Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Pelajar SMA di Kota Medan (Studi Kasus di SMA Raksana)
Draf Wawancara
Nama :
Kelas :
Alamat :
Pekerjaan Orangtua :
1. Apakah anda pernah melakukan hubungan seks?
2. Kapan dan dimana pertama sekali anda melakuan hubungan seks?
3. Dengan siapa pertama sekali anda melakukan hubungan seks?
4. Sudah berapa kali anda melakukan hubungan seks?
5. Untuk yang lebih dari sekali, dengan berapa orang anda pernah berhubungan seks dan
dimana biasanya tempat melakukan hubungan seks tersebut?
6. Apakah anda memakai alat pengaman saat berhubungan seks?
7. Bagaimana anda/pasangan anda membujuk anda/ pasangan anda untuk mau berhubungan
seks?
8. Mengapa anda mau melakukan hubungan seks?
9. Adakah pertimbangan sebelum melakukan hubungan seks?
10.Apakah ada dorongan dari teman – teman untuk melakukan hubungan seks?
11.Apa ritual – ritual yang dilakukan sebelum berhubungan seks?
12.Apa saja bentuk – bentuk hubungan seks yang anda lakukan?
13.Apa yang anda rasakan sesaat setelah melakukan hubungan seks?
14.Apa dampak yang anda rasakan dari berhubungan seks tersebut?
15.Apakah ada penyesalan setelah berhubungan seks?
(2)
17.Apakah anda berusaha menutupi kalau anda pernah berhubungan seks?
(3)
DAFTAR PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Dianawati, Ajen. 2006. Pendidikan Seks untuk Remaja: PT. Kawan Pustaka.
Everett, Suzanne. 2004. Kontrasepsi dan Kesehatan Seksual Reproduksi: Jakarta. Buku
Kedokteran EGC.
Johnson, Doyle Paul. 1986. Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jakarta: Gramedia.
Ritzer, George. 2004. Teori Sosiologi Modern. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wirawan, I.B. 2012.Teori–teori Sosial Dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana Prenada Media
Group.
Masland, Robert. 2006. Apa yang ingin diketahui Remaja Tentang Seks. Jakarta: Bumi Aksara.
Lasmadiwati, Endah dkk.2005. Potensi Diri dan Alam untuk Pengobatan HIV / AIDS. Jakarta:
Swadaya.
Schiffmann, Dolto. Mencegah dan Merencanakan Kehamilan. Jakarta: ARCAN.
Soetomo, Dr. 2008. Penyakit Kulit dan Kelamin. Surabaya: Airlangga University Press.
Suciati dkk. 1997. Metode Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Strauss, Anselm. 2003. Dasar–dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Wirartha, Made. 2006. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta: Andi.
Wuryani, Sri Esti. 2008. Pendidikan Seks Keluarga. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Sumber lain:
(4)
tanggal 22 Februari, pada pukul 20.22 WIB
21.55 WIB
2016, pada pukul 20.27 WIB.
22 Februari 2016, pada pukul 20.14 WIB
22 Februari 2016, pada pukul 20.52 WIB
diakses tanggal 4 Februari 2016, pada pukul 15.04 WIB
tanggal 29 Januari 2016, pada pukul 19.47 WIB
(5)
Februari 2016, pada pukul 14.25 WIB
diakses tanggal 1 Februari 2016, pada pukul 10.02 WIB
diakses tanggal 21 Februari 2016, pada pukul 13.30 WIB
id.m.wikipedia.org/wiki/medan_petisah_medan, diakses tanggal 24 Mei 2016, pada pukul 08.31
WIB
litbang.patikab.go.id/ index.php
jurnal-203-perilaku-seks-bebas-di-kalangan-pelajar-/182-perilaku-seks-bebas-di-kalangan-pelajar, diakses tanggal 29 Januari 2016, pada pukul 20.18
WIB
medanpetisah.pemkomedan.go.id/demografi/, diakses tanggal 23 Mei 2016, pada pukul 23.24
(6)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian studi kasus dengan
pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu pendekatan yang juga disebut
pendekatan investigasi karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka
langsung dan berinteraksi dengan orang–orang di tempat penelitian. Pendekatan kualitatif adalah
jenis pendekatan yang temuan–temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk
hitungan lainnya (Anselm Strauss, 2003: 4)
Pendekatan kualitatif dapat diartikan sebagai rangkaian kegiatan atau proses menjaring
data atau informasi yang bersifat sewajarnya mengenai suatu masalah dalam aspek kehidupan
tertentu pada objeknya. Alasannya adalah karena penelitian kualitatif dapat memberikan
keleluasaan dan kesempatan peneliti untuk bias menggali informasi secara lebih mendalam
terutama permasalahan yang diangkat tergolong hal yang sensitif.
Dengan menggunakan pendekatan ini, maka peneliti akan memperoleh data atau informasi
mengenai perilaku seks pranikah di kalangan pelajar SMA di Medan.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah SMA Raksana yang terletak di Jalan Gajah Mada
Kecamatan Medan Petisah. Alasan peneliti memilih lokasi ini adalah dengan pertimbangan jarak
tempuh lokasi peneliti dengan yang akan diteliti berada pada jarak yang tergolong dekat
(7)
3.3 Unit Analisis dan Informan 3.3.1. Unit Analisis
Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subyek penelitian. Salah satu ciri
dan karakteristik dari penelitian sosial adalah menggunakan apa yang disebut “unit of analisys”.
Tujuan analisis data adalah untuk menyederhanakan, sehingga mudah ditafsirkan.Adapun yang
menjadi unit analisis dan objek kajian dalam penelitian ini adalah pelajar yang bersekolah di
SMA Raksana.
3.3.2 Informan
Informan penelitian di dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan bagaimana langkah yang
ditempuh peneliti agar data atau informasi dapat diperolehnya. Karena itu di dalam penelitian
kualitatif yang paling penting adalah peneliti “menentukan” informan dan peneliti
“mendapatkan” informan. Menentukan informan bisa dilakukan oleh peneliti apabila peneliti
memahami masalah umum peneliti serta memahami pula anatomi masyarakat dimana penelitian
dilaksanakan.Namun apabila peneliti belum memahami anatomi masyarakat tempat penelitian,
maka peneliti berupaya agar tetap mendapatkan informan penelitian (Bungin, 2007: 107).
Berdasarkan dengan tujuan penelitian kualitatif, maka dalam prosedur sampling yang
terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan) atau situasi sosial
tertentuyang syarat informasi sesuai dengan fokus penelitian.Untuk memilih sampel dalam
penelitian ini lebih tepat dilakukan secara Snowball Sampling. Snowball sampling adalah teknik
penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
(8)
satu atau dua orang sampel, tetapi karena dengan dua orang sampel ini belum merasa lengkap
terhadap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan
dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sampel sebelumnya. Begitu seterusnya,
sehingga jumlah sampel semakin banyak
dengan kriteria sebagai berikut:
1. Pelajar yang bersekolah di SMA Raksana
2. Pernah dan masih melakukan perilaku seks pranikah
3. Perilaku seks tersebut dilakukan dengan pacar.
3.4Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer
Data primer adalah data yang didapat oleh peneliti secara langsung di lapangan. Untuk
mendapatkan data langsung ini dapat digunakan dengan cara:
1. Observasi
Observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena sosial gejala alam
dengan pengamatan dan pencatatan.Tujuan observasi adalah memahami ciri – ciri dan
luasnya signifikansi dari interaksi elemen tingkah laku manusia pada fenomena sosial yang
serba kompleks dalam pola–pola tertentu (Wirartha, 2006: 248).Dalam observasi, peneliti
dapat terlibat langsung maupun tidak langsung dalam kehidupan informan.Dalam hal ini
peneliti ingin mengobservasi perilaku seks pranikah di kalangan pelajar SMA di Medan.
(9)
Wawancara mendalam adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian
dengan cara tanya jawab sambil tatap muka langsung antara pewawancara dengan
informan.Wawancara dilakukan secara lebih dekat dengan informan agar peneliti dan
informan dapat bekerja sama dengan baik. Wawancara dapat dilakukan dalam suasana yang
terstruktur dengan menggunakan pertanyaan yang sudah disusun dalam urutan tertentu, dapat
pula dalam suasana yang lebih bebas. Wawancara terhadap informan ditujukan untuk
memperoleh data dan informasi secara lengkap tentang perilaku seks pranikah di kalangan
pelajar SMA (Suciati, 1997 : 16)
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian. Data
ini diambil dari sumber lain atau instansi lain yang berkaitan dengan penelitian. Pengumpulan
data sekunder dalam penelitian ini dilakukan dengan studi kepustakaan dan pencatatan dokumen,
yaitu pengumpulan data yang berasal dari buku–buku yang sesuai dengan objek kajian penelitian
serta materi–materi yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
Dalam melaksanaan studi pustaka, peneliti melakukan penelusuran sumber–sumber tulisan
dari buku, majalah, dokumentasi, jurnal, peraturan–peraturan, sumber elektronik, sumber online,
dan sebagainya.Metode ini peneliti gunakan untuk memproleh data mengenai teori–teori dan
kajian yang berkaitan dengan permasalahan penelitian.
3.5 Interpretasi Data
Interpretasi data merupakan suatu tahap pengolahan data, setelah data terkumpul dalam
(10)
pengolahan, analisis, dan penafsiran data yang diperlukan dari lapangan tadi berupa hasil
observasi dan hasil wawancara. Kemudian peneliti akan menyederhanakan dan mengeditnyaagar
lebih mudah dipahami. Data yang telah terkumpul kemudian akan disusun lagi sedemikian rupa
kemudian data tersebut akan diinterpretasikan secara kualitatif.
Hal ini dilakukan agar peneliti lebih jelas memperoleh hasil yang lebih mendalam dan
meluas sesuai teori yang relefan. Pada akhirnya peneliti akan menyusun sebagai laporan akhir
penelitian ini. Proses ini sudah dilakukan sejak proposal penelitian dibuat, hingga akhir
(11)
BAB IV
DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Keadaan Geografis Kecamatan Medan Petisah
Medan Petisah merupakan sebuah kecamatan di Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara,
Indonesia.Jalan Majapahit yang terkenal sebagai pusat lokasi toko – toko bika ambon di Medan
berada di kecamatan ini. Selain itu, kantor Walikota juga berada di Medan Petisah yang
(12)
Merdeka, Merdeka Wall. Kecamatan Medan Petisah termasuk ke dalam salah satu dari 21
kecamatan di Kota Medan, Sumatra Utara. Kecamatan Medan Petisah mempunyai batas-batas
wilayah sebagai berikut:
- Sebelah Timur berbatasan dengan Medan Timur dan Medan Area
- Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Baru
- Sebelah Barat berbatasan Medan Helvetia dan Medan Sunggal
- Sebelah Utara berbatasan dengan Medan Barat.
Luas wilayah Kecamatan Medan Petisah adalah 13.16 km2.
4.1.2 Keadaan Penduduk Kecamatan Medan Petisah
Sebagian besar penduduk di Kecamatan Medan Petisah adalah suku–suku pendatang
seperti: Batak, Tionghoa, Minang, Aceh, dan Jawa, sedangkan suku asli Suku Melayu Deli hanya
30 % saja.
Jumlah penduduk Kecamatan Medan Petisah adalah 70.610 jiwa.Dari jumlah penduduk
saat ini, Kelurahan Sei Putih Barat mempunyai jumlah penduduk terbanyak yaitu 13.511 jiwa
dengan 3.776 Kartu Keluarga.Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit terdapat pada
Kelurahan Sei Putih Timur I sebanyak 7.090 jiwa dengan jumlah 2.004 KK. Laju pertumbuhan
penduduk dari tahun 2015 hingga tahun 2016 masing–masing kelurahan mengalami penurunan,
dimana penurunan paling banyak terjadi pada Kelurahan Sekip sebanyak 120 jiwa dan
penurunan paling sedikit terdapat pada Kelurahan Sei Sikambing D yaitu sebanyak 82 orang.
