GAMA Leading Economic Indicator

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 25 GAMA Leading Economic Indicator GAMA LEI kali ini masih menunjukkan kemerosotan pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepan. Gambar 19 menunjukan pergerakan siklus perekonomian Indonesia yang didekati dengan PDB harga konstan beserta GAMA LEI dari tahun 2000 hingga tahun kuartal II-2013. Pergerakan GAMA LEI mampu meramalkan pergerakan serta titik balik siklus perekonomian Indonesia dengan akurat pada beberapa bulan ke depan. Keakuratan peramalan GAMA LEI telah sukses memprediksi adanya penurunan kegiatan perekonomian Indonesia tiga kali berturut–turut yaitu pada kuartal IV-2012 hingga kuartal II-2013. Untuk edisi saat ini GAMA LEI yang dibentuk oleh Tim Macroeconomic Dashboard FEB UGM akan memprediksi pergerakan perekonomian Indonesia untuk kuartal III- 2013. Secara umum, pergerakan indikator-indikator makroekonomi pembentuk GAMA LEI mengalami penurunan kinerja di kuartal II- 2013. Pergerakan IHSG, ekspor nonmigas, dan cadangan devisa mengalami kontraksi. Kurangnya kemampuan pemerintah dalam meredam adanya sinyal buruk pada beberapa indikator makro tersebut menyebabkan instabilitas perekonomian Indonesia saat ini semakin meningkat. Dari sisi konsumsi, adanya kontraksi pada indikator penjualan mobil domestik dan konsumsi semen menunjukan gejala pelemahan permintaan masyarakat akan barang yang diproduksi dalam negeri. Hal ini dapat menjadi sinyalemen bagi pemerintah bahwa komponen konsumsi masyarakat sebagai penopang perekonomian Indonesia menurun daya dorongnya.

V. GAMA Leading Economic Indicator

Gambar 19 : GAMA LEI Indonesia Tahun 2000:Q1 – 2013:Q2 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 26 Dari sisi investasi, melemahnya realisasi investasi asing dan domestik menjadi tanda bahwa Indonesia kurang mampu menarik penanam modal untuk melakukan aktivitas ekonomi di Indonesia. Pelemahan kedua indikator tersebut disebabkan karena adanya koreksi beberapa kali terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia serta kebijakan pemerintah yang kurang solutif dalam menarik investasi ke dalam negeri. Berdasarkan pemaparan di atas serta hasil peramalan dalam model GAMA LEI, perekonomian Indonesia pada kuartal III-2013 diprediksi masih mengalami perlambatan. Hal ini juga diperkuat dengan belum adanya titik balik pada model GAMA LEI yang menunjukan perubahan arah pergerakan ekonomi di waktu yang akan datang. Estimasi ini diperoleh berdasarkan survei yang dilakukan oleh tim Macroeconomic Dashboard dengan responden dosen dan peneliti di Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM. Survei ini memprediksi tiga indikator makro utama Indonesia yaitu: pertumbuhan, inflasi dan nilai tukar. Secara umum prediksi kondisi makroekonomi Indonesia masih tidak menggembirakan. Pertumbuhan PDB riil yoy untuk kuartal III-2013 dan kuartal IV- 2013 masing-masing 5,57 ± 0,28 dan 5,47 ± 0,31. Sementara itu, prediksi untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia dengan memperhatikan kondisi terkini untuk tahun 2013 dan 2014 masing- masing sebesar 5,73 ± 0,16 dan 5,71 ± 0,29. Terakhir, estimasi untuk nilai tukar rupiah terhadap dollar AS untuk kuartal III-2013 dan kuartal IV-2013 masing-masing sebesar IDRUSD 10.928,6 ± IDRUSD 534,5 dan IDRUSD 10.957,10 ± IDRUSD 957,2. Sedangkan untuk kurs di tahun 2013 dan 2014 masing-masing sebesar IDRUSD 10.714,3 ± IDRUSD 487,9 dan IDRUSD 10.728,6 ± IDRUSD 1.049,9 Selanjutnya, prediksi inflasi yoy untuk kuartal III-2013 dan kuartal IV-2013 masing-masing 8,46 ± 0,46 dan 8,44 ± 1,04. Sedangkan untuk inflasi tahunan 2013 dan 2014 masing-masing sebesar 8,24 dan 7,43. Konsensus Proyeksi Indikator Makroekonomi Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 27

VI. Ekonomi ASEAN: Peningkatan Instabilitas, Perlambatan Pertumbuhan