1.2 Frekuensi Kekambuhan
Tabel 5.3 menunjukkan sebagian besar pasien skizofrenia paranoid mengalami frekuensi kekambuhan dalam kategori rendah sebanyak 14 orang
44,0. Frekuensi kekambuhan dalam kategori tinggi sebanyak 13 orang 40,6 dan kategori sedang berjumlah 5 orang 15,4.
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Di Poliklinik RS Jiwa Daerah Propsu
Medan n=32
Data Frekuensi Kekambuhan Frekuensi
Persentase Tinggi
Sedang Rendah
13 5
14 40,6
15,4 44,0
1.3 Dukungan Sosial Keluarga
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebanyak 5 responden 15,4 memberikan dukungan sosial keluarga dalam kategori kurang, 6 responden
19,0 memberikan dukungan sosial keluarga dalam kategori cukup dan 21 responden 65,6 memberikan dukungan sosial keluarga dalam kategori baik.
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Dukungan Sosial Keluarga Pada Pasien Skizofrenia Paranoid Di Poliklinik RS Jiwa Daerah
Propsu Medan n=32
Dukungan Sosial Keluarga Frekuensi
Persentase Baik
Cukup Kurang
21 6
5 65,6
19,0 15,4
33
Universitas Sumatera Utara
1.4 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Frekuensi Kekambuhan
Berdasarkan tabel 5.5 menggambarkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial keluarga dengan frekuensi kekambuhan pasien
skizofrenia paranoid dengan nilai signifikansi P 0,028 dan koefisien korelasi ρ
dengan nilai -0,388 yang berarti terhadap hubungan yang lemah dan berlawanan arah antara dukungan keluarga terhadap kekambuhan pasien skizofrenia paranoid.
Dalam arti semakin tinggi dukungan keluarga maka semakin rendah frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia paranoid.
Tabel 5.5 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Di Poliklinik RS
Jiwa Daerah Propsu Medan
Variabel 1 Variabel 2
ρ P
Dukungan sosial keluarga Frekuensi kekambuhan
-0,388 0,028
2 Pembahasan 2.1 Frekuensi Kekambuhan Pasien Skizofrenia Paranoid
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien skizofrenia paranoid mengalami kekambuhan dalam kategori frekuensi rendah sebanyak 14
pasien 44,0 dan 13 pasien 40,6 mengalami kekambuhan dalam kategori frekuensi tinggi. Pada pasien yang kronis, dimulai dengan pasien menunjukkan
tanda dan gejala psikotik yang terus menerus selama lebih dari 2 tahun. Kekambuhan pasien skizofrenia paranoid merupakan bagian dari fase aktif dengan
ditandai sedikitnya 2 gejala psikotik Kaplan, 1998. Kekambuhan pasien skizofrenia paranoid biasanya dimulai dengan tanda prodormal seperti gangguan
34
Universitas Sumatera Utara
tidur, isolasi sosial, peningkatan halusinasi pendengaran Daley, 2001. Pasien yang dipulangkan ke rumah mempunyai kecenderungan kambuh pada tahun
berikutnya dibandingkan dengan pasien yang dietempatkan pada lingkungan residensial Tomb, 2004. Kebanyakan pasien-pasien skizofrenia paranoid
mengalami perjalanan penyakit yang kronik dengan berbagai bentuk karakteristik kekambuhan dengan eksaserbasi psikosis dan peningkatan angka rehospitalisasi
Sena, 2003. Suatu kesimpulan dari riset klinis yang didasarkan pada studi follow up menyatakan bahwa beberapa faktor yang berkontribusi dalam mengakibatkan
terjadinya kekambuhan adalah ketidakpatuhan terhadap pengobatan, faktor-faktor farmakologi dosis obat, faktor-faktor psikososial termasuk dukungan sosial
keluarga, penyalahgunaan alkohol dan obat Ayuso, 1997.
2.2 Dukungan Sosial Keluarga Pada Pasien Skizofrenia Paranoid