(13)
Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Petisah
No Kelurahan
Jumlah KK Jumlah Penduduk
2015 2016 2015 2016
1 Petisah Tengah 3.120 3.096 11.183 11.094
2 Sekip 2.471 2.431 8.927 8.807
3 Sei Sikambing D 2.901 2.812 10.064 9.982
4 Sei Putih Barat 3.862 3.776 13.601 13.511
5 Sei Putih Tengah 2.825 2.809 10.196 10.078
6 Sei Putih Timur 2.015 2.004 7.173 7.090
7 Sei Putih Timur II 2.856 1.968 10.153 10.048
Jumlah 20.050 19.706 71.297 70.610
Sumber : medanpetisah.pemkomedan.go.id/demografi/
4.1.3 Profil SMA Raksana
Yayasan Pendidikan Raksana yang berarti “AGUNG” merupakan yayasan yang turut
membantu pemerintah dalam bidang pendidikan yang bersifat nasional tanpa membedakan latar
belakang suku, agama, dan ras. Yayasan pendidikan raksana mengelola SMP, SMA, SMK-TI
(STM) dan SMK-BM (SMEA) yang siswanya saat ini ± 3000 orang yang berasal dari hampir
semua kabupaten dan kota di Sumatra Utara dan provinsi lainnya seperti Nanggroe Aceh
Darusallam dan Provinsi Riau. Saat ini siswa di Yayasan Pendidikan Raksana terdiri dari 75%
beragama Islam, 20% beragama Kristen, dan 5% beragama Hindu dan Buddha.
Yayasan Pendidikan Raksana terletak di lokasi yang sangat strategis yaitu di kawasan Jln.
(14)
sekali, Yayasan ini didirikan pada tahun 1984 oleh Bapak S.Marimutu.dan mulai menerima
siswa pada tahun 1986. Yayasan ini memiliki gedung sendiri yang megah di atas tanah seluas ±
5000 m2 serta memiliki fasilitas yang memadai dalam mengelola pendidikan baik pendidikan
menengah umum (SMP dan SMA) serta pendidikan menengah kejuruan (TI dan
SMK-BM) dan telah memenuhi standar minimal peralatan sesuai dengan tuntutan kompetensi dan
amanat PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebab mempunyai gedung
permanen dan miliki sendiri dan memiliki lapangan olahraga yang luas, untuk volley, badminton,
futsal, dan basket. Sehingga bidang olahraga dapat dikembangkan dengan fasilitas yang sangat
memungkinkan
Yang menjadi fokus dalam penelitian ini dari Yayasan Pendidikan Raksana adalah SMA
Raksana.
Tabel 4.2 Info Sekolah
Nama SMA Raksana
NPSN 10210924
NSS -
Akreditasi -
Alamat Jl. Gajah Mada No. 20
Kodepos 123456
Nomor Telepon 061-4524356
Nomor Faks -
(15)
Status Swasta
Situs http:raksana.sch.id/
Lintang 3.5932186234299706
Bujur 98.75112533569336
Ketinggian 17 meter
4.3 Tabel Lokasi Sekolah
Kota Kota Medan
Provinsi Sumatra Utara
Kecamatan Medan Petisah
Kelurahan Petisah Tengah
Kode Pos 123456
Rekapitulasi Sekolah
1. Kepala Sekolah : Saimun Manik
2. Wakil Kepala Sekolah 1 : Drs. Hotman Situmorang
3. Wakil Kepala Sekolah 2 : M Simanjuntak S.Si
4. Wakil Kepala Sekolah 3 : AS Sitanggang S.Pd
Tabel 4.4 Rincian Sekolah
Guru 36
Kelas 18
(16)
Pelajaran 18
Jurusan 3
Ekstrakulikuler Pramuka, PKS, PMR, Paskib, Pecinta Alam, Kesenian, Futsal
4.2 Profil Informan 4.2.1 AS (Lk, 15 tahun)
AS merupakan seorang siswa yang berusia 15 tahun.Saat ini AS duduk di bangku kelas 1
SMA. AS tinggal di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru.AS merupakan anak pertama
dari 3 bersaudara.Kedua orangtuanya bekerja sebagai petani.AS diberi uang saku Rp 10.000
setiap hari.
AS merupakan laki–laki yang memiliki tubuh tinggi gemuk dan berkulit hitam. Tidak
sebegitu susah awalnya untuk mengajak informan untuk berdialog, namun pada saat saya
menyampaikan maksud saya yang ingin mewawancarai seputar perilaku seks, informan terkesan
takut dan menutupinya. Setelah bernegosiasi cukup lama akhirnya informan mau memberikan
keterangan mengenai perilaku seks yang telah dilakukannya.
Ketika dilakukan wawancara, akhirnya terungkap bahwa informan telah melakukan seks
ketika berada di kelas 3 SMP tepatnya pada saat perpisahan SMP dengan pacarnya yang satu
sekolah dengannya. Perilaku seks tersebut berlanjut hingga kelas 1 SMA dengan pasangan yang
sama. Informan mengaku bahwa ia telah 3 kali melakukan hubungan seks. Meskipun sejak SMA
mereka berada pada sekolah yang berbeda, mereka tetap sering bertemu.Namun sekarang
(17)
4.2.2 IS (Lk, 16 tahun)
IS merupakan seorang siswa yang berusia 16 tahun. IS berada di kelas 2 SMA. IS tinggal
di Kelurahan Krakatau Kecamatan Medan Timur. IS merupakan anak ketiga dari 3 bersaudara.IS
lahir dari keluarga yang cukup mapan.Kedua orangtuanya bekerja sebagai PNS.IS diberi uang
saku Rp 15.000 setiap hari.
IS merupakan seorang laki–laki bertubuh kurus tinggi, berkulit putih, dan bermata agak
sipit.Lumayan mudah buat peneliti untuk mendekati informan tersebut.Pribadinya yang terbuka
memudahkan peneliti untuk meminta informasi kepadanya.Ketika dilakukan wawancara,
akhirnya diketahui bahwa informan sudah sering melakukan hubungan seks dengan pasangan-
pasangan yang berbeda.Jumlah pasangan yang pernah berhubungan seks dengan informan adalah
4 orang.1 diantaranya diketahui masih perawan ketika mereka berhubungan seks.
4.2.3 JS (Lk, 15 tahun)
JS merupakan seorang siswa yang berusia 15 tahun.JS berada di kelas 1 SMA.JS tinggal
di Kelurahan Simalingkar B Kecamatan Medan Tuntungan.JS merupakan anak kedua dari dua
bersaudara.JS lahir dari keluarga yang cukup sederhana.Ayah JS bekerja sebagai buruh dan
Ibunya bekerja sebagai pedagang.JS diberi uang jajan sebesar Rp 9.000 setiap hari.
JS merupakan seorang laki–laki bertubuh kurus pendek dan berkulit putih.Cukup mudah
bagi peneliti untuk melakukan pendekatan pada informan.Pribadinya yang terbuka memberikan
kemudahan bagi peneliti untuk meminta informasi kepadanya.Ketika dilakukan wawancara
diketahui bahwa informan melakukan hubungan seks dengan pacarnya sebanyak 1 kali.Pada saat
(18)
informan berada di kelas 3 SMP.Ketika telah melakukan hubungan seks dia menyadari bahwa
pacarnya memang sudah tidak perawan ketika berhubungan seks dengannya.
4.2.4 DA (Pr, 16 tahun)
DA merupakan seorang siswi yang berusia 16 tahun.Dini tinggal di Kelurahan Petisah
Tengah Kecamatan Medan Petisah.DA merupakan anak kedua dari 4 bersaudara.Ayahnya
bekerja sebagai PNS dan ibunya bekerja sebagai pedagang.DA diberi uang saku Rp 20.000
setiap hari.
DA merupakan perempuan cantik berhijab, dan berkulit putih.Cukup sulit awalnya untuk
melakukan pendekatan dan berdialog dengan salah satu informan ini.Pribadinya tertutup apalagi
saat ditanyakan mengenai hal seputar perilaku seks pranikah. Setelah dilakukan langkah–langkah
persuasif dan menekankan bahwa segala informasi dari data yang didapatkan akan dirahasiakan
latarbelakangnya, barulah kemudian gadis ini membuka diri dan bersedia menjadi informan
penelitian.
Ketika dilakukan wawancara, akhirnya diketahui bahwa informan telah melakukan
hubungan seks ketika masih duduk di kelas 1 SMA dan berlanjut hingga kini dengan pasangan
yang berbeda. DA sering melakukan hubungan seks dengan pasangannya, bahkan hampir tiap
malam minggu.
4.2.5 SC (Pr, 16 tahun)
SC merupakan seorang siswi yang berusia 16 tahun.SC lahir di Medan pada tanggal 12
(19)
SMA Raksana.Ayah SC bekerja sebagai Pegawai Swasta dan ibunya sebagai Ibu Rumah
Tangga.SC diberi uang saku sebesar Rp 15.000 per hari.
SC merupakan gadis yang terkesan pendiam dan tertutup namun setelah dijelaskan bahwa
kerahasiaan informan bisa dijamin barulah informan terbuka. SC melakukan seks pranikah ketika
ia berada di kelas 1 SMA. Dan sampai sekarang perilaku seks bebas itu masih dilakukannya pada
pasangannya yang sama. Mereka biasanya melakukan seks pranikah di tempat kos pasangannya.
4.2.6 VM (Pr, 16 tahun)
VM merupakan seorang siswi yang berusia 16 tahun.VM tinggal di Gajah Mada
Kecamatan Medan Petisah.Ayah VM bekerja sebagai pegawai swasta dan ibunya sebagai
guru.VM diberi uang jajan sebesar Rp 20.000 setiap hari.
VM merupakan gadis yang tertutup dan peneliti sempat kesulitan dalam melakukan
pendekatan kepada informan.Namun setelah diberikan penjelasan bahwa latar belakang informan
dapat dirahasiakan barulah informan mau diwawancarai. VM melakukan hubungan seks ketika ia
berada di kelas 3 SMP. Ketika putus dengan pacarnya, ia masih melakukan hubungan seks
dengan pacarnya yang lain. Ia mengaku bahwa ia melakukan hubungan seks dengan 3 pacarnya.
4.2.1.1 Profil Informan Siswa yang Bukan Pelaku Seks
4.2.1.2 Ilham (Lk, 15 tahun)
Ilham merupakan seorang siswa laki–laki yang berusia 15 tahun.Ilham lahir di Aceh pada
tanggal 17 Februari 2001.Ia tinggal di Iskandar Muda Kecamatan Medan Petisah. Cukup mudah
untuk peneliti meminta informasi pada informan tersebut, karena sekali menyampaikan maksud
(20)
mengatakan bahwa sudah banyak teman–teman di kelasnya yang sudah melakukan seks
pranikah.Mereka dengan terang–terangan mengakui bahwa mereka telah melakukan seks
pranikah dengan pacarnya. Bahkan terkadang teman yang sudah melakukan seks bebas
cenderung mengajak temannya yang lain agar juga mengikutinya melakukan seks.
Tempat yang biasa digunakan oleh pelajar untuk melakukan seks biasanya adalah
penginapan yang ada di Simpang Selayang dan juga kos–kosan. Kos yang digunakan biasanya
kos sendiri kadang juga meminjam kos teman. Terkadang mereka juga bersama–sama
melakukan seks dengan teman yang lainnya (dua pasang dalam satu kos). Begitu gampang bagi
temannya untuk merayu pacarnya agar mau melakukan seks yaitu dengan rayuan gombal.Ketika
mereka dapat pacar yang masih perawan, keperawanannya diambil, lalu ditinggalkan begitu saja.
4.2.1.3 Rani (Pr, 15 tahun)
Rani merupakan seorang siswi kelas 1 SMA yang berusia 15 tahun. Rani lahir di Medan
pada tanggal 16 September 2001. Rani mengatakan bahwa dia memiliki teman yang sudah
melakukan hubungan seks. Temannya tersebut cukup pintar dan memiliki nilai yang
bagus.Namun untuk urusan pribadi, dia begitu mudah mengikuti perkataan pacarnya. Dia juga
mengatakan bahwa temannya tersebut sering melakukan hubungan seks.
4.2.1.4 Jesika (Pr, 16 tahun)
Jesika merupakan seorang siswi kelas 2 SMA yang berusia 16 tahun.Jesika lahir di Duri,
26 Februari 2000.Jesika tinggal di Padang Bulan Kecamatan Medan Baru.Jesika mengatakan
(21)
melakukan seks dengan pacarnya. Seks pranikah adalah hal yang biasa terjadi di kalangan
pelajar.
4.2.1.5 Sony Agam (Lk, 16 tahun)
Sony merupakan siswa kelas 2 SMA yang berusia 16 tahun.Sony lahir di Medan, 30
April 2000.Sony tinggal di Iskandar Muda Kecamatan Medan Petisah.Sony mengatakan bahwa
mereka sering menonton video porno bersama teman–temannya.Teman–temannya banyak yang
pemain dalam melakukan seks pranikah.Mereka cenderung merusak anak perempuan dalam arti
mengambil keperawanannya lalu pergi meninggalkan perempuan yang telah mereka
tiduri.Dengan segala tipu daya dan bujuk rayu, mereka begitu mudah untuk mengambil
keperawanan perempuan.
4.3 Temuan Data Penelitian terhadap Perilaku Seks
4.3.1 Pandangan Informan Pelaku terhadap Seks Pranikah
Seks pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan di luar ikatan pernikahan, baik suka
sama suka atau dalam dunia prostitusi. Sedangkan pengertian seks pranikah menurut Kartono
merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih
bebas jika dibandingkan dengan sistem regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem
norma yang berlaku dalam masyarakat. Sedangkan menurut Desmita pengertian seks pranikah
adalah segala cara mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari
(22)
seksual, tetapi perilaku tersebut dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki
pengalaman tentang seksual (nopanova1.blogspot.co.id).
Beragam pendapat yang ditemukan tentang seks pranikah menurut siswa SMA Raksana yang
melakukan perilaku seks pranikah seperti berikut ini:
“Menurutku kak seks pranikah itu seks yang dilakukan sebelum menikah. Emang sih salah kak kalo belum nikah udah melakukan seks pranikah, tapi gimana ya kak, udah terlanjur. Gak munafik udah banyak kok yang kayak gitu di sini. Jadi sekarang ya biasa aja kak.(Wawancara dengan DA).
“Seks pranikah itu seks yang dilakukan tanpa adanya ikatan pernikahan.Seharusnya itu boleh dilakukan kalo udah nikah.Kalo dilakukan sebelum nikah ya salah dan dosa kalo dari segi agama.Tapi namanya zaman sekarang gak ada yang luput dari kesalahan dan dosa.Semua orang udah berdosa (Wawancara dengan SC).
Hal yang serupa juga di ungkapkan oleh informan IS dan AS. Berikut penuturannya:
“Zaman sekarang seks pranikah itu udah biasa kak.Namanya juga kita mengikuti perkembangan zaman.Malu donk kalo gak bisa mengikuti perkembangan zaman. Ntar dibilang cupu (culun punya) pulak sama orang (Wawancara dengan informan AS, 2016).
“Gak papalah kak melakukan hubungan seks, toh juga kita suka sama suka kok, gak ada yang terpaksa.Kita sama-sama menikmati.Lagian ya kak seks itu enak kok.Ya kalo takut hamil tinggal buat pengaman aja.Gampangkan? Selagi masih muda juga, wajar juga donk nyobain ini itu. (Wawancara dengan informan IS).
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa seks pranikahbagi sebagian pelajar
merupakan hal yang biasa terjadi di jaman sekarang ini sebagai akibat adanya perubahan zaman
yang semakin bebas.Kata “biasa” muncul karena sudah banyak di kalangan mereka yang sudah
melakukan seks pranikah.Dan mereka banyak terpengaruh dari lingkungan yang seperti itu.Dari
pandangan yang “biasa saja” membuat mereka tidak malu untuk melakukannya.Dan bahkan
yang paling miris hal tersebut seakan sudah menjadi kebutuhan yang mesti di penuhi.
Sebenarnya mereka menyadari bahwa seks pranikah itu salah dan dari segi agama juga sudah
termasuk ke dalam perbuatan dosa.Namun mereka tidak mampu untuk membendung hasrat yang
(23)
merasakan sendiri hal tersebut. Dengan kehadiran alat pengaman, perilaku seks pranikah ini
menjadi leluasa untuk dilakukan tanpa ada rasa khawatir hamil.
4.3.2 MotivasiPelajar SMA Melakukan Seks Pranikah
Setiap orang pasti pernah mengalami rangsangan seksual, baik sengaja maupun tidak
sengaja.Untuk memenuhi dorongan tersebut, ada yang ingin coba–coba melakukan beberapa
aktivitas seksual. Alangkah baiknya jika seseorang yang belum menikah segera mengalihkan
perhatian itu karena biasanya dari coba–coba itulah akhirnya seseorang akan merasa ketagihan.
Akibatnya lambat laun akan terjerumus dalam hubungan seksual yang dapat merugikan dirinya
sendiri. Pada laki–laki, dorongan seksual timbul karena adanya hormone testosterone dalam
tubuhnya.Dorongan seksual ini semakin meningkat jika faktor dari luar ikut pula menunjang.
Seperti diketahui, VCD–VCD atau bacaan–bacaan porno kini telah banyak dijual bebas dan
seseorang akan dengan mudah mendapatkannya. Selain itu maraknya warung–warung internet
semakin memudahkan untuk mengakses gambar–gambar porno.Hal inilah yang semakin memicu
timbulnya berbagai aktivitas seksual yang pada akhirnya berlanjut ke dalam hubungan seksual.
(Dianawati, Ajen. 2006: 69 – 70).
Berikut penuturan para informan dalam penelitian ini:
“Melakukan seks pranikah karena sering nonton video porno. Kan sekarang mudah tuh dapat video porno, bisa download sendiri dari internet, bisa juga minta dikirimin dari hp kawan via bluetooth. Karena sering nonton jadi penasaran pengen nyoba sendiri.Pas kebetulan ada pacar pada waktu itu ya aku ajak aja buat begituan.Pertama kali melakukan waktu itu Panatapan, Berastagi” (Wawancara dengan AS).
“Aku suka ngoleksi video porno.Dari video–video yang ku punya itu aku jadi penasaran pengen nyoba. Jadi ku praktekkan aja ilmu yang udah aku punya sama pacarku. Sekali nyoba ternyata membuat aku ketagihan.Jadi pengen lagi dan lagi.Aku udah melakukan seks pada 4 pacarku.Hampir tiap malam minggu kami
(24)
berhubungan.Rasanya hambar kalo gak kayak gituan sama pacar. Kami biasanya melakukan hubungan seks di tempat penginapan. Biasanya tuh di sekitar Simpang Selayang dan Pancur Batu” (Wawancara dengan IS).
Lagi dan lagi akibat keseringan menonton video porno, mengakibatkan pelajar memiliki
keingintahuan yang tinggi akan perilaku seks, dan ingin mencoba sendiri yang telah mereka
tonton. Hal serupa diungkapkan oleh informan selanjutnya:
“Teman–temanku banyak yang punya koleksi video porno.Aku sering diajakin nonton bareng video porno tersebut. Lama kelamaan jadi kebiasaan nonton video itu. Namanya juga manusiawi mudah tergoda sama apa yang udah dilihat jadi pengen nyoba juga. Waktu itu kami melakukan hubungan seks di kos pacarku, karena di sini pacarku ngekos” (Wawancara dengan JS).
“Melakukan seks pertama kali itu karna bujukan pacar.Karna rasa sayangku aku gak kuasa buat menolaknya. Aku takut dibilang kalo aku gak sayang sama dia. Dia bilang seks itu ungkapan rasa sayangnya ke aku. Dia janji gak akan ninggalin aku kalo aku mau melakukan seks padanya.Awalnya hanya terpaksa dan takut buat melakukannya.Namun karna udah mencoba kemudian berubah menjadi kebiasaan.Pertama kali melakukan hubungan seks di tempat penginapan (Wawanacara dengan DA).
”Boleh dibilang aku terjebak di dalamnya.Mungkin pacarku memang udah merencanakan semuanya dari awal.Aku diajak ke rumahnya buat nonton film doank.Aku yang masih berfikiran polos ya mau aja di ajak ke rumahnya. Terjadi setelah di sana semua terjadi. Keperawananku udah hilang.Aku hanya bisa nangis saat itu karena semua udah rusak. Setelah ku berikan untuk pertama kalinya, dia jadi ketagihan meminta lagi. Akhirnya aku juga jadi ikutan ketagihan.Karena berpikir toh nya udah rusak ya rusak aja (Wawanacara dengan SC).
“Pas kami berduaan, pacarku minta gituan.Dia bujuk–bujuk aku terus. Katanya dia sayang banget sama aku. Katanya dia janji gak ninggalin aku, dia akan jaga kepercayaanku. Dia bujuk–bujuk terus. Aku berpikir dia sayang sama aku dan aku juga sayang sama dia, akhirnya aku lakuin apa yang dia mau. Di situlah pertama kalinya aku berhubungan seks.Pertama kali melakukan hubungan seks di tempat penginapan (Wawancara dengan VM).
“Cowok suka incar cewek buat di ajak tidur. Apalagi perawan, mereka paling suka sama perawan, karena berarti mereka yang pertama meniduri. Udah dapat keperawanannya, cewek tersebut langsung ditinggali (Wawancara dengan Sony).
“Takut ditinggal pacar makanya mau melakukan hubungan seks. Karna dia udah terlalu sayang sama pacarnya (Wawancara dengan Rani).
(25)
“Karna udah banyak yang udah melakukan hubungan seks, makanya udah gak malu – malu lagi buat ngelakuin itu. Kebanyakan karna terpengaruh sama kawan (Wawancara dengan Jesika).
“Ikut – ikutan sama kawan makanya banyak yang melakukan hubungan seks. Kawan yang udah berpengalaman, ngajakin temannya buat ikutan juga. Bisa bebas melakukan hubungan seks karena ada kesempatan. Contohnya pinjam kos kawan yang lagi nganggur,jadi di situ melakukan hubungan seks. Kadang melakukan hubungan seks berbarengan sama kawan yang lain. Gak ada perasaan malu, karena udah biasa (Wawancara dengan Ilham).
Dari hasil wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi pelajar dalam
melakukan seks bebas pada pria adalah karena terinspirasi dengan apa yang telah ia tonton dari
video porno. Ada rasa penasaran yang tinggi ingin mencoba sendiri seks tersebut.Video porno
telah mempengaruhi pemikiran mereka dengan anggapan bahwa seks itu menjadi hal yang
mudah untuk dilakukan.Selain terinspirasi dari menonton video porno, mereka juga terpengaruh
dari lingkungan mereka.Teman memberikan pengaruh yang banyak dalam hal membentuk
pemikiran mereka. Teman yang sudah melakukan seks akan cenderung mempengaruhi teman
yang lain untuk mencobanya.
