Sekolah Minggu Struktur Organisasi Gereja

pemuda dan pemudi dapat hidup seturut dengan kehendak kristus. Pedoman tersebut diwujudkan dalam bentuk diskusi rutin, ceramah dan seminar yang dilakukan baik oleh P2MI sendiri bekerjasama dengan pilar gereja lainnya. Ketiga, aktif melayani dan bersaksi bagi kemuliaan Allah. Pelayanan merupakan bentuk nyata iman kita terhadap Tuhan. Pelayanan dapat dilakukan kapan dan dimana saja serta dalam bentuk apa saja sesuai dengan ajaran Tuhan yang diatur oleh gereja. P3MI di dalam melakukan pelayanannya berwujud dalam kegiatan sosial di tengah masyarakat seperti kerja bakti membersihkan lingkungan, mengadakan pengobatan gratis bagi masyarakat yang tidak mampu dan berpartisipasi aktif dalam setiap kegiatan sosial yang diadakan oleh pemerintah daerah kota Medan. Dengan melakukan kegiatan-kegiatan sosial seperti itu maka masyarakat dapat merasakan kehadiran gereja di tengah- tengah mereka.

3.1.7 Sekolah Minggu

Sekolah minggu adalah pelayanan pendidikan yang diberikan oleh gereja kepada anak-anak dari jemaat gereja. Sekolah minggu ini dilaksanakan seminggi sekali yaitu pada hari minggu. Sekolah ini dibagi ke dalam dua kelas yaitu kelas kecil anak-anak usia 1 sampai 6 tahun dan kelas besar anak-anak usia 7 samapai 14 tahun. Metode belajar yang dilakukan dalam sekolah minggu adalah metode belajar yang ringan. Artinya materi pembelajaran berupa nyanyian, khotbah dan diselingi dengan permainan agar tidak terlalu membosankan. Guru sekolah minggu biasanya berasal dari jemaat gereja yang masih remaja yang memiliki kesadaran sendiri dan pengetahuan tentang ajaran kristus bagi adik-adiknya. Guru sekolah minggu ini biasanya berjumlah lebih dari satu orang dan memiliki bakat di dalam mengajar adik-adiknya. Dengan begitu maka proses pembelajaran yang dilakukan akan bejalan lancar dan tepat sasaran yaitu mendidik anak-anak jemaat agar selalu bertumbuh secara iman kepada kristus. 3.1.8 Babtisan Babtisan adalah pelayanan yang diberikan oleh gereja kepada jemaat yang ingin menjadi warga gereja sebagai persyaratan masuk menjadi warga gereja. Biasanya babtisan dilayani oleh pendeta yang menjadi pimpinan jemaat gereja. Ada dua jenis baptisan yang digunakan oleh gereja Methodist berbahsa Batak. Pertama yaitu, baptisan selam yaitu metode baptisan yang dilakukan dengan cara menyelamkan jemaat yang mengikuti baptisan tersebut. Kedua baptisan percik yaitu, metode pembaptisan yang dilakukan dengan cara memercikkan air ke wajah jemaat yang dibaptis. Metode ini yang biasa dilakukan oleh gereja. Walaupun ada perbedaan cara atau tehnik pembaptisan tapi keduanya tetap mempunyai tujuan yang sama yaitu sebagai tanda bahwa jemaat yang dibaptis telah sah menerima kristus sebagai juru selamat hidupnya. Dengan demikian dia berhak melaksanakan kewajiban sebagai anggota dari gereja. 3.1.9 Angkat Sidi Angkat sidi adalah proses belajar tentang tugas dan kewajiban serta hak sebagai jemaat gereja. Biasanya dilakukan sebagai persyaratan menjadi anggota penuh gereja dan dilayani oleh pendeta atau majelis yang ditunjuk oleh pendeta. Angkat sidi biasanya dilakukan oleh anggota jemaat gereja yang sudah beranjak dewasa. Proses angkat sidi sendiri ada beberapa tahap, yaitu pertama belajar sidi selama setahun penuh yang dilakukan rutin setiap minggunya dan dibawakan biasanya oleh pendeta atau penatua gereja. Di dalam proses belajar sidi ini para siswa diberi bekal pengetahuan tentang gereja dan kehidupan sebagi jemaat gereja. Untuk itu siswa diajak aktif mengikuti kegiatan belajar ini. Kedua adalah proses pengangkatan sidi. Proses pengangkatan sidi ini adalah tanda bagi siswa telah lulus sidi. Biasanya dilakukan setelah proses belajar sidi selama setahun penuh telah selesai. Pengangkatan siswa sidi dilakukan oleh pendeta sebagai pimpinan jemaat pada saat kebaktian minggu berlangsung dan disaksikan oleh seluruh jemaat gereja yang hadir.

BAB IV KEBERADAAN GEREJA METHODIST BERBAHASA BATAK