Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

(1)

LAMPIRAN

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH KNOWLEDGE SHARING TERHADAP PRESTASI KERJA PUSTAKAWAN PADA BADAN PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN

DOKUMENTASI PROV.SUMATERA UTARA

Mohon kesediaan Bapak/Ibu dalam mengisi kuesioner ini. I.PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER

1. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan dan berikan jawaban yang paling sesuai dengan keadaan dan pendapat saudara.

2. Berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban yang anda kehendaki pada jawaban yang telah tersedia pada pilihan.

Bagian II. Pernyataan Angket Berdasarkan Variabel Variabel X ( Knowledge Sharing)

Knowledge Sharing adalahsebuah proses yang mengirimkan atau

membagikan pengetahuan, ide, pengalaman seseorang kepada orang lain sehingga terciptalah pengetahuan baru.

1. Pada saat diskusi, pernahkah saudara bertanya ketika ada hal- hal yang anda kurang mengerti tentang topik yang dibicarakan?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

2. Pernahkah kah saudara mengajak diskusi rekan kerja anda, ketika ada pekerjaan yang kurang anda mengerti?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

3. Pada saat coffe break, apakah saudara pernah berdiskusi dengan rekan-rekan No Kuesioner:


(2)

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

4. Apakah saudara pernah menjadi pemateri pada saat seminar? a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

5. Apakah saudara pernah mencatat poin-poin yang penting pada saat seminar berlangsung?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

6. Ketika ada pegawai baru, apakah pihak perpustakaan pernah mengadakan pelatihan ?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

7. Apakah saudara pernah terpilih untuk mengikuti pelatihan, di dalam maupun diluar kota?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

8. Dengan adanya pelatihan, apakah mengurangi ketakutan saudara dalam menghadapi tugas-tugas baru pada masa yang akan datang?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

9. Ketika rapat berlangsung, apakah saudara pernah mencatat poin-poin yang anda anggap penting?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

10. Apakah saudara pernah menyampaikan keluhan anda kepada kepala bagian sehingga kepala bagian memberikan solusi untuk mengatasinya

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

11. Apakah saudara pernah mengikuti kegiatan loka karya? a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

12. Ketika ada masalah pekerjaan dalam bidang-bidang tertentu, pernah kah diadakan kegiatan lokarya untuk memecahkan masalah dan mencari solusinya?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah


(3)

Variabel Y ( Prestasi Kerja Pustakawan)

Prestasi kerja pustakawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pustakawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya untuk mencapai tujuan organisasi.

13. Apakah saudara pernah melakukan pengidentifikasian bahan perpustakaan untuk pengadaan bahan pustaka?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

14. Apakah saudara pernah melakukan survei sederhana mengenai kebutuhan informasi pemustaka?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

15. Ketika saudara menemui kesulitan dalam membuat katalog bahan pustaka, apakah saudara pernah membuka LCSH atau alat bantu lainnya?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

16. Apakah saudara pernah mampu mengkatalog 5 bahan pustaka dalam sehari? a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

17. Apakah saudara pernah mengidentifikasi kerusakan koleksi perpustakaan? a. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak Pernah

18. Dengan pengetahuan yang saudara miliki, apakah saudara pernah melakukan penanganan koleksi perpustakaan sesuai dengan prosedur yang berlaku?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

19. Ketika melakukan story telling, apakah saudara pernah menggunakan bahasa sehari-hari sehingga anak-anak mengerti atas apa yang saudara ceritakan?


(4)

20. Apakah saudara pernah menggunakan alat peraga ketika melakukan story telling?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

21. Apakah saudara pernah membuat pengguna antri dalam hal peminjaman dan pengembalian koleksi?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

22. Apakah saudara pernah memberikan rujukan yang mutakhir dengan sumber yang terpercaya kepada penggua yang membutuhkan informasi?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

23. Apakah saudara pernah ikut dalam melakukan kegiatan layanan perpustakaan keliling?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

24. Apakah layanan perpustakaan keliling yang selama ini diselenggarakan dapat menumbuhkan minat baca masyarakat?

a. Selalu c. Kadang-kadang b. Sering d. Tidak Pernah

Terimakasih atas kesediaan Bapak/Ibu dalam menjawab angket ini, saya ucapkan terimakasih.

Hormat saya,


(5)

Lampiran 2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Item-Total Statistics Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

p1 61.0667 249.513 .612 .923

p2 60.8667 252.051 .473 .925

p3 61.0000 255.379 .437 .926

p4 60.9667 246.861 .590 .923

p5 60.8667 246.395 .629 .923

p6 60.8667 246.533 .662 .922

p7 61.0333 249.275 .566 .924

p8 61.3000 255.390 .439 .926

p9 60.7333 251.789 .514 .925

p10 60.9667 248.930 .598 .923

p11 60.9333 249.513 .551 .924

p12 60.8000 245.545 .664 .922

p13 61.0667 248.064 .680 .922

p14 61.2000 254.993 .446 .926

p15 60.7000 255.183 .488 .925

p16 60.8000 251.752 .489 .925

p17 61.1667 245.109 .724 .921

p18 61.2667 247.582 .541 .924

p19 61.3000 247.528 .660 .922

p20 60.9667 253.689 .475 .925

p21 60.4667 254.189 .517 .925

p22 60.8000 248.510 .564 .924

p23 61.2667 251.513 .711 .922

p24 61.1667 246.144 .603 .923

Reliability Statistics Cronbach's

Alpha N of Items


(6)

Lampiran 3 Distribusi Frekuensi Variabel Terikat dan Variabel Bebas

1. Distribusi Frekuensi dan Persentase variabel Knowledge Sharing

Pertanyaan TP KK SR SL Total

f % f % f % f % f %

p1 7 18.92 8 21.62 12 32.43 10 27.03 37 100 p2 7 18.92 8 21.62 12 32.43 10 27.03 37 100 p3 4 10.81 12 32.43 10 27.03 11 29.73 37 100 p4 5 13.51 10 27.03 8 21.62 14 37.84 37 100 p5 7 18.92 8 21.62 10 27.03 12 32.43 37 100 p6 9 24.32 5 13.51 9 24.32 14 37.84 37 100 p7 5 13.51 10 27.03 12 32.43 10 27.03 37 100 p8 9 24.32 9 24.32 11 29.73 8 21.62 37 100 p9 4 10.81 10 27.03 10 27.03 13 35.14 37 100 p10 4 10.81 12 32.43 10 27.03 11 29.73 37 100 p11 8 21.62 8 21.62 9 24.32 12 32.43 37 100 p12 5 13.51 9 24.32 10 27.03 13 35.14 37 100

2.Distribusi Frekuensi dan Persentase Prestasi Kerja Pustakawan

Pertanyaan TP KK SR SL Total

f % f % f % f % f %

p1 4 10.81 10 27.03 14 37.84 9 24.32 37 100 p2 7 18.92 17 45.95 6 16.22 7 18.92 37 100 p3 3 8.11 4 10.81 18 48.65 12 32.43 37 100 p4 4 10.81 9 24.32 7 18.92 17 45.95 37 100 p5 6 16.22 14 37.84 8 21.62 9 24.32 37 100 p6 16 43.24 5 13.51 8 21.62 8 21.62 37 100 p7 5 13.51 22 59.46 5 13.51 5 13.51 37 100 p8 3 8.11 11 29.73 11 29.73 12 32.43 37 100 p9 4 10.81 1 2.70 15 40.54 17 45.95 37 100 p10 7 18.92 5 13.51 12 32.43 13 35.14 37 100 p11 1 2.70 23 62.16 8 21.62 5 13.51 37 100 p12 15 40.54 5 13.51 7 18.92 10 27.03 37 100


(7)

Lampiran 4 Perhitungan Regresi Linear Sederhana

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 37

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.82744144

Most Extreme Differences Absolute .143

Positive .143

Negative -.106

Kolmogorov-Smirnov Z .868

Asymp. Sig. (2-tailed) .439

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.


(8)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .651a .424 .408 3.882

a. Predictors: (Constant), Knowledge Sharing (X) b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Pustakawan (Y)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 388.192 1 388.192 25.763 .000a

Residual 527.375 35 15.068

Total 915.568 36

a. Predictors: (Constant), Knowledge Sharing (X) b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Pustakawan (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.469 4.074 2.815 .008

Knowledge Sharing (X) .623 .123 .651 5.076 .000


(9)

DAFTAR PUSTAKA

Amriani, Tenry Nur. Knowledge Management dalam Organisasi. 14 Mei 2014. http:

Anggaran Dasar Ikatan Pustakawan Indonesia Periode tahun 2012-2015

Anna, Nove E. Variant. 2013. Knowledge Sharing in Libraries: A Case Study of

Knowledge Sharing Strategies in Indonesian University Libraries. Jakarta:

Singapore. Februari, 2016)

Boediprasetya, Agoestiana. 2014. Pengaruh Knowledge Sharing Antar Dosen

Pada Kinerja Penelitian Dosen. Skripsi., Universitas Jendral Soedirman.

Bungin, Burhan. 2001. Metodologi Penelitian Sosial: Format-format Kuantitatif

dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press

Dessler, Gary. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi ke sepuluh. Jakarta: Indeks

Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2002. Manajamen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Grasindo.

Hasan, Iqbal, 2002. Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Jakarta: Ghalia Indonesia

Hidayatunnisia, Dita. 2014. Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Kinerja

Pegawai Pada PT Indonesia Power Pusat. Skripsi., Universitas Telkom.


(10)

Management and Techonology Research Malaysia. Procedia-Social and Behavioral Sciences. No 129 (September)

Kurniawati, Susanti. 2005. Manajemen Pengetahuan. Jakarta: Grafindo

Lin, Hsiue Fen. 2007. Knowledge Sharing and Firminnovation Capability: An Empirical Study. International Journal of Manpower ,Vol. 28 No. 3/4.

