Kegunaan masing-masing yield tersebut dapat diringkas seperti dalam tabel berikut :
Tabel 2.1 Kegunaan masing-masing
yield obligasi.
Ukuran yield Kegunaan
Nominal Yield Mengukur tingkat kupon
Current Yield Mengukur tingkat pendapatan sekarang
Yield To Maturity YTM Mengukur tingkat return harapan jika obligasi
disimpan sampai waktu jatuh temponya Yield To Call YTC
Mengukur tingkat return harapan untuk dilunasi call sebelum jatuh tempo
Realized horizon Yield Mengukur tingkat return harapan untuk obligasi yang
akan dijual sebelum jatuh tempo. Sumber : Tandelilin, 2010:267
2.5. Peringkat Obligasi Bond Rating
Menurut Moechdie dan Ramelan 2012:310, penerbitan obligasi tidak harus menggunakan agunan khusus seperti kalau meminjam ke bank. Ini merupakan
potensi risiko bagi pemodal. Bagaimanapun juga, pemodal memerlukan tidak saja kesanggupan, tetapi juga kemampuan emiten membayar imbalan dan pokok
pinjaman. Karena alasan ini, sejak 1994, setiap obligasi yang akan dicatatkan di Bursa Efek Domestik wajib diperingkat oleh lembaga pemeringkat yang sudah
memperoleh lisensi dari BAPEPAM-LK. Dalam pemeringkatan ini sebuah obligasi dikelompokkan berdasarkan kemampuan membayar kewajibannya.
Pemeringkatan obligasi dilakukan sebelum obligasi tersebut ditawarkan kepada pemodal tetapi, karena sebuah obligasi mungkin belum akan ditebus atau jatuh
tempo beberapa tahun atau bahkan puluhan tahun kedepan, maka pemeringkatan dilakukan setahun sekali.
Universitas Sumatera Utara
Dalam Keown et al. 2011:237 dinyatakan, John Moody pertama kali membuat peringkat obligasi pada tahun 1909. Sejak saat itu ada tiga agensi yakni
Moody’s, Standard and Poor’s, dan Fitch Investor Service membuat peringkat pada perusahaan obligasi. Peringkat obligasi mencakup penilaian atas risiko
obligasi yang mungkin terjadi kemudian. Faktor historikal memainkan peran penting dalam menentukan peringkat
obligasi. Peringkat obligasi secara umum dipengaruhi oleh: 1. Proporsi modal terhadap hutang
2. Tingkat profitabilitas perusahaan 3. Tingkat kepastian dalam menghasilkan pendapatan
4. Besar kecilnya perusahaan 5. Sedikit penggunaan hutang subordinat
Peringkat obligasi juga akan mempengaruhi tingkat pengembalian obligasi yang diinginkan oleh investor. Semakin buruk peringkat suatu obligasi, maka
akan semakin tinggi tingkat pengembalian hasil yang dituntut atas suatu obligasi. Peringkat ini menjadi sangat penting artinya bagi para manajer keuangan karena
merupakan indikator atas risiko sebuah obligasi yang akhirnya memperngaruhi tingkat pengembalian yang harus dibayarkan atas dana pinjaman.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Magreta dan Nurmayanti 2009 menyatakan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi prediksi peringkat
obligasi adalah profitabilitas dan produktivitas yang termasuk pada faktor akuntansi dan jaminan yang diberikan oleh pihak penerbit obligasi termasuk
kedalam faktor non akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
2.6. Syarat-Syarat Penilaian Peringkat Obligasi PT PEFINDO