Lahirnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia

membangun kepercayaan untuk mendukung mahasiswa menentang komunis yang ditukangi PKI. 42

2.3.11 Lahirnya Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia

Mahasiswa membentuk Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia KAMI pada tanggal 25 Oktober 1965 yang merupakan hasil kesepakatan sejumlah organisasi yang berhasil dipertemukan oleh Mentri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pendidikan PTIP Mayor Jendral dr. Syarief Thayeb, di antaranya adalah Perhimpunan Mahasiswa Kaolik Republik Indonesia PMKRI , Himpunan Mahasiswa Indonesia HMI,Perhimpunan Mahasiswa Islam Indonesia PMII, Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia GMKI, Sekretariat Bersama Organisasi Lokal SOMAL, Mahasiswa Pancasila Mapancas, dan Ikatan Pers Mahasiswa Indonesia IPMI. 43 Tujuan pendiriannya, terutama agar para aktivis mahasiswa Indonesia dalam menggalang aksi dan melancarkan demonstrasi menuntut pembubaran PKI dan underbouw-underbouwnya, termasuk Central Gerakan Mahasiswa Indonesia, menjadi lebih terorganisasi, terkoordinasi, dan memiliki kepemimpinan. Lahirnya KAMI diikuti berbagai kesatuan aksi lain, seperti Kesatuan Aksi Pelajar Indonesia KAPI,Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar Indonesia KAPPI, Kesatuan Aksi Sarjana Indonesia KASI, dan lain-lain. Sejarah lahirnya KAMI berkaitan dengan peristiwa hamper sebulan sebelumnya, yaitu penculikan dan pembunuhan terhadap enam jendral dan satu perwira pertama oleh gerombolan Gerakan 30 S G 30 S yang dengan cepat berimbas terhadap sosial politik di tengah kehidupan bangsa Indonesia, termasuk kelompok mahasiswa saat itu. 44 Tuduhan PKI sebagai dalang pun segera merebak. Terlebih setelah Angkatan Darat yang dipimpin Mayor Jendral Soeharto melarang surat kabar afiliasi terbit. 42 http:www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com diunduh 9 juni 2013 pukul 16.30 43 Cosmas Batubara.2007. Sebuah Otobiografi Politik Kompas : Jakarta hal.57 44 http:www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com.Op.cit; Universitas Sumatera Utara Hanya koran Angkatan Bersenjata dan Berita Yudha milik Angkatan Darat saja yang bebas menyiarkan berita yang umumnya provokatif. Beritanya seolah ditelan mentah- mentah tanpa knofirmasi itu kemudian memberi angin segar bagi kelompok anti komunis untuk melancarkan tuduhan dan serangan terhadap PKI dan underbouw- underbouwnya. Partai-partai yang bersebrangan dengan PKI seperti Partai Katholik, Partai Murba, IPKI, NU, mengecam tindakan PKI. Di mana-mana didirikan front pembubaran PKI, hingga markas PKI di Jl. Kramat Raya Jakarta pun dibakar. Dunia mahasiswa, salah satu komponen masyarakat yang umumnya sudah dikotak-kotakkan dengan afiliasi partai politik- partai politik termasuk seni, wanita, buruh, dan surat kabar ketika itu mendirikan wadah anti PKI. Dendam kalangan mahasiswa non komunis terhadap CGMI telah berlangsung lama sebelum peristiwa G 30 S. Sebab dengan naik daunnya PKI, karena kedekatannya dengan Presiden Soekarno membuat CGMI bersikap angkuh terhadap organisasi-organisasi mahasiswa lain. Perhimpunan Pergerakan Mahasiswa Indonesia PPMI sebagai gabungan organisasi-organisasi mahasiswa dikuasai CGMI. Tindakan mereka yang paling tidak disukai adalah menuntut pembubaran HMI, padahal sama- sama tergabung dalam PPMI. Tuduhan kepada HMI saat itu adalah HMI memiliki hubungan dengan Masyumi, partai terlarang pada pemerintahan Presiden Soekarno. Tetapi keputusan yang tinggal ditandatangani Soekarno itu tidak terjadi, karena gertakan Menteri Agama K. H. Saifuddin Zuhri. Dendam kesumat itu memuncak pasca G 30 S. Giliran HMI membabat CGMI. Kemudian sejarah mencatat, dengan bantuan Angkatan Darat aktivis CGMI ditangkapi dengan mata-mata mahasiswa anti PKI. 45 45 http:www.pewarta-kabarindonesia.blogspot.com.Op.cit; Universitas Sumatera Utara Seluruh elemen masa bergerak untuk membubarkan PKI meskipun Bung Karno bersikukuh mempertahankannya, tetapi tidak berhasil, wibawanya telah terkikis.HMI melibatkan diri dan menjadi pendukung utama kegiatan KAMI, mulai dari perencanaan kegiatan, persiapan sampai dengan pelaksanaan aksi dan kemudian evaluasi setiap aksi. Mulai dari penyusunan konsep, agenda, gagasan, dan ide, sampai pada mengerahkan massanya pada setiap kegiatan. Bahkan HMI, beberapa organisasi mahasiswa, dan pelajar dari kalangan Islam, menghiasi aksi-aksi jalanan dengan ucapan takbir membahana, sehingga aksi sangat bersemangat dan berwarna Ilahiah. Dalam kepengurusan KAMI Pusat periode I 25 Oktober 1965-21 Juli 1966, HMI mengirimkan wakilnya Nazar E. Nasution sebagai sekretaris jendral, dan Ismael Hadad biro penerangan. Dalam kepengurusan periode II mulai 21 Juli 1966, HMI mengirimkan Marie Muhammad sebagai salah seorang ketua, Farid Laksmana sekretaris jendral, dan Ismael Hadad biro penerangan, di mana peran HMI semakin kuat dan dominan di setiap kegiatan KAMI, karena dua hal yaitu pertama karena jumlah anggota massa HMI sanagat besar, sehingga setiap ada kegiatan aksi di jalan massa HMI yang ikut paling banyak. Kedua, HMI merupakan organisasi mahasiswa paling dibenci PKI dan bahkan dituntut untuk dibubarkan, sehingga bagi HMI komunisme adalah musuh sejak lama dan musuh sepanjang sejarahnya.

2.3.12 Aksi Tritura