Lumbantobing, Paul. 2011. Manajemen Knowledge Sharing Berbasis Komunitas. Bandung: Knowledge Management Society Indonesia

Mahsun, Mohamad. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta: BPFE Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2003. Sumber Daya Manusia. Bandung:

Refika Aditama

Mathis, Robert L., dan Jackson, John H. 2006. Human Resource Management:

Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed 10. Jakarta: Salemba Empat.

N.D. Oye, Salleh,Mazleena dan A, Noorminshah. 2011. “Knowledge sharing in Workplace: Motivators and Demotivators”. Faculty of Cumputer Science and Information System. International Journal of Managing Information

Techonology (IJMIT). Vol .3. No. 4 (November)

Nasution, Mulia. 2000. Manajemen Personalia Aplikasi Dalam Perusahaan. Jakarta: Djambatan.

Nawawi, Ismail. 2012. Manajemen Pengetahuan: Teori dan Aplikasi dalam

Mewujudkan Daya Saing Organisasi Bisnis dan Publik. Bogor: Ghalia


(11)

Pace, Wayne dan Faules, Don F, ed Mulyana, Deddy. 2005. Komunikasi

Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung:

Remaja Rosdakarya

Panggabean, Mutiara S. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia

Pasaribu, Manerep. 2009. Knowledge Sharing Meningkatkan Kinerja Layanan

Perusahaan: Studi Kasus Best Practices Sharing di PT.PLN. Jakarta:

Kompas Gramedia

Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI Nomor 9 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya . Jakarta: Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Reformasi Birokrasi RI.

tanggal 27 April, 2016.

Rao, Tv. 1986. Penerjemah L. Mulyana. Pendekatan Prestasi Kerja. Jakarta: Pustaka Binaman Press Indonesia

Setiarso, Bambang. 2005. “Knowledge Management dan Penciptaan

Pengetahuan”. Makalah ini disampaikan pada workshop Pengenalan

Knowledge Management dan Knowledge Sharing di lingkungan Perpustakaan Khusus, Desember 2005, LIPI, Jakarta.


(12)

Sirait, Justine T. 2006. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya

Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Grasindo

Sugiyono, 2007. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta

The Delphi Group, Inc. 2000. Riset Delphi Group source .

Timpe Dale, 2002. Seri Manajemen Sumber Daya Manusia-Kepemimpinan. Jakarta: Elex Media Komputindo

Tsui, Lily. 2006.A Handbook on Knowledge Sharing: Strategies and

Recommendations for Researchers,Policymakers,and Service Providers.

Alberta: Community-University Partnership.

Undang-Undang Republik Indonesia No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Wursanto, IG. 2002. Manajemen Kepegawaian. Yogyakarta: Kanisius

Yuli, Sri Budi Cantika. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: UMM Press

Yusup, Pawit M. 2012. Perspektif Manajemen Pengetahuan, Informasi,


(13)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan tata cara bagaimana suatu penelitianakan dilaksanakan. Menurut Sugiyono (2010, 6) “metode penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan”. Jenis penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian kuantitatif dengan metode penelitian asosiatif/ kasual (sebab-akibat) dengan teknik analisis data regresi linier sederhana. Menurut Sugiyono (2010, 8) Metode penelitian kuantitatif adalah:

Metode penelitian yangberlandaskan pada sample filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sample tertentu, pengumpulan data menggunkan istrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.Dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yang ada berdasarkan data dan fakta yang diperoleh.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Prov. Sumatera utara yang terletak di jalan Brigjend. Katamso No. 45-K.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Salah satu bagian dari desain penelitian adalah menentukan populasi dan sampel penelitian. Hal ini dilakukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian dan lebih menghemat waktu dan tenaga.


(14)

Berdasarkan uraian tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pustakawan yang bekerja pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Prov. Sumatera Utaraberjumlah 37 orang.

3.3.2 Sampel

Jika populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh yang ada di populasi, hal ini dikarenakan karena terbatasnya dana atau biaya, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat memakai sampel yang diambil dari populasi. Sampel adalah bagian terkecil dari populasi.

Menurut Hasan (2002, 58) Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap bisa mewakili populasi. Penulis menggunakan teknik sampling jenuh yaitu dengan menjadikan semua populasi menjadi sampel yaitu 37 orang.

3.4Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah pencatatan peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan atau karakteristik-karakeristik sebagian atau seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung penelitian.

Dalam pengumpulan data penelitian, teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh responden. Responden akan memberikan tanggapan atas pernyataan-pernyataan yang diajukan.


(15)

2. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data dengan cara membaca materi yang berhubungan dengan bahasan penelitian yang diperoleh melaui buku, jurnal, majalah, dan dokumen lain yang berhubungan.

3.5 Teknis Analisis Data

Analisis data bertujuan untuk menyusun data dalam cara yang bermakna sehingga dapat dipahami. Data dari hasil penelitian yang dikumpulkan melalui kuesioner diolah dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social

Science) versi 22. Model analisis data yang digunakan adalah menggunakan

wujud statistik regresi linier sederhana antara kinerja pustakawan dengan

knowledge sharing. Model regresi linier sederhana dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan: Y = Kinerja Pustakawan X = Knowledge Sharing a = Konstanta

ß = Koefisien regresi Kriteria hipotesis kerja adalah sebagai berikut:

1. Ho : ß1 = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari knowledge

sharing terhadap kinerja pustakawan.

2. Ha : ß1 ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan dari knowledge sharing terhadap kinerja pustakawan.

Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak dilakukan uji-t yaitu dengan membandingkan nilai thitung dengan ttabel pada tingkat


(16)

kepercayaan 95% (a = 0,05). Jika thitung> ttabel , maka H0 ditolak dan Ha diterima

sedangkan jika thitung = ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.

3.6 Skala Pengukuran

Skala adalah perbandingan antar kategori sebuah objek yang diberi bobot nilai berbeda. Skala pengukuran merupakan prosedur pemberian angka pada suatu objek agar dapat menyatakan karakteristik dari objek tersebut. Menurut Hasan (2002, 72) “Skala pengukuran merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur”.

Skala pengukuran variabel yang yang digunakan pada penelitian ini adalah skala Likert. Menurut Hasan (2002, 72) “skala likert merupakan jenis skala yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian (fenomena sosial spesifik), seperti sikap, pendapat, dan persepsi sosial seseorang atau sekelompok orang”.

Dalam Skala Likert, setiap item jawaban diberi skor dengan skala 1- 5, yaitu:

Tabel 3.1 Pengukuran dengan skala Likert Alternatif Jawaban Bobot Penilaian

Selalu 4

Sering 3

Kadang-Kadang 2

Tidak Pernah 1

Kuesioner yang menggunakan skala Likert pada penelitian ini dibuat dalam bentuk checklist. Responden diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan


(17)

yang diajukan. Dari hasil penelitian akan diperoleh skor setiappertanyaan maupun skor total untuk seluruh responden.

3.7Definisi Operasional Variabel

Dalam setiap penelitian pasti terdapat variabel penelitian. Jumlah variabel penelitian bisa hanya satu namun juga bisa lebih dari satu. Variabel penelitian pada hakikatnya merupakan konsep yang nilainya ingin diketahui oleh peneliti. Menurut Hasan (2002, 60) definisi operasional variabel adalah “penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep”. Tujuannya yaitu agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diukur yaitu

Knowledge Sharing sebagai variabel bebas/independent (X) dan kinerja

pustakawan sebagai variabel terikat/dependent (Y). Lebih jelasnya defenisi dari masing-masing variabel penelitian ini adalah:

1. Knowledge sharing (X)

Knowledge Sharing adalahsebuah proses yang mengirimkan atau

membagikan pengetahuan, ide, pengalaman seseorang kepada orang lain sehingga terciptalah pengetahuan baru. Sesuai dengan cara-cara melakukan knowledge

sharingseperti yang dikemukakan oleh Tsui, maka indikator dari knowledge sharing yaitu diskusi, seminar, pelatihan, rapat pleno dan lokarya. Untuk


(18)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Variabel Knowledge Sharing (X) Variabel Indikator No pertanyaan Jumlah

Knowledge sharing

1. Diskusi 2. Seminar 3. Pelatihan 4. Rapat pleno 5. Loka karya

1, 2, 3 4, 5 6, 7, 8 9, 10 11, 12 3 2 3 2 2 Total Pertanyaan 12

2. Variabel Prestasi Kerja Pustakawan

Prestasi kerja pustakawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pustakawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya untuk mencapai tujuan organisasi. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 9 tahun 2014 tentang Jabatan Fungsional Pustakawan dan Angka Kreditnya, maka indikator prestasi kerja pustakawan adalah layanan teknis dan layanan pengguna. Untuk mempermudah kuesioner maka di buat kisi-kisi kuesiner seperti dibawah ini: Tabel 3. 3

Kisi - Kisi Variabel Prestasi Kerja Pustakawan (Y)

Variabel Indikator No pertanyaan Jumlah Prestasi kerja

Pustakawan

1. Layanan teknis 2. Layanan pengguna

13, 14, 15, 16, 17, 18 19, 20, 21, 22, 23, 24

6 6 Total Pertanyaan 12

3.8 Instrumen Penelitian

Setiap penelitian membutuhkan alat untuk mengumpulkan data yang disebut dengan instrumen penelitian. Ada beberapa instrumen yang dapat digunakan dalam suatu penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan


(19)

kuesioner sebagai instrumen dalam mengumpulkan data penelitian. Dimana kuesioner terdiri atas pertanyaan yang memuat indikator-indikator yang dapat menjelaskan setiap variabel.

3.8.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur. Validitas instrumen diuji dengan menggunakan korelasi skor butir dengan skor total Product Moment (Pearson) dengan bantuan SPSS versi 22.0 Kriteria pengujiannya dilakukan dengan cara membandingkan r hitung dengan r tabel pada taraf a= 0,3.

Jika hasil perhitungan ternyata r hitung > r tabel maka butir instrumen dianggap valid, sebaliknya jika r hitung < r tabel maka dianggap tidak valid (invalid), sehingga instrumen tidak dapat digunakan dalam penelitian.Adapun koefisien korelasi validitas ini yaitu:

1. Jika rhitung

>r

tabel, maka pernyataan diketahui valid.

2. Jika rhitung

<r

tabel, maka pernyataan diketahui tidak valid.

3.8.2Uji Reliabilitas

Suatu angket diketahui reliabel atau handal apabila jawaban dari responden terhadap pertanyaan selalu konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Ghozali (2005, 20) menyatakan bahwa pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu:

1. Repeated Measure atau pengukuran ulang dilakukan dengan cara memberikan kuisioner (pernyataan) yang sama pada waktu yang berbeda dan kemudian dilihat apakah responden tetap konsisten dengan jawabannya.


(20)

2. One Shot atau pengukuran sekali saja dilakukan hanya sekali saja kuisioner diberikan kepada responden dan kemudian hasilnya dibandingkan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan.

Pengujian reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini menggunakan one

shot atau pengukuran sekali saja dan untuk pengujian reliabilitas digunakan uji Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel diketahui reliabel jika memberikan

nilai Cronbach Alpha> 0,60. 3.9 Analisis Data

3.9.1. Analisis Data Deskriptif

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif, yaitu dengan cara penyusunan dan pengelompokkan data kemudian dianalisis. Hadi ( 1981, 421) menyatakan untuk menganalisis data menggunakan rumus:

Keterangan :

P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh n = Jumlah responden.

Dalam menginterpretasikan besarnya presentase yang didapat, peneliti menggunakan metode seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2007, 275):

1 – 25% : Sebagian Kecil 26 – 49% : Hampir Setengah 50% : Setengah

51 – 75%: : Sebagian besar 76 – 99% : PadaUmumnya 100% : Seluruhnya


(21)

3.9.2 Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji-t)

Untuk mengetahui signifikansi knowledge sharing terhadap prestasi kerja pustakawan dilakukan dengan uji-t (uji secara parsial).

Kriteria pengujian :

Jika nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial knowledge sharing berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pustakawan Sebaliknya, jika nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya knowledge sharing tidak berpengaruh terhadap prestasi kerja pustakawan.

3.9.3 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2)digunakan untuk mengukur seberapa besar variabel knowledge sharing (variabel bebas) mampu memberikan pengaruh terhadap variabel prestasi kerja pustakawan (variabel terikat). Menurut Sugiyono (2005, 186):

Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai dengan satu (≤0 (R2) ≥1). JikaR2 semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat. Jika R2semakin kecil (mendekati nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin kecil.

Untuk mengukur pengaruh knowledge sharing terhadap prestasi kerja pustakawan berpengaruh kuat atau lemah, maka dapat berpedoman pada tabel berikut ini Sugiyono (2005, 186) :


(22)

Tabel 3.4

Interprestasi Pengaruh antar Variabel

Nilai Interprestasi

0,0 – 0, 19 Sangat Lemah 0, 2 – 0, 39 Lemah

0, 4 – 0, 59 Sedang 0, 6 – 0, 79 Kuat


(23)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan kuesioner dan studi kepustakaan. Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah pengumpulan data berdasarkan kuesioner, dengan cara memberi daftar pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner diberikan kepada pustakawan Badan Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Provinsi Sumatera Utarasebanyak 37 orang responden yang merupakan sampel penelitian. Penyebaran kuesioner dilakukan untuk mengukur pengaruh knowledge sharing terhadap prestasi kerja pustakawan pada BPAD Prov. Sumatera Utara. Setiap variabel penelitian memiliki indikator yang kemudian menjadi beberapa butir pertanyaan yang akan diolah menggunakan metode statistik.

4.2 Pengujian Validitas Instrumen

Pengujian validitas instrumen bertujuan untuk mengetahui apakah butir-butir pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengukur variabel yang akan diteliti. Adapun tahap yang dilakukan dalam menguji validitas setiap butir pernyataan dengan mengkorelasikan skor dari setiap butir dengan total skor jawaban. Teknik yang digunakan dengan menganalisis nilai r Product Moment

Correlation. Jika nilai r hitung > 0,361 maka pernyataan adalah valid. Pengujian


(24)

Tabel 4.1

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Knowledge Sharing (X) Indikator Butir Pertanyaan R

Hitung

R Tabel

Keterangan

1. Diskusi 1. 0, 61 0, 361 Valid

2. 0, 473 0, 361 Valid

3. 0, 437 0, 361 Valid

2. Seminar 4. 0, 590 0, 361 Valid

5. 0, 629 0, 361 Valid

3. Pelatihan 6 0, 662 0, 361 Valid

7 0, 566 0, 361 Valid

8 0,439 0, 361 Valid

4. Rapat 9 0, 514 0, 361 Valid

10 0, 598 0, 361 Valid

5. Loka karya 11 0, 551 0, 361 Valid

12 0, 664 0, 361 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 22.0

Berdasarkan Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan instrumen variabel X adalah valid, hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung yang yang lebih besar dari r tabel (0,361). Sehingga 12 pertanyaan variabel independent dapat digunakan untuk penelitian.


(25)

Tabel 4.2

Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Prestasi Kerja Pustakawan (Y) Indikator Butir

Pertanyaan

R Hitung

r Tabel

Keterangan

1. Layanan Teknis 13 0, 680 0, 361 Valid 14 0, 446 0, 361 Valid 15 0, 488 0, 361 Valid 16 0, 489 0, 361 Valid 17 0, 724 0, 361 Valid 18 0, 541 0, 361 Valid 2. layanan pengguna 19 0, 660 0, 361 Valid 20 0, 475 0, 361 Valid 21 0, 517 0, 361 Valid 22 0, 564 0, 361 Valid 23 0, 711 0, 361 Valid 24 0, 603 0, 361 Valid Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Versi 22.0

Berdasarkan Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa seluruh pertanyaan instrumen variabel Y adalah valid, hal ini dapat dilihat dari nilai r hitung antara tiap item lebih besar dari nilai r tabel yang telah ditetapkan yaitu 0,361. Sehingga, 12 pertanyaan variabel instrumen dependent dapat digunakan untuk penelitian. 4.3 Pengujian Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu instrumen dapat dipercaya. Pengujian reliabilitas ini dilakukan dengan uji Cronbach’s Alpha. Variabel dikatakan riliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60.


(26)

4.3.1 Variabel Knowledge Sharing (X)

Pengujian reliabilitas variabel Knowledge Sharing (X) dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini :

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Knowledge Sharing (X) Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.927 12

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS Versi 22.0

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas data yang diteliti bahwa variabel

Knowledge Sharing (X) dapat dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha, diketahui

bahwa variabel Knowledge sharing (X) adalah reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Nilai Cronbach’s Alpha variabel X yaitu 0,927.

4.3.2 Variabel Prestasi Kerja Pustakawan (Y)

Pengujian reliabilitas variabel pemanfaatan koleksi (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini :

Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Prestasi Kerja Pustakawan (Y) Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.927 12

Sumber : Hasil Perhitungan SPSS Versi 22.0

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas data yang diteliti bahwa variabel prestasi kerja pustakawan (Y) dapat dilihat pada kolom Cronbach’s Alpha, diketahui bahwa variabel prestasi kerja pustakawan (Y) adalah reliabel karena nilai Cronbach’s Alpha > 0,60. Nilai Cronbach’s Alpha variabel X yaitu 0,927.


(27)

4.4 Analisis Deskriptif

4.4.1 Tanggapan responden terhadap Knowledge sharing (variabel X)

Knowledge sharing ialah suatu proses yang mengirimkan atau

membagikan pengetahuan, ide, pengalaman seseorang kepada orang lain sehingga terciptalah pengetahuan baru. Beberapa indikator untuk mengukur variabel knowledge sharing yaitu : Diskusi, Seminar, Pelatihan, Rapat, Loka karya. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap Knowledge sharing padaBadan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Prov. Sumatera Utara dapat dilihat melalui jawaban yang telah dijawab responden pada kuesioner yang telah disebarkan nomor 1-12

4.4.1.1 Jawaban Responden Mengenai Diskusi

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden pernah bertanya ketika ada hal-hal yang kurang di mengerti tentang topik yang dibicarakan, dapat dilihat dari tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5

Bertanya tentang topik yang kurang di mengerti

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 1. apakah responden

pernah bertanya ketika ada hal-hal yang kurang di mengerti tentang topik yang dibicarakan

Selalu 10 27,03 %

Sering 12 32,43 %

Kadang-kadang 8 21,62 % Tidak Pernah 7 18,92 %


(28)

Berdasarkan Tabel 4.5 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 1 yaitu 10 responden(27,03%) selalu bertanya tentang topik yang kurang di mengerti pada saat diskusi, dan 12 responden (32, 43%) menyatakan sering. Sedangkan, 8responden (21, 62%) menyatakan kadang-kadang, serta 7 responden (18,92%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (81,08%) responden pernah bertanya ketika ada hal-hal yang kurang di mengerti tentang topik yang dibicarakan pada saat diskusi, dan sebagian kecil (18,92%) responden tidak pernah bertanya ketika diskusi.

4.4.1.2 Jawaban Responden Mengenai Diskusi

Jawaban responden mengenai pertanyaan, Pernahkah kah saudara mengajak diskusi rekan kerja anda, ketika ada pekerjaan yang kurang anda mengerti? dapat dilihat dari tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Mengajak Diskusi Rekan Kerja

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 2. Pernahkah kah saudara

mengajak diskusi rekan kerja anda, ketika ada pekerjaan yang kurang anda mengerti?

