BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
1.1.Kondisi Geografis Kota Medan
Secara geografis kota Medan terletak pada posisi 3,30 – 34
Lintang Utara dan 98,35
– 98,44 Bujur Timur dengan topografi, kota Medan cenderung miring
ke sebelah utara. Wilayah Medan jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan kabupaten yang ada disebelahnya. Ketinggian Medan berada pada 2,5 – 37,5
diatas permukaan laut
1
- Sebelah Timur Medan berbatasan dengan daerah Deli Serdang
Separuh daerah Medan terletak bersebelahan dengan daerah laut yaitu pantai Barat Belawan, dan daerah Medan tidak memiliki daerah dataran tinggi.
Dataran tinggi terdekat berada di wilayah kabupaten Karo, hal ini menjadikan daerah Medan memiliki suhu udara yang cukup panas apalagi ditambah dengan
berkembangnya dunia industri dan semakin padatnya pemukiman penduduk.
Kota Medan berbatasan dengan daerah-daerah yang masih tergolong sebagai teritorial Sumatera Utara yaitu :
- Sebelah Utara Medan berbatasan langsung dengan Selat Malaka
- Sebelah Barat Medan berbatasan dengan daerah Deli Serdang dan
- Sebelah Selatan Medan berbatasan dengan Kabupaten Langkat
2
1.2. Latar Belakang Historis
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh tim sejarah rekontruksi kota Medan, menghasilkan kesimpulan tentang latar belakang historis kota Medan
yaitu, bahwa kota Medan didirikan oleh Guru Patimpus Sembiring yang berasal dari etnis Karo. Setelah melakukan beberapa pertimbangan tentang berdirinya
kota Medan, akhirnya disimpulkan bahwa kota Medan berdiri tanggal 1 Juli 1590, maka tanggal 1 Juli dijadikan sebagai hari ulang tahun kota Medan,
3
Kondisi kepercayaan bagi Tuhan yang Meha Esa masyarakat Medan pada mula-mula kelahiran kota Medan masih termasuk kepada masyarakat yang
menganut roh-roh nenek moyang atau benda-benda sebagai penguasa alam dan
diperingati pada setiap tahunnya. Pada awalnya Medan adalah sebuah daerah perkampungan yang
digunakan sebagai tempat tinggal dari beberapa kelompok saja. Seiring perkembangan zaman dan teknologi yang masuk ke daerah Medan serta
perkembangan penduduknya maka Medan mengalami perubahan ke arah kemajuan. Hal ini menimbulkan kota Medan menjadi sebuah kota yang maju dari
sebelumnya.
1
Pemerintah Kota Medan. Op.cit. hlm. 36
2
Ibid., hlm. 38
3
Pemerintah Kota Medan, Profil Kota, Medan : Pemko, 2004. Hlm. 34
semesta. Agama belum masuk ke Medan. berangkat dari hal ini kita dapat melihat bahwa saat ini Medan telah mengalami perkembangan yang sangat maju dari
sebelumnya.
Jhon Anderson seorang kebangsaan Inggris melakukan kunjungan ke kampung Medan pada 1823 dan mencatat bahwa penduduk kampung Medan
ketika itu masih berjumlah 200 orang. Penduduk tersebut tinggal menetap pada pertemuan dua sungai yaitu sungai Deli. Penduduk tersebut hidup dari hasil
pertanian.
Pesatnya perkembangan Medan , juga tidak terlepas dari perkebunan tembakau yang sangat terkenal dengan tembakau Delinya, yang merupakan
tembakau terbaik untuk pembungkus cerutu. Daun tembakau Deli memiliki kualitas yang sangat baik dan bagus untuk dipakai sebagai pembungkus cerutu.
Tembakau Deli menjadi terkenal di mancanegara akibat dari penemuan tersebut. Hal ini mengundang para investor dan pengusaha untuk membuka usaha
di Medan. Dengan begitu maka semakin ramailah kota Medan oleh kedatangan para investor dan pengusaha tersebut. Medan pun menjadi kota perdagangan dan
pusat perekonomian di daerah sumatera.
Kedatangan masyarakat dari luar kota Medan secara tidak langsung juga membawa serta berbagai kebudayaan yang mereka warisi dari kampung
halamannya. Kebudayaan yang mereka bawa tetap berkembang di Medan. hal ini menjadikan Medan sebagai sebuah daerah yang multi etnis. Keberagaman yang
tetapmenjadi ciri khas bagi kota Medan hingga saat ini.
Selain keberagaman etnis dan budayanya, kota Medan juga berkembang karena perkebunan tembakaunya. Dengan dibukanya perkebunan tembakau maka
pengiriman buruh besar-besaran terjadi dari pulau jawa ke Medan. hal ini menyebabkan Medan menjadi pusat perdagangan dan perekonomian. Sampai saat
ini Medan masih tetap menjadi salah satu pusat perekonomian dan perdagangan di wilayah Indonesia bagian barat.
Perkembangan kota Medan yang demikian pesat menjadikan Medan sebagai daerah yang menjanjikan bagi kegiatan perekonomian, kegiatan
perdagangan, transportasi dan pusat industri. Hal inilah yang dilihat oleh pemerintah kota Medan sebagai peluang bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat kota Medan.
Dari hal diatas maka diharapkan Medan akan terus berkembang menjadi sebuah kota yang modern dan menjanjikan bagi setiap masyarakat yang datang ke
kota Medan. Tentu hal ini dapat diajdikan peluang bagi pemasukan daerah agar pembangunan kota Medan menjadi pesat dan akhirnya dapat berdampak bagi
kesejahteraan masyarakat itu sendiri.
Kedatangan kelompok masyarakat yang terdiri dari berbagai etnis tersebut ternyata berdampak bagi keberagaman etnis masyarakat yang hadir di Medan. Hal
ini merupakan daya tarik yang dapat dijadikan potensi pariwisata bagi masyarakat Medan untuk kemajuan Medan. Budaya dari masyarakat pendatang tetap bertahan
dan berkembang di Medan.
1.3.Struktur Sosial Budaya Masyarakat Kota Medan
Sebagai pusat perdagangan baik regional maupun internasional, sejak mula kota Medan telah memiliki keragaman suku, dan agama. Oleh karenanya budaya
masyarakat yang ada juga sangat pluralis yang berdampak pada beragamnya nilai- nilai budaya tersebut. Tentunya sangat menguntungkan, sebab diyakini tidak
satupun budaya yang menghambat kemajuan dan sangat diyakini pula hiudp dan berkembangnya nilai-nilai budaya yang heterogen dapat menjadi potensi besar
bagi tercapainya kemajuan.
Keragaman suku, tarian, alat musik,nyanyian, makanan serta bangunan justru memberikan kontribusi besar bagi perkembangan sektor pariwisata kota
Medan. Adanya pluralisme ini justru merupakan peredam bagi munculnya isu-isu perpecahan akibat primordialisme. Suatu nilai plus bagi perkembangan kota
Medan.
Nilai-nilai berbagai aliran keagamaan di kota Medan sangat memberikan dampak yang besar bagi terciptanya kekerabatan antar sesama masyarakat Medan.
Berbagai keragaman budaya dan agama yang ada menciptakan tradisi masyarakat Medan yang saling menghormati dan toleran antar sesama masyarakat.
BAB III SEJARAH GEREJA METHODIST BERBAHASA BATAK DI MEDAN