tiga hari sebelum tanggal surat pengajuan usul penghapusan oleh MenteriPimpinan Lembaga.
9 Penghapusan Secara Mutlak, sepanjang menyangkut Piutang Negara,
ditetapkan oleh: a
Menteri Keuangan untuk jumlah sampai dengan Rp10.000.000.000,00 sepuluh miliar rupiah
b Presiden untuk jumlah lebih dari Rp10.000.000.000,00 sepuluh miliar
rupiah sampai dengan Rp100.000.000.000,00 seratus miliar rupiah dan c
Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat untuk jumlah lebih dari Rp100.000.000.000,00 seratus miliar rupiah
10. Dalam hal Piutang Negara dalam satuan mata uang asing nilai piutang yang
dihapuskan secara mutlak adalah nilai yang setara dengan nilai sebagaimana dimaksud pada poin 9 dengan kurs tengah Bank yang berlaku pada 3 tiga hari
sebelum tanggal surat pengajuan usul penghapusan oleh MenteriPimpinan Lembaga.
73
b. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang NegaraDaerah
Tanggal 16 Agustus 2006, atas permintaan Menteri Keuangan kepada Mahkamah Agung, maka dikeluarkanlah Fatwa Mahkamah Agung Nomor:
WKMAYud20VIII2006 untuk merivisi peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun
73
Selanjutnya dapat dilihat Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang NegaraDaerah
Universitas Sumatera Utara
2005 tentang Tata Cara Penghapusan NegaraDaerah, yang diantaranya menyatakan:
1. Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 “Badan Usaha Milik
Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah badan usaha yang seluruh atau sebagaian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan
langsung yang berasal dari kekayaan yang dipisahkan” 2.
Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, modal BUMN merupakan modal yang berasal dari kekayaan negara yang
dipisahkan, dimana dalam penjelasan pasal dan ayat tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud dengan dipisahkan adalah pemisahana kekayaan negara dari
APBN untuk dijadikan penyertaan modal negara pada BUMN, untuk selanjutnya pembinaan dan pengelolaannya tidak lagi didasarkan pada sistem
APBN, namn pembinaan dan pengelolaannya didasarkan pada prinsip-prinsip yang sehat
3. Pasal 1 angka 6 Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara disebutkan, piutang negara adalah jumlah uang yang wajib dibayar kepada pemerintah pusat danatau hak pemerintah pusat yang dapat dinilai
dengan uang sebagai akibat perjanjian atau akibat lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau akibat lainnya yang sah.
Oleh karena itu piutang BUMN bukanlah piutang negara. 4.
Pasal 8 Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 dan Pasal 12 ayat 1 mewajibkan piutang-piutangnya pemerintah dan badan-badan negara untuk
menyerahkan piutang-piutang yang adanyna dan besarnya telah pasti menurut
Universitas Sumatera Utara
hukum akan tetapi penanggung hutangnya tidak mau melunasi sebagaimana mestinya kepada Panitia Urusan Piutang.tentang Negara, namun ketentuan
tentang piutang BUMN dalam Undang-Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tersebut tidak lagi mengikat secara hukum dengan adanya Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara yang merupakan undang-undang yang khusus dan lebih baru dari Undang-Undang Nomor 49
Prp. Tahun 1960. Dengan dikeluarkannya fatwa dari Mahkamah Agung tersebut, maka
terbitlah Peraturan Nomor 33 Tahun 2006Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang
NegaraDaerah yang pada intinya menyatakan bahwa piutang BUMN bukan piutang piutang negara.
Adapun isi dari Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang NegaraDaerah, adalah: Pasal I
Ketentuan Pasal 19 Penghapusan Secara Bersyarat dan Penghapusan Secara Mutlak atas piutang Perusahaan NegaraDaerah dilakukan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan Pasal 20 Tata cara Penghapusan Secara Bersyarat dan Penghapusan Secara Mutlak atas piutang
Perusahaan NegaraDaerah yang pengurusan piutangnya diserahkan kepada PUPN, diatur lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Keuangan, dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang NegaraDaerah, dihapus
Pasal II 1. Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku:
a. Pengurusan Piutang Perusahaan NegaraDaerah untuk selanjutnya dilakukan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Perseroan Terbatas dan Badan Usaha Milik Negara beserta peraturan
pelaksanaannya
Universitas Sumatera Utara
b. Pengurusan Piutang Perusahaan NegaraDaerah yang telah diserahkan
kepada Panitia Urusan Piutang Negara c.q. Direktorat Jenderal Piutang dan Lelang Negara dan usul penghapusan Piutang Perusahaan NegaraDaerah
yang telah diajukan kepada Menteri Keuangan melalui Direktur Jenderal Piutang dan Lelang Negara tetap dilaksanakan berdasarkan Undang-Undang
Nomor 49 Prp Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang NegaraDaerah besertaperaturan pelaksanaannya.
2. Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang NegaraDaerah secara langsung menegaskan bahwa keberadaan
pengurusan piutang di perusahaan BUMN diselesaikan menurut ketentuan BUMN itu sendiri. Pengurusan piutang BUMN yang dilakukan secara mandiri adalah
merupakan maksud dan tujuan dari Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata
Cara Penghapusan Piutang NegaraDaerah ini diterbitkan sehingga memberikan keleluasaan atas terjaminnya kebebasan BUMN dalam bersaing dengan
perusahaan swasta lainnya khususnya dalam penanganan kredit bermasalah.
3. Kewenangan bank BUMN dalam menyelesaikan kerdit macet Kewenangan bank BUMN dalam menyelesaikan kredit macet dapat dilihat
dari Peraturan Nomor 33 Tahun 2006 Tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penghapusan Piutang
NegaraDaerah, yang mana isinya memberikan wewenang kepada bank BUMN untuk melakukan penyelesaian kredit macet secara mandiri. Peraturan ini juga
memberikan pengakuan riil kepada bank-bank BUMN yang memaknakan bahwa modal BUMN merupakan modal terpisah dari kekayaan negara, sehingga
Universitas Sumatera Utara
penyelesaian kredit macet pada bank BUMN tidak akan membawa keikutsertaan ruang lingkup kerja PUPN lagi. Penyelesaian hapus tagih atau piutang macet
diselesaikan sendiri oleh BUMN. Disadari pula bahwa upaya memberikan keleluasaan bagi perusahaan negara dan mengoptimalkan pengelolaan atau
pengurusan piutang yang ada, maka diperlukanlah kemandirian dari setiap bank BUMN sebagai subjek hukum. Dengan adanya pemisahan kekayaan negara yang
ada pada Undang-Undang BUMN, piutang yang terdapat pada BUMN sebagai akibat perjanjian yang dilaksanakan oleh bank BUMN selaku entitas perusahaan,
tidak lagi dipandang sebagai piutang negara, melainkan diserahkan kepada mekanisme pengelolaan berdasarkan prinsip-prinsip perusahaan yang sehat
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV
PENYELESAIAN KREDIT MACET PADA BANK BUMN
A. Penyelesaian Kredit Macet Pada Bank BUMN Sebelum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 77PUU-IX2011