Standard Penggunaan Kitosan Kitosan

7 Pasta - Mudah untuk diformulasikan - Daya pelembab yang baik Sumber : Hirano,dkk 1984

2.2 Silika Gel

Di Indonesia sedang dikembangkan teknik pengolahan sekam padi sebagai adsorben untuk membantu mengatasi masalah limbah logam berat tersebut. Sekam padi merupakan limbah agro industri yang melimpah di Indonesia terutama di pulau Jawa. Abu sekam padi diperoleh melalui pembakaran sekam padi. Sekam padi sendiri merupakan limbah pertanian yang cukup banyak dihasilkan yaitu untuk setiap 50 juta ton padi yang diproduksi dihasilkan 13 juta ton sekam padi per tahun dengan pemanfaatan yang masih sangat minimal. Abu sekam padi yang berasal dari pembakaran sekam padi menggandung silika kadar tinggi yaitu 87-97 serta sedikit alkali dan alkali tanah sebagai unsur minor. Tingginya kandungan silika abu sekam padi ini yang kemudian dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku material berbasis silika seperti silika gel. Silika gel dapat disintesis melalui proses sol-gel dengan melakukan kondensasi larutan natrium silikat dalam suasana asam. Silika gel merupakan padatan pendukung yang banyak digunakan dalam proses adsorpsi karena stabil pada kondisi asam, non swelling, memiliki karakteristik pertukaran massa yang tinggi, porositas dan luas permukaan spesifik serta memiliki daya tahan tinggi terhadap panas. Kelemahan penggunaan silika gel sebagai adsorben adalah rendahnya efektifitas adsorpsi silika terhadap ion logam, ini disebabkan oleh rendahnya kemampuan oksigen silanol dan siloksan sebagai donor pasangan elektron, yang berakibat lemahnya ikatan ion logam pada permukaan silika. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki kelemahan silika akibat ikatan langsung oksigen pada silika, antara lain dengan memodifikasi permukaan silika dengan senyawa organik mengandung ligan yang secara khusus diharapkan berinteraksi dengan ion logam. Modifikasi silika gel secara kimia atau organofungsionalisasi dapat dilakukan melalui jalur heterogen. Jalur heterogen tidak langsung terjadi melalui pengikatan langsung agen silan dengan gugus silanol pada silika gel kemudian diikuti dengan immobilisasi gugus aktif. Silika memiliki sifat nontoksik dan biokompatibel sehingga banyak dimanfaatkan dalam berbagai aplikasi. Matrik silika secara kimia stabil, bersifat hidrofilik, mudah disintesis dan memiliki kekuatan mekanik Antovska, 2006. Silika memiliki keuntungan dari segi kemampuan adhesi yang lebih baik pada banyak subtrat, ketahanan korosi yang tinggi, ketahanan terhadap keretakan dan sebagainya serta menunjukkan performa yang baik untuk pelapisan, perekatan, dan lain-lain. Kelemahan penggunaan silika gel adalah rendahnya efektivitas dan selektivitas permukaan dalam berinteraksi dengan ion logam berat sehingga silika gel tidak mampu berfungsi sebagai adsorben yang efektif untuk ion logam berat. Hal ini terjadi karena situs aktif yang ada hanya berupa gugus okso O-Si-O atau hidoksi -Si-OH. Namun bahan ini belum efektif untuk mengadsorpsi ion logam. Hal ini dikarenakan atom O yang merupakan situs aktif pada silika gel berukuran kecil dan memiliki polarisabilitas yang rendah, sehingga interaksi dengan logam berat yang pada umumnya berukuran besar dan memiliki polarisabilitas yang tinggi secara teoritis relatif kurang kuat. Oleh karena itu, perlu adanya modifikasi permukaan silika gel modifikasi dapat dilakukan secara fisik impregnasi dan kimia. Modifikasi secara kimia itu sendiri terbagi atas dua metode,yakni: imobilisasi reagen silan dan imobilisasi melalui reaksi homogen proses sol- gel. Secara umum, untuk mendapatkan SiO 2 dalam suatu raw material yaitu dengan cara pemisahan dan dilanjutkan dengan pemurnian dari unsur-unsur lainnya yang terkandung dalam sampel. Pelarut yang sering digunakan untuk ekstraksi yaitu natrium hidroksida NaOH. Untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, kondisi proses ekstraksi merupakan hal penting untuk dilakukan diantaranya temperatur, konsentrasi pelarut, waktu ekstraksi dan pengadukan. Kondisi temperatur yang sudah diterapkan pada sekam padi sangat tinggi yaitu 1400-1500°C sehingga energi yang dibutuhkan juga besar. Untuk mendapatkan hasil ekstraksi optimum pada sekam padi, temperatur optimum yang digunakan