PPMI yang dibentuk melalui kongres mahasiswa pertama di Malang tahun 1947. Pada masa demokrasi liberal 1950-1959, seiring dengan penerapan sistem
kepartaian yang majemuk saat itu, oganisasi mahasiswa extra kampus sebagian besar merupakan organisasi di bawah partai-partai politik. Misalnya Perhimpunan
Mahasiswa Katholik Republik Indonesia PMKRI dengan Partai Katholik, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia GMNI dengan Partai Nasional IndonesiaPNI,
Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia CGMI dengan PKI, Gerakan Mahasiswa Sosialis Indonesia GEMSOS dengan Partai Sosial Indonesia PSI, Pergerakan
Mahasiswa Islam Indonesia PMII dengan Nahdlatul Ulama, Himpunan Mahasiswa Islam HMI dengan Masyumi, dan lain-lain.
37
2.3.2 Kekuatan Dan Pengaruh PKI
CGMI paling menonjol tampil sebagai salah satu anak partai kuat hasil pemilihan umum tahun 1955. CGMI berani
menjalankan politik konfrontasi dengan organisasi-organisasi mahasiswa lainnya, bahkan lebih jauh berusaha mempengaruhi PPMI, hal ini menyebabkan perseteruan
sengit antara CGMI dengan HMI, terutama dipicu karena banyak jabatan kepengurusan dalam PPMI yang direbut dan diduduki CGMI dan GMNI khususnya
setelah Kongres V tahun 1961.
Pada bulan Juli 1959 parlemen dibubarkan dan Soekarno menetapkan konstitusi ini di bawah Dekrit Presiden dengan dukungan penuh dari PKI. Lalu
mengangkat para jendral ke posisi penting untuk memperkuat Angkatan Bersenjata. Soekarno menjalankan demokrasi terpimpin yang disambut hangat oleh PKI, dengan
anggapan bahwa ia memiliki mandate untuk persekutuan konsepsi Nasional, Agama, dan Komunis NASAKOM.
Di era Demokrasi Terpimpin kolaborasi antara kepemimpinan PKI dan kaum borjuis nasional gagal menekan pergerakan-pergerakan independen kaum
37
Sulastomo, hari-hari yang panjang transisi orde lama ke orde baru : sebuah memoar jakarta : kompas hal 112
Universitas Sumatera Utara
buruh dan petani, gagal memecahkan masalah-masalah politik dan ekonomi yang mendesak. Pendapatan ekspor turun, cadangan devisa turun, inflasi terus naik,
korupsi birokrat dan militer mewabah. Kekuatan PKI mencapai puncak ketika berhasil membangun beberapa
perguruan rakyat seperti Panti Pengetahuan Rakyat PANPERA, Balai Pengetahuan Rakyat BAPERA, dan Mimbar Pengetahuan Rakyat MIPERA di hampir seluruh
wilayah dan kota di Indonesia. PKI juga berhasil membangun perguruan tinggi, Akademi Ilmu Sosial Aliarcham, Instititut Pendidikan Harjono, Akademi Ilmu
Sejarah Ronggowarsito, Akademi Ilmu Ekonomi Dr. Ratulangi, Akademi Ilmu Teknik Ir. Anwari, Universitas Bachtaruddin, dan IKIP Kujang di kota-kota di Jawa.
PKI pun mendirikan organisasi-organisasi Comite Daerah Besar CDB di tingkat propinsi, Comite Seksi CS di tingkat kabupaten dan kota, Comite Subseksi
CSS di tingkat kecamatan, dan Comite Resort CR di tingkat kelurahan dan desa di hampir seluruh wilayah Indonesia.
Bahkan PKI berhasil membentuk dan menggerakkan organisasi bagian dari sayapnya, antara lain : 1. Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia
BEPERKI, untuk keahlian warga keturunan Cina. 2. PGRI Non Fak Sentral, untuk keahlian profesi guru-guru, untuk menandingi Persatuan Guru Republik Indonesia.3.
Sentral Organisasi Buruh Seluruh Indonesia SOBSI, untuk keahlian buruh dan pekerja. 4. Barisan Tani Indonesia BTI, untuk para petani dan nelayan.5.
