Jumlah Uang Beredar Tingkat Inflasi

Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 4 namun tentunya akan sulit bagi masyarakat untuk hidup layak dengan batas garis kemiskinan yang ditetapkan oleh pemerintah. Meski demikian, pemerintah terus berusaha menurunkan angka kemiskinan. Salah satu usahanya adalah ditingkatkannya anggaran untuk penanggulangan kemiskinan dari IDR 53,1 triliun di tahun 2007 menjadi sebesar IDR 115,5 triliun pada tahun 2013. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah, pemerintah menargetkan angka kemiskinan tahun 2013 menjadi sekitar 9,5 - 10,5. Namun, keberhasilan pemerintah mencapai target angka kemiskinan tergantung dari keberhasilan pemerintah menekan inflasi. Jika pemerintah tidak berhasil menjaga inflasi, maka penduduk yang hampir miskin bisa jatuh ke bawah garis kemiskinan. Gambar 3: Perkembangan Kemiskinan di Indonesia, Tahun 2004 – 2013 Pemerintah klaim jumlah penduduk miskin menurun, namun jumlah penduduk miskin masih besar Sumber: Berita Statistik BPS No. 4707Th. XVI, 1 Juli 2013

II. Perkembangan Moneter

A. Jumlah Uang Beredar

Pada bulan Juli 2013, bank sentral mencatat jumlah uang beredar M1 dan M2 mencapai IDR 903, 29 triliun dan IDR 3.529,66 triliun. Dengan demikian, terdapat peningkatan dalam jumlah uang beredar M1 di mana pada Juli 2013 MI tumbuh 17 yoy, naik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 10,2 yoy. Sementara itu, pertumbuhan M2 juga tercatat meningkat 15,5 yoy pada Juli 2013 dibandingkan bulan Juni 2013 yang tumbuh sebesar 11,9 yoy. Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 5 Tingginya pertumbuhan uang beredar di bulan Ramadhan dan Lebaran, mendorong laju inflasi bulan Agustus 2013. Berdasarkan data Bank Indonesia BI penarikan uang tunai oleh masyarakat pada periode 10 Juli –2 Agustus 2013 mencapai IDR 97 triliun atau 94,1 dari estimasi kebutuhan uang tunai selama Lebaran yang mencapai IDR 103,1 triliun. BPS mengumumkan inflasi Agustus 2013 mencapai 8,79 yoy, setelah mencatat inflasi yang cukup tinggi pada bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 8,61 yoy. Dengan demikian, maka inflasi tahun kalender Januari-Agustus 7,94, telah melampaui asumsi inflasi APBN-P 2013 yang sebesar 7,2. Pemicu inflasi bulan Agustus 2013 terutama karena tekanan dari beberapa harga komoditas hortikultura dan berlanjutnya tekanan harga bawang merah dan daging sapi, sehingga menyebabkan inflasi bergejolak volatile masih cukup tinggi yakni mencapai 16,52 yoy. Sedangkan pada Agustus 2013, inflasi kelompok harga diatur pemerintah administered prices mencapai 15,4 yoy, yang didorong kenaikan tarif angkutan selama periode Lebaran dan kenaikan tarif listrik. Sementara itu, inflasi inti mencapai 4,48 yoy.

B. Tingkat Inflasi

Sumber : Bank Indonesia dan CEIC 2013 Gambar 4 : Jumlah Uang Beredar, Tahun 2011 – 2013 dalam IDR Triliun Meningkatnya jumlah uang beredar turut mendorong laju inflasi Agustus 2013 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 6 Sumber : BPS dan CEIC 2013 Gambar 6: Tingkat Inflasi Tahun 2009 - 2013 Menurut Kelompok Pengeluaran mtm, dalam Tekanan inflasi yang semakin meningkat menjadi ancaman bagi perekonomian nasional Dari data yang dirilis BPS, inflasi Agustus 2013 terjadi karena adanya kenaikan harga di seluruh kelompok pengeluaran. Angka tertinggi penyumbang inflasi Agustus 2013 mtm adalah kelompok sandang 1,81, bahan makanan 1,75, serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 1,36. Tingginya inflasi bulan Agustus 2013 tidak lepas dari dampak bulan Ramadhan dan Lebaran yang menyebabkan meningkatnya permintaan sandang dan bahan makanan. Selain itu, inflasi Agustus 2013 mtm juga didorong oleh kelompok Gambar 5: Tingkat Inflasi, Tahun 2011 – 2013 YoY, dalam Tingginya inflasi Agustus 2013 terutama berasal dari inflasi harga diatur pemerintah dan harga bergejolak.. Sumber : BPS dan CEIC 2013 Macroeconomic Dashboard Universitas Gadjah Mada 7 makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,68; kelompok; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,66; kelompok sandang 1,81; kelompok kesehatan 0,37; dan kelompok transport, komunikasi, dan jasa keuangan 0,95. Di awal tahun 2013, Bank Indonesia mematok suku bunga acuan BI rate sebesar 5,75. Kemudian, di bulan Juni 2013, bank sentral menaikkan 25 basis poin ke level 6 . Kebijakan ini diambil BI sebagai antisipasi terhadap inflasi dan respon terhadap pelemahan rupiah seiring dengan arus keluar modal asing mulai akhir Mei 2013. Kemudian pada Rapat Dewan Gubernur RDG BI tanggal 11 Juli 2013, bank sentral kembali menaikkan BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 6,5. Kebijakan ini diambil BI sebagai upayanya merespon semakin tingginya ekspektasi inflasi serta memelihara kestabilan makroekonomi dan stabilitas sistem keuangan ditengah ketidakpastian pasar keuangan global. Menyikapi pelemahan rupiah yang terus berlangsung serta dinamika perubahan ekonomi global dan nasional, Bank Indonesia mengadakan RDG bulanan tambahan pada Kamis, 29 Agustus 2013 yang memutuskan untuk menaikkan BI rate sebesar 50 basis poin menjadi 7.

C. Tingkat Suku Bunga