Pada wanita memiliki kecenderung melakukan hubungan seks karena bujukan oleh pacar
mereka.Ada rasa takut ditinggalkan oleh pacar mereka jika mereka tidak melakukan seks.Ukuran
cinta dapat dibuktikan dengan pemberian tubuh mereka. Pria dengan segala bujuk rayunya akan
memberikan iming–iming dan janji palsu serta mendasarkan semua atas cinta untuk mendapat
tubuh wanita. Dan wanita akan terbuai dengan segala bujuk rayu tersebut. Sekali mereka terjun
ke lembah tersebut, pria dan wanita sama-samaakan ada rasa candu di antara mereka. Sama
seperti narkoba akan memberika efek candu bagi penggunanya. Pacaran yang awalnya sebagai
suatu hubungan agar dapat saling berbagi dan memotivasi diri untuk semakin maju kini berubah
(26)
4.3.4 Bentuk – bentuk Perilaku Seks Pranikah
Bentuk perilaku seksual adalah tingkat perilaku yang dilakukan pasangan dengan lawan
jenis dan bentuk perilaku disusun berdasarkan adanya ukuran kepuasan seksual.
Bentuk-bentuk perilaku seksual menurut Sarwono, yang biasa dilakukan oleh pelajar adalah sebagai
berikut:
a. Kissing
Ciuman yang dilakukan untuk menimbulkan rangsangan seksual, seperti di bibir disertai
dengan rabaan pada bagian-bagian sensitif yang dapat menimbulkan rangsangan
seksual.Berciuman dengan bibir tertutup merupakan ciuman yang umum dilakukan.
Berciuman dengan mulut dan bibir terbuka, serta menggunakan lidah itulah yang disebut
french kiss. Kadang ciuman ini juga dinamakan ciuman mendalam/soul kiss
b. Necking
Berciuman di sekitar leher ke bawah.Neckingmerupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan ciuman disekitar leher dan pelukan yang lebih mendalam.
c. Petting
Petting merujuk pada ciuman, pelukan, belaian, dan meraba–raba tubuh yang terjadi
antara pasangan.Petting juga merupakan pemanasan atau kegiatan yang mempersiapkan
sepasang suami istri untuk melakukan hubungan seks. Selama petting, anak laki – laki
akan meremas–remas buah dada dan genitalia anak perempuan, dan anak perempuan
akan menggosok–gosok organ seks milik anak laki–laki (Wuryani, 2008: 257).
(27)
Bersatunya dua orang secara seksual yang dilakukan oleh pasangan pria dan wanita yang
ditandai dengan penis pria yang ereksi masuk ke dalam vagina untuk mendapatkan
kepuasan seksual
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti terhadap informan semua telah memasuki tahap
intercourse. Berikut penuturannya:
“Awal–awalnya kalo lagi berdua sama pacar, biasanya cuma pegangan tangan dan
pelukan, kemudian lama–kelamaan berubah ke ciuman. Karena makin penasaran, akhirnya berubah ke hubungan intim (Wawancara dengan AS).
“Aku kalo baru–baru pacaran belum berani minta hubungan intim, paling minta cium bibir aja.Makin hari makin meningkat.Dari ciuman bibir lalu lanjut ke cium leher. Udah itu langsung deh lanjut ke hubungan intim (Wawancara dengan IS).
“Seminggu pacaran, aku sama pacarku udah langsung berhubungan intim (Wawancara
dengan JS).
“Pacarku awalnya terlihat sopan.Tapi lama kelamaan dia minta semua. Awalnya cuma ciuman bibir, lalu berlanjut ke cium leher, trus lanjut ke gesek–gesek kelamin, dan akhirnya kami berhubungan intim (Wawancara dengan DA).
Dari wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa biasanya sebelum sampai ke tahap
intercourse, ada tahap-tahap yang dilalui oleh pelajar. Dengan kata lain pacar yang baru di kenal
biasanya agak sedikit sopan namun seiring berjalannya waktu semakin berlanjut hingga akhirnya
mencapai tahap akhir (intercourse).Dimana di tahap–tahap awal mereka masih melakukan hal–
hal kecil seperti ciuman, namun lama kelamaan berlanjut ke tahap yang semakin meningkat,
seperti necking, kemudian berlanjut lagi petting.Petting di rasa kurang memberi kepuasan dan
(28)
4.3.5 Akibat Perilaku Seks Bebas terhadap Informan Kunci
Pada dasarnya, yang paling dirugikan akibat hubungan seks di luar pernikahan adalah
kaum perempuan.Bagi perempuan, seks merupakan pengalaman yang dianggap suci dan
melibatkan seluruh perasaannya yang terdalam.Bagi laki–laki, seks hanya merupakan hubungan
badaniah yang dianggap tidak terlalu serius, tanpa perasaan.Namun dalam hal tertentu, sering
pula terjadi perasaan cinta yang dimiliki seorang perempuan terlalu jauh dan berharap dapat
menjalin hubungan hingga pernikahan.Perasaan dan harapan tersebut meninabobokannya untuk
mau melakukan hubungan seks di luar nikah.Dengan begitu, keinginannya untuk menikah
dengan laki–laki idamannya tersebut dapat terlaksana. Jika pihak laki–laki ternyata tidak siap
untuk melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan, pihak perempuan akan menanggung
kerugian akibat hubungan seks di luar nikah.
Hubungan seksual tidak hanya diukur dari kenikmatan semata.Namun juga menyangkut
seluruh tanggung jawab diantara kedua belah pihak (laki–laki dan perempuan).Apalagi jika
terjadi kehamilan di luar nikah.Bagi perempuan, meskipun baru pertama kali melakukan
hubungan seksual, kemungkinan hamil antara 20 – 25%. Jika hubungan tersebut makin sering
dilakukan, resiko akan hamil semakin besar. Jika ini terjadi, berbagai masalah harus siap
dihadapi, seperti terjadinya pernikahan dini atau aborsi ( Dianawati, Ajen. 2006: 10 – 11).
Selain resiko kehamilan, ada juga resiko lain dari perilaku seks pranikah yaitu
penyebaran penyakit kelamin. Penyakit ini ditularkan melalui kontak langsung selama hubungan
(29)
1. Sifilis
Penyakit ini lebih mudah didiagnosis pada pria ketimbang wanita.Luka yang bundar
berlubang biasanya muncul pada kepala zakar dan juga pada mulut, anus, bibir
vagina, atau serviks.Luka ini tidak terasa nyeri dan hilang secara spontan dan cepat.
Sayangnya penyakit ini menetap dan bila tidak diobati akan menjadi sangat serius,
menyebabkan nyeri yang luar biasa dan kesulitan psikiatris yang besar.
2. Gonore
Penyakit ini muncul empat atau lima hari setelah kontak seksual, sangat menular.
Rasa nyeri timbul sewaktu membuang air kecil, tetapi kesulitan buang air bukanlah
satu – satunya tanda infeksi ini.Juga timbul pergetahan yang sangat banyak, berwarna
hijau kekuningan dari saluran air kemih pada pria.Wanita juga bisa mengalami
pergetahan kuning kehijauan.
3. Herpes
Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus.Bintik kecil muncul pada organ genital,
berkelompok dua atau tiga, seperti pada demam.Penyakit ini tidak berbahaya tetapi
nyeri.
4. Klamidiae
Parasit ini menyebabkan gangguan uriner pada pria.Pada wanita, vagina menjadi
merah dan berbintik–bintik.Tidak ada sekresi vagina yang khusus.Namun klamidiae
bisa menyebabkan peradangan pada tuba fallopi.
5. Trikomonas
Penyakit menular ini bisa dipindahkan melalui hubungan kelamin, tetapi tidak
(30)
wanita penyakit ini menyebabkan gangguan uriner dan getah yang berbau busuk dan
berwarna kuning.Sedangkan pria jarang mengalami penyakit ini.
6. Infeksi Jamur Kandida
Penyakit ini disebabkan oleh hadirnya jamur Candida Albicans dan gejalanya berupa
gatal–gatal.Vulva berwarna merah dan ditandai dengan goresan–goresan kecil.Juga
ada sekresi putih, berbutir–butir seperti remah roti.Penyakit ini tidak berbahaya tetapi
sulit disembuhkan dan berulang.
7. Kondiloma
Penyebab penyakit ini tidak diketahui, tetapi kemungkinan ditimbulkan oleh
virus.Penyakit ini bisa ditularkan melalui kontak seksual.Gejalanya berupa iritasi,
pada kulit dan mukus membran kepala zakar, vulva, dan vagina.Bagian yang
terserang menjadi merah dan kasar, kemudian muncul bintik seperti kutil, sendiri–
sendiri atau dalam kelompok.
8. Kerusakan Imunitas Diri (AIDS)
Penyakit ini mengambil bentuk menurunnya imunitas tubuh sehingga menyebabkan
infeksi yang sering berjangkit dan serius.Tanda pertama penyakit ini adalah keletihan
yang sangat dan diare yang tidak sembuh–sembuh.Sampai sekarang obat untuk
penyembuhan penyakit ini belum ditemukan. (Schiffmann, Dolto. 1995 : 170 – 174).
Seks pranikah menimbulkan berbagai akibat bagi pelakunya, termasuk pada informan
yang di teliti. Berikut penuturannya:
“Dampak yang kurasakan dari seks pranikah adalah nilaiku jadi jelek karena aku jadi kurang fokus belajar.Hari–hariku kuhabiskan dengan nonton video porno dan game.Aku malas kali mau belajar.Paling belajar kalo ada ulangan atau ujian aja. Kalo
(31)
tentang akibat dari seks pranikah membawa penyakit HIV/AIDS aku gak tau lah, yang penting saat ini aku rasa aku baik–baik aja” (Wawancara dengan AS)
“Seks bebas membuat aku jadi orang yang ketagihan seks.Nilai juga lumayan anjlok karna aku jadi sering keluar rumah, jarang belajar. Takut sih kalau kena penyakit, tapi ya gimana ya kak. Makanya kalau lagi berhubungan aku pakai kondom biar aman” (Wawancara dengan IS).
“Karna aku udah kasih keperawananku sama pacarku, aku jadi jaga kali dia. Aku gak mau putus dari dia. Dia bilang apa aja aku turuti, dia kasar aku terima. Aku gak mau pisah darinya, karena aku takut laki–laki lain gak mau menerima aku yang udah gak perawan lagi. Kalo penyakit gak ada, aku ngerasa sehat–sehat aja sampai sekarang (Wawancara dengan SC).
“Aku belum rasain dampak apa- apa dari seks pranikah. Paling cuma ngerasa berdosa aja (Wawancara dengan JS).
“Gak ada rasain penyakit apa – apa. Aku rasa aku sehat-sehat aja (Wawancara dengan DA)
Dari wawancara tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa seks pranikah menimbulkan efek
ketagihan bagi pelakunya. Karena sama seperti narkoba, ketika sekali di coba menjadi ingin lagi
dan lagi. Ditambah lagi pada perempuan efeknya sangat besar seperti menjadi menutup diri pada
laki–laki lain karena mereka malu kalau laki–laki lain tidak mau menerima yang sudah tidak
perawan. Hal inilah yang membuat perempuan mau melakukan apa saja untuk mempertahankan
laki–laki yang telah mengambil keperawanannya. Seks pranikah juga menyebabkan pelajar
menjadi malas belajar dan akhirnya mempengaruhi pada nilai mereka seperti nilai yang anjlok.
4.3.6 Upaya Pencegahan Kehamilan
Ada banyak cara yang dilakukan untuk mencegah kehamilan dari perilaku seks bebas
diantaranya adalah dengan penggunaan kondom. Kondom adalah bentuk kontrasepsi yang
pertama sekali ditemukan. Kondom dibuat dari banyak bahan yang tidak lazim dan pada awalnya
(32)
kehamilan. Namun sejak masa Casanova yaitu pada tahun 1700-an, kondom kemudian dipakai
tidak hanya untuk melindungi diri terhadap infeksi penyakit tetapi juga untuk pencegahan
kehamilan.
Sejak Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di temukan pada tahun 1981,
kondom telah diiklankan dan dipromosikan secara luas.Kondom adalah metode yang sangat
efektif dan merupakan satu diantara beberapa kontrasepsi yang tersedia bagi pria. Kondom
sering disebut dengan berbagai nama, seperti selubung, johnny, karet, dan french letter (Everett,
Suzanne. 2004 : 59 – 61).
Tidak hanya pada pria, wanita juga memiliki kondom.Di masa lalu, wanita memasukkan
berbagai benda ke dalam vagina mereka, dari jeruk sampai sutra yang diminyaki, untuk
mengendalikan kesuburannya. Saat ini kondom wanita tersedia di pasaran Inggris (dipasarkan
dengan nama “Femidom” sampai belakangan ini disebut kondom wanita”. Efektivitas kondom
wanita sama dengan kondom laki–laki dalam mencegah kehamilan. Efektivitasnya mencapai
85% hingga 98% untuk penggunaan yang sempurna. (Everett, Suzanne. 2004 : 106).
Selain menggunakan kondom, ada berbagai alternatif lain untuk menunda kehamilan,
yaitu:
1. Pil Antihamil
Pil ini diberikan kepada perempuan yang ingin terhindar dari kehamilan.Pil ini terbuat
dari ramuan hormon estrogen dan progesterone, yang bekerja mencegah pengeluaran
sel telur selama 21 hari atau lebih secara berturut–turut menjelang menstruasi.Pil ini
sangat efektif dan praktis serta memiliki efek samping yang berarti.
(33)
Pil jenis ini biasanya akan diberikan oleh dokter kepada perempuan yang menjadi
korban perkosaan. Pil ini bekerja dengan cara mengeluarkan darah menstruasi setelah
terjadinya hubungan seksual dalam waktu 3 hari. Efek yang ditimbulkan pil ini adalah
rasa mual, keram, dan sejuta rasa yang tidak menyenangkan lainnya.
3. Menarik Keluar
Cara ini disebut juga coitus interuptus atau senggama terputus atau dalam bahasa
pasarannya tembak luar.Caranya adalah dengan menarik penis dari dalam vagina saat
menjelang ejakulasi, sehingga ejakulasi terjadi di luar vagina.Pihak laki–laki harus
mempunyai kemampuan yang sangat tinggi terhadap pengendalian dirinya karena
yang dapat merasakan datangnya ejakulasi tersebut adalah dirinya sendiri.
4. Sistem Kalender
Cara ini memanfaatkan masa–masa aman dalam berhubungan seksual.Masa aman
adalah masa ketika seseorang tidak dalam keadaan subur atau ovulasi, biasanya pada
hari ke–13 sampai hari ke–15 sebelum menstruasi berikutnya.Sistem ini sangat tepat
digunakan jika seorang perempuan memiliki jadwal menstruasi yang tepat setiap
bulannya.Karena sperma masih dapat hidup selama 2 hari di dalam saluran reproduksi
perempuan, dianjurkan untuk tidak melakukan hubungan seksual pada hari ke–10
sampai hari ke–18.
5. Pemakaian Diafragma
Diafragma disebut juga dengan kap serviks, terbuat dari karet tipis yang bagian
tepinya berlapis pegas kawat.Bentuk diafragma ini seperti cincin dengan ukuran yang
berbeda–beda, sehingga dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Penggunannya
(34)
sebelum memasangkan atau memasukkan ke dalam vagina. Cara bekerjanya hampir
sama dengan kondom, yaitu menghalangi sperma masuk menuju serviks melalui
vagina.
6. Vasektomi
Vasektomi adalah operasi ringan melalui pembiusan local yang dilakukan kepada
seorang laki–laki dengan memutuskan saluran keil (vas deferens) yang mengalirkan
sperma ke testis menuju uretra melalui kantung pelir sebelah atas.Kemudian ujung
saluran itu diikat.Namun selama itu sel–sel sperma tetap bereproduksi dengan
baik.Vasektomi bersifat permanen, dan selamanya istri tidak dapat hamil.
7. Tubectomi
Dengan tubectomi istri tidak dapat lagi hamil untuk selamanya. Proses operasi
tubectomi hampir sama dengan vasektomi pada laki–laki. Caranya melalui
pembedahan dengan memutuskan dan mengikat serapat mungkin saluran telur
perempuan, sehingga mampu mencegah telur menuju ke uterus. Dengan begitu,
saluran telur menjadi buntu dan sel sperma tidak akan dapat mencapai sel telur.
Kondom juga banyak digunakan oleh pelajar SMA untuk mencegah kehamilan. Berikut
penuturannya:
“Aku biasanya pake kondom kalo lagi berhubungan sama pacarku.Pakai kondom biar gak hamil (Wawancara dengan AS).
“Kalo lagi berhubungan sama pacar kadang pakai kondom kadang enggak.Ya tergantung mood juga.Kalo gak pake kondom ya tembak luar aja. Tetap gak akan hamil kalo gitu (Wawancara dengan IS).
“Selalu pake kondom kalo lagi berhubungan.Aku takut kalo hamil makanya pake kondom (Wawancara dengan VM).
(35)
Dari wawancara di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam melakukan hubungan seks
pranikah ada upaya–upaya yang dilakukan oleh pelajar untuk menghindari kehamilan,
diantaranya adalah dengan menarik keluar atau dalam bahasa pasarannya adalah tembak luar dan
ada juga yang memakai kondom.Begitu mudah bagi pelajar untuk mendapatkan kondom, karena
kondom dijual bebas di toko, pusat perbelanjaan, dan apotek.Dengan harga yang sangat murah,
membuat barang tersebut mudah untuk di beli.Biasanya kondom di jual dengan Rp 5000 ke
(36)
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan
Pelajar adalah sebagai penerus bangsa yang seharusnya memiliki tugas utama untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, namun nyatanya mereka terjerumus ke dalam perilaku seks
pranikah.Seks pranikah yang diterjadi kalangan mahasiswa, sekarang telah bergeser dan juga
ikut menimpa para pelajar SMA.
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelajar SMA melakukan seks pranikah diakibatkan sering menonton video pono.
Kemudahan untuk mendapatkan video porno tersebut telah mempengaruhi pola piker
mereka sehingga melakukan seks bebas yang seharusnya seks tersebut dapat dilakukan
hanya pada saat setelah menikah. Untuk sebagian wanita biasanya mereka melakukan
seks pranikah karena takut ditinggal oleh pacar mereka, dengan konsep bahwa kalau cinta
hal tersebut sah-sah saja.
2. Adanya konsep “biasa” dalam lingkungan pergaulan mereka menyebabkan perilaku seks
pranikah tersebut semakin mudah untuk dilakukan. Dimana biasanya merekaakan
cenderung untuk meniru orang – orang yang ada disekitar mereka.
3. Tempat yang biasa mereka lakukan ketika melakukan seks pranikah adalah tempat
penginapan, kos-kosan, dan juga di rumah sendiri. Mereka dapat dengan mudah untuk
melakukan seks pranikah di tempat penginapan adalah karena harga yang dipatok murah
(37)
4. Bentuk-bentuk perilaku seks pranikah yang dilakukan oleh pelajar SMA diawali dengan
tahap kissing, berlanjut ke tahap necking, kemudian ke tahap petting dan akhirnya sampai
ke tahap intercourse.
5. Ada berbagai upaya yang dilakukan oleh pelajar SMA dalam melakukan seks pranikah
untuk mencegah kehamilan, diantaranya yang sering dilakukan adalah dengan menarik
keluar dan juga kondom. Dimana menarik keluar maksudnya adalah dengan cara
mengeluarkan sperma diluar tubuh wanita, agar sperma tersebut tidak masuk vagina dan
kehamilan dapat dihindari. Kondom yang dijual bebas dan dengan harga yang murah
semakin mempermudah mereka untuk mencegah kehamilan.
6. Seks pranikah menimbulkan berbagai akibat bagi mereka yang telah melakukannya,
diantaranya adalah nilai yang merosot. Seks pranikah menyebabkan mereka kurang
memiliki semangat belajar. Bagi perempuan yang telah kehilangan keperawanannya
cenderung memiliki rasa kekhawatiran sendiri ketika mereka nanti sudah memiliki suami.
5.2 Saran
Bagi pelajar :
1. Sebaiknya pelajar cermat dalam memilih pergaulan. Jangan mudah untuk menerima
ajakan – ajakan negatif dari lingkungan sekitar. Ketika ada ajakan yang menjerumuskan
sebaiknya langsung menolaknya. Lebih baik bergaul dengan orang – orang yang dapat
memberi dampak positif.
2. Jangan menonton video porno, karena menonton video porno dapat memberikan dampak
negatif bagi yang menontonnya. Sebaiknya waktu luang digunakan untuk melakukan
(38)
3. Bagi yang sudah terlanjur telah melakukan seks pranikah, sebaiknya dihentikan mulai
dari sekarang. Tidak ada kata terlambat untuk berubah. Jangan menganggap diri sendiri
itu kotor / sudah rusak, karena setiap orang berhak untuk mendapatkan yang terbaik.
4. Bagi yang belum melakukan hubungan seks pranikah, jangan sekali-sekali ada keinginan
untuk mencoba, karena sekali mencoba akan menyebabkan efek ketagihan bagi yang
telah mencobanya.
5. Dekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena semua akan sia-sia jika kita tidak
memiliki iman yang kuat.
Bagi Orangtua:
1. Agar orangtua menjalin komunikasi yang intens dengan anak. Komunikasi yang berjalan
baik dengan anak menyebabkan anak dapat terhindar dari efek – efek buruk lingkungan.
Anak dapat dengan leluasa menyampaikan keluh kesahnya pada orangtua, sehingga anak
dapat merasakan kehangatan di keluarga.
2. Orangtua jangan memberikan uang jajan yang berlebih kepada anak. Uang jajan yang
berlebih menyebabkan anak mencari jalan keluar untuk menghabiskan uang yang ada
padanya.
3. Didalam keluarga juga sebaiknya orangtua menciptakan suasana yang harmonis dan
hangat dengan seluruh anggota keluarga, agar anak tidak mencari kebahagiaan dari luar.
Orangtua juga harus memberikan contoh yang baik kepada anak agar anak dapat
mencontoh perilaku yang baik tersebut.
4. Orangtua memberikan pendidikan seks kepada anak, agar anak tidak mencari jawaban
(39)
Bagi Pihak Sekolah:
1. Bagi sekolah yang menyediakan wifi, agar sekolah dapat memblokir konten-konten yang
berbau pornografi. Agar konten-konten tersebut tidak mengundang rasa penasaran bagi
pelajar.
2. Agar pihak sekolah juga memberikan pendidikan seks terhadap pelajar.
3. Agar pihak sekolah dapat memberikan hadiah bagi pelajar yang berprestasi agar pelajar
dapat termotivasi untuk belajar giat.
4. Agar pihak sekolah juga menjalin komunikasi yang baik dengan orangtua pelajar, agar
orangtua dapat mengetahui keadaan anak mereka ketika berada di sekolah.
Bagi Pemerintah:
1. Agar pemerintah cermat dalam mengelola segala sesuatu yang ada di dalam media massa.
Pemerintah juga seharusnya memblokir konten-konten yang berbau pornografi.
2. Sebaiknya pemerintah melarang masuknya kondom ke Indonesia. Dengan adanya
kondom menyebabkan pelajar menjadi leluasa dalam berperilaku seks karena mereka
tidak takut akan kehamilan.
3. Sebaiknya pemerintah merazia tempat – tempat penginapan. Dan membuat peraturan
yang ketat bagi pendiri tempat penginapan untuk melarang yang bukan pasangan suami
(40)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Fenomenologi
Fenomenologi merupakan suatu pemikiran yang tidak hanya memandang segala sesuatu dari
luarnya saja tetapi berusaha untuk menggali makna apa yang ada dibalik gejala itu (Campbell
dalam Wirawan, 2012 : 133). Teori fenomenologi berusaha mengkaji lebih dalam lagi akan fakta
yang selama ini muncul di permukaan, dimana biasanya makna tersebut tersembunyi. Serupa
dengan Campbell, Collins mengatakan bahwa fenomenologi sebagai proses penelitian yang
menekankan pada “meaningfulness”, bukan hanya hendak melihat apa yang tampak di
permukaan, namun lebih kepada pemahaman mengapa fakta sosial itu terjadi (Collins dalam
Wirawan, 2012 : 133)
Dalam proses pemahaman terhadap tindakan, Max Weber memperkenalkan konsep
pendekatan verstehen yang menganggap bahwa seseorang dalam bertindak tidak hanya sekedar
melaksanakan tetapi juga menempatkan diri dalam lingkungan berpikir dan perilaku orang lain.
Konsep pendekatan ini lebih mengarah pada suatu tindakan bermotif pada tujuan yang hendak
dicapai atau in order to motive (Waters dalam Wirawan, 2012 : 134)
Pemahaman makna tindakan dengan pendekatan verstehen mendapat koreksi dari Alfred
Schutz. Menurut Schutz, tindakan subjektif para aktor tidak muncul begitu saja, tetapi ia ada
melalui suatu proses panjang untuk di evaluasi dengan mempertimbangkan kondisi sosial,
ekonomi, budaya, dan norma etika agama, atas dasar tingkat kemampuan pemahaman sendiri
sebelum masuk pada tataran in order to motive. Menurut Schutz ada tahapan because motive
yang mendahuluinya (Waters dalam Wirawan, 2012 : 134). Seperti pada pelajar SMA, dimana
(41)
panjang dengan tingkat kemampuan pemahaman sendiri. Sebagai contoh, biasanya pelajar SMA
mau melakukan hubungan seksual karena desakan dari pasangan mereka atau takut dikatakan
tidak mencintai pasangannya.
Lebih lanjut, Schutz beranggapan bahwa dunia sosial keseharian senantiasa merupakan suatu
yang intesubjektif dan pengalaman penuh dengan makna. Dengan demikian, fenomena yang
ditampakkan oleh individu merupakan refleksi dari pengalaman transdental dan pemahaman
tentang makna atau verstehen tersebut (Collins dalam Wirawan, 2012 : 134). Seperti pelajar
SMA yang pernah mencoba perilaku seks pranikah akan terkonsep di kepalanya bahwa seks itu
nikmat dan seks itu sudah menjadi kebutuhan. Maka olehnya ketika pelajar SMA tersebut
memiliki pasangan, dia akan menerapkan konsep tersebut pada pasangannya.
Menurut Orleans, fenomenologi adalah instrumen untuk memahami lebih jauh hubungan
antara kesadaran individu dan kehidupan sosialnya. Fenomenologi berupaya mengungkap
bagaimana aksi sosial, situasi sosial, dan masyarakat sebagai produk kesadaran manusia.Teknik
fenomenologi dalam sosiologi lebih dikenal dengan pengurungan.Pendekatan ini melakukan
serangkaian investigasi dari makna konteks dalam pandangan dunia umum, yang semuanya
tergantung penafsiran.Dunia kehidupan sosial ditetapkan oleh pengalaman berdasarkan
kesadaran.Melalui kesadaran pelaku berusaha mencapai maksud–maksudnya. Jadi kehidupan
sehari–hari adalah orientasi pragmatis masa depan. Pengandaiannya adalah bahwa manusia
memiliki motif tertentu, dan mereka berusaha mengubah dunia yang mereka tangkap (Dimyati
dalam Wirawan, 2012 : 139 – 140). Sebagai contoh biasanya para pelajar SMA putri ketika
memiliki pasangan maka yang akan memenuhi kebutuhannya saat mereka bersama adalah
(42)
kesulitan ekonomi, mereka mau disuruh oleh pasangannya untuk melakukan apapun termasuk
pada melakukan hubungan seksual agar dapat diberi sejumlah uang.
2.2 Teori Interaksionisme Simbolik
Karakteristik dasar teori ini adalah suatu hubungan yang terjadi secara alami antara manusia
dalam masyarakat dan hubungan masyarakat dengan individu.Interaksi yang terjadi antar
individu berkembang melalui simbol–simbol yang mereka ciptakan.Realitas sosial merupakan
serangkaian peristiwa yang terjadi pada beberapa individu dalam masyarakat.Interaksi yang
dilakukan antar individu itu berlangsung secara sadar. Interaksi simbolik juga berkaitan dengan
gerak tubuh, antara lain suara atau vokal, gerakan fisik, ekspresi tubuh yang semuanya itu
mempunyai maksud dan disebut dengan simbol (Wirawan, 2012 : 109).
George Herbert Mead yang merupakan pelopor dari konsep interaksi simbolik sangat
dipengaruhi oleh Teori Evolusi Darwin, yang pada intinya menyatakan bahwa organisme hidup
secara berkelanjutan terlibat dalam usaha penyesuaian diri dengan lingkungannya, sehingga
organisme itu mengalami perubahan yang terus–menerus. Dari dasar pemikiran semacam ini
Mead melihat pikiran manusia, sebagai sesuatu yang muncul dalam proses evolusi alamiah.
Pemunculannya ini memungkinkan manusia untuk menyesuaikan diri secara lebih efektif dengan
lingkungan alam dimana ia hidup (Wirawan, 2012 : 111).
Mead juga mengatakan bahwa keseluruhan sosial mendahului pemikiran individual baik
secara logika maupun secara temporer.Individu yang berpikir dengan sadar diri adalah mustahil
secara logika tanpa didahului adanya kelompok sosial.Kelompok sosial muncul lebih dulu, dan
kelompok sosial menghasilkan perkembangan keadaan mental kesadaran diri.Mead juga
(43)
rangsangan (stimulus) dan tanggapan (response). Seperti dikatakan Mead “kita membayangkan
stimulus sebagai sebuah kesempatan atau peluang untuk bertindak bukan sebagai paksaan atau
perintah” (Ritzer, 2004 : 274).
Sementara tindakan hanya melibatkan satu orang, tindakan sosial melibatkan dua orang atau
lebih. Menurut Mead, gerak atau sikap isyarat adalah mekanisme dasar dalam tindakan sosial
dan dalam proses sosial yang lebih umum. Menurut definisi Mead, gesture adalah gerakan
organisme pertama yang bertindak sebagai rangsangan khusus yang menimbulkan tanggapan
(secara sosial) yang tepat dari organisme kedua. Baik hewan maupun manusia, mampu membuat
isyarat dalam arti bahwa tindakan seorang individu tanpa pikir dan secara otomatis mendapatkan
reaksi dari individu lain (Mead dalam Ritzer, 2004 : 276)
Simbol signifikan adalah sejenis gerak isyarat yang hanya dapat diciptakan manusia. Isyarat
menjadi simbol signifikan bila muncul dari individu yang membuat simbol–simbol itu sama
dengan jenis tanggapan (tetapi tak selalu sama) yang diperoleh dari orang yang menjadi sasaran
isyarat. Fungsi bahasa atau simbol yang signifikan pada umumnya adalah menggerakkan
tanggapan yang sama di pihak individu yang berbicara dan juga dipihak lainnya. Simbol
signifikan juga memungkinkan interaksi simbolik.Artinya orang dapat saling berinteraksi tidak
hanya melalui isyarat tetapi juga melalui simbol signifikan. Kemampuan ini jelas mempengaruhi
kehidupan dan memungkinkan terwujudnya pola interaksi dan bentuk organisasi sosial yang jauh
lebih rumit ketimbang melalui isyarat saja (Ritzer, 2004 : 278 – 280).
Pikiran muncul dan berkembang dalam proses sosial dan merupakan bagian integral dari
proses sosial. Karakteristik istimewa dari pikiran adalah kemampuan individu untuk
memunculkan dalam dirinya sendiri tidak hanya satu respon saja, tetapi juga respon komunitas
(44)
yakni, pikiran melibatkan proses berpikir yang mengarah pada penyelesaian masalah. Dunia
nyata penuh dengan masalah dan fungsi pikiranlah untuk mencoba menyelesaikan masalah dan
memungkinkan orang beroperasi lebih efektif dalam kehidupan (Ritzer, 2004 : 280).
Pada dasarnya diri adalah kemampuan untuk menerima diri sendiri sebagai sebuah objek.Diri
adalah kemampuan khusus untuk menjadi subjek maupun objek. Diri mensyaratkan proses sosial
komunikasi antarmanusia. Diri muncul dan berkembang melalui aktivitas dan antara hubungan
sosial.Diri berhubungan secara dialektis dengan pikiran.Artinya di satu pihak Mead menyatakan
bahwa tubuh bukanlah diri dan baru menjadi diri bila pikiran telah berkembang. Di lain pihak,
diri dan refleksitas adalah penting bagi perkembangan pikiran. Mekanisme umum untuk
mengembangkan diri adalah refleksifitas atau kemampuan menempatkan diri secara tak sadar ke
dalam tempat orang lain dan bertindak seperti mereka bertindak. Akibatnya orang mampu
memeriksa diri sendiri sebagaimana orang lain memeriksa diri mereka sendiri (Ritzer, 2004 : 280
– 281).
2.3 Seks Pranikah
Pada masa remaja perkembangan seksualitas diawali ketika terjalinnya interaksi antar lawan
jenis, baik itu interaksi antarteman maupun interaksi ketika berkencan. Dalam berkencan dengan
pasangannya, remaja melibatkan aspek emosi yang diekspresikan dengan berbagai cara, seperti
memberikan bunga, tanda mata, bergandengan tangan, kissing, dan sebagainya. Atas dasar
dorongan-dorongan seksual dan rasa ketertarikan terhadap lawan jenisnya, perilaku remaja mulai
diarahkan untuk menarik perhatian lawan jenis.Dalam rangka mencari pengetahuan tentang seks,
ada remaja yang melakukan secara terbuka mengadakan eksperimen dalam kehidupan
(45)
perilaku yang menuntut keintiman secara fisik dengan pasangannya, seperti berciuman hingga
melakukan hubungan seksual
Pengertian seks bebas menurut Kartono merupakan perilaku yang didorong oleh hasrat
seksual, dimana kebutuhan tersebut menjadi lebih bebas jika dibandingkan dengan sistem
regulasi tradisional dan bertentangan dengan sistem norma yang berlaku dalam
masyarakat.Sedangkan menurut Desmita pengertian seks bebas adalah segala cara
mengekspresikan dan melepaskan dorongan seksual yang berasal dari kematangan organ seksual,
seperti berkencan intim, bercumbu, sampai melakukan kontak seksual, tetapi perilaku tersebut
dinilai tidak sesuai dengan norma karena remaja belum memiliki pengalaman tentang seksual
(nopanova1.blogspot.co.id).
