–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Pemerintah Kota Surabaya
Catatan Atas Laporan Keuangan 7
BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET
KINERJA APBD
2.1 Kondisi Ekonomi a. Potensi Unggulan
Salah satu barometer yang umumnya digunakan sebagai tolak ukur kinerja perekonomian Kota Surabaya dapat diilihat dari nilai Produk Domestik Regional Bruto
PDRB. PDRB mencerminkan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah pada periode waktu tertentu. Selain itu nilai PDRB juga dapat digunakan untuk mengetahuai nilai produk yang
dihasilkan oleh seluruh faktor produksi dan mengetahui kondisi struktur perekonomian Kota Surabaya.
Ada dua cara penilaian yang dilakukan dalam perhitungan PDRB yaitu Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan. Untuk mengetahui kondisi ril terkait
perekonomian Kota Surabaya saat ini dapat dilihat dari nilai PDRB Kota Surabaya Atas Dasar Harga Berlaku karna perhitungan ini menggunakan indikator harga pada tahun berjalan. Nilai
PDRB Kota Surabaya atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2014 mengalami peningkatan. Peningkatan PDRB Kota Surabaya Atas Dasar Harga Berlaku pada tahun 2014 meningkat
sebesar 14,99 persen bila dibandingkan dengan nilai PDRB atas harga berlaku pada tahun 2013. PDRB Kota Surabaya atas harga berlaku pada tahun 2013 sebesar Rp305.689.586,81
juta meningkat menjadi sebesar Rp351.509.065,03 juta pada tahun 2014.
Tabel 1.1 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Surabaya
Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013-2014 Juta Rupiah
Sumber data: BPS Kota Surabaya, Januari 2014 Catatan : data sementara
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Pemerintah Kota Surabaya
Catatan Atas Laporan Keuangan 8
Berdasarkan komponen pembentuk PDRB, pertumbuhan PDRB juga dapat dilihat dari kontribusi masing-masing sektor ekonomi, yaitu kontribusi baik dari sektor primer, sektor
sekunder dan sektor tersier. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, sektor primer memberikan kontribusi terendah terhadap PDRB Kota Surabaya dibandingkan dua sektor yang lainnya.
Pada tabel 1.1 memberikan informasi bahwa subsektor yang paling dominan pada sektor tersier dan sekunder dalam pembentukan PDRB Kota Surabaya tahun 2014 atas dasar harga
berlaku yaitu subsektor perdagangan, hotel dan restoran serta industri pengolahan. Untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun 2014 menghasilkan PDRB sebesar
Rp160.756.578,98 juta yang lebih tinggi dibanding pada tahun 2013 yaitu sebesar Rp138.630.911,21 juta. Sementara industri pengolahan pada tahun 2014 menghasilkan PDRB
sebesar Rp72.505.649,49 juta dan pada tahun 2013 menghasilkan PDRB sebesar Rp64.263.111,74 juta.
Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto PDRB Kota Surabaya
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2013-2014 Juta Rupiah
Sumber data: BPS Kota Surabaya, Januari 2015 Catatan : data sementara
Sama halnya seperti PDRB atas dasar harga berlaku, kondisi PDRB ADHK menunjukkan struktur yang tidak jauh berbeda, dimana PDRB Kota Surabaya ADHK juga
mengalami peningkatan. PDRB Kota Surabaya mulanya sebesar Rp109.137.301,87 juta pada tahun 2013 meningkat menjadi sebesar Rp116.795.296,14 juta pada tahun 2014. Kontribusi
sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menempati posisi pertama dalam pembentukan PDRB Kota Surabaya meskipun pada tahun 2014 mengalami pertumbuhan yang sedikit
melambat dibanding tahun 2013. Hal tersebut seiring dengan sebutan Kota Surabaya sebagai
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Pemerintah Kota Surabaya
Catatan Atas Laporan Keuangan 9
pusat perdagangan khususnya untuk wilayah Indonesia bagian timur, sektor perdagangan, hotel dan restoran masih menjadi penggerak utama perekonomian di Kota Surabaya.
