Perkembangan Utang Negara dan Utang Luar Negeri

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 14 Meskipun demikian, optimisme pemerintah untuk mengurangi defisit APBN 2014 ini akan mendapat tantangan yang serius karena rasio realisasi penerimaan pemerintah terhadap target APBN-P 2013 yang menurun ditambah potensi pengeluaran yang membengkak akibat pelemahan rupiah yang signifikan. Pemerintahan SBY di tahun-tahun terakhirnya akan menghadapi tekanan fiskal yang cukup berat dengan instabilitas makroekonomi yang saat ini terjadi.

B. Perkembangan Utang Negara dan Utang Luar Negeri

Total Surat Berharga Negara SBN outstanding yang dapat diperdagangkan per Agustus 2013 mencapai IDR 1.535,47 triliun meningkat sebesar IDR 33,86 triliun dibandingkan dengan SBN outstanding per Juli 2013 yang tercatat sebesar IDR 1.501,62 triliun. Komposisi SBN outstanding periode Agustus 2013 paling besar adalah obligasi negara dengan bunga tetap, tercatat sebesar IDR 685,9 triliun. Sementara itu, Surat Perbendaharaan Negara SPN pada Agustus 2013 tercatat sebesar IDR 32,15 triliun menunjukkan peningkatan sebesar IDR 3,56 triliun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar IDR 29 triliun. Sedangkan Obligasi Negara dengan tingkat bunga mengambang tidak mengalami perubahan sejak Januari 2013 hingga Agustus 2013 sebesar IDR 122,754 triliun. Gambar 10 : Komposisi Surat Berharga NegaraOutstanding Januari 2011 - Agustus 2013 Surat Berharga Negara terus meningkat Sumber: Kementerian Keuangan dan CEIC 2013 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 15 Total kepemilikan asing atas SBN menunjukkan peningkatan sebesar IDR 10,81 triliun dari awal tahun 2013 hingga Agustus 2013 dari IDR 273,2 triliun menjadi IDR 284,01 triliun. Sedangkan kepemilikan asing atas saham menunjukkan peningkatan sebesar IDR 76,33 triliun dari awal tahun 2013 hingga Juli 2013 menjadi IDR 1693,2 triliun. Namun, total kepemilikan asing atas SBN menunjukkan penurunan sebesar IDR 18,93 triliun dari Mei 2013. Total kepemilikan asing atas ekuitas, obligasi pemerintah, dan SBI secara umum mengalami penurunan akhir-akhir ini. Sejak Mei 2013, kepemilikan asing atas ekuitas turun sebesar USD 21 miliar menjadi USD 162 miliar hingga Juli 2013 dan obligasi pemerintah turun sebesar USD 4,21 miliar menjadi USD 26,8 miliar pada Agustus 2013. Sejak April 2013, kepemilikan asing atas SBI turun sebesar USD 80,9 juta menjadi USD 88,77 juta pada Agustus 2013. Penurunan terjadi selain karena penerapan kebijakan 6 months holding period oleh BI untuk SBI, juga karena pengaruh kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat yang menyebabkan investor asing mengalihkan investasinya ke Amerika yang menyebabkan pelemahan rupiah dan juga turunnya kepemilikan asing atas surat berharga di Indonesia. Capital outflow yang terjadi karena berkurangnya kepemilikan asing atas surat berharga Indonesia ikut menggerus cadangan devisa Indonesia. Hal ini terjadi karena investor yang berinvestasi pada Gambar 11: Kepemilikan Asing Atas Ekuitas, Obligasi, dan SBI Maret 2010 – Agustus 2013 Kepemilikan asing terus menurun. Sumber: Kementerian Keuangan dan CEIC 2013 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 16 dana jangka pendek, hot money, seperti saham, SBI, dan obligasi melepas surat berharga yang dipegang kemudian meningkatkan permintaan akan dollar AS, sehingga rupiah mengalami pelemahan. Akibatnya cadangan devisa berkurang untuk stabilisasi rupiah. Debt Service Ratio DSR adalah indikator yang menunjukkan rasio pembayaran pokok dan bunga utang luar negeri terhadap penerimaan hasil ekspor suatu negara. Pada kuartal II-2013, DSR Indonesia sebesar 41,4. Rasio terus meningkat dibandingkan dengan kuartal tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini berbahaya apabila pelemahan rupiah terus terjadi karena beban utang Indonesia akan semakin berat. Secara umum total utang luar negeri Indonesia terus meningkat, terutama utang luar negeri swasta. Total utang luar negeri Indonesia pada Juni 2013 sebesar USD 257 miliar hanya turun sebesar USD 0,54 miliar dari bulan sebelumnya, meningkat sebesar USD 6,48 miliar dari awal tahun 2013, dan meningkat sebesar USD 19,06 miliar dari bulan Juni tahun 2012. Nilai utang luar negeri swasta pada Mei 2012 sebesar USD 118,48 miliar telah melebihi utang luar negeri pemerintah sejak bulan Mei 2012. Pada bulan Juni 2013, nilai utang luar negeri swasta mencapai USD 133,98 miliar, lebih besar sebesar USD 19,97 miliar dari nilai utang luar negeri pemerintah bulan Juni 2013 yang mencapai USD 114,01 miliar dan lebih besar sebesar USD 9,9 miliar dari nilai utang luar negeri pemerintah dan bank sentral bulan Juni 2013 yang mencapai USD 124 miliar. Nilai utang luar negeri swasta jangka pendek by original maturity adalah utang yang dihitung mulai dari timbulnya kewajiban utang sampai dengan jatuh tempo. Pada Juni 2013, nilai utang luar negeri swasta jangka pendek by original maturity sebesar USD 39,58 miliar, meningkat sebesar USD 3,32 miliar dari bulan Mei 2013 dan meningkat sebesar USD 2,49 miliar dari bulan Juni tahun 2012. Nilai utang luar negeri swasta jangka pendek by remaining maturity adalah posisi utang yang dihitung dengan menjumlahkan posisi utang jangka pendek berdasarkan original maturity dan posisi utang jangka panjang yang akan dibayar dalam jangka waktu maksimal satu tahun ke depan dari posisi bulan pelaporan. Pada Juni 2013, utang swasta Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 17 jangka pendek by remaining maturity sebesar USD 40,48 miliar, meningkat sebesar USD 997 juta dari bulan Mei 2013 dan meningkat sebesar USD 2,102 miliar dari bulan Juni tahun 2012. Gambar 12: Debt Service Ratio Indonesia 2004:Q1 – 2013:Q2 Debt Service Ratio terus meningkat Sumber: Kementerian Keuangan dan CEIC 2013 Gambar 13: Total Utang Luar Negeri Indonesia Total utang luar negeri swasta terus meningkat Sumber: Kementerian Keuangan dan CEIC 2013 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 18

IV. Perkembangan Internasional