Penyebab perilaku seks bebas sangat beragam.Pemicunya bisa karena pengaruh lingkungan,
sosial budaya, penghayatan keagamaan, penerapan nilai-nilai, faktor psikologis hingga faktor
ekonomi. Berikut faktor–faktor yang mempengaruhi remaja melakukan hubungan seksual
pranikah adalah:
1. Adanya dorongan biologis
Dorongan biologis untuk melakukan hubungan seksual merupakan insting alamiah dari
berfungsinya organ sistem reproduksi dan kerja hormon.Dorongan dapat meningkat
karena ada pengaruh dari luar.Misalnya dengan membaca buku atau melihat film atau
majalah yang menampilkan gambar-gambar yang membangkitkan erotisme.Di era
teknologi informasi yang tinggi sekarang ini. Remaja sangat mudah mengakses
gambar-gambar tersebut melalui telepon genggam dan akan selalu dibawa dalam setiap langkah
(46)
2. Ketidakmampuan mengendalikan dorongan biologis
Kemampuan mengendalikan dorongan biologis dipengaruhi oleh nilai-nilai moral dan
keimanan seseorang. Remaja yang memiliki keimanan kuat tidak akan melakukan seks
pranikah karena mengingat ini merupakan dosa besar yang harus
dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan Yang Maha Esa. Namun keimanan ini dapat
sirna dan tidak tersisa bila remaja dipengaruhi oleh obat-obat misalnya psikotropika.
Obat ini akan mempengaruhi pikiran remaja sehingga pelanggaran terhadap nilai-nilai
agama dan moral dinikmati dengan tanpa rasa bersalah.
3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
Kurangnya pengetahuan atau mempunyai konsep yang salah tentang kesehatan tentang
reproduksi pada remaja dapat disebabkan karena masyarakat tempat remaja tumbuh
memberi gambaran sempit tentang kesehatan reproduksi sebagai hubungan seksual.
Biasanya topik terkait reproduksi tabu dibicarakan dengan anak (remaja). Sehingga
saluran informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi menjadi sangan kurang.
4. Adanya kesempatan melakukan hubungan seksual pranikah
Faktor kesempatan melakukan hubungan seksual pra nikah sangat penting untuk
dipertimbangkan karena bila tidak ada kesempatan baik ruang maupun waktu, maka
hubungan seks pranikah tidak akan terjadi.
5. Kesibukan orang tua yang menyebabkan kurangnya perhatian pada remaja.
Tuntutankebutuhan orang hidup sering menjadi alasan suami istri bekerja diluar rumah
dan menghabiskan hari-harinya dengan kesibukan masing-masing, sehingga perhatian
(47)
6. Pemberian fasilitas (termasuk uang) pada remaja secara berlebihan.
Adanya ruang yang berlebihan membuka peluang bagi remaja untuk membeli fasilitas,
misalnya menginap di hotel atau motel atau ke night club sampai larut malam. Situasi ini
sangat mendukung terjadinya hubungan seksual pranikah.
7. Pergesaran nilai-nilai moral dan etika dimasyarakat dapat membuka peluang yang
mendukung hubungan seksual pranikah pada remaja. Misalnya, dewasa ini pasangan
remaja yang menginap di hotel atau motel adalah hal biasa. Sehingga tidak ditanyakan
atau dipersyaratkan untuk menunjukkan akte nikah.
8. Kemiskinan.
Kemiskinan mendorong terbukanya kesempatan bagi remaja khususnya wanita untuk
melakukan hubungan seks pranikah.Karena kemiskinan ini remaja putri terpaksa
bekerja.Namun sering kali mereka tereksploitasi. Bekerja lebih dari 12 jam sehari atau
bekerja diperumahan tanpa dibayar hanya diberi makan dan pakaian bahkan beberapa
mengalami kekerasan seksual (dr-sparyanto.blogspot.com).
9. Teman sebaya (peers group)
Remaja cenderung untuk membuat standar seksual sesuai dengan standar teman sebaya
secara umum, remaja cenderung untuk menjadi lebih aktif secara seksual apabila
memiliki kelompok teman sebaya yang demikian, serta apabila mereka mempercayai
bahwa teman sebayanya aktif secara seksual (disamping kenyataan bahwa teman
sebayanya sebenarnya memang aktif atau tidak secara seksual) pengaruh kelompok
teman sebaya pada aktivitas seksual remaja terjadi melalui dua cara yang berbeda,
namun saling mendukung, pertama, ketika kelompok teman sebaya aktif secara seksual,
(48)
yang dapat diterima, kedua, teman sebaya menyebabkan perilaku seksual satu sama
lainnya secara langsung, baik melalui komunikasi diantara teman ataupun dengan
pasangan seksualnya
10.Kencan yang lebih awal
Remaja yang memiliki kencan lebih awal atau cepat dari remaja yang seumurannya
memiliki kemungkinan untuk bersikap permisif dalam hubungan seks bebas. Untuk
menjadi lebih aktif secara seksual dan untuk memiliki hubungan dengan lebih banyak
pasangan daripada mereka yang mulai pacaran pada usia yang lebih lanjut.
11.Usia saat menstruasi pertama
Makin muda saat usia menstruasi pertama, makin mungkin terjadinya hubungan seks
pada remaja. Perubahan pada hormon yang terjadi seiring dengan menstruasi
berkontribusi pada meningkatkatnya keterlibatan seksual pada sikap dan hubungan
dengan lawan jenis.
12.Pacar
Remaja yang memiliki pacar lebih mungkin untuk melakukan seks bebas daripada
remaja yang belum memiliki pacar
13.Daya tarik seksual
Mereka yang merasa paling menarik secara seksual dan sosial ternyata memiliki tingkat
yang paling tinggi dalam sikap permisif dalam melakukan seks bebas.
14.Standar orang tua vs standar teman
Remaja yang orangtuanya konservatif dan menjadikan orangtua sebagai acuan yang
utama lebih kurang kemungkinannya untuk melakukan seks bebas daripada mereka yang
(49)
15.Kecenderungan pergaulan yang makin bebas
Di pihak lain, tidak dapat dipungkiri adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas
antara pria dan wanita dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan
pendidikan wanita sehingga kedudukan wanita makin sejajar dengan pria.
16.Penyebaran informasi melalui media massa
Kecenderungan pelanggaran makin meningkat oleh karena adanya penyebaran informasi
dan rangsangan seksual melalui media massa yang dengan adanya tekhnologi yang
semakin berkembang (video kaset, foto kopi, vcd, hp, internet) menjadi tidak terbendung
lagi. Remaja yang sedang dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa
yang dilihat atau didengarnya dari media massa (http://kesehatan.kompasiana.com)
Bentuk perilaku seksual adalah tingkat perilaku yang dilakukan pasangan dengan lawan
jenis dan bentuk perilaku disusun berdasarkan adanya ukuran kepuasan seksual.
Bentuk-bentuk perilaku seksual menurut Sarwono, yang biasa dilakukan oleh pelajar adalah sebagai
berikut:
a.
Kissing
Ciuman yang dilakukan untuk menimbulkan rangsangan seksual, seperti di bibir disertai
dengan rabaan pada bagian-bagian sensitif yang dapat menimbulkan rangsangan
seksual.Berciuman dengan bibir tertutup merupakan ciuman yang umum dilakukan.
Berciuman dengan mulut dan bibir terbuka, serta menggunakan lidah itulah yang disebut
french kiss. Kadang ciuman ini juga dinamakan ciuman mendalam/soul kiss
b.
NeckingBerciuman di sekitar leher ke bawah.Neckingmerupakan istilah yang digunakan untuk
(50)
c.
Petting
Petting merujuk pada ciuman, pelukan, belaian, dan meraba–raba tubuh yang terjadi
antara pasangan.Petting juga merupakan pemanasan atau kegiatan yang mempersiapkan
sepasang suami istri untuk melakukan hubungan seks. Selama petting, anak laki – laki
akan meremas–remas buah dada dan genitalia anak perempuan, dan anak perempuan
akan menggosok–gosok organ seks milik anak laki–laki (Wuryani, 2008: 257).
d.
IntercrouseBersatunya dua orang secara seksual yang dilakukan oleh pasangan pria dan wanita yang
ditandai dengan penis pria yang ereksi masuk ke dalam vagina untuk mendapatkan
kepuasan seksual
Perilaku seks bebas pada remaja akan menimbulkan beberapa manifestasi khususnya di
kalangan remaja itu sendiri. Dampak yang berkaitan dengan perilaku seks bebas ini menurut
BKKBN meliputi :
1. Masalah penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS
Masalah Penyakit Menular Seksual dan HIV/AIDS dapat menyebabkan masalah
kesehatan seumur hidup,termasuk kemandulan dan rasa sakit kronis, serta meningkatkan
resiko penularan HIV.Kasus HIV/AIDS yang ditemukan dari tahun ke tahun kian
meningkat. Menurut WHO (2007) jumlah penderita AIDS di dunia ada sebanyak
33.300.000 dan di asia ada sebanyak 4.900.000 kasus. Di Indonesia sendiri
(51)
dan pada 2006 naik menjadi 193.000 dan pada tahun 2007-2008 jumlah kasus ini ditafsir
menjadi 270.000 orang.
HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh. Ketika virus ini masuk ke
dalam tubuh, tidak timbul gejala sakit apa–apa sehingga orang yang terinfeksi tampak
segar dan sehat, walaupun virus tersebut telah berpotensi menular kepada orang lain.
Selama 5–10 tahun sejak terinfeksi, orang bersangkutan tampak sehat, tergantung
dengan perilaku hidupnya. Ketika daya tahan tubuh mulai berkurang jumlahnya maka
muncul gejala–gejala penyakit biasa seperti batuk, flu, diare, yang susah disembuhkan.
Ketika daya tahan tubuh semakin merosot, banyak penyakit muncul yang pada akhirnya
masukke dalam fase AIDS, yaitu munculnya beberapa gejala penyakit (sindrom) yang
akan membawa kematian (Endah Lasmadiwa, 2005 : 14 – 15)
Penularan utama HIV adalah melalui 3 jalur yang melibatkan cairan tubuh tersebut,
yaitu: jalur hubungan seksual (homoseksual/ heteroseksual), jalur pemindahan darah atau
produk darah seperti jalur transplantasi alat tubuh, jalur transplasental (jalur dalam
kandungan ibu hamil dengan infeksi HIV dan infeksi perinatal). Cara penularan yang
paling nyata adalah melalui hubungan seksual.AIDS saat ini bisa memasuki kehidupan
siapa saja, tanpa memandang umur, jenis kelamin, orientasi seksual, pekerjaan, atau gaya
hidup. Yang membuat orang mempunyai resiko tinggi adalah perilakunya.Apa yang
dilakukannya itu yang menentukan resiko tinggi terhadap penularan HIV, tidak peduli
apapun kelompoknya (Dr. Soetomo, 2008: 234).
Menurut Muma dan Borucki, kegiatan dan/atau perilaku yang dianggap mempunyai
resiko tinggi dan seringkali ada hubungannya dengan infeksi HIV antara lain hubungan
(52)
seseorang terinfeksi oleh HIV. Kegiatan seksual lain yang mungkin dapat menyebabkan
terjadinya infeksi HIV antara lain :
a. Anilungus: menginduksi hubungan intim di daerah anal dengan menggunakan lidah.
b. Cunnilingus : menginduksi hubungan intim di daerah vagina/klitoris dengan menggu
nakan lidah (resiko lebih tinggi terutama saat menstruasi).
c. Fellatio: menginduksi hubungan intim di daerah genital pria dengan menggunakan
lidah dan penghisapan (resiko lebih tinggi bila terjadi ejakulasi di dalam mulut ).
d. Fisting: memasukkan atau meletakkan tangan, kepalan tangan, ataupun lengan
bawah kedalam rektum atau vagina.
e. Urolagnia: menginduk si hubungan intim dengan cara mengeluarkan urin ke kulit
(lebih beresiko bila terdapat luka terbuka pada kulit, oral, vagina, atau rektum).
f. Memakai benda-benda seks pada rektum dan/atau vagina: memasukkan sex toyspada
rektum/vagina dapat menyebabkan perobekan pada mukosa, dimana luka yang
terjadi dapat merupakan jalan masuk bagi virus.