Ditambah lagi tingginya daya beli masyarakat Kota Surabaya turut menjadi stimulus untuk menggerakkan perekonomian Kota Surabaya sebagai kota perdagangan yang lebih maju.
Ekspor Impor Kota Surabaya Tabel 1.3
Komoditas Ekspor-Impor Non Migas Kota Surabaya Tahun 2014
Sumber data: Bank Indonesia, Januari 2015 Catatan : data sementara
Nilai ekspor Kota Surabaya pada tahun 2014 mencapai US18.022.413.011 atau meningkat sebesar 21,02 persen dibandingkan realisasi ekspor pada tahun 2013 yang
mencapai US14.898.845.075. Meningkatnya jumlah ekspor Kota Surabaya. Sama seperti tahun sebelumnya, komoditas non migas yang berasal dari Kota Surabaya dan masih menjadi
daya tarik pasar internasional yaitu perhiasan dan permata yang mencapai US2.935.180.764. Tingginya ekspor komoditi yang tergolong logam mulia ini banyak diminati pasar di negara
Timur Tengah, Afrika, Jepang, Asia dan sebagian wilayah Eropa dan Amerika. Lima Komoditas non migas selanjutnya yang mendominasi ekspor non migas Kota Surabaya pada
tahun 2014 yaitu lemak dan minyak nabati US1.664.428.677, bahan kimia organik US1.390.093.454, ikan dan udang US1.102.412.979, kayu dan barang dari kayu
US1.081.024.340 dan kertas dan karton US929.089.209. Pada sisi impor, realisasi impor non migas Kota Surabaya pada tahun 2014 mencapai
US17,056,615,375 atau menurun sebesar 1,43 persen dibanding realisasi impor Kota Surabaya pada tahun 2013. Berdasarkan klasifikasi HS 2 digit, mayoritas komposisi
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Pemerintah Kota Surabaya
Catatan Atas Laporan Keuangan 10
komoditas yang diimpor Kota Surabaya pada tahun 2014 masih didominasi oleh barang berat dan barang kimia, seperti mesin-mesinperalatan mekanik US2,366,873,706, besi dan baja
US 1,573,134,275, sisa industri makanan US1,344,833,535 dan komoditas-komoditas lainnya. Untuk selengkapnya komoditas ekspor impor non migas Kota Surabaya terangkum
dalam Gambar 1.1.
Gambar 1.1 Kawasan Negara Tujuan Ekspor-Impor Non Migas Kota Surabaya
Periode Tahun 2014
Sumber data: Bank Indonesia, Januari 2015 Catatan : data sementara
Berdasarkan kawasan negara asal dan tujuannya, negara tujuan ekspor produk Kota Surabaya terbesar adalah kawasan negara-negara di Asia, dengan nilai ekspor mencapai
US11,391.128.770. Tujuan selanjutnya adalah negara-negara di kawasan Amerika dengan nilai ekspor mencapai US2,419,740,459. Tingginya ekspor Kota Surabaya keluar negeri
dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dari beberapa tujuan ekspor seperti China, Jepang, Singapura, Hongkong, Amerika, Australia dan negara-negara lainnya.
Berdasarkan catatan Bank Indonesia, asal negara yang menjadi pengimpor kebutuhan mayoritas dipenuhi oleh negara-negara yang berada di kawasan Asia.Negara yang menjadi
tujuan asal impor terbesar Kota Surabaya adalah China dan Singapura dengan nilai impor masing-masing sebesar US3.300.436.208 dan US3.724.664.298.
11.391.128.770 2.419.740.459
2.024.615.921 1.526.975.728
659.952.134
Nilai Ekspor US
ASIA AMERIKA
EROPA AFRIKA
AUSTRALIA
12,479,994,773 2,356,545,288
1,355,492,629 614,420,889
250,161,794
Nilai Impor US
ASIA EROPA
AMERIKA AUSTRALIA
AFRIKA
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– Pemerintah Kota Surabaya
Catatan Atas Laporan Keuangan 11
b. Pertumbuhan Ekonomi