Tinjauan Pustaka Kedudukan Bank Bumn Dalam Penyelesaian Kredit Macet Berdasarkan Undang-Undang Perbankan Indonesia

BUMN yang didasarkan pada Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang NegaraDaerah dan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 77PPU- IX2011. Penulisan skripsi ini merupakan ide, gagasan pemikiran dan usaha penulis sendiri bukan merupakan hasil ciptaan atau hasil penggandaan dari karya tulis orang lain yang dapat merugikan pihak-pihak tertentu. Dengan ini penulis dapat bertanggung jawab atas keaslian penulisan skripsi ini. Dalam hal mendukung penulisan ini dipakai pendapat para sarjana yang diambil atau dikutip berdasarkan daftar referensi dari buku para sarjana yang ada hubungannya dengan masalah dan pembahasan yang disajikan, baik berupa karya ilmiah maupun pasal-pasal dalam Peraturan Perundang-Undangan.

E. Tinjauan Pustaka

1. Bank Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote. Kata bank berasal dari bahasa Italia “banca” berarti tempat penukaran uang.. Menurut Kuncoro, “Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk kredit serta memberikan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Oleh karena itu, dalam melakukan kegiatan usahanya sehari-hari bank harus mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat. Dana tersebut dapat diperoleh dari pemilik bank pemegang saham, pemerintah, bank Indonesia, pihak-pihak di luar negeri, Universitas Sumatera Utara maupun masyarakat dalam negeri. Dana dari pemilik bank berupa setoran modal yang dilakukan pada saat pendirian bank”. 7 Pasal 1 angka 2 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan menyatakan bahwa bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Di dalam menjalankan perannya, terdapat fungsi penting pada bank itu sendiri, yaitu: 8 a. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mampu menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan juga percaya bahwa pada saat yang telah dijanjikan, masyarakat dapat menarik lagi simpanan pinjaman dananya di bank. Pihak bank sendiri akan bersedia menempatkan atau menyalurkan dananya pada debitur atau masyarakat, apabila dilandasi kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjamana dengan baik, debitur akan mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. 7 Kuncoro Mudrajad. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, .Yogyakarta:BPFE, 2002, hal. 68 8 Y. Stri Susilo, Bank Lembaga Keuangan Lain, Jakarta: Salemba Empat,2000, hal. 6. Universitas Sumatera Utara b. Agent of development Sektor dalam kegiatan perekonomian masyarakat, yaitu sektor moneter dan sektor riil merupakan sektor-sektor yang tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut berinteraksi dan saling mempengaruhi antara satu dengan yang lain. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Tugas bank sebagai penghimpunan dan penyalur dana sangat diperlukan untuk kelancaran kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi dan jasa ekonomi barang serta jasa, mengingat semua kegiatan investasi-distribusi-konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi distribusi konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. c. Agent of Services Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa-jasa bank ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, jasa penitipan barang berharga, jasa pemberian jaminan bank, dan jasa penyelesaian. Selain dari fungsi penting bank, terdapat pula jenis-jenis layanan bank yang diberikan kepada masyarakat, yaitu: 9 9 Abdulkadir Muhammad, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti,1999, hal. 361-366. Universitas Sumatera Utara a. Menghimpun dana dari masyarakat Bank umum menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 1 Simpanan Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank dalam bentuk giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu 2 Giro Giro adalah simpanan yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran dan penarikannya yang dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, sarana perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindah bukuam. 3 Deposito berjangka Deposito berjangka adalah simpana yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara penyimpanan dengan bank yang bersangkutan 4 Sertifikat deposito Sertifikat deposito adalah deposito berjangka yang bukti simpanannya dapat diperdagangkan 5 Tabungan Tabungan adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati tetapi tidak dapat ditarik dengan cek atau alat yang dapat dipersamakan dengan itu Universitas Sumatera Utara 6 Surat berharga Surat berharga adalah surat pengakuan hutang, wesel, saham, obligasi, sekuritas kredit atau setiap derivatif dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban dari penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang 7 Penitipan Penitipan adalah penyimpanan harta berdasarkan kontrak antara bank umum dengan penitip yang didalamnya ditentukan bahwa bank umum yang bersangkutan melakukan penyimpanan harta tanpa mempunyai hak kepemilikan atas harta tersebut. b. Memberi kredit Dalam memberikan kredit, bank umum wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Kredit yang diberikan oleh bank mengandung resiko sehingga dalam pelaksanannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Untuk mengurungi resiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang dijanjikan merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh bank. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak character, kemampuan capacity, modal capital, agunan Universitas Sumatera Utara collecteral, dan prospek usaha debitur chance. 10 Mengingat bahwa agunan menjadi salah satu unsur jaminan pemberian kredit, apabila berdasarkan unsur- unsur lain telah dapat berupa barang, proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan. Tanah yang kepemlikannya didasarkan pada hukum adat, yaitu tanah yang bukti kepemilikannya berupa girik, petuk dan lain-lain yang sejenis dapat digunakan sebagai agunan. Bank tidak wajib meminta agunan berupa barang yang tidak berkaitan langsung dengan objek yang dibiayai yang lazim dikenal dengan agunan tambahan c. Menerbitkan surat pengakuan hutang Bank umum dapat menerbitkan surat pengakuan hutang jangka pendek dan jangka panjang. Surat pengakuan hutang jangka pendek adalah seperti yang dimaksudkan dalam Pasal 100-229 KUHD yang dalam pasar uang dikenal Surat Berharga Pasar Uang SPBU, seperti promes, wesel dan jenis lain yang meungkin dikembangkan di masa yang akan datang. Surat pengkuan hutang jangka panjang tersebut dapat berupa obligasi atau sekuritas kredit. d. Membeli, menjual atau menjamin Bank umum membeli, menjual atau menjamin resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabah yakni berupa: 1 Surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat- surat yang dimaksud 10 Tri Joko, “Perbuatan Melawan Hukum dalam Kebijakan Pemberian Kredit Macet pada Bank Pemerintah”, dalam Majalah Varia Peradilan No. 261 Agustus 2006, hal. 68 Universitas Sumatera Utara 2 Surat pengakuan hutang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat yang dimaksud 3 Kertas pembendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah 4 Sertifikat Bank Indonesia SBI 5 Obligasi 6 Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu tahun 7 Instrument surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu tahun e. Pemindahan uang Bank umum menjalankan usaha memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah f. Menempatkan atau meminjamkan dana Bank umum menjalankan usaha menempatkan dana atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat sarana telekomunikasi maupun wesel unjuk at sight cek atau sarana lainnya g. Menerima pembayaran dan melakukan perhitungan Bank umum menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antarpihak ketiga. Kegiatan ini mencakup inkaso dan kliring h. Menyediakan tempat penyimpanan Bank umum menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. Hal yang dimaksud dengan menyediakan tempat dalam ketentuan ini Universitas Sumatera Utara adalah kegiatan bank yang semat-mata melakukan penyewaan tempat penyimpanan barang dan surat berharga safety box tanpa perlu diketahui mutasi dan isinya oleh bank. i. Melakukan kegiatan penitipan Bank umum melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. Dalam melakukan kegiatan penitipan dengan mengadminisrasikannya secara terpisah dari kekayaan bank. Mutasi barang titipan dilaksanakan oleh bank atas perintah penitip. Dalam hal bank mengalami kepailitan, semua harta yang dititipkan wajib dikembalikan kepada penitip yang bersangkutan. j. Penepatan dana dalam bentuk surat berharga Bank umum melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. Dalam kegiatan ini bank berperan sebagai penghubung antara nasabah yang membutuhkan dana dengan nasabh yang memiliki dana k. Membeli agunan melalui pelelangan Bank umum membeli semua atau sebagian agunan melalui pelelangan apabila debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya. Kewajiban bank dalam ketentuan ini dimaksudkan untuk melakukan pencairan secepatnya atas agunan yang dibeli dengan lelang tersebut dapat segera dimanfaatkan oleh bank. Dalam hal ini, terdapat sisa dari hasil pelelangan setelah diperhitungkan dengan kewajiban nasabah kepada bank yang dimanfaatkan oleh nasabah. Universitas Sumatera Utara l. Anjak piutang dan kartu kredit Bank umum melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit, dan kegiatan wali amanat. Kegiatan anjak piutang merupakan kegiatan pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek dari transaksi perdagangan dalam atau luar negeri yang dilakukan dengan cara pengambilalihan atau pembelian piutang tersebut. Usaha kartu kredit merupakan usaha dalam kegiatan pemberian kredit atau pembiayaan untuk pembelian barang atau jasa yang penarikannya dilakukan dengan kartu. Secara teknik kartu kredit berfungsi sebagai sarana pemidanhbukuan dalam melakukan pembayaran transaksi. m. Menyediakan pembiayaan bagi nasabah Bank umum menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil sesuai degnan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah n. Kegiatan lainnya yang lazim Bank umum melakukan kegiatan yang lazim dan umum dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perudang-undangan yang berlaku. 2. Badan Usaha Milik Negara BUMN Berdasarkan Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Negara yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Universitas Sumatera Utara Ada 3 tiga bentuk BUMN yaitu pertama; perusahaan perseroan yang berbentuk perseroan terbatas terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Kedua; Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham, yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang danatau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan. Ketiga; Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. Perusahaan BUMN dalam menjalankan roda usahanya tidak terlepas dari tujuan perusahaan itu dibentuk. Sebagai agent of business, perusahaan BUMN dibentuk dan difungsikan hanya untuk profit oriented dalam arti kata bahwa perusahaan BUMN bertujuan untuk mengejar keuntungan namun disisi lain perusahaan BUMN juga dibentuk untuk aktif berperan sebagai agent of development dalam menunjang kebutuhan perbankan pemerintah. Hal ini dapat dilihat bagaimana BNI memberikan pelayanan dan strategi yang integrasi kepada nasabah BUMN dalam bentuk origination dan relationship. 11 11 BUMN INSTITUTION dalam www.bni.co.idid- idbankingservicebusinessbangkingbnibusinessbankingbumninstitution.aspx. diakses tanggal 25 Oktober 2013. Universitas Sumatera Utara 3. Kredit macet Kredit macet adalah suatu keadaan dimana seorang nasabah tidak mampu membayar lunas kredit bank tepat pada waktunya. 12 . Keadaan dalam kredit macet dalam pandangan hukum perdata disebut ingkar janji atau wanprestasi. Wanprestasi seorang debitur dapat berupa: 13 a. Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya b. Melakukan apa yang dijanjikan, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan c. Melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat d. Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan Jika dihubungkan dengan kredit macet, maka ada 3 poin yang berkenaan dengan wanprestasi di atas: 14 a. Debitur sama sekali tidak bisa membayar angsuran kredit b. Debitur membayar sebagian saja angsuran kredit c. Debitur membayar lunas setelah jangka waktu diperjanjikan berakhir terlambat Jadi pada intinya kredit macet merupakan kredit bermasalah dimana karena suatu hal seorang debitur mengingkari janji mereka membayar kredit yang telah jatuh tempo sehingga terjadi keterlambatan atau sama sekali tidak ada pembayaran maka timbulah apa yang disebut kredit macet. Dalam kehidupan perbankan betapa kecilnya selam massa hidupnya bank tidak dapat terlepas sama 12 Gatot Supramono, Perbankan Dan Masalah Kredit: Suatu Tinjauan Yuridis, Jakarta: Rineka Cipta, 2007, hal. 131. 13 Subekti, Hukum Perjanjian, cetakan keduapuluhsatu, Jakarta: PT. Intermasa, 2005, hal. 45. 14 Siswanto Sutojo, Menangani Kredit Bermasalah: Konsep, Teknik, dan Kasus, Jakarta: Pustaka Binaman Press, 2005, hal. 4. Universitas Sumatera Utara sekali dari resiko menghadapi kasus kredit bermasalah maka perlu dilakukan usaha menekan risiko tersebut dengan menjadi mutu kredit yang disalurkan.

F. Metode Penelitian

Dokumen yang terkait

Penyelesaian Kredit Macet Pada PT. Bpr Duta Paramarta Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang Dihubungkan Dengan Undang – Undang Perbankan

3 108 177

KEDUDUKAN MAHKAMAH PARTAI POLITIK DALAM PENYELESAIAN SENGKETA INTERNAL BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2011

1 9 104

ANALISIS PROSEDUR DAN KEBIJAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA BANK BUMN DI SEMARANG BERDASARKAN UNDANG-UNDANG PERBANKAN.

0 3 11

SKRIPSI Penyelesaian Kredit Macet Pada Perjanjian Kredit Dengan Jaminan hak Tanggungan Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 (Studi Kasus di PT Bank Bukopin, Tbk Cabang Solo).

0 2 13

PENDAHULUAN Penyelesaian Kredit Macet Pada Perjanjian Kredit Dengan Jaminan hak Tanggungan Berdasarkan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 (Studi Kasus di PT Bank Bukopin, Tbk Cabang Solo).

0 3 15

Penyelesaian Kredit Macet Pada PT. Bpr Duta Paramarta Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang Dihubungkan Dengan Undang – Undang Perbankan

0 1 9

Penyelesaian Kredit Macet Pada PT. Bpr Duta Paramarta Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang Dihubungkan Dengan Undang – Undang Perbankan

0 0 1

Penyelesaian Kredit Macet Pada PT. Bpr Duta Paramarta Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang Dihubungkan Dengan Undang – Undang Perbankan

0 1 15

Penyelesaian Kredit Macet Pada PT. Bpr Duta Paramarta Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang Dihubungkan Dengan Undang – Undang Perbankan

0 0 73

Penyelesaian Kredit Macet Pada PT. Bpr Duta Paramarta Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deli Serdang Dihubungkan Dengan Undang – Undang Perbankan

0 0 2