Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Adsorpsi

pengklasifikasian HSAB hard soft acid and base dapat diterapkan pada proses adsorpsi. Secara umum, asam keras cenderung lebih stabil berikatan dengan basa keras, sedangkan asam lunak berikatan stabil dengan basa lunak. Fenomena ini berhubungan dengan energi orbital dari spesies-spesies tersebut. b. Sifat Pelarut Pada adsorpsi padat-cair, mekanisme adsorpsi bergantung pada faktor- faktor seperti gaya interaksi antara molekul adsorbat dengan permukaan, gaya interaksi antara molekul pelarut dengan permukaan adsorben, dan gaya interaksi antara molekul dari komponen larutan dengan lapisan permukaan adsorben dan pori-porinya Oscik, 1982. Pelarut dapat ikut teradsorpj atau sebaliknya dapat mendorong proses adsorpsi. c. pH sistem Pengikatan kation logam pada ligan permukaan, seperti halnya pengikatan kation logam oleh ligan terlarut sangat dipengaruhi oleh pH. Pada pH rendah, ligan permukaan cenderung terprotonasi, sehingga kation logam juga berkompetisi dengan H + untuk terikat pada ligan permukaan. Sebaliknya pada pH tinggi dimana jumlah ion OH - besar, menyebabkan ligan permukaan cenderung terdeprotonasi, sehingga pada saat yang sama terjadi kompetisi antara ligan permukaan dengan ion OH - untuk berikatan dengan kation logam.

2.6. Model Isoterm Langmuir

Model Isoterm Langmuir menggunakan pendekatan kinetika, yaitu kesetimbangan terjadi apabila kecepatan adsorpsi sama dengan kecepatan desorpsi. Asumsi yang digunakan pada persamaan dalam Langmuir adalah:Permukaan adsorben bersifat homogen, sehingga energi adsorpsi konstan pada seluruh bagian, Tiap atom teradsorpsi pada lokasi tertentu di permukaan adsorben dan Tiap bagian permukaan hanya dapat menampung satu molekul atau atom Sembodo, 2006. Persamaan Langmuir dapat ditulis sebagai berikut: x m a .b . c 1 b .c dimana: a.b = tetapan empiris yang tergantung pada sifat dari jenis adsorben serta suhu. c = jumlah zat terlarut yang teradsorpsi per satuan massa adsorben xm = jumlah zat terlarut yang teradsorpsi persatuan massa adsorben c xm 1 a. b c a Dan apabila dialurkan c xm terhadap c akan dihasilkan kurva berupa garis lurus dengan kemiringan 1a dan titik perpotongan dengan ordinat 1ab.

2.7 Metode Ekstraksi Fase Padat

Ekstraksi fasa padat atau Solid Phase Extraction merupakan metode ekstraksi yang berkembang saat ini dengan menggunakan kolom yang berbasis kromatografi. Jika dibandingkan dengan ekstraksi cair-cair, ekstraksi fase padat yang biasa disebut Solid Phase Extraction merupakan teknik yang relatif baru akan tetapi SPE cepat berkembang sebagai alat yang utama untuk pra-perlakuan sampel atau untuk clean-up sampel-sampel yang kotor, misal sampel sampel yang mempunyai kandungan matriks yang tinggi seperti garam-garam, protein, polimer, resin, dll. Keunggulan Ekstraksi Fase Padat atau Solid Phase Extraction dibandingkan dengan ekstraksi cair-cair adalah: