Perincian modal kerja dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel E.8 Perincian Modal Kerja
No. Jumlah Bulanan Rp
1. Bahan baku proses dan utilitas
Rp 179.172.478.730,- 2.
Kas Rp 8.495.444.393,-
3. Start up
Rp 7.039.932.977,- 4.
Piutang Dagang
Rp 23.183.604.544 ,-
Total Rp 217.891.460.645,-
Total Modal Kerja 1 bulan
= Rp 217.891.460.645,-12 = Rp 18.157.621.720,-
Total Modal Investasi = Modal Investasi Tetap + Modal Kerja
= Rp 87.999.162.215,- + Rp. 18.157.621.720,- ,-
= Rp 106.156.783.935 ,-
Modal ini berasal dari: - Modal sendiri
= 60 dari total modal investasi
= 0,6
× Rp 106.156.621.720 ,-
= Rp. 63.694.070.361,-
- Pinjaman dari Bank = 40
dari total modal investasi = 0,4
× Rp 106.156.621.720 ,-
= Rp. 42.462.713.574,-
II. Penentuan Biaya Produksi 1. Biaya Produksi Total
1.1 Biaya Tetap
Fixed Cost = FC
1.1.1 Gaji Tetap Karyawan
Gaji tetap karyawan terdiri dari gaji tetap tiap bulan ditambah 2 bulan gaji yang diberikan sebagai tunjangan, sehingga P
Gaji total = 12 + 2 × Rp 505.681.214,-
= Rp 7.079.536.994,-
1.1.2 Bunga Pinjaman Bank
Bunga pinjaman bank adalah 1,5 dari total pinjaman Bank Mandiri, 2011.
Universitas Sumatera Utara
Bunga bank Q = 0.015
× Rp. 42.462.713.574 .- = Rp 636.940.704,-
1.1.3 Depresiasi dan Amortisasi
Pengeluaran untuk memperoleh harta berwujud yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun harus dibebankan sebagai biaya untuk
mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan melalui penyusutan Rusdji,2004. Pada perancangan pabrik ini, dipakai metode garis lurus atau straight
line method . Dasar penyusutan menggunakan masa manfaat dan tarif penyusutan
sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000 Pasal 11 ayat 6 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel E.9 Aturan depresiasi sesuai UU Republik Indonesia No. 17 Tahun 2000
Kelompok Harta Berwujud
Masa tahun
Tarif Beberapa Jenis Harta
I. Bukan Bangunan 1.Kelompok 1
2. Kelompok 2 3. Kelompok 3
4 8
16 25
12,5 6,25
Mesin kantor, perlengkapan, alat perangkat tools
industri. Mobil, truk kerja
Mesin industri kimia, mesin industri mesin II. Bangunan
Permanen 20
5 Bangunan sarana dan penunjang
Sumber : Waluyo, 2000 dan Rusdji,2004 Depresiasi dihitung berdasarkan tarif penyusutan untuk setiap kelompok harta
berwujud sesuai dengan umur peralatan. D
x P
= dimana: D
= Depresiasi per tahun P
= Harga peralatan = Tarif penyusutan
Tabel E.10 Perhitungan Biaya Depresiasi sesuai UURI No. 17 Tahun 2000
Komponen Biaya Rp
Umur tahun
Depresiasi Rp
Bangunan 14.557.500.000
20 727.875.000
Peralatan proses dan utilitas 24.714.933.714
17 1.544.683.357
Universitas Sumatera Utara
Instrumentrasi dan pengendalian proses 4.622.937.241
5 577.867.155
Perpipaan 10.668.316.711
5 1.333.539.589
Instalasi listrik 3.556.105.570
5 444.513.196
Insulasi 3.556.105.570
5 444.513.196
Inventaris kantor 533.415.836
4 133.353.959
Perlengkapan keamanan dan kebakaran 355.610.557
5 44.451.320
Sarana transportasi 5.780.000.000
10 722.500.000
TOTAL Rp. 5.973.296.772
Semua modal investasi tetap langsung MITL kecuali tanah mengalami penyusutan yang disebut depresiasi, sedangkan modal investasi tetap tidak langsung
MITTL juga mengalami penyusutan yang disebut amortisasi. Pengeluaran untuk memperoleh harta tak berwujud dan pengeluaran lainnya
yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 satu tahun untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan dapat dihitung dengan amortisasi dengan
menerapkan taat azas UURI Pasal 11 ayat 1 No. Tahun 2000. Para Wajib Pajak menggunakan tarif amortisasi untuk harta tidak berwujud dengan menggunakan masa
manfaat kelompok masa 4 empat tahun sesuai pendekatan prakiraan harta tak berwujud yang dimaksud Rusdji, 2004.
Untuk masa 4 tahun, maka biaya amortisasi adalah 25 dari MITTL. sehingga :
Biaya amortisasi = 0,25
× Rp 17.247.112.016,-
= Rp 4.311.778.004,-
Total biaya depresiasi dan amortisasi R
= Rp. 5,973,296,772,- + Rp 4.311.778.004,- = Rp 10.285.074.776.-
1.1.4 Biaya Tetap Perawatan