Selalu 10 27,03 %

Sering 12 32,43 %

Kadang-kadang 8 21,62 % Tidak Pernah 7 18,92 %


(29)

Berdasarkan Tabel 4.6 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 2 yaitu 10 responden(27,03%) selalu mengajak diskusi rekan kerjanya, dan 12 responden (32, 43%) menyatakan sering. Sedangkan, 8responden (21, 62%) menyatakan kadang-kadang, serta 7 responden (18,92%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (81,08%) responden pernah mengajak diskusi rekan kerjanya, ketika ada pekerjaan yang kurang di mengerti dan sebagian kecil (18,92%) responden tidak pernah mengajak diskusi rekan kerjanya. 4.4.1.3 Tanggapan Responden Mengenai Diskusi

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden mengajak diskusi rekan kerjanya mengenai topik baru pada saat coffee break, dilihat dari tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Berdiskusi Mengenai Topik Baru

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 3 Pada saat coffee break,

apakah saudara pernah berdiskusi dengan rekan-rekan saudara yang lain mengenai topik baru?

Selalu 11 29,73 %

Sering 10 27,03 %

Kadang-kadang 12 32,43 % Tidak Pernah 4 10, 81 %


(30)

Berdasarkan Tabel 4.7 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 3 yaitu 11 responden (29,73%) selalu mengajak diskusi rekan kerjanya, dan 10 responden (27,03%) menyatakan sering. Sedangkan, 12responden (32, 43%) menyatakan kadang-kadang, serta 4 responden atau sebagian kecil (10,81%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (89,19%) responden pernah berdiskusi dengan rekan-rekan yang lain mengenai topik baru pada saat coffee break, dan sebagian kecil (10,81%) responden tidak pernah mengajak diskusi rekan rekan yang lain pada saat coffee break.

4.4.1.4 Tanggapan Responden Mengenai Kegiatan Seminar

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden pernah menjadi pemateri pada saat seminar, dilihat dari tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Pemateri Pada Saat Seminar

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 4 Apakah saudara pernah

menjadi pemateri pada saat seminar?

Selalu 14 37,84 %

Sering 8 21,62 %

Kadang-kadang 10 27,03 % Tidak Pernah 5 13,51 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.8 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 4 yaitu 14 responden (37,84%) selalu menjadi pemateri pada saat seminar,


(31)

dan 8 responden (21,62%) menyatakan sering. Sedangkan, 10responden (27,03%) menyatakan kadang-kadang, serta 5 responden (13, 51%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (86,49%) responden pernah menjadi pemateri pada saat seminar dan sebagian kecil (18,92%) responden tidak pernah menjadi pemateri pada saat seminar

Hal ini dapat dinyatakan bahwa pada umumnya para pustakawanBPAD Prov. Sumatera Utara pernah menjadi pemateri pada saat seminar.

4.4.1.5 Tanggapan Responden Mengenai Kegiatan Seminar

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden pernah mencatat poin-poin penting pada saat seminar berlangsung, dapat dilihat dari tabel 4.9 berikut:

Tabel 4.9

Mencatat Poin-Poin penting

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 5 Apakah saudara pernah

mencatat poin-poin yang penting pada saat seminar berlangsung?

Selalu 12 32, 43 %

Sering 10 27, 03 %

Kadang-kadang 8 21,62 % Tidak Pernah 7 18,92 %

Total 37 100 %


(32)

seminar, dan 10 responden (27,03%) menyatakan sering. Sedangkan, 8 responden (21,62%) menyatakan kadang-kadang, serta 7 responden (18,92%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (81,08%) responden pernah mencatat poin-poin yang penting pada saat seminar berlangsung dan sebagian kecil (18,92%) responden tidak pernah mencatat poin-poin penting pada saat seminar berlangsung.

Hal ini dapat dinyatakan bahwa para pustakawanBPAD Prov. Sumatera Utara pada umumnya mencatat poin-poin yang dianggap penting pada saat seminar.

4.4.1.6 Jawaban Responden Mengenai Pelatihan

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah perpustakaan pernah mengadakan pelatihan ketika ada pegawai baru, dapat dilihat dari tabel 4.10 berikut:

Tabel 4.10 Mengadakan Pelatihan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 6 Ketika ada pegawai

baru, apakah pihak perpustakaan pernah mengadakan pelatihan ?

Selalu 14 37,84 %

Sering 9 24,32 %

Kadang-kadang 5 13,51 % Tidak Pernah 9 24,32 %


(33)

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 6 yaitu 14 responden (37,84%) menyatakan selalu mengadakan pelatihan, dan 9 responden (24, 32%) menyatakan sering. Sedangkan, 5 responden (13, 51%) menyatakan kadang-kadang, serta 9 responden (24,32%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwa sebagian besar (75,67%) responden menyatakan bahwa pihak perpustakaan pernah mengadakan pelatihan, ketika ada pegawai baru dan sebagian kecil (24,32%) responden menyatakan bahwa pihak perpustakaan tidak pernah mengadakan pelatihan, ketika ada pegawai baru

4.4.1.7 Tanggapan Responden Mengenai Pelatihan

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden pernah megikuti pelatihan di dalam maupun di luar kota, dapat dilihat dari tabel 4.11 berikut:

Tabel 4.11

Ikut pelatihan Di Dalam Maupun Di Luar Kota

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 7 Apakah saudara pernah

terpilih untuk mengikuti pelatihan, di dalam maupun diluar kota?

Selalu 10 27,03 %

Sering 12 32,43 %

Kadang-kadang 10 27,03 % Tidak Pernah 5 13,51 %


(34)

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 7 yaitu 10 responden (27,03%) selalu terpilih mengikuti pelatihan, dan 12 responden (32,43%) menyatakan sering. Sedangkan, 10 responden (27,03%) menyatakan kadang-kadang, serta 5 responden (13,51%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (86,49%) responden menyatakan bahwa responden pernah terpilih untuk mengikuti pelatihan, di dalam maupun diluar kota dan sebagian kecil (13,51%) responden menyatakan tidak pernah terpilih untuk mengikuti pelatihan, di dalam maupun diluar kota

Hal ini dapat dinyatakan bahwa pada umumnya para pustakawan BPAD Provinsi Sumatera Utara pernah mengikuti kegiatan pelatihan yang dilakukan di dalam maupun di luar kota.

4.4.1.8 Tanggapan Responden Mengenai Pelatihan

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden dapat menghadapi tugas-tugas baru dengan diadakannya pelatihan, dapat dilihat dari tabel 4.12 berikut:


(35)

Tabel 4.12

Ketakutan Berkurang Menghadapi Tugas-Tugas Baru

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 8 Dengan adanya

pelatihan, apakah mengurangi ketakutan saudara dalam

menghadapi tugas-tugas baru pada masa yang akan datang?

Selalu 8 21,62 %

Sering 11 29,73 %

Kadang-kadang 9 24,32 % Tidak Pernah 9 24, 32 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 8 yaitu 8 responden (21,62%) menyatakan bahwa dengan adanya pelatihan selalu mengurangi ketakutan responden dalam menghadapi tugas-tugas baru, dan 11 responden (29,73%) menyatakan sering. Sedangkan, 9 responden (24,32%) menyatakan kadang-kadang, serta 9 responden (24,32%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian, berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwasebagian besar (51,35%) responden menjawab bahwa pelatihan dapat mengurangi ketakutan pustakawan dalam menghadapi tugas-tugas baru pada masa yang akan datang dan hampir setengah (48,64%) menyatakan bahwa pelatihan tidak dapat mengurangi ketakutan pustakawan dalam menghadapi tugas-tugas baru. Hal ini dapat dinyatakan bahwa pelatihan yang


(36)

diadakan pada BPAD Prov. Sumatera Utara dapat mengurangi ketakutan pustakawan dalam menghadapi tugas-tugas baru pada masa yang akan datang. 4.4.1.9 Tanggapan responden mengenai rapat

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden pernah mencatat poin penting ketika rapat berlangsung, dapat dilihat dari tabel 4.12 berikut:

Tabel 4.12 Mencatat Poin Penting

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase %

9 Ketika rapat

berlangsung, apakah saudara pernah mencatat poin-poin yang anda anggap penting?

Selalu 13 35,14 %

Sering 10 27,03 %

Kadang-kadang 10 27,03 % Tidak Pernah 4 10,80 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.12 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 9 yaitu 13 responden (35,14%) menyatakan responden selalu mencatat poin-poin penting ketika rapat berlangsung, dan 10 responden (27,03%) menyatakan sering. Sedangkan, 10 responden (27,03%) menyatakan kadang-kadang, serta 4 responden (10,80%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian, berdasarkan jawaban yang diperoleh maka dapat di interpretasikan bahwapada umumnya (89,2%) responden pernah mencatat


(37)

poin-poin penting ketika rapat berlangsung dan sebagian kecil (10,80%) responden tidak pernah mencatat poin-poin penting ketika rapat berlangsung. Hal ini dapat dinyatakan bahwa pustakawan BPAD Prov. Sumatera Utara mencatat poin-poin yang dianggap penting pada saat rapat berlangsung.

4.4.1.10 Tanggapan Responden Mengenai Rapat

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden pernah menyampaikan keluhan kepada kepala bidang pada saat rapat, dapat dilihat dari tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13

Menyampaikan Keluhan Kepada Kepala Bidang

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 10 Apakah saudara pernah

menyampaikan keluhan anda kepada kepala bagian sehingga kepala bagian memberikan solusi untuk

mengatasinya

Selalu 11 29,73 %

Sering 10 27,03 %

Kadang-kadang 12 32,43 % Tidak Pernah 4 10,81 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.13 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 10 yaitu 11 responden (29,73%)selalu menyatakan bahwa responden menyampaikan keluhannya kepada kepala bidang, dan 10 responden (27,03%) menyatakan sering. Sedangkan, 12 responden (32,43%) menyatakan kadang-kadang, serta 4 responden (10,81%) menyatakan tidak pernah.


