16 pertanyaan yaitu dukungan emosional yang terdiri dari 4 pertanyaan yaitu nomor 1-4, dukungan informasi terdiri dari 4 pertanyaan yaitu nomor 5-8,
dukungan nyata terdiri dari 4 pertanyaan yaitu nomor 9-12 dan dukungan pengharapan 4 pertanyaan yaitu nomor 13-16. Kuesioner disusun dalam bentuk
pertanyaan positif dengan empat pilihan alternatif jawaban yang terdiri dari Selalu, Sering, Jarang dan Tidak pernah. Bobot nilai yang diberikan untuk setiap
pertanyaan adalah 0 sampai 3, dimana jawaban Selalu bernilai 3, Sering bernilai 2, Jarang bernilai 1 dan tidak pernah bernilai 0.
Berdasarkan rumus statistik menurut Sudjana 2002 Panjang kelas p =
kelas Banyak
kelas Rentang
Dengan P = 16 maka nilai tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 48 dan nilai terendah yang mungkin diperoleh adalah 0, maka rentang kelas adalah 48
dengan 3 kategori banyak kelas. Maka dukungan sosial keluarga pada pasien skizofrenia paranoid dikategorikan dengan interval sebagai berikut :
0-16 : Dukungan kurang 17-32 : Dukungan cukup
33-48 : Dukungan baik Frekuensi kekambuhan tinggi bila pasien dalam satu tahun kambuh lebih
dari atau sama dengan 2 kali, sedang bila kurang dalam satu tahun kambuh satu kali, dan rendah bila dalam satu tahun tidak pernah kambuh Nurdiana, 2007.
6. Uji Validitas dan Uji Realibilitas
Kuesioner dalam penelitian ini divalidasi oleh ahlinya dari Departemen Keperawatan Jiwa Fakultas Keperawatan USU.
27
Universitas Sumatera Utara
Uji realibilitas instrumen adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah alat ukur dapat memperoleh hasil ukur yang konsisten atau tetap
Notoatmodjo, 2005. Uji realibilitas dilakukan terhadap 10 subjek yang sesuai dengan kriteria
yang telah ditentukan sesuai subjek studi. Uji tes dukungan keluarga dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi program SPSS untuk analisis
cronbach’s alpha pada item berkala Arikunto, 1999. Hasil uji realibilitas untuk kuesioner dukungan sosial keluarga adalah r = 0,839.
7. Pengumpulan Data
Peneliti melakukan pengumpulan data secara mandiri dengan membagikan kuesioner secara langsung kepada responden. Sebelum membagikan kuesioner
kepada responden, peneliti terlebih dahulu mengajukan permohonan izin pelaksaaan penelitian pada institusi pendidikan Fakultas Keperawatan USU.
Kemudian mengirimkan permohonan izin yang diperoleh ke tempat penelitian Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan. Setelah mendapat
izin dari Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan, peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian, menjelaskan pada calon responden
tentang tujuan, manfaat dan proses pengisian kuesioner. Calon responden yang bersedia diminta untuk menandatangani informed consent surat persetujuan
menjadi responden. Selanjutnya menjelaskan cara pengisian kuesioner dan responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dengan
cermat dan tidak ada hal yang terlewatkan. Responden diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada pertanyaan yang tidak dimengerti. Pengisian kuesioner
28
Universitas Sumatera Utara
diisi oleh responden sesuai dengan yang dialami dan dirasakan, selanjutnya data dikumpulkan untuk dianalisa.
8. Analisa Data
Setelah semua data dikumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap. Pertama, memeriksa kelengkapan identitas dan data responden
dan memastikan bahwa semua jawaban telah terisi. Setelah itu mengklarifikasi dan mentabulasikan data yang telah dikumpulkan serta dilakukan pengolahan data
dengan menggunakan teknik komputerisasi yaitu program SPSS 15.0. Pengolahan data dilakukan dengan cara univariat dan bivariat, dimana data
univariat untuk menampilkan data demografi, dukungan sosial keluarga dan frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia paranoid dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi dan persentase. Sedangkan bivariat untuk mengidentifikasi hubungan dukungan sosial keluarga dengan frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia
paranoid. Hubungan dukungan sosial keluarga dengan frekuensi kekambuhan pasien
skizofrenia paranoid dianalisa secara statistik dengan menggunakan formula korelasi Spearman. Hasil dari analisa korelasi Spearman ini ialah nilai koefisien
korelasi ρ dan nilai signifikansi P.
Nilai ρ menginterpretasikan kekuatan hubungan. Jika nilai ρ berada pada level
0.80 – 1.00 baik plus ataupun minus menunjukkan adanya derajat hubungan yang sangat kuat, level 0.60 – 0.79 baik plus dan minus menunjukan adanya
derajat hubungan yang kuat, level 0.40 – 0.59 baik plus atau minus menunjukan adanya derajat hubungan yang sedang, level 0.20 – 0.39 baik plus atau minus
menunjukan adanya derajat hubungan yang lemah dan level 0.00 – 0.19 baik plus 29
Universitas Sumatera Utara
atau minus menunjukan adanya derajat hubungan yang sangat lemah Dahlan, 2008. Sedangkan untuk menginterpretasikan nilai signifikasi P untuk uji satu
arah, jika nilai P kurang dari atau sama dengan nilai α 0.05 berarti hubungan
yang signifikan. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa hipotesa alternatif Ha diterima dan dapat diinterpretasikan sebagai adanya hubungan dukungan
sosial keluarga dengan frekuensi kekambuha n dan jika nilai P lebih dari nilai α
0.05 berarti hubungan yang tidak signifikan, maka hipotesa alternatif Ha ditolak dan otomatis menerima hipotesa nol Ho. Hal ini dapat diinterpretasikan
sebagai tidak terdapatnya hubungan dukungan sosial keluarga terhadap frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia paranoid Demsey, 2002.
30
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta mengenai hubungan antara dukungan sosial keluarga dengan frekuensi kekambuhan pasien skizofrenia
paranoid di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Medan. Penelitian ini telah dilaksanakan mulai tanggal 11 Januari – 17 Januari 2011 di
Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Daerah Propinsi Sumatera Utara Medan dengan jumlah responden 32 orang.
1.1 Karakteristik Responden
Tabel 5.1 menunjukkan bahwa usia responden yang paling muda adalah 19 tahun dan paling tua adalah 67 tahun, mayoritas responden berjenis kelamin
perempuan 65,6. Hubungan keluarga dengan pasien paling banyak adalah kakakabang 28,2 dan status keluarga sudah menikah 68,7. Responden
mayoritas beragama Islam 65,6 dan suku yang paling banyak adalah Batak 50. Sebagian besar pendidikan responden adalah SMP 31,3 dan
berpenghasilan dibawah Rp. 800 ribu perbulan. Mayoritas pasien menderita skizofrenia paranoid lebih dari 5 tahun.
Tabel 5.1 Tabel Karakteristik Umur Keluarga Pasien Skizofrenia Paranoid Di Poliklinik Rumah Sakit Jiwa Propsu Medan n=32
Variabel N
Mean SD
Min-Max Umur
32 44.2188
12.77784 19-67
31
Universitas Sumatera Utara