BAB IV
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA BANK BUMN
A. Penyelesaian Kredit Macet Pada Bank BUMN Sebelum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 77PUU-IX2011
Dapat dibedakan dasar hukum penyelesaian kredit macet yang dilakukan oleh bank-bank BUMN dalam 2 dua bentuk kriteria, yaitu:
1. Penyelesaian melalui PUPN
Penyelesaian kredit macet pada bank BUMN, awal mulanya dilakukan melalui lembaga lain yaitu PUPN. PUPN dibentuk oleh pemerintah sebagai media
dimana apabila kreditur tidak mampu membayar segala hutang yang dipinjamnya dari lembaga pemerintah khususnya perusahaan negara atau BUMN. PUPN
bertindak sebagai langkah berikutnya atau kedua, ketika kemungkinan untuk pengembalian hutang akan sangat sulit dilakukan.
Sebelum adanya Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 2006 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun Tentang Tata Cara Penghapusan
Piutang NegaraDaerah, penyelesaian hutang-hutang kepada Negara atau hutang kepada badan-badan, baik yang langsung maupun tidak langsung dikuasai oleh
Negara, Pemerintah membuat pengecualian artinya hutang-hutang kepada Negara pengurusan hutang tidak menggunakan lembaga Pengadilan tetapi membentuk
Universitas Sumatera Utara
lembaga sendiri yang khusus untuk mengurus piutang negara tersebut. Pembentukan lembaga yang khusus untuk mengurus piutang negara bertujuan:
74
a. Untuk mempercepat, mempersingkat dan mengefektifkan penagihan piutang
negara terutama debitur-debitur yang nakal dan tindakannya yang terang- terangan merugikan negara. Cepat, singkat dan efektif karena lembaga-
lembaga yang diberikan kewenangan khusus tidak menggunakan prosedur biasa seperti diatur dalam HIR.
b. Penagihan piutang negara dengan menggunakan prosedur-prosedur biasa
seperti disediakan oleh hukum acara perdata Indonesia dianggap tidak memuaskan, tidak akan berhasil dengan efesien sehingga sulit untuk dicapai
Berdasarkan pertimbangan diatas pemerintah membentuk lembaga yang bertugas mengurus piutang negara yang disebut Panitia Urusan Piutang Negara
PUPN. Pembentukan PUPN berdasarkan Undang-Undang No. 49 Prp. Tahun 1960 tanggal 14 Desember 1960 Tentang Panitia Urusan Piutang Negara. Untuk
mengefektifkan pelaksanaan penyelenggaraan wewenang dan tugas yang dimiliki PUPN perlu dibentuk suatu lembaga yang disebut Badan Urusan Piutang Negara
BUPN berdasarkan Keputusan Presiden No. 11 Tahun 1976 tanggal 20 Maret 1976 Tentang Panitia Urusan Piutang Negara dabn Badan Urusan Piutang Negara.
Kemudian Badan Urusan Piutang Negara BUPN disempurnakan kembali mengenai kedudukan, tugas organisasi dan tata kerja menjadi Badan Urusan
Piutang dan Lelang Negara BUPLN yang dibentik dengan keputusan Presiden No. 21 Tahun 1991 tanggal 1 Juni 1991 Tentang Badan Urusan Piutang dan
74
Gatot Supramono. Op.Cit, hal. 215.
Universitas Sumatera Utara
LelangNegara BUPLN. BUPLN adalah badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada menteri keuangan Negara yang memiliki
tugas menyelenggarakan pengurusan piutang negara dan lelang baik yang berasal dari penyelenggaraan pelaksanaan tugas Panitia Urusan Piutang Negara maupun
pelaksanaan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan dan peraturan yang berlaku.
Pengurusan piutang negara melalui lembaga khusus yang dibentuk negara adalah melalui PUPN DJPLN merupakan pengecualian dari penyelesaian
sengketa perdata yang harus diputuskan oleh pengadilan terlebih dahulu sehingga memerlukan dasar hukum yang dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Dasar hukum tersebut berupa peraturan perundang-undangan antara lain: a.
Undang-undang No. 49 prp. Tahun 1960 tanggal 14 Desember 1960 Tentang Panitia Urusan Piutang Negara
b. Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun 1976 tanggal 20 Maret 1976 Tentang
Panitia Urusan Piutang Negara Dan Badan Urusan Piutang Negara. c.
Keputusan Presiden RI Nomor 21 Tahun 1991 tanggal 1 Juni 1991 Tentang Badan Urusan Piutang Dan Lelang Negara
d. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 6kmk.082002 Tentang Panitia Urusan
Piutang Negara e.
Keputusan Menteri Keungan Nomor 300kmk.012001 tanggal 13 Juni 2002 Tentang Pengurusan Piutang Negara
f. Keputusan Kepala BUPLN Nomor 38pn200 tanggal 14 Desember 2000
Tentang Petunjuk Teknis Piutang Negara.
Universitas Sumatera Utara
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 tahun 2005 Tentang Tata
Cara Penghapusan Piutang NegaraDaerah Berdasarkan aturan hukum diatas, sebelum adanya Peraturan Pemerintah
No. 33 Tahun 2006 Tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun Tentang Tata Cara Penghapusan Piutang NegaraDaerah, piutang negara
perbankan dari bank-bank seperti BRI, BTN, BNI 46, Bank Mandiri maka setiap adanya penyelesaian kredit macet harus dilimpahkan kepada PUPN. Piutang yang
diserahkan kepada PUPN selanjutnya akan diproses lebih lanjut. Hasil penagihan piutang BUMN oleh PUPN dikembalikan kepada BUMN bersangkutan.
Berdasarkan aturan pelaksananya, pemerintah mengeluarkan peraturan pemerintah yang mana telah dijelaskam sebelumnya, yaitu: Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang NegaraDaerah
2. Penyelesaian yang dilakukan bank Penyelesaian yang dilakukan oleh bank khususnya yang berstatus BUMN,
pada awalnya dilakukan oleh bank sendiri. Walaupun PUPN dapat digunakan, namun penyelesaian kredit awalnya masih dilakukan oleh bank sendiri, seperti
restrukturisasi yang dasar hukumnya melalui Surat Direksi Bank Indonesia nomor 31150KEPDIR tanggal 12 November 1998. Kemudian dengan meniadakan
penggunaan PUPN sebagai lembaga penghapus piutang negara yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang NegaraDaerah.
Universitas Sumatera Utara
B. Penyelesaian Kredit Macet Pada Bank BUMN Pasca Putusan Mahkamah