2. Kehamilan yang Tidak Diinginkan
Pengetahuan remaja mengenai dampak seks bebas masih sangat rendah.Yang paling
menonjol dari kegiatan seks bebas ini adalah meningkatnya angka kehamilan yang tidak
diinginkan.Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja sering kali berakhir dengan
aborsi.Menurut para medis aborsi menunjuk pada akhir suatu kehamilan.Ada dua jenis
aborsi yaitu “aborsi spontan” atau keguguran dan “aborsi yang disengaja” (ketika janin
sengaja dihilangkan).Aborsi spontan dapat terjadi jika ada sesuatu yang salah pada
kehamilan dan embrio keluar dari dalam rahim.Penyebab aborsi spontan tidak selalu
(53)
rahimibu. Dalam beberapa kasus, aborsi ini dilakukan dengan cara menyedot, dan cara
lainnya dengan menggunakan tang (Sri Esti, 2008: 239)
Menurut BKKBN (2006), 21 persen dari 63 persen remaja yang telah pernah
berhubungan seksual melakukan aborsi. Menurut WHO (2009)sekitar 16 juta perempuan
berusia 15 - 19 tahun melahirkan tiap tahun, 95% kelahiran tersebut terjadi pada negara
dengan pendapatan yang rendah dan menengah. Memiliki anak di luar nikah merupakan
hal yang tidak biasa di banyak negara, sehingga bila terjadi kehamilan di luar nikah
biasanya akan berakhir dengan tindakan aborsi. Sekitar 14% dari kejadian aborsi yang
tidak aman pada negara dengan pendapatan yang rendah dan menengah dilakukan oleh
remaja berusia 15-19 tahun, sekitar 2,5 juta remaja dilaporkan melakukan aborsi tiap
tahun.
Kehamilan yang terjadi pada remaja berdampak berat pada remaja seperti dikucilkan
oleh masyarakat, diberhentikan dari sekolah dan menjadi bahan pembicaraan yang tidak
enak dalam masyarakat.Kehamilan yang tidak diinginkan dapat mendatangkan upaya
aborsi yang tidak aman oleh tenaga non profesional.Aborsi yang disengaja (induced
abortion) seringkali beresiko lebih besar pada remaja putri dibandingkan pada wanita
yang lebih tua.Remaja cenderung menunggu lebih lama sebelum mencari bantuan karena
tidak dapat mengakses pelayanan kesehatan, atau bahkan mungkin mereka tidak sadar
atau tahu bahwa mereka hamil.
Menurut BKKBN (2008), lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan
komplikasi pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman. Meskipun tindakan aborsi
dilakukan oleh tenaga ahlipun masih menyisakan dampak yang membahayakan terhadap
(54)
abortion).Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka pendek secara
langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai kematian.Dampak
jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya infertilitas.Secara
psikologis seks pranikah memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan dihantui
dosa, perasaan takut hamil, lemahnya ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan
kegagalan setelah menikah, sertapenghinaan terhadap masyarakat. Menurut WHO
(2003), kehamilan pada remaja memiliki resiko kematian lebih tinggi 2-4 kali
2.4 Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial atau perilaku menyimpang, sadar atau tidak sadar pernah kita alami
atau kita lakukan.Penyimpangan sosial dapat terjadi dimanapun dan dilakukan oleh siapapun.
Sejauh mana penyimpangan itu terjadi, besar atau kecil, dalam skala luas atau sempit tentu akan
berakibat terganggunya keseimbangan kehidupan dalam masyarakat. Suatu perilaku dianggap
menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan (deviation)adalah segala macam pola perilaku
yang tidak berhasil menyesuaikan diri (conformity)terhadap kehendak masyarakat.
Definisi-definisi penyimpangan sosial:
a. James W. Van Der Zanden:
Penyimpangan perilaku merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap
(55)
b. Robert M. Z. Lawang:
Perilaku menyimpang adalah semua tindakan yang menyimpang dari norma yang berlaku
dalam sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang dalam sistem itu
untuk memperbaiki perilaku menyimpang.
c. Lemert:
Penyimpangan dibagi menjadi dua bentuk:
1. Penyimpangan Primer (Primary Deviation)
Penyimpangan yang dilakukan seseorang akan tetapi si pelaku masih dapat diterima
masyarakat. Ciri penyimpangan ini bersifat temporer atau sementara, tidak dilakukan
secara berulang-ulang dan masih dapat ditolerir oleh masyarakat.Contohnya:
Menunggak iuran listrik dan telepon, melanggar rambu-rambu lalu lintas dan ngebut
di jalanan.
2. Penyimpangan Sekunder (secondary deviation)
Penyimpangan yang berupa perbuatan yang dilakukan seseorang yang secara umum
dikenal sebagai perilaku menyimpang.Pelaku didominasi oleh tindakan menyimpang
tersebut, karena merupakan tindakan pengulangan dari penyimpangan
sebelumnya.Penyimpangan ini tidak bisa ditolerir oleh masyarakat.Contohnya:
Pemabuk, pengguna obat-obatan terlarang, pemerkosa, pelacuran, pembunuh,
perampok dan penjudi.
Faktor-faktor penyimpangan sosial:
1. Longgar/tidaknya nilai dan norma.
Ukuran perilaku menyimpang bukan pada ukuran baik buruk atau benar salah
(56)
normadan nilaisosial suatu masyarakat. Norma dan nilai sosial masyarakat yang satu
berbeda dengan norma dan nilai sosial masyarakat yang lain. Misalnya: kumpul kebo
di Indonesia dianggap penyimpangan, di masyarakat barat merupakan hal yang biasa
dan wajar.
2. Sosialisasi yang tidak sempurna.
Di masyarakat sering terjadi proses sosialisasi yang tidak sempurna, sehingga
menimbulkan perilaku menyimpang. Contoh: di masyarakat seorang pemimpin
idealnya bertindak sebagai panutan atau pedoman, menjadi teladan namun kadangkala
terjadi pemimpin justru memberi contoh yang salah, seperti melakukan KKN. Karena
masyarakat mentolerir tindakan tersebut maka terjadilah tindak perilaku menyimpang.
3. Sosialisasi sub kebudayaan yang menyimpang.
Perilaku menyimpang terjadi pada masyarakat yang memiliki nilai-nilai sub
kebudayaan yang menyimpang, yaitu suatu kebudayaan khusus yang normanya
bertentangan dengan norma-norma budaya yang dominan pada umumnya. Contoh:
Masyarakat yang tinggal di lingkungan kumuh, masalah etika dan estetika kurang
diperhatikan, karena umumnya mereka sibuk dengan usaha memenuhi kebutuhan
hidup yang pokok (makan), sering cekcok, mengeluarkan kata-kata kotor, buang
sampah sembarangan dan sebagainya. Hal itu oleh masyarakat umum dianggap
perilaku menyimpang.
Jenis- jenis penyimpangan
a. Penyimpangan Individual (Individual Deviation)
Penyimpangan individual merupakan penyimpangan yang dilakukan oleh seseorang
(1)
PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN PELAJAR SMA DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS DI SMA RAKSANA)
DISUSUN OLEH DESSYANI TRISNAWATI
120901026
DEPARTEMEN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
(2)
DAFTAR ISI
Judul ……….……… i
Daftar Pustaka ……… ii
Kata Pengantar ……….……….. v
Abstrak ………..……….. vii
Abstract ………... vii
Bab I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ………...……...……… 1
1.2 Rumusan Masalah ………...…...………... 3
1.3 Tujuan Penelitian ………...……...……… 4
1.4 Manfaat Penelitian ………...…...………….…. 4
1.5 Definisi Konsep ………...…...……….…. 5
Bab II. Tinjauan Pustaka 2.1 Teori Fenomenologi ... 7
2.2 Teori Interaksionisme Simbolik ... 9
2.3 Seks Pranikah... 11
2.4 Penyimpangan Sosial ... 21
2.5 Remaja ... 26
Bab III. Metode Penelitian 3.1 Jenis Penelitian ... 29
(3)
3.3 Unit Analisis dan Informan Penelitian ... 30
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.5 Interpretasi Data ... 32
Bab IV. Deskripsi dan Interpretasi Data 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 34
4.1.1 Keadaan Geografis Kecamatan Medan Petisah ... 34
4.1.2 Keadaan Penduduk Kecamatan Medan Petisah ... 35
4.1.3 Profil Sekolah SMA Raksana ... 36
4.2 Profil Informan ... 39
4.3 Temuan Data Penelitian terhadap Perilaku Seks Pranikah ... 44
4.3.1 Pandangan Informan tentang Seks Pranikah ... 44
4.3.2 Motivasi Pelajar SMA Melakukan Seks Pranikah ... 46
4.3.4 Bentuk – bentuk Perilaku Seks Pranikah ... 49
4.3.5 Akibat Perilaku Seks Bebas terhadap Informan ... 51
4.3.6 Upaya Pencegahan Kehamilan ... 54
Bab V. Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 59
5.2 Saran ... 60
Draf Wawancara ... 63
Daftar Pustaka ... 65
Daftar Tabel Tabel 1. Jumlah Penduduk Kecamatan Medan Petisah ... 36
(4)
Tabel 2. Info Sekolah ... 37 Tabel 3. Lokasi Sekolah ... 38 Tabel 4. Rincian Sekolah ... 38
(5)
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas karunia dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perilaku Seks Pranikah di Kalangan Pelajar SMA di Kota Medan (Studi Kasus di SMA Raksana).Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Sosiologi pada Program Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH. MHum selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan Sarjana Sosiologi
2. Dr. Muriyanto Amin, S.Sos, M.Si selaku Dekan Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian
3. Dra. Lina Sudarwati, M,Si selaku Ketua Program Studi Sosiologi Universitas Sumatera Utara
4. Prof.Dr.M. Arif Nasution, MA selaku ketua penguji yang sudah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dalam penyusunan skripsi ini
5. Drs. Henry Sitorus, M. Si selaku anggota penguji yang telah meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Sosiologi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.
7. Kedua orang tua yang telah merawat penulis dengan baik dari kecil hingga sekarang, terlebih dalam proses penyusunan skripsi ini telah banyak memberikan dukungan dan semangat yang tak ada habisnya. Ucapannya terimakasih pak mak atas kasih sayang yang udah diberikan padaku, terimakasih buat kesabaran kalian menghadapiku selama ini. Maaf kalau aku sering buat salah. Aku gak akan bisa membalas semua jasa - jasa kalian. Doakan aku semoga kelak bisa sukses dan aku bisa membahagiakan kalian.
(6)
8. Sahabatku tersayang kampret-kampretku, Lorina Purba, Karunia Bintang, Dewinia, Riana. Ucapannya terimakasih buat pertemanan yang sudah kita jalin dari awal semester hingga sekarang. Banyak kenangan yang udah terjadi sepanjang perkuliahan ini. Canda tawa tangis amarah udah kita lewati bersama. Mungkin di waktu yang mendatang kita akan berpisah satu sama lain, tapi semoga kita tidak lupa saling mendoakan agar kita sama – sama hidup
bahagia dengan kehidupan yang kita jalani. Maaf kalau selama ini banyak kekurangan yang telah ku buat selama bersama kalian. Terutama sifatku yang gampang ngambek sampai – sampai terjadi insiden penDCan dari BBM besar – besaran, hehehe.Lucu rasaku kalau
mengingat semua. Tetap semangat ya kampret – kampretku sayang, semoga kelak kita semua bisa sukses.
9. Buat teman – teman seperjuangan mahasiswa sosiologi stambuk 2012. Ucapannya semangat ya teman - teman menghadapi skripsinya, semoga kita semua bisa wisuda secepatnya dan kemudian dapat kerjaan yang layak.
10. Semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
Medan, Juli 2016