tertentu. Hubungan antara absorban dan konsentrasi dikemukakan oleh Lambert Beer dengan rumus sebagai berikut:
A = log I It = log IT = a.b.c
dimana: A = absorban
I = intensitas cahaya yang masuk
It = intensitas cahaya yang keluar a = absortivitas
b = tebal medium pengadsorpsi
2.9. Hipotesis
Hipotesis Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang
dikemukakan dalam penelitian ini maka hipotesis dalam penelitian ini adalah : H
=Tidak ada pengaruh waktu alir terhadap efektifitas dan selektifitas adsorben hibrid silika kitosan pada simultan ion logam NiII dan CdII dengan
metode ekstraksi fase padat. H
a
= Ada pengaruh waktu alir terhadap efektifitas dan selektifitas adsorben hibrid silika kitosan pada simultan ion logam NiII dan CdII dengan metode
ekstraksi fase padat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Medan, Jln. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate.Lokasi
penelitian ini telah ditetapkan karena telah menggunakan alat-alat dan bahan- bahan yang telah di sediakan di dalam laboratorium. Pengukuran secara SSA
dilakukan di Balai Riset dan Standarisasi Nasional, Jalan Sisingamangaraja, Medan.Penelitian inidilakukan selama 4 empat bulan yang di mulai dari bulan
April 2014 hingga Agustus 2014.
3.2.Alat dan Bahan
Peralatan-peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah oven,furnace, ayakan ukuran 200 mesh, hotplate dan stirer,alat penggerus
lumpang dan mortar, desikator, Kolom EFP, peralatan gelas, sudip, peralatan plastik, peralatan analisis yaitu SSA.
Bahan-bahan kimia yang dilakukan dalam penelitian ini adalah adsorben hibrid silika kitosan, HCl 6M, HCl 3M,NaOH 3,5, NaOH 60, akuabides,
akuades, metanol 70, larutan multilogam NiNO
3 2
.6H
2
O, CdNO
3 2
.6H
2
O.
3.4 Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan pada penelitian ini meliputi penyiapan kolom adsorpsi yaitu kolom Ekstraksi Fase Padat EFP dan kedua filter yang ada di
dalam kolom, dilanjutkan dengan loading sampel.
3.3.1. Preparasi Natrium Silika Dari Sekam Padi
Proses pembuatan larutan natrium silika diawali dengan penyiapan bahan dasar yaitu sekam padi. Sekam padi dibersihkan dan dikeringkan, kemudian
difurnace pada suhu 700 C selama 3 jam. Sekam padi yang sudah menjadi abu
sekam padi kemudian digerus, dan diayak pada ayakan 200 mesh. Selanjutnya abu sekam padi sebanyak 20,003 gram direaksikan dengan HCl 6M sebanyak 120 mL,
dan disaring hingga pH netral. Endapan yang diperoleh dioven pada suhu 120
Cselama 2 jam. Endapan ditimbang, dilebur dengan NaOH dan diuapkan hingga mengental. Selanjutnya difurnace selama 30 menit pada suhu 500
C, dan ditambahkan dengan aquades sebanyak 200 mL, kemudian didiamkan semalaman.
Larutan yang terbentuk disaring. Larutan ini dinamakan larutan natrium silika. Simatupang,2011
3.3.2. Preparasi Kitosan dari Kulit Udang
Pada tahap persiapan, limbah kulit udang dicuci dengan air lalu dikeringkan di dalam oven dengan temperatur 65
o
C selama 4 jam. Setelah kering, kulit udang dihancurkan di dalam blender hingga halus. Selanjutnya adalah tahap
demineralisasi. Serbuk hasil blender kulit udang bersih yang diperoleh diperlakukan dengan HCl 1 N; 1: 5 wv, lalu diaduk selama 3-4 jam pada suhu
65
o
C untuk menghilangkan mineral-mineral. Kemudian dilakukan penyaringan dan pencucian sampai netral lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 65
o
C. Selanjutnya dilakukan tahapan deproteinasi dengan 3,5 NaOH; 1 : 10
wv selama 4–5 jam pada suhu 65
o
C sambil diaduk. Lalu disaring dan dicuci dengan air sampai netral. Kemudian dilakukan tahapan deasetilase. Kitin yang
diperoleh dari hasil isolasi tersebut direfluks deasetilasi dengan 50 NaOH; 1 : 10 wv sambil diaduk pada suhu 100
o
C selama 4 jam. Lalu didinginkan dan dicuci dengan air sampai netral.Lalu dikeringkan dalam oven pada suhu 65-70
o
C. Produk akhir dari tahapan di atas disebut kitosan.Simatupang,2011
3.3.3. Pembuatan Hibrid Silika Kitosan Melalui Proses Sol - Gel