tidur, isolasi sosial, peningkatan halusinasi pendengaran Daley, 2001. Pasien yang dipulangkan ke rumah mempunyai kecenderungan kambuh pada tahun
berikutnya dibandingkan dengan pasien yang dietempatkan pada lingkungan residensial Tomb, 2004. Kebanyakan pasien-pasien skizofrenia paranoid
mengalami perjalanan penyakit yang kronik dengan berbagai bentuk karakteristik kekambuhan dengan eksaserbasi psikosis dan peningkatan angka rehospitalisasi
Sena, 2003. Suatu kesimpulan dari riset klinis yang didasarkan pada studi follow up menyatakan bahwa beberapa faktor yang berkontribusi dalam mengakibatkan
terjadinya kekambuhan adalah ketidakpatuhan terhadap pengobatan, faktor-faktor farmakologi dosis obat, faktor-faktor psikososial termasuk dukungan sosial
keluarga, penyalahgunaan alkohol dan obat Ayuso, 1997.
2.2 Dukungan Sosial Keluarga Pada Pasien Skizofrenia Paranoid
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga memberikan dukungan dalam kategori baik sebanyak 21 responden 65,6 kepada pasien
skizofrenia paranoid. Hal ini menunjukkan bahwa anggota keluarga sudah optimal dalam memberikan dukungan sosial untuk mencegah kekambuhan pasien
skizofrenia paranoid. Penderita yang mendapatkan dukungan keluarga mempunyai kesempatan berkembang kearah positif sehingga penderita skizofrenia
akan bersikap positif, baik terhadap dirinya maupun lingkungannya Puspitasari, 2009. Studi WHO menunjukkan hasil yang lebih baik pada pasien skizofrenia
paranoid secara tradisional, di negara-negara nonbarat, dimana keluarga lebih toleran. Dukungan keluarga terhadap terapi pengobatan mungkin dapat
menurunkan atau paling tidak memperlambat kekambuhan pada pasien. Selain itu, studi eksperimen dukungan sosial pada keluarga penderita skizofrenia paranoid
35
Universitas Sumatera Utara
dengan pengobatan ternyata menghasilakan angaka kekambuhan yang rendah dibandingkan dengan hanya menggunakan pengobatan Ayuso, 1997. Dukungan
keluarga terhadap pasien-pasien skizofrenia menjadi hal yang sangat penting dalam proses penyembuhan selain obat-obatan Fahanani, 2010.
Berdasarkan data demografi faktor penghasilan, pendidikan, lama menderita skizofrenia paranoid juga mempengaruhi pasien skizofrenia. Dengan mayoritas
pengahasilan dibawah Rp. 800.000, pendidikan SMP, dan semakin lama pasien skizofrenia maka mempengaruhi dukungan sosial keluarga dalam proses
pengobatan pada penderita skizofrenia paranoid. Yang dapat mempengaruhi dukungan sosial keluarga meningkat stressor psikososial adalah masalah dengan
kelompok pendukung utama primary support group, masalah yang berkaitan dengan lingkungan sosial, masalah pendidikan pendidikan rendah, masalah
pekerjaan, masalah perumahan, masalah ekonomi penghasilan, masalah akses pelayanan kesehatan APA, 1994
2.3 Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dengan Frekuensi Kekambuhan
Pasien Skizofrenia Paranoid
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna dan signifikan antara dukungan sosial keluarga terhadap frekuensi kekambuhan
pasien skizofrenia paranoid. Didapat nilai koefisien korelasi ρ = -0,388 dan nilai signifikansi P = 0,028 dukungan sosial keluarga terhadap frekuensi kekambuhan
pasien skizofrenia paranoid dan tanda negatif koefisien korelasi menunjukkan ketidaksearahan, artinya semakin tinggi dukungan sosial keluarga maka semakin
rendah frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia paranoid. hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan
36
Universitas Sumatera Utara
frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia paranoid. Hal ini didukung oleh Fortinash 2000, yang menyatakan bahwa pasien skizofrenia, khususnya dengan
paranoid bentuk komunikasi yang empati di antara anggota keluarga dan dukungan pada setiap anggota keluarga akan membantu koping positif pada
pasien yang sakit dan menunjukkan efek positif pada kasus skizofrenia. Simanjuntak 2008 menyatakan bahwa dukungan dari keluarga primary support
group dan pengurangan expressed emotion dalam lingkungan keluarga terhadap pasien-pasien skizofrenia paranoid dapat menurunkan kekambuhan. Hal ini
didukung oleh hasil penelitian Sirait 2008, yang memperlihatkan bahwa keluarga penderita skizofrenia yang mengalami kekambuhan mencari dukungan
sosial dengan kategori kurang yaitu sebesar 60 sedangkan keluarga penderita skizofrenia yang tidak mengalami kekambuhan mencari dukungan sosial kategori
kurang dari 15. Berdasarkan hasil studi ini, dapat disimpulkan bahwa kurangnya dukungan sosial keluarga akan meningkatkan frekuensi kekambuhan pasien.
Interaksi antara keluarga dan pasien terhadap proses gejala dapat diketahui. Oleh karena itu, keluarga terutama keluarga inti harus dapat memberikan support
kepada pasien skizofrenia paranoid dan dapat mengenal penyakit yang dideritanya, serta menciptakan lingkungan psikis yang sehat di dalam keluarga.
Hal ini penting untuk dikembangkan untuk mengantisipasi rencana yang diambil keluarga ketika anggota keluarga mengidentifikasi perubahan gejala dan
memahami keterkaitan stres dan kekambuhan. Ini juga dapat membantu keluarga untuk mewaspadai bentuk aktivitas pasien untuk mendeteksi tanda awal
kekambuhan Carson, 2000. 37
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN