.03011502 .01476665 .01772231
.02002758
Most Extreme Differences
Absolute
.246
.201
.256
.165
Positive
.246
.201
.223
.126
Negative
-.163
-.193
-.256
-.165
Kolmogorov-Smirnov Z
.601
.492
.627
.405
Asymp. Sig. (2-tailed)
.862
.969
.827
.997
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PLUS_10
N
6
Normal Parameters
a,bMean
-.0113883
Std. Deviation
.01662078
Most Extreme Differences
Absolute
.254
Positive
.254
Negative
-.179
Kolmogorov-Smirnov Z
.623
Asymp. Sig. (2-tailed)
.832
(4)
Lampiran 11
Normalitas Obligasi Konvensional
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MIN_10
MIN_9
MIN_8
MIN_7
N
65
65
65
65
Normal Parameters
a,bMean
-.0010075
.0004840
-.0023483
.0041922
Std. Deviation
.01829238 .02171125
.01683282
.01765279
Most Extreme Differences
Absolute
.085
.107
.108
.093
Positive
.085
.084
.108
.093
Negative
-.084
-.107
-.088
-.057
Kolmogorov-Smirnov Z
.686
.862
.873
.754
Asymp. Sig. (2-tailed)
.735
.447
.430
.621
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MIN_6
MIN_5
MIN_4
MIN_3
N
65
65
65
65
Normal Parameters
a,bMean
-.0021395 -.0020132
.0016234
-.0038894
Std. Deviation
.02037468 .01783274 .01981480
.01763810
Most Extreme Differences
Absolute
.109
.105
.157
.063
Positive
.109
.105
.157
.042
Negative
-.101
-.097
-.130
-.063
Kolmogorov-Smirnov Z
.877
.845
1.270
.506
Asymp. Sig. (2-tailed)
.425
.472
.080
.960
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
MIN_2
MIN_1
O
PLUS_1
N
65
65
65
65
Normal Parameters
a,bMean
.0013217 -.0030926 -.0004922
-.0005055
Std. Deviation
.01738528 .01909526 .02058456
.02243925
Most Extreme Differences
Absolute
.096
.162
.129
.097
Positive
.096
.117
.129
.091
Negative
-.045
-.162
-.111
-.097
Kolmogorov-Smirnov Z
.772
1.307
1.039
.783
(5)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PLUS_2
PLUS_3
PLUS_4
PLUS_5
N
65
65
65
65
Normal Parameters
a,bMean
-.0004689
.0038005 -.0039052
.0010849
Std. Deviation
.01897330
.01960118 .01805293
.01924180
Most Extreme Differences
Absolute
.125
.093
.118
.112
Positive
.091
.091
.054
.112
Negative
-.125
-.093
-.118
-.061
Kolmogorov-Smirnov Z
1.008
.753
.952
.903
Asymp. Sig. (2-tailed)
.262
.623
.325
.389
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PLUS_6
PLUS_7
PLUS_8
PLUS_9
N
65
65
65
65
Normal Parameters
a,bMean
.0010668
.0039271
.0008852
.0014658
Std. Deviation
.02213774
.02243866 .02376098
.02189602
Most Extreme Differences
Absolute
.134
.144
.123
.161
Positive
.134
.144
.116
.161
Negative
-.075
-.070
-.123
-.081
Kolmogorov-Smirnov Z
1.084
1.162
.995
1.300
Asymp. Sig. (2-tailed)
.190
.134
.275
.068
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
PLUS_10
N
65
Normal Parameters
a,bMean
-.0018406
Std. Deviation
.02037053
Most Extreme Differences
Absolute
.097
Positive
.097
Negative
-.091
Kolmogorov-Smirnov Z
.779
Asymp. Sig. (2-tailed)
.579
(6)