Komunikasi Antarpribadi Hasil Observasi dan Wawancara

IV.2.1 Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antarpribadi merupakan salah satu upaya yang diterapkan guru dalam pembentukan keterampilan sosial pada anak di TK Sabila Amanda. Dalam komunikasi tatap muka antarpribadi ada peran yang harus dijalankan oleh masing-masing pihak, dalam hal ini antara guru sebagai pemberi informasi dan siswa sebagai penerima informasi. Peran tersebut merupakan bagian dari proses komunikasi itu sendiri. Agar dapat terjadi komunikasi yang efektif diperlukan rasa saling percaya, saling terbuka dan saling suka antara kedua pihak. Guru di TK Sabila Amanda selalu berusaha untuk menjalin kedekatan dengan siswa terutama kedekatan individual. Dengan adanya kedekatan ini maka akan timbul rasa percaya, rasa terbuka dan rasa suka dalam diri siswa kepada gurunya. Hal ini dapat membuat komunikasi antarpribadi berjalan efektif. Pesan yang disampaikan oleh guru dapat diterima dan dimaknai dengan baik oleh siswa sehingga tujuan dari komunikasi tersebut dapat tercapai. Komunikasi antarpribadi yang efektif dinilai berhasil dalam proses penanaman sikap terhadap seseorang. Pihak yang ingin diubah sikapnya akan memperhatikan isi pesan, bersedia memahami pesan dan ia terpengaruh dengan argumen-argumen yang disajikan oleh pembicara sehingga tercapai posisi adopsi baru dan perilaku yang diinginkan pun dapat tercapai. Komunikasi antarpribadi ini berperan dalam penanaman keterampilan sosial kepada anak usia dini. Upaya ini yang selalu diterapkan oleh guru-guru TK Sabila Amanda untuk menanamkan sikap kepribadian sosial pada anak didik. Sehingga akan tertanam perilaku sosial yang baik dalam diri anak. Saat jam belajar Bunda selalu mendatangi anak satu persatu ke mejanya. Bunda akan memperhatikan pekerjaan yang dilakukan oleh anak. Jika ada anak yang merasa kesulitan, Bunda akan mengajari anak tersebut dengan penuh kesabaran. Hal ini merupakan cara yang efektif untuk memberikan perhatian intensif pada anak. Jika anak merasa diberikan perhatian Universitas Sumatera Utara oleh gurunya, akan timbul rasa kedekatan dalam diri anak kepada gurunya. Sehingga segala hal yang disampaikan oleh guru dapat diterima dengan baik oleh anak. Salah satu upaya yang juga dilakukan untuk menjalin komunikasi antarpribadi dengan anak adalah dengan mengajak mereka bercanda. Candaan-candaan yang dapat mengundang tawa anak dapat membuat hubungan antara anak dan guru menjadi dekat dan harmonis. Tidak ada rasa canggung atau takut bagi anak untuk berkomunikasi dengan gurunya. Setiap pagi Bunda selalu menyempatkan diri untuk menyapa anak didiknya sekedar untuk menanyakan kabar si anak atau untuk mengucapkan salam. Keakraban antara guru dan anak terlihat saat mereka berdua mengobrol. Bunda memangku seorang anak perempuan sambil mengajaknya bercerita. Saat ada anak yang tidak mau menulis, Bunda dengan penuh kesabaran mengambilkan pensil si anak dari kotak pensil dan dengan perlahan membujuknya agar mau menulis. Kalau ada anak yang menangis, Bunda akan mendekatinya, mengelus-elus kepalanya dan membujuk agar si anak diam. Saat mengajari anak berhitung, Bunda mendatangi anak tersebut ke mejanya lalu mengerak- gerakkan tangan anak sambil ikut berhitung dengan si anak. Saat kegiatan klasikal pada pagi hari, ketika ada anak yang tidak mau bernyanyi atau tidak mau membaca doa, Bunda lalu mendatangi anak itu memeluknya dari belakang dan menggerak-gerakkan tangan si anak sambil Bunda ikut bernyanyi. Hal ini dilakukan agar anak kembali bersemangat. Setiap kegiatan klasikal, saat akan masuk kelas dan saat akan pulang, semua Bunda juga turut serta bernyanyi, membaca doa, membaca surah-surah Al- Qur’an, bertepuk tangan bahkan juga menari bersama dengan para siswa. Dengan begitu anak akan meniru apa yang dilakukan oleh gurunya tersebut. Bunda memposisikan diri mereka sama dengan si anak. Hal ini termasuk salah satu upaya Bunda untuk menjalin kedekatan dengan anak. Untuk anak yang tidak mau ikut kegiatan klasikal, Bunda akan membujuknya secara perlahan sampai anak tersebut mau ikut bersama teman yang lain. Universitas Sumatera Utara Tidak hanya dalam kegiatan klasikal, pada saat belajar Bunda juga selalu ikut melakukan apa yang dilakukan oleh anak. Misalnya pada saat praktek belajar shalat, Bunda juga turut melakukan gerakan shalat seperti yang dilakukan anak. Hal ini selain untuk memberikan contoh pada anak juga untuk membuat anak menjadi lebih bersemangat. Bunda juga dapat menjadikan cara ini sebagai upaya untuk mendekatkan diri dengan anak. Cara berkomunikasi yang digunakan pada setiap anak berbeda-beda, hal ini disesuaikan dengan kepribadian anak. Bila guru telah memahami dengan baik kepribadian anak, maka guru dapat menentukan cara berkomunikasi yang tepat untuk menciptakan komunikasi yang efektif dengan anak. Pada umumnya, jika anak telah merasa dekat dengan seseorang terutama dengan gurunya disekolah, maka anak akan mudah mematuhi segala nasehat yang diberikan oleh gurunya tersebut.

IV.2.2 Pola Strategi Komunikasi