Persatuan Pamong Desa Indonesia PPDIuntuk menampung keahlian para pegawai tingkat kelurahandesa. 6. Concentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia CGMI untuk
mahasiswa.7. Gerakan Wanita Indonesia GERWANI untuk wanita. 8. Ikatan Pemuda Pelajar Indonesia IPPI, untuk pelajar dan siswa.9. Pemuda Rakyat PR
untuk pemuda dan belia. 10. Himpunan Sarjana Indonesia HIS, untuk sarjana dan graduan perguruan tinggi.11. Lembaga Kebudayaan Rakyat LEKRA untuk
keahlian seniman dan budayawan.
Universitas Sumatera Utara
Seluruh organisasi dan lembaga tersebut menghimpun tidak kurang dari 20 juta anggota dan simpatisan, terdiri dari 3,5 juta anggota, ditambah 3 juta dari
pergerakan pemudanya, pergerakan 3,5 juta anggota serikat buruh, 9 juta anggota barisan tani Indonesia, pergerakan wanita GERWANI, organisasi penulis, artis, dan
pergerakan sarjananya. Sehingga PKI menjadi salah satu partai komunis terbesar di dunia, setelah Cina dan Uni Sovyet. Untuk menyebarluaskan komunisme dan
ajaran-ajarannya PKI menerbitkan tiga surat kabar, yaitu : Harian Rakyat, Warta Bhakti, dan Bintang Timur. PKI mampu mempengaruhi isi surat kabar lain seperti
Harian Zaman Baru, Harian Republik, Pendorong, Sin Po, dan terompet Masyarakat. Untuk memperkuat kedudukannya PKI menguasai Ketua Persatuan Wartawan
Indonesia PWI, dan lembaga Kantor Berita Antara. Dan melalui tangan Soekarno, memperalat proses Nasakomisasi, PKI berhasil menguasai banyak lembaga negara,
lembaga tinggi negara, dan angkatan udara. Dari tahun 1963, kepemimpinan PKI semakin menghindari bentrokan-bentrokan antara aktivis massanya dengan polisi dan
militer. Para pemimpin PKI mengutamakan kepentingan bersama polisi dan rakyat. Pemimpin PKI D. N. Aidit mengilhami slogan untuk ketentraman umum Bantu
Polisi. Pada bulan Agustus 1966, Aidit menganjurkan semua anggota PKI membersihkan diri dan tidak bersikap sectarian terhadap Angkatan Bersenjata,
menghimbau semua pengarang dan seniman sayap kiri membuat massa tentara sebagai subjek karya-karya mereka.Akhir tahun 1964 dan awal tahun 1965, kaum
buruh mulai menyita perusahaan-perusahaan karet dan minyak milik Amerika Serikat. Kepemimpinan PKI menjawab ini dengan memasuki pemerintahan secara
resmi.Pada saat bersamaan jendral-jendral militer tingkat tinggi juga menjadi anggota kabinet, karena jabatannya di militer oleh Presiden Soekarno disamakan dengan
mentri. Terbukti dengan adanya jabatan Mentri Panglima Angkatan Bersenjata Menpangab, Mentri Panglima Angkatan Darat Menpangad, dan lain-lain.
Menteri-menteri PKI yang duduk di sebelah para petinggi militer dalam kabinet Soekarno mendorong ilusi yang sangat berbahaya, bahwa angkatan bersenjata
Universitas Sumatera Utara
merupakan bagian dari revolusi demokratis rakyat. Aidit pernah berceramah kepada sekolah angkatan bersenjata tentang perasaan kebersamaan dan persatuan yang
semakin kuat setiap hari antara Tentara Nasional Indonesia dan unsur-unsur masyarakat Indonesia, termasuk para komunis.Pada kunjungan Mentri Luar Negri
Subandrio ke Cina, Perdana Mentri Zhou Enlai berjanji akan mempersenjatai dengan lengkap 40 batalyon Tentara Nasional Indonesia, gratis tanpa syarat. Kemudian
dilaporkan kepada Presiden Soekarno, tetapi belum juga ditentukan waktunya sampai meletusnya G 30 S Pada awal tahun 1965 Bung Karno mengungkapkan ide
pembentukan angkatan ke lima yang berdiri sendiri terlepas dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. Pandangan lain mengatakan PKI-lah yang mengusulkan
pembentukan angkatan ke lima ini dan mempersenjatai mereka. Tetapi para petinggi Angkatan Darat tidak setuju, sehingga masalah ini menimbulkan nuansa saling
mencurigai antara militer dan PKI. Rezim Soekarno, melarang aksi-aksi mogok para pekerja di industri. Kepemimpinan PKI tidak keberatan karena industri menurut
mereka adalah milik pemerintahan NASAKOM.
38
2.3.3 Isu Dokumen Gilchrist