(38)

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di perolehmaka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (89,19%) responden menyampaikan keluhannya kepada kepala bidang sehingga kepala bidang akan memberikan solusi untuk mengatasinya dan sebagian kecil (10,81%)responden menyampaikan keluhannya kepada kepala bidang sehingga kepala bidang. Hal ini dapat dinyatakan bahwa pustakawan BPAD Prov. Sumatera Utara menyampaikan keluhannya kepada kepala bidang sehingga kepala bidang akan menemukan solusi untuk mengatasi keluhan para pustakawan

4.4.1.11 Tanggapan Responden Mengenai Loka Karya

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden pernah mengikuti kegiatan loka karya, dapat dilihat dari tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Kegiatan Loka Karya

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 11 Apakah saudara pernah

mengikuti kegiatan loka karya?

Selalu 12 32,43 %

Sering 9 24,32 %

Kadang-kadang 8 21,62 % Tidak Pernah 8 21,62 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.14 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 11 yaitu 12 responden (32,43 %) menyatakan responden selalu mengikuti kegiatan loka karya, dan 9 responden (24,32%) menyatakan sering.Sedangkan, 8


(39)

responden (21,62%) menyatakan kadang-kadang, serta 8 responden (21,62%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian erdasarkan jawaban yang di peroleh, maka dapat di interprestasikan bahwa pada umumnya (78,37%) responden pernah mengikuti kegiatan loka karyadan sebagian kecil (21,62) responden tidak pernah mengikuti kegiatan loka karya. Hal ini dapat dinyatakan bahwa pustakawan BPAD Prov. Sumatera Utara pernah mengikuti kegiatan loka karya yang diselenggarakan oleh perpustakaan.

4.4.1.12 Tanggapan Responden Mengenai Loka Karya

Jawaban responden mengenai pertanyaan, ketika ada masalah pekerjaan dalam bidang-bidang tertentu, pernah kah diadakan kegiatan lokarya untuk memecahkan masalah dan mencari solusinya, dapat dilihat dari tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Kegiatan Loka Karya

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 12 Ketika ada masalah

pekerjaan dalam bidang-bidang tertentu, pernah kah diadakan kegiatan lokarya untuk memecahkan masalah dan mencari solusinya?

Selalu 13 35,14 %

Sering 10 27,03 %

Kadang-kadang 9 24,32 % Tidak Pernah 5 13,51 %

Total 37 100 %


(40)

akan selalu di adakan ketika ada masalah pekerjaan dalam bidang-bidang tertentu dan 10 responden (27,03%) menyatakan sering. Sedangkan, 9 responden (24,32%) menyatakan kadang-kadang, serta 5 responden (13,51%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh, maka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (86,49) responden menyatakan bahwa kegiatan loka karya pernah di lakukan apabila ada masalah dalam bidang-bidang tertentu untuk memecahkan masalah dan mencari solusinya dan sebagian kecil (13,51%) responden menyatakan tidak pernah di lakukan kegiatan loka karya apabila ada masalah dalam bidang-bidang tertentu untuk memecahkan masalah dan mencari solusinya.

4.4.2Tanggapan responden terhadap prestasi kerja pustakawan (variabel Y) Prestasi kerja pustakawan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pustakawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya untuk mencapai tujuan organisasi. Beberapa indikator untuk mengukur variabel prestasi kerja pustakawan yaitu: Layanan teknis dan Layanan pengguna. Untuk mengetahui tanggapan Responden terhadap prestasi kerja pustakawan dapat dilihat melalui jawaban yang telah dijawab Responden pada kuesioner yang telah disebarkan.

4.4.2.1 Tanggapan Responden Mengenai Layanan teknis

Jawaban responden mengenai pertanyaan, Apakah saudara pernah melakukan pengidentifikasian bahan perpustakaan untuk pengadaan bahan pustaka, dapat dilihat dari tabel 4.15 berikut:


(41)

Tabel 4.15

Pengidentifikasian Bahan Perpustakaan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 13 Apakah saudara pernah

melakukan

pengidentifikasian bahan perpustakaan untuk pengadaan bahan pustaka?

Selalu 9 24,32 %

Sering 14 37,84 %

Kadang-kadang 10 27,03 % Tidak Pernah 4 10,81 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.15 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 13 yaitu 9 responden (24,32 %) menyatakan bahwa responden selalu melakukan pengidentifikasian bahan perpustakaan, dan 14 responden (37,84%) menyatakan sering. Sedangkan, 10 responden (27,03%) menyatakan kadang-kadang, serta 4 responden (10,81%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (89,19%) responden pernah melakukan pengidentifikasian bahan perpustakaan untuk pengadaan bahan pustaka dan sebagian kecil (10,81%) responden tidak pernah melakukan pengidentifikasian bahan perpustakaan untuk pengadaan bahan pustaka.

4.4.2.2 Tanggapan Responden Mengenai Layanan Teknis

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah melakukan survei mengenai kebutuhan informasi pemustaka, dapat dilihat dari tabel 4.16 berikut:


(42)

Tabel 4.16

Survei Kebutuhan Informasi Pemustaka

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 14 Apakah saudara pernah

melakukan survei sederhana mengenai kebutuhan informasi pemustaka?

Selalu 7 18,92 %

Sering 6 16,22 %

Kadang-kadang 17 45,95 % Tidak Pernah 7 18,92 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.16 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 14 yaitu 7 responden (18,92%) menyatakan bahwa responden selalu melakukan survei kebutuhan informasi pemustaka, dan 6 responden (16,22%) menyatakan sering. Sedangkan, 17 responden (45,95%) menyatakan kadang-kadang, serta 7 responden (18,92%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh, maka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (81,09%) responden menyatakan bahwa pernah melakukan survei informasi kebutuhan informasi dan sebagian kecil (18,92%) responden menyatakan tidak pernah melakukan survei mengenai kebutuhan informasi pemustaka.

4.4.2.3 Tanggapan Responden Mengenai Layanan Teknis

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah pustakawan pernah membuka LCSH atau alat bantu lainnya ketika kesulitan dalam membuat katalog bahan pustaka, dapat dilihat dari tabel 4.17 berikut:


(43)

Tabel 4.17

Membuka AACR2 atau Alat Bantu Lainnya

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 15 Ketika saudara

menemui kesulitan dalam membuat katalog bahan pustaka, apakah saudara pernah

membuka AACR2 atau alat bantu lainnya

Selalu 12 32,43 %

Sering 18 48,65 %

Kadang-kadang 4 10,81 % Tidak Pernah 3 8,11 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.17 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 15 yaitu 12 responden (32,43%) menyatakan bahwa responden selalu membukaAACR2 atau alat bantu lainnya ketika menemui kesulitan dalam membuat katalog bahan pustaka, dan 18 responden (48,65%) menyatakan sering. Sedangkan,4 responden (10,81%) menyatakan kadang-kadang, serta 3 responden (8, 11%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh, maka dapat di interpretasikan bahwapada umumnya (91,89%) responden pernahmembuka LCSH atau alat bantu lainnya ketika menemui kesulitan dalam membuat katalog bahan pustaka dan sebagian kecil (8,11%) responden tidak pernah membuka AACR2 atau alat bantu lainnya ketika menemui kesulitan dalam membuat katalog bahan pustaka.


(44)

4.4.2.4 Tanggapan Responden Mengenai Layanan Teknis

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah mampu mengkatalog 5 bahan pustaka dalam sehari, dapat dilihat dari tabel 4.18 berikut:

Tabel 4.18

Mengkatalog Bahan Pustaka

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 16 Apakah saudara pernah

mampu mengkatalog 5 bahan pustaka dalam sehari?

Selalu 17 45,95 %

Sering 7 18,92 %

Kadang-kadang 9 24,32 % Tidak Pernah 4 10,81 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.18 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 16 yaitu 17 responden (45,95%) menyatakan bahwa responden selalu mampu mengkatalog 5 bahan pustaka dalam sehari , dan 7 responden (18,92%) menyatakan sering. Sedangkan, 9 responden (24,32%) menyatakan kadang-kadang, serta 4 responden (10,81%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (89,19%) responden pernah mampu mengkatalog 5 bahan pustaka dalam sehari dan sebagian kecil (10,81%) tidak mampu mengkatalog 5 bahan pustaka dalam sehari.

4.4.2.5 Tanggapan Responden Mengenai Layanan Teknis

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah pernah mengidentifikasi kerusakan koleksi perpustakaan, dapat dilihat dari tabel 4.19 berikut:


(45)

Tabel 4.19

Mengidentifikasi Kerusakan Koleksi Perpustakaan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 17 Apakah saudara pernah

mengidentifikasi kerusakan koleksi perpustakaan?

Selalu 9 24,32 %

Sering 8 21,62 %

Kadang-kadang 14 37,84 % Tidak Pernah 6 16, 22 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.19 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 17 yaitu 9 responden (24,32%) menyatakan bahwa responden selalu mengidentifikasi kerusakan koleksi perpustakaan, dan 8 responden (21,62%) menyatakan sering. Sedangkan, 14 responden (37,84%) menyatakan kadang-kadang, serta 6 responden (16,22%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwa pada umumnya (83,78%) responden pernah mengidentifikasi kerusakan koleksi perpustakaan dan sebagian kecil (16,22%) responden tidak pernah mengidentifikasi kerusakan koleksi perpustakaan. Hal ini dapat dinyatakanbahwa pada umumnya pustakawan BPAD Prov. Sumatera Utara pernah mengidentifikasi kerusakan koleksi perpustakaan.

4.4.2.6 Tanggapan responden layanan teknis

Jawaban responden mengenai pertanyaan, dengan pengetahuan yang saudara miliki, apakah saudara pernah melakukan penanganan koleksi


(46)

perpustakaan sesuai dengan prosedur yang berlaku, dapat dilihat dari tabel 4.20 berikut:

Tabel 4.20

Melakukan Penanganan Koleksi Perpustakaan

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 18 Dengan pengetahuan

yang saudara miliki, apakah saudara pernah melakukan penanganan koleksi perpustakaan sesuai dengan prosedur yang berlaku?

