Uji Multikolinieritas Hasil Pengujian Asumsi Klasik .1. Uji Normalitas

4.3.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ditemukan adanya korelasi yang tinggi diantara variabel bebas. Hal ini penting diketahui, karena apabila di dalam model regresi terdapat multikolinearitas, maka metode penaksiran kuadrat terkecil biasa OLS tidak dapat digunakan. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dapat dilakukan dengan cara: 1. Korelasi antar variabel Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat kuatnya hubungan antar variabel bebas, dimana ukuran yang kuat apabila r 0,8. Berikut hasil uji multikolinearitas dengan correlation matrix. Tabel 4.5 Hasil Estimasi correlation matrix Sumber: Output Eviews Data diolah Berdasarkan Tabel 4.5 diatas dapat dilihat bahwa besarnya nilai korelasi antar variabel bebas adalah lebih kecil dari 0,8 maka dapat disimpulkan dalam model tersebut tidak ditemukan adanya multikolinearitas. 2. Menggunakan Korelasi Parsial Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas dalam model estimasi, harus dilakukan pendeteksian dengan melihat nilai R 2 yang dihasilkan dari estimasi tersebut. Angka R 2 yang tinggi disertai koefisien regresi yang sebagian Variabel IMLB ROEB LDRB GWMB IMLB 1 0.6853 -0.2256 -0.3970 ROEB 0.6853 1 -0.0972 -0.4510 LDRB -0.2256 -0.0972 1 -0.6258 GWMB -0.3970 -0.4510 -0.6258 1 Universitas Sumatera Utara besar tidak signifikan biasanya menandakan terdapat multikolinearitas. Berikut ini hasil uji multikolinearitas: Tabel 4.6 Hasil Estimasi Uji Multikolinearitas Koefisien Korelasi Parsial Variabel Nilai R 2 CARB = f IMLB,ROEB,LDRB,GWMB 0.822973 GWMB = f IMLB,ROEB,LDRB 0.724146 LDRB = f IMLB, ROEB, GWMB 0.667394 ROEB = f IMLB, LDRB, GWMB 0.520485 IMLB = f ROEB, LDRB, GWMB 0.594996 Sumber: Output Eviews Data diolah Berdasarkan Tabel 4.6 diatas dapat dilihat bahwa nilai R 2 CAR=f IML,ROE,LDR,GWM = 0.518782 lebih besar dari R 2 dalam regresi parsial antar variabel bebasnya. dari metode ini dapat disimpulkan bahwa dalam model tersebut tidak ditemukan adanya multikolinearitas.

4.3.4 Uji Autokorelasi Serial Correlation

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

1 79 118

Analisis Pengaruh Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Beban Operasi Terhadap Pendapatan Operasi, Net Interest Margin, Dan Loan To Deposit Ratio Terhadap Return On Asset Pada Bank Pembangunan Daerah

1 85 110

Studi Beda Capital Adequacy Ratio Bank Swasta Nasional dan Bank Asing di Bursa Efek Indonesia Studi Kasus Periode 2007-2010

0 30 103

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio Dan Non Performing Loan Terhadap Volume Kredit Pada Bank Yang Terdapat Di BEI

1 44 94

Pengaruh Profitabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada Institusi Perbankan Terbuka Di Bursa Efek Indonesia

1 39 94

Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Capital Adequacy Ratio pada Sektor Perbankan Terbuka Di Indonesia

1 28 83

Hubungan Profitabilitas Dan Likuiditas Dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) Pada PT.Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

0 36 64

Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Capital Adequacy Ratio, Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional, dan Non Performing Financing terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia

0 33 104

Pengaruh Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia

1 63 116

PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BEI.

0 1 24