3. Koefisien Kolerasi antara X
1
dan X
2
r
x1x2
=
} }{
{
2 2
2 2
2 1
2 1
2 1
2 1
i i
i i
i i
i
Y n
X X
n X
X X
X n
i
∑ −
∑ ∑
− ∑
∑ ∑
− ∑
2.22
2.4 Uji Keberartian Koefisien Kolerasi
Setelah koefisien diperoleh, maka dibutuhkan suatu pengujian hipotesa mengenai keberartian dengan kriteria pengujian :
tolak H jika t
hitung
dan terima H jika t
hitung
t
tabel
dengan t
tabel
diperoleh dari tabel t dengan α dan dk = n-k-1
Untuk melekukan pengujian digunakan rumus :
2
1 2
r n
r t
− −
= 2.23
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
GAMBARAN UMUM PT. INALUM PARITOHAN
3.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Setelah uapya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatera Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan
pada masa pemerintahan Hindia Belanda, pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air PLTA di sungai tersebut.
Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima laporan dari Nippon Koei, sebuah perusahaan konsultan Jepang, tentang studi kelayakian proyek
PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama
dari listrik yang dihasilkannya.
Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan yang panjang, Pemerintah Republik Indonesia dan 12 perusahaan penanam modal Jepang
Universitas Sumatera Utara
menandatangani perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan. Kedua belas penanam
Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical Company Ltd., Sumitomo Shoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itho Co., Ltd., Nissho Iwai Co.,
Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denco K.K., Marubeni Corporation., Mitsubishi Chemical Industries Ltd., Mitsubishi Corporation ., Mitsui Aluminium Co., ltd.,
Mitsui Co., Ltd. Selanjutnya untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama
Pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaan dengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd NAA yang berkedudukan di Tokyo pada tanggal 25 November
1975.
Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium INALUM, sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia da Nippon Asahan
aluminium Co., Ltd, didirikan di Jakarta. Inalum adalah perusahaan yang membangun dan mengoprasikan Proyek Asahan, sesuai dengan Perjanjian Induk. Perbandingan
saham antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10 denga n 90. Pada bulan Oktober 1978
perbandingan tersebut menjadi 25 dengan 75 dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13 dengan 58,87. Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12 dengan 58,88.
Universitas Sumatera Utara
Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 51976 yang melandasi terbentuknya
Otorita Pengembangan Proyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunan dan pengembangan Proyek Asahan.
INALUM dapat dicatat sebagai pelopor dan perusahaan pertama Indonesia yang bergerak dalam bidang industri peleburan aluminium dengan investasi sebesar
411 milyar Yen.
3.1 Struktur Organisasi dan Bidang Usaha Perusahaan