Selalu 8 21,62 %

Sering 8 21,62 %

Kadang-kadang 5 13,51 % Tidak Pernah 16 43,24 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.20 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 18 yaitu 8 responden (21,62%) selalu melakukan penanganan koleksi perpustakaan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan 8 responden (21,62%) menyatakan sering. Sedangkan, 5 responden (13,51%) menyatakan kadang-kadang, serta 16 responden (43,24%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan jawaban yang di peroleh maka dapat di interpretasikan bahwa sebagian besar (56,75%) responden melakukan penanganan koleksi perpustakaan sesuai dengan prosedur yang berlaku dan hampir setengah (43,24%) tidak melakukan penanganan koleksi perpustakaan sesuai dengan prosedur yang berlaku.


(47)

4.4.2.7 Tanggapan Responden Mengenai Layanan Pengguna

Jawaban responden mengenai pertanyaan, Ketika melakukan story telling, apakah pustakawan pernah menggunakan bahasa sehari-hari sehingga anak-anak mengerti atas apa yang saudara ceritakan, dapat dilihat dari tabel 4.21 berikut:

Tabel 4.21

Menggunakan Bahasa Sehari-Hari Ketika Melakukan Story Telling No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 19 Ketika melakukan story

telling, apakah saudara pernah menggunakan bahasa sehari-hari sehingga anak-anak mengerti atas apa yang saudara ceritakan?

Selalu 5 13,51 %

Sering 5 13,51 %

Kadang-kadang 22 59,46 % Tidak Pernah 5 13,51 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.21 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 19 yaitu 5 responden (13,51%) selalu menggunakan bahasa sehari-hari pada saat melakukan story telling, dan 5 responden (13,51%) menyatakan sering. Sedangkan22 responden (59,46%) menyatakan kadang-kadang, serta 5 responden (13,51%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan hasil interpretasi di atas dapat diketahui bahwa, pada umumnya ( 86,48%) responden menggunakan bahasa sehari-hari ketika melakukan story telling dan sebagian kecil (13,51%) responden tidak


(48)

4.4.2.8 Tanggapan Responden Mengenai Layanan Pengguna

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden menggunakan alat peraga ketika melakukan story telling, dapat dilihat dari tabel 4.22 berikut:

Tabel 4.22

Menggunakan Alat Peraga

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 20 Apakah saudara pernah

menggunakan alat peraga ketika melakukan story telling?

Selalu 12 32,43 %

Sering 11 29,73 %

Kadang-kadang 11 29,73 % Tidak Pernah 3 8,11 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.22 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 20 yaitu 12 responden (32,43%) selalu menggunakan alat peraga ketika melakukan story telling , dan 11 responden (29,73%) menyatakan sering. Sedangkan 11 responden (29,73%) menyatakan kadang-kadang, serta 3 responden (8,11%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan hasil interpretasi di atas dapat diketahui bahwa pada umumnya (91,89%) responden menggunakan alat peraga ketika melakukan story telling dan sebagian kecil (8,11%) responden tidak menggunakan alat peraga pada saat melakukan story telling.


(49)

4.4.2.9 Tanggapan responden terhadap layanan pengguna

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah pustakawan pernah membuat pengguna antri dalam hal peminjaman dan pengembalian koleksi, dapat dilihat dari tabel 4.23 berikut:

Tabel 4.23

Pengguna Tidak Pernah Antri

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 21 Apakah saudara pernah

membuat pengguna antri dalam hal peminjaman dan pengembalian koleksi?

Selalu 1 2,70 %

Sering 15 40,54 %

Kadang-kadang 4 10,81% Tidak Pernah 17 45,95%

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.23 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 21 yaitu1 responden atau (2,70%)menyatakan selalu membuat pengguna antri dalam hal peminjaman dan pengembalian koleksi, dan 15 responden (40,54%) menyatakan sering. Sedangkan4 responden (10,81%) menyatakan kadang-kadang, serta17 responden (45,95%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan hasil interpretasi di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar (54,05) responden pernah membuat pengguna antri dalam hal peminjaman dan pengembalian koleksi dan hampir setengah (45,95%)responden tidak pernah membuat pengguna antri dalam hal peminjaman dan pengembalian koleksi


(50)

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden pernah memberikan rujukan yang mutakhir kepada pengguna, dapat dilihat dari tabel 4.24 berikut:

Tabel 4.24

Memberikan Rujukan Yang Mutakhir

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 22 Apakah saudara pernah

memberikan rujukan yang mutakhir dengan sumber yang terpercaya kepada penggua yang membutuhkan

informasi?

Selalu 11 29,73 %

Sering 10 27, 03 %

Kadang-kadang 12 32,43 % Tidak Pernah 4 10,81 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.24 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 22 yaitu 11 responden (29,73%) selalu memberikan rujukan yang mutakhir, dan 10 responden (27,03%) menyatakan sering. Sedangkan 12 responden (32,43%) menyatakan kadang-kadang, serta 4 responden (10,81%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan hasil interpretasi di atas dapat diketahui bahwa, pada umumnya (89,19%) responden memberikan rujukan yang mutakhir kepada pengguna dengan sumber yang terpercaya dan sebagian kecil (10,81%)responden tidak memberikan rujukan yang mutakhir kepada pengguna. 4.4.2.11 Tanggapan Responden Mengenai Layanan Pengguna


(51)

Jawaban responden mengenai pertanyaan, apakah responden pernah melakukan kegiatan layanan perpustakaan keliling, dapat dilihat dari tabel 4.25 berikut:

Tabel 4.25

Memberikan Rujukan Yang Mutakhir

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 23 Apakah saudara pernah

ikut dalam melakukan kegiatan layanan perpustakaan keliling?

Selalu 12 32,43 %

Sering 9 24,32 %

Kadang-kadang 8 21,62 % Tidak Pernah 8 21,62 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.25 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 23 yaitu 12 responden (32,43%) selalu ikut dalam kegiatan layanan perpustakaan keliling, dan 9 responden (24,32%) menyatakan sering. Sedangkan 8 responden (21,62%) menyatakan kadang-kadang, serta 8 responden (21,62%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan hasil interpretasi di atas dapat diketahui bahwa, pada umumnya (78,37%) pernah responden ikut dalam kegiatan layanan perpustakaan keliling dan sebagian kecil (21,62%)responden tidak pernah ikut dalam kegiatan layanan perpustakaan keliling.

4.4.2.12 Tanggapan Responden Mengenai Layanan Pengguna


(52)

Tabel 4.26

Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat

No Pertanyaan Pilihan Jawaban Frekuensi Presentase % 24 Apakah layanan

perpustakaan keliling yang selama ini diselenggarakan dapat menumbuhkan minat baca masyarakat?

Selalu 13 35,14 %

Sering 10 27,03 %

Kadang-kadang 9 24,32 % Tidak Pernah 5 13,51 %

Total 37 100 %

Berdasarkan Tabel 4.26 di atas dapat diinterpretasikan jawaban pertanyaan nomor 24 yaitu 13 responden (35,14%) menjawab bahwa kegiatan perpustakaan keliling selalu menumbuhkan minat baca masyarakat, dan 10 responden (27,03%) menyatakan sering. Sedangkan 9 responden (24,32%) menyatakan kadang-kadang, serta 5 responden (13,51%) menyatakan tidak pernah.

Dengan demikian berdasarkan hasil interpretasi di atas dapat diketahui bahwa, pada umumnya (86,49%) kegiatan layanan perpustakaan keliling dapat meningkatkan minat baca dan sebagian kecil(37,83%) responden menjawab bahwa perpustakaan keliling tidak menumbuhkan minat baca masyarakat.

4.5 Uji Normalitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data dengan tujuan untuk mengetahui apakah data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini, uji normalitas terhadap


(53)

residual dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Tingkat signifikansi yang digunakan � = 0,05. Dasar pengambilan keputusan adalah melihat angka probabilitas �, dengan ketentuan sebagai berikut:

Jika nilai probabilitas � ≥ 0,05, maka asumsi normalitas terpenuhi. Jika probabilitas < 0,05, maka asumsi normalitas tidak terpenuhi.

Uji normalitas penelitian ini, dapat dilihat berdasarkan tabel 4.27 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.27 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 37

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 3.82744144

Most Extreme Differences Absolute .143

Positive .143

Negative -.106

Kolmogorov-Smirnov Z .868

Asymp. Sig. (2-tailed) .439

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Hasil perhitungan SPSS versi 22.0

Berdasarkan Tabel 4.27 diketahui nilai probabilitas p atau Asymp. Sig.

(2-tailed) sebesar 0,439. Karena nilai probabilitas p, yakni 0,439 lebih besar dibandingkan tingkat signifikansi, yakni 0,05. Hal ini berarti asumsi normalitas terpenuhi.

4.6 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisisi regresi sederhana digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabel bebas yaitu variabel Knowledge sharing (X) terhadap variabel prestasi kerja pustakawan (Y) sebagai variabel terikat dapat dilihat pada tabel 4.28 seperti berikut:


(54)

Hasil Uji Statistik Koefisien Linier Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1(Constant) 11.469 4.074 2.815 .008

Knowledge Sharing (X) .623 .123 .651 5.076 .000

a. Dependent Variable: Prestasi Kerja Pustakawan (Y) Sumber : Hasil Perhitungan SPSS versi 22.0

Berdasarkan tabel 4.28 data hasil uji statistik koefisien regresi linier menunjukkan persamaan regresi linier sebagai berikut :

Y = 11,469 + 0,623X Penjelasan :

1. Konstanta 11,469 artinya jika knowledge sharing tidak dilaksanakan, prestasi kerja pustakawan tetap ada dengan nilai 11, 469

2. Koefisien regresi X adalah sebesar 0,623 artinya jika kegiatan knowledge

sharing meningkat maka akan diikuti dengan peningkatan prestasi kerja

pustakawan sebesr 0,623 ditambah dengan konstanta sebesar 11, 469 untuk meningkatkan prestasi kerja pustakawan maka knowledge sahring di BPAD Prov. Sumatera harus ditingkatkan.

3. Tanda positif menunjukkan bahwa knowledge sharing berpengaruh searah dengan prestasi kerja pustakawan, artinya jika indikator-indikator knowledge

sharingdi tingkatkan maka prestasi kerja pustakawan juga akan meningkat.


(55)

Uji-t dilakukan untuk menguji secara parsial apakah knowledge sharing berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pustakawan BPAD Prov. Sumatera Utara. Maka pengujian yang digunakan adalah :

Jika nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial knowledge sharing berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pustakawan.

Sebaliknya, jka nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima danHa ditolak, artinya secara parsial knowledge sharing tidak berpengaruh signifikan terhadap prestasi kerja pustakawan.

Berdasarkan Tabel Coefficients 4.28, diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 5,076 pada tingkat signifikansi 0,000. Sementara nilai t tabel dengan derajat bebas 37−2 = 35 adalah 2,030. Karena nilai t hitung > t tabel yaitu 5,076>2,030 maka, Ho ditolak dan Ha diterima.

Dengan demikian, berdasarkan penjelasan di atas, maka knowledge

sharing berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pustakawan

pada BPAD Prov. Sumatera Utara. 4.8 Pengujian Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel knowledge sharing (X) terhadap variabel prestasi kerja pustakawan (Y). Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada Tabel 4.29 berikut ini :


(56)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .651a .424 .408 3.882

a. Predictors: (Constant), Knowledge Sharing (X) b. Dependent Variable: Prestasi Kerja Pustakawan (Y) Sumber : Hasil pengolahan SPSS versi 22.0

Diketahui nilai korelasi R Square sebesar 0.651. Nilai tersebut berarti faktor knowledge sharing memiliki keeratan hubungan sebesar 65,1% terhadap prestasi kerja pustakawan. Nilai korelasi yang di atas 50% menandakan cukup kuatnya hubungan antara knowledge sharing dan prestasi kerja pustakawan. Dan terdapat 34,9% prestasi kerja pustakawan dipengaruhi oleh variabel lain, selain


(57)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil uji signifikansi diperolah hasil bahwa knowledge

sharingberpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pustakawan

pada BPAD Prov. Sumatera Utara. Artinya, knowledge sharing yang indikatornya terdiri dari diskusi, seminar, pelatihan, rapat dan loka karya, mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pustakawan pada BPAD Prov. Sumatera Utara.

2. Nilai koefisien determinasi (R²) atau R square sebesar 0,651. Variabel

knowledge sharing mampu menjelaskan variabel prestasi kerja pustakawan

sebesar 65,1%. Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 34,9 % dijelaskan oleh faktor lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

3. Berdasarkan penelitian ini, Peneliti menyimpulkan bahwa prestasi kerja pustakawan BPAD Prov. Sumatera Utaradapat meningkat jika dilakukan peningkatan terhadap knowledge sharing pada BPAD Prov. Sumatera Utara. 5.2 Saran

Peneliti memberi saran:

1. Untuk pihak BPAD Prov. Sumatera Utara sebaiknya terus berusaha meningkatkan kegiatan knowledge sharing, knowledge sharing yang


(58)

TUPOKSI Pustakawan, dengan memperhatikan indikator-indikator yang ada di dalam knowledge sharing, yaitu : diskusi, seminar, pelatihan, rapat dan loka karya.

2. Berdasarkan hasil analisa dari penelitian ini, peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya disarankan menambah variabel lain yang berkaitan erat secara teori terhadap prestasi kerja, serta memperluas ruang lingkup penelitian, agar hasil penelitian dapat diperluas.


(59)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prestasi Kerja

Pengertian prestasi kerja disebut juga sebagai kinerja atau dalam bahasa Inggris disebut dengan performance. Prestasi kerja sangat erat hubungannya dengan produktivitas kerja. Pelaksanaan kerja dalam arti prestasi kerja tidak hanya menilai hasil fisik yang telah dihasilkan oleh seorang pustakawan.

Menurut Yuli (2005, 89) “Prestasi kerja (job performance) merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya”.

Hal yang sama dinyatakan oleh Mangkunegara (2006, 121) menyatakan bahwa, “kinerja pustakawan (prestasi kerja) adalah hasil kerja yang berkualitas dan kuantitas yang dicapai seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya untuk mencapai tujuan organisasi”.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi kerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya untuk mencapai tujuan organisasi.

2.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja


(60)

dengan karyawan yang lain, meskipun para karyawan tersebut berada ditempat yang sama produktivitas kerjanya tidaklah sama, maka dari itu kinerja individu setiap karyawan akan dapat tercapai apabila didukung dengan upaya bekerja dan didukung oleh organisasinya. Oleh karena itu prestasi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Menurut Davis yang dikutip oleh Mangkunegara (2006, 13), prestasi kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:

1. Faktor kemampuan (Ability) Secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill). Yang maksudnya pimpinan dan karyawan harus memiliki IQ diatas rata-rata dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai prestasi yang maksimal.

2. Faktor motivasi (Motivation) Motivasi diartikan suatu sikap (attitude) pimpinan dan karyawan terhadap situasi kerja di lingkungan organisasinya. Situasi kerja yang dimaksud mencakup hubungan kerja, fasilistas kerja, iklim kerja, kebijakan pimpinan, pola kepemimpinan kerja dan kondisi kerja.

Sedangkan menurut Nasution (2000, 119), faktor-faktor yang termasuk dalam penilaian prestasi kerja terdiri dari:

1. Kualitas pekerjaan 2. Sikap

3. Ketaatan terhadap pekerjaan 4. Koordinasi dan kepemimpinan 5. Perencanaan dan pengorganisasian 6. Pendelegasian dan kontrol

7. Pembinaan bawahan.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi penilaian prestasi kerja seorang pustakawan adalah kemampuan tertentu yang dimiliki oleh seorang pustakawan, sikap, ketaatan terhadap suatu pekerjaan, koordinasi dan kepemimpinan, kemampuan berorganisasi, kerja sama,


(61)

kemampuan berkomunikasi dan perhatian terhadap orang lain. Selanjutnya hasil penilaian yang dilakukan secara berkala itu didokumentasikan untuk menjadi bahan keputusan yang diambil mengenai mutasi pegawai

2.2 Penilaian Prestasi Kerja

Prestasi kerja pustakawan akan lebih baik apabila ditunjang dengan kedisiplinan, taat dan tepat waktu dalam menjalankan aktifitas kerja sehari-hari, untuk itu pustakawan harus membenahi diri dan menambah pengetahuan di segala bidang dalam menunjang aktivitasnya.

Panggabean (2004, 17) menyatakan bahwa:

Penilaian prestasi kerja merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk memperoleh informasi tentang kinerja pustakawan. Informasi ini dapat digunakan sebagai input dalam melaksanakan hampir semua aktivitas MSDM lainnya, yaitu promosi, kenaikan gaji, pengembangan dan pemutusan hubungan kerja.

Sedangkan Rao (1986, 1) mengemukakan bahwa:

Penilaian prestasi kerja merupakan sebuah mekanisme untuk memastikan bahwa orang-orang pada tiap tingkatan mengerjakan tugas-tugas menurut cara yang diinginkan oleh atasan mereka, dengan demikian para atasan disetiap tingkatan berusaha memperbaiki tingkatan prestasi kerja mereka dengan cara menilai pekerjaan bawahan mereka dan dengan demikian mengendalikan perilaku mereka.

Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa penilaian prestasi kerja merupakan sebuah proses yang ditujukan untuk memperoleh informasi tentang kinerja pustakawan serta mekanisme yang digunakan untuk memastikan bahwa orang-orang pada tiap tingkatan mengerjakan tugas-tugas menurut cara yang diinginkan oleh atasan mereka. Penilaian prestasi kerja sangat diperlukan untuk


(62)

mengetahui tingkat pelaksanaan pekerjaan serta kompetensi pustakawan sebagai tenaga fungsional pada perpustakaan.

2.2.1 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja para pegawai merupakan bagian penting dari suatu organisasi. Pentingnya penilaian prestasi kerja yang rasional dan diterapkan secara obyektif untuk dua kepentingan, yaitu kepentingan pegawai yang bersangkutan dan kepentingan organisasi. Bagi para pegawai, penilaian berperan sebagai umpan balik tentang berbagai hal seperti kemampuan, kekurangan dan potensinya untuk menentukan tujuan, jalur, rencana dan pengembangan kariernya.

Sistem penilaian prestasi kerja merupakan suatu pendekatan dalam melakukan penilaian prestasi kerja para pegawai. Menurut Siagian (2004, 225) ada berbagai faktor dalam melakukan penilaian prestasi kerja yaitu:

1. Dalam menilai prestasi kerja yang dinilai adalah manusia yang disamping memiliki kemampuan tertentu juga tidak luput dari berbagai kelemahan dan kekurangan

2. Penilaian yang dilakukan pada serangkaian tolok ukur tertentu yang realistik, berkaitan langsung dengan tugas seseorang serta kriteria yang

ditetapkan dan diterapkan secara obyektif

3. Hasil penilaian harus disampaikan kepada pegawai yang dinilai

4. Hasil penilaian yang dilakukan secara berkala harus terdokumentasikan dengan rapi dlam arsip kepegawaian setiap orang sehingga tidak ada informasi yang hilang

5. Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan yang selalu turut dipertimbangkan dalam setiap keputusan yang diambil mengenai mutasi pegawai.

Pengalaman banyak organisasi, menunjukkan bahwa suatu sistem penilaian prestasi kerja yang baik sangat bermanfaat untuk berbagai kepentingan. Siagian (2004, 227) menyatakan bahwa tujuan dilakukannya penilaian atas perestasi kerja adalah:


(63)

1. Mendorong peningkatan prestasi kerja. Dengan mengetahui hasil kerja, ketiga pihak yang terlibat dapat mengambil berbagai langkah yang diperlukan agar prestasi kerja para pegawai lebih meningkat lagi di masa-masa yang akan datang

2. Sebagai bahan pengambilan keputusan dalam pemberian imbalan. Imbalan yang dimaksud tidak terbatas pada upah dan/atau gaji yang merupakan penghasilan tetap bagi para anggota yang bersangkutan, akan tetapi juga berbagai imbalan lainnya seperti bonus pada akhir tahun, haiah pada hari-hari besar tertentu, dan bahkan juga oleh banyak organuisasi niaga pemilikan sejumlah saham perusahaan.

3. Untuk kepentingan mutasi pegawai. Prestasi kerja seseorang di masa lalu merupakan dasar bagi pengambilan keputusan mutasi baginya di masa depan, apapun bentuk mutasi tersebut seperti promosi, alih tugas, alih wilayah maupun demosi

4. Guna menyusun program pendidikan dan pelatihan, baik yang dimaksudkan untuk mengatasi berbagai kekurangan dan kelemhan maupun untuk mengembangkan potensi karyawan yang ternyata belum sepenuhnya digali dan yang terungkap melalui prestasi kerja

5. Membantu para pegawai menentukan rencana kariernya dan dengan bantuan bagian kepegawaian menyusun program pengembangan karier yang paling tepat, dalam arti sesuai dengan kebutuhan para pegawai dan dengan kepentingan organisasi.

Dari pendapat di atas dapat diketahui bahwa tujuan penilaian prestasi kerja adalah meningkatkan kemampuan karyawan selama periode tertentu, mengetahui tentang diri karyawan, identifikasi faktor penghambat kerja, menetapkan kebijakan strategis, memberikan dorongan kepada pegawai agar lebih giat dalam bekerja sesuai dengan tugas yang telah diberikan, mutasi pegawai, dan bahan pengambilan keputusan.

2.2.2 Manfaat Penilaian Prestasi Kerja

Selain tujuan penilaian prestasi kerja, Yuli (2005, 91) juga menjelaskan manfaat dari penilaian prestasi kerja yaitu:

a. Manfaat bagi manajer penilai.

b. Dengan melakukan penilaian yang objektif, penilai (manajer) akan mudah mengidentifikasi beberapa hal mengenai karyawan yang


(64)

d. Karyawan akan memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan pandangannya, mengetahuai kekuatan dan kelemahan dirinya.

e. Manfaat bagi organisasi

f. Penilaian prestasi kerja akan mampu meningkatkan kinerja individu, meningkatkan kinerja departemen, adanya efisiensi, meningkatkan kualitas produksi/pelayanan.

Penilaian pegawai perlu dilakukan karena penilaian pegawai memiliki manfaat ganda, yaitu bagi pegawai dan bagi perusahaan: Manfaat penilaian prestasi kerja bagi pegawai (Wursanto 1995, 86) antara lain:

a. Menciptakan iklim kehidupan perusahaan, yang dapat menjamin kepastian hukum bagi pegawai

b. Memberikan dorongan kepada pegawai untuk lebih giat dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya

c. Melatih pegawai untuk selalu berdisplin dalam segala hal. Manfaat penilaian pegawai bagi perusahaan antara lain:

d. Dapat mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami oleh setiap pegawai

e. Hasil penilaian dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menempatkan pegawai sesuai dengan bidang dan tugasnya

f. Memudahkan dalam menentukan apakah suatu latihan dibutuhkan untuk mengembangkan keterampilan pegawai.

Dari penjelaan diatas, dapat dinyatakan bahwa manfaat penilaian prestasi kerja bermanfaat bagi manajer penilai, bagi karyawan, dan bagi organisasi. Sehingga dapat membantu organisasi mengetahui kelemahan-kelemahan yang dialami oleh setiap pegawai.

2.2.3 Proses Penilaian Prestasi Kerja

Proses penilaian prestasi kerja merupakan hal penting dalam penilaian, maka proses-proses penilaian harus dilakukan dengan mekanisme yang benar sesuai standar operasional presedur.

Menurut Dessler (2010, 327) proses penilaian prestasi kerja terdiri dari tiga tahap yaitu:


(1)

keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penilis yang tidak luput dari kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

Medan, September 2016

Penulis


(2)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

DAFTAR ISI ...ii

DAFTAR TABEL ...iv

DAFTAR GAMBAR ...vi

BAB I PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah ...7

1.3 Tujuan Penelitian ...7

1.4 Manfaat Penelitian ...7

1.5 Hipotesis Penelitian ...7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...8

2.1 Prestasi Kerja ...8

2.1.1 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Kerja ...8

2.2 Penilaian Prestasi Kerja ...10

2.2.1 Tujuan Penilaian Prestasi Kerja ...11

2.2.2 Manfaat Penilaian Prestasi Kerja ...12

2.2.3 Proses Penilaian Prestasi Kerja ...13

2.2.4 Metode Penilaian Prestasi Kerja ...15

2.2.5 Hambatan Penilaian Prestasi Kerja ...19

2.2.6 Indikator Penilaian Prestasi Kerja ...21

2.3 Pustakawan ...23

2.4 Kinerja Pustakawan ...24

2.5 Knowledge ...31

2.6 Knowledge Sharing ...34

2.6.1 Tujuan Knowledge Sharing ...37

2.6.2 Manfaat Knowledge Sharing ...38

2.6.3 Strategi Knowledge Sharing ...39

2.6.4 Cara-Cara Melakukan Knowledge Sharing ...40

2.6.5 Hambatan Melakukan Knowledge Sharing ...43

2.7 Penelitian yang Relevan ...44


(3)

3.1 Metode Penelitian ...46

3.2 Lokasi Penelitian ...46

3.3 Populasi dan Sampel ...46

3.3.1 Populasi...46

3.3.2 Sampel ...47

3.4 Teknik Pengumpulan Data ...47

3.5 Teknis Analisis Data ...48

3.6 Skala Pengukuran ...49

3.7 Definisi Operasional Variabel ...50

3.8 Instrumen Penelitian ...52

3.8.1 Uji Validitas ...52

3.8.2 Uji Reliabilitas ...52

3.9 Analisis Data ...53

3.9.1. Analisis Data Deskriptif ...53

3.9.2 Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji-t) ...54

3.9.3 Koefisien Determinasi (R2) ...54

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...56

4. 1 Pengumpulan Data ...56

4.2 Pengujian Validitas Instrumen ...56

4.3 Pengujian Reliabilitas Instrumen ...59

4.3.1 Variabel Knowledge Sharing (X) ...59

4.3.2 Variabel Prestasi Kerja Pustakawan (Y) ...59

4.4 Analisis Deskriptif ...60

4.4.1 Tanggapan responden terhadap Knowledge sharing (variabel X) ...60

4.4.2 Tanggapan responden terhadap Prestasi kerja Pustakawan (Variabel Y) ...75

4.5 Uji Normalitas...90

4.6 Analisis Regresi Linier Sederhana ...90

4. 7 Uji Signifikansi secara Parsial (Uji-t) ...92

4.8 Pengujian Koefisien Determinasi ...92

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...94

5.1 Kesimpulan ...94

5.2 Saran ...94

DAFTAR PUSTAKA ...96


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pengukuran dengan skala Likert ... 49

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Variabel Knowledge Sharing (X) ... 50

Tabel 3.3 Kisi - Kisi Variabel Prestasi Kerja Pustakawan (Y) ... 51

Tabel 3.4 Interprestasi Pengaruh antar Variabel ... 55

Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Knowledge Sharing (X) ... 57

Tabel 4.2 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Prestasi Kerja Pustakawan (Y)... ..57

Tabel 4.3Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Knowledge Sharing (X) ... 59

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel Prestasi Kerja Pustakawan (Y) ... 59

Tabel 4.5 Bertanya tentang topik yang kurang di mengerti ... 60

Tabel 4.6 Mengajak diskusi rekan kerja ... 62

Tabel 4.7Berdiskusi mengenai topik baru ... 63

Tabel 4.8 Pemateri pada saat seminar ... 64

Tabel 4.9 Mencatat poin-poin penting ... 65

Tabel 4.10 Mengadakan pelatihan ... 66

Tabel 4.11Ikut pelatihan di dalam maupun di luar kota ... 67

Tabel 4.12 Ketakutan berkurang menghadapi tugas-tugas baru ... 68

Tabel 4.12 Mencatat poin penting ... 70

Tabel 4.13 Menyampaikan keluhan kepada kepala bidang ... 71

Tabel 4.14 Kegiatan loka karya ... 72

Tabel 4.14 Kegiatan loka karya ... 73

Tabel 4.15 Pengidentifikasian bahan perpustakaan ... 75

Tabel 4.16 Survei kebutuhan informasi pemustaka ... 76

Tabel 4.17 Membuka LCSH atau alat bantu lainnya ... 77

Tabel 4.18 Mengkatalog bahan pustaka ... 78

Tabel 4.19 Mengidentifikasi kerusakan koleksi perpustakaan ... 79

Tabel 4.20 Melakukan penanganan koleksi perpustakaan...81

Tabel 4.21 Menggunakan bahasa sehari-hari ketika melakukan story telling ... 82


(5)

Tabel 4.23 Pengguna tidak pernah antri ... 84

Tabel 4.24 Memberikan rujukan yang mutakhir ... 85

Tabel 4.25 Memberikan rujukan yang mutakhir ... 86

Tabel 4.26 Menumbuhkan minat baca masyarakat ... 88

Tabel 4.27 Uji Normalitas ... 89

Tabel 4.28 Hasil Uji Statistik Koefisien Linier ... 90


(6)

DAFTAR GAMBAR


Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

6 49 115

Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

0 0 7

Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

0 0 38

Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

0 2 4

Pengaruh Knowledge Sharing Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan pada Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

0 0 8

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

0 0 12

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

0 0 1

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Prestasi Kerja Pustakawan Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi (BPAD) Provinsi Sumatera